Tuesday, June 25, 2013

GUE NGAK KENAL KATA GAGAL




Hampir sepuluh tahun saya mengenal Om Lukas. Beliau sangat konservatif. Anak muda jaman sekarang menyebutnya kuno banget. Saya menyebutnya "old school". Sebagai sebuah penghargaan. Tapi Om Lukas adalah orang yang paling pragmatis yang pernah saya temui. Saya sering minta pertimbangan beliau. Terutama bila ada masalah-masalah yang pelik dan nyelimet. Om Lukas selalu punya cara pandang yang berbeda namun seringkali benar. Ia adalah guru yang baik dalam menganalisa sesuatu. Hampir 100 hari yang lalu beliau wafat. Dan saya sering merasa kehilangan dia. Om Lukas teman yang baik untuk diajak berdebat.

Beberapa hari yang lalu, putri Om Lukas, mbak Lastri minta ketemu. Lalu kami ngobrol panjang lebar, mengenang Om Lukas. Seru sekali. Kami berdua kangen berat dengan Om Lukas. Ketika hendak pamit dan berpisah, mbak Lastri memberikan saya sebuah kado. Dibungkus sangat rapi. Ketika saya tanya apa, mbak Lastri sambil tersenyum mengatakan itu adalah titipan Om Lukas. Lalu kamipun berpisah.

Dirumah saya membuka bingkisan itu. Saya terkejut setengah mati. Didalamnya ada buku peninggalan Om Lukas. Sejak 30 tahun yang lalu Om Lukas selalu menuliskan kata-kata mutiara. Tapi khusus topiknya hanya satu yaitu tentang "kegagalan". Semua anak Om Lukas selalu mengejek dan menyebut buku itu sebagai buku KEGAGALAN. Yang membuat saya terkejut didalamnya ada lebih dari 400 kata mutiara tentang kegagalan. 30 tahun sama dengan 360 bulan. Konon Om Lukas hanya menulis kata-kata mutiara itu pada saat dia gagal. Artinya selama 30 tahun terakhir ini, Om Lukas merasa gagal tiap bulan. Atau ada saja kejadian penting tiap bulan-nya dimana Om Lukas merasa gagal. Padahal keluarga dan teman-teman merasa Om Lukas itu orangnya selalu hati-hati. Sangat konservatif dalam mengambil resiko. Dan tidak terlihat sebagai orang gagal. Malah orang sukses yang sangat bijaksana.

Buku om Lukas penuh dengan kata-kata mutiara orang-orang terkenal. Memang kegagalan bagi orang terkenal punya arti tersendiri. Semua orang terkenal atau sukses rasanya pernah merasakan kegagalan. Dan mereka punya kebijakan tersendiri yang tentunya sangat bijaksana untuk menghadapi kegagalan itu. Jadi jangan heran kalau orang terkenal dan sukses menjadi tahan banting dan kebal dengan kegagalan. Rupanya om Lukas selama 30 tahun menjadi murid yang paling disiplin untuk belajar soal kegagalan. Tanpa orang banyak tahu, om Lukas belajar seni bela diri terhadap kegagalan secara diam-diam. Saya kagum dengan om Lukas.

Kata sukses sendiri dalam bahasa Indonesia kita impor dari bahasa Inggris. Kata-kata seperti 'berhasil' atau 'jaya' juga tidak lengkap mengungkapkan seluruh makna yang terkandung dalam kata sukses. Malah menurut Mpu Peniti secara filosofis barangkali kata sukses tidak ada terjemahan langsung dalam bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa pengertian filosofisnya barangkali adalah "kelakon" atau terjadi atau kejadian. Ini untuk melukiskan makna sukses dalam keseharian kita. Dan untuk gagal ada kata "wurung" dan "durung", yang artinya tidak terjadi atau tidak kejadian.

Maka barangkali ungkapan 'alon-alon maton kelakon' adalah sangat tepat. Orang Jawa sebenarnya sangat optimis dan percaya diri. Bilamana kita mau melihat filosofi itu secara bijak. Orang Jawa melihat hidup ini sebagai sebuah proses. Namun apa-pun yang terjadi, kita harus punya tujuan. Karena itu semua adalah proses yang melibatkan kita, dengan Tuhan dan alam semesta. Maka kita harus menghormati keduanya. Sehingga apabila tujuan itu harus di tuju dalam sebuah proses yang pelan dan makan waktu, maka itu harus kita jalani. Yang penting kita terus tekun, selalu berjuang dan tidak pernah putus asa. Dan sukses akan terjadi dengan persetujuan Tuhan bersama alam semesta. Barangkali inilah makna yang bijak dari 'alon-alon maton kelakon'. Bukan pelan-nya yang dipentingkan. Melainkan proses pencapai-an-nya. Sayangnya filosofi yang sangat luar biasa ini seringkali di-pleset-kan menjadi sikap malas-malas-an. Padahal pelan itu proses. Pelan tidak sama dengan lambat. Kalau lambat itu sangat negatif artinya. Lambat artinya kita selalu ketinggalan.

