Thursday, June 24, 2010

RESENSI NOVEL KASMARAN (KAFI KURNIA +DWITRI WALUYO)



oleh: iLenk rembulan

= karena takut akan sesuatu yang membahayakan, kita bangun benteng, menutup diri dari semua hal, termasuk yang dapat membahagiakan kita
atau
= sebaliknya, kita berharap mendapat sesuatu yang membahagiakan, hingga tidak peduli jika hal yang membahayakan ikut menghampiri.
keduanya memiliki risiko, tinggal mana yang kita pilih. (hal. 4)

Apa yang akan anda lakukan bila bertemu lagi dengan mantan kekasih ? Sedangkan anda sudah menikah, dikarunia anak serta kehidupan yang mapan? Kemudian sang mantan Kekasih, masih menyimpan bara cinta yang belum padam, demikian juga anda? Beranikah anda bermain api dengan segala risiko yang akan terjadi ?

Kisah sepenggal sisa cinta yang terjadi, kemudian bertemu lagi sisa kepingan cinta yang lain ini, disajikan dalam novel yang berjudul Kasmaran sebuah memoar cinta, karangan Kafi Kurnia dan Dwitri Waluyo. Buku setebal 202 halaman terbitan Akoer ini dikemas dengan anggun, diceritakan dengan kerenyahan nada pop, namun tidak meninggalkan hikmah dibalik peristiwa pengorbanan cinta itu sendiri.

Dewi Anjani yang merelakan melepas Seno pacarnya, yang sedang menempuh pendidikan Militer di lain kota , akhirnya menikah dengan dr.Permadi. Setelah 18 tahun pernikahan itu, dengan dikaruniai anak tiga, suatu hari Seno menelepon padanya. Setelah melihat Anjani dinobatkan sebagai juara lomba busana tingkat nasional. Awal dari telepon inilah, kemudian akan merubah hidup Anjani selanjutnya, yang terperangkap dengan asmara masa lalunya. Dari pertemuan rahasia, sampai kemudian harus menginap, dan kebohongan-kebohongan yang diciptakan, untuk memperlancar itu semua dilakukan demi memuaskan hasrat cintanya pada mantan pacarnya. Seno tentu sudah tidak sendiri lagi, dia menikah dengan teman Anjani, yang merupakan saingan Anjani dulu merebut cinta Seno, Arimbi namanya.

Tubuh dan jiwa kita telah bersatu, dan itu membuatku semakin terikat denganmu. Aku tak tahu apa yang kau rasakan, tapi aku berharap kau meraskan hal yang sama. Aku berharap ini bukanlah yang terakhir. Aku berharap kita akan memiliki banyak waktu bersana di waktu-waktu mendatang. Aku benar-benar telah terpenjara oleh cintamu (hal.97)

Kalimat mesra dan penuh cinta yang datang bertubi-tubi, tak mampu membendung keduanya , yang kemudian pada akhirnya Permadi, suami Anjani mengetahui adanya perselingkuhan tersebut. Dan bisa ditebak, berakhir dengan perceraian. Tuntutan Seno agar Anjani bercerai dari suaminya sudah terkabul, namun tuntutan Anjani terhadap Seno untuk meninggalkan keluarganya, ternyata mendapat halangan. Seno diangkat menjadi salah satu pejabat tinggi Negara, yang membuat dia tidak bisa seenaknya sendiri berulah. Alasan ini yang menyebabkan Anjani dinikahi siri dan dijadikan istri simpanan.

Apakah dengan bersatunya cinta Anjani dan Seno akan membahagiakan mereka? Ternyata tidak sesederhana harapan dan impian mereka awalnya. Hasrat cinta itu memang telah membutakan keduanya, namun bersamaan dengan naiknya karier Seno , serta kehidupan yang membuat Seno bergelimangan kemewahan, menciptakan kehidupan penyimpangan baru di dalam diri Seno. Hobby baru bermain cewek , juga egois lelaki yang mulai menuntut macam-macam atas diri Anjani serta perangai kasar, rupanya cukup menyadarkan hari hari Anjani selanjutnya.

Dari rasa cinta yang menggebu, perlahan seiring waktu, Anjani menjadi merenungi apa yang dicari dalam cinta ini. Ternyata semuanya semu. Dia telah membuang suami dan anak-anak yang dicintainya demi mengejar kebahagiaan semu.

Kau tahu Anjani, bahwa tak sedikit pun aku marah kau suruh pergi. Mengapa? Karena aku pun tahu dan takut kalau rasa sayangku padamu akan membuatmu sakit, rasa keinginan memnfaatkan perhatian dan sayangmu, akan membuatmu menderita karena terus terlalu banyak berkorban tanpa mendapatkan apa-apa.
Anjani aku biasa terusir, kalau dulu karena dunia kita berbeda, sekarang pun ternyata karena wawasan dan dunia kita berbeda jarak. Dan kasih sayang kita belum mampu menjembatani perbedaan itu. (hal.196)

Impian dan realita
Seperti pepatah mengatakan Cinta adalah buta. Cinta bisa mematahkan nalar atau logika pada pikiran manusia. Awalnya sesuatu yang menurut kita tidak mungkin dilakukan, pada rasa “cinta” semuanya bisa terjadi.
Pada cerita Kasmaran ini, pengarang memberikan contoh betapa awalnya cinta yang begitu manis dan menggebu , walau kemudian sempat terpisah dan disatukan kembali, namun tetap ada sesuatu yang kurang. Keping-keping cinta yang telah berantakan , berupaya disusun kembali , tetap saja ada cacatnya.

Cinta Anjani dan Seno yang sempat padam, hidup lagi setelah keduanya masing-masing telah berumahtangga, mengandung retakan, risiko untuk disatukan kembali. Anjani telah berani menerjang risiko dengan Seno, namun kepengecutan itu terjadi dan ini dialami oleh pihak lelaki. Ke-egois-an lelaki di sini ditunjukkan dengan ingin menguasai. Seno tidak mau menceraikan istrinya, karena kedudukan dia yang akan disorot, namun diapun ingin menguasai Anjani, wanita yang telah dipujanya lama, sejak awal bertemu di pantai. Di samping itu juga keserakahan Senopun tidak hanya sampai di situ, diapun juga mengoleksi wanita selain dua orang tersebut.
Cinta lelaki memang tidak sama dengan wanita. Lelaki bisa menebar pesona tanpa ada rasa cinta, namun tidak demikian dengan wanita. Wanita akan menyerahkan segala-galanya hanya berdasarkan rasa cinta.

Buku ini mengingatkan kita semua bahwa jangan bermain api bila kau tak sanggup untuk memainkannya. Manusia tidak akan merasa menyesal terlebih dahulu atau kapok sebelum dia mengalaminya sendiri.
Dalam Kasmaran inipun juga mengingatkan kepada kita semua “hati-hati bertemu mantan pacar, sedangkan benih cinta masih tersisa, apalagi kita tidak sendiri lagi”. Waspadalah !

Gaya penulisan ringan, tutur cerita flash-back yang runut , dan mudah dimengerti alurnya, maka buku ini bisa menjadikan bacaan di kala senggang, juga ada pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca, terutama bagi yang sedang dilanda kasmaran.

2 comments:

Unknown said...

duh...terimakasih dengan baca resensi ini saya diingatkan untuk segera mengakhiri 'affair' dengan mantan pacar yang sudah berkeluarga. Seolah disadarkan dengan kata 'waspadalah' dalam resensi ini,saya jadi teringat dengan kata-kata manis dia, ah...pasti cuma gombal saja sewaktu dia berucap 'you are my soul mate'. This article has been a real eyeopener, thanks!

Nurjanah said...

Hallo pak..

saya peroleh buku ini dari seorang kawan, karena sy memenangkan games yg dia buat.. sekali baca, sy tdk bisa berhenti hingga selesai.. banyak yang saya pelajari dari kisah Anjani.. Terimakasih karena telah berbagi cerita bagus ini.