Negara Indonesia bisa merdeka, barangkali juga karena filosofi yang sama. Yang memuat semangat tekun, percaya diri, selalu berjuang, dan tidak pernah putus asa. Jaman revolusi, semangat ini menjadi sebuah terobosan, yang kemudian diubah dengan sebuah evolusi - "Maju Terus Pantang Mundur". Semangatnya sama. Artinya sama. Hanya saja interpertasi yang beda sesuai dengan jaman. Jadi memang benar bila sebagai bangsa kita tidak mengenal kata gagal. Karena gagal tidak ada dalam kosa kata kita. Sesungguhnya kita tidak tahu apa arti gagal.

Pernah sekali om Lukas secara humor bertutur. Kata beliau, barangkali slogal dan yel-yel "Maju Terus Pantang Mundur" dianggap sudah selesai ketika kita merdeka. Pemimpin kita lupa untuk melanjutkan kehidupan bangsa ini dengan slogan dan yel-yel yang baru. Semangat juang kita pudar. Dan ketika tidak ada lagi yang mau diperjuangkan, maka kita tidak bersemangat berjuang. Kita kehilangan selera. Kita menyerah. Tinggal ada dua situasi. Sukses dan gagal. Pilih yang mana ?

Gagal dan sukses bukanlah sebuah keabadian. Artinya anda tidak akan terus menerus gagal. Juga anda tidak terus menerus sukses. Balik lagi pada filosofi 'alon-alon maton kelakon', maka kita semua mesti terjun kedalam proses itu - menyatukan ko-ordinat kita bersama alam semesta dan Tuhan. Berusama menyamakan diri, mencapai sebuah keseimbangan yang memberi kita arah dan tujuan. Kesanalah kita pergi. Kesanalah kita berjuang. Maka apabila anda merasa hidup anda gagal saat ini, tidak usah sedih dan putus asa. Anggap saja anda main bola, dan ini angka sementara. Pertandingan belum selesai. Semuanya sangat ditentukan oleh anda.


Di halaman terakhir, dari buku om Lukas. Beliau mengutip, kata-kata mutiara dari seorang penulis Amerika separuh baya, Mark Amend. Kalimat itu sangat sederhana "All successful people have had plans that failed, but none have ever failed to plan"  Pas banget dengan filosofi 'alon-alon maton kelakon'. Sederhana-nya bilamana kita tidak memiliki rencana. Maka kita dengan mudah akan sesat alias nyasar. Jadi kalau dalam hidup ini - anda tidak punya rencana terhadap keluarga, karir dan hidup anda pribadi, jangan salahkan kalau anda merasa gagal. Andaikata anda punya rencana, dan anda masih merasa gagal, jangan menyerah. Revisi rencana anda, dan sukses barangkali cuma tinggal ditikungan jalan saja.

Hampir 4 bulan yang lalu, dalam pertemuan saya yang terakhir dengan om Lukas, beliau bercerita pada saya tentang sebuah pelajaran hidup. Beliau mengutip sebaris kalimat dari Confucius. Yang berbunyi bahwa kita harus selalu menyempatkan diri untuk membaca. Sebuah sindiran untuk tetap rendah hati, membuka diri dan selalu belajar. Sikap keterbukaan. Confucius menyarankan agar kita menyerah dan pasrah, mengakui dengan sepenuhnya atas semua ketidak tahuan kita. Sebuah kritik halus untuk menempatkan posisi kita tidak pada posisi sukses dan juga tidak pada posisi gagal. Semuanya adalah proses yang berjalan. Proses ini tidak mengalir begitu saja. Apabila ada orang yang mengatakan, bahwa ia membiarkan kehidupannya mengalir sesuai arus. Jangan ikuti orang itu. Sesungguhnya orang seperti itu adalah yang paling buruk. Karena ia tidak punya rencana hidup.

Presiden Soekarno dalam pidato Hari Kemerdekaan tahun 1961, mengatakan "Learning without thinking is useless, but thinking without learning is very dangerous!" Saya pikir ini harusnya menjadi slogan kita yang selanjutnya. Bahwa kini saatnya kita jadi bangsa yang bijak. Kita mesti belajar dari pengalaman yang ada dengan arif. Memikirkannya dengan seksama. Sehingga pengalaman itu punya makna. Dan pemikiran-pemikiran kita akan sangat berbahaya karena sesat bilamana tidak ditunjang dengan kearifan yang kita pelajari dari pengalaman. Bila ini di selaraskan dengan alam semesta dan Tuhan, saya setuju sukses dan gagal cuma situasi sesaat. Bukan vonis yang abadi.

Sunday, June 09, 2013

Pilih yang mana : Sukses menjadi Pegawai atau Merdeka menjadi Pengusaha ?



Sekitar 300 tahun sebelum Masehi, Pingala di India menulis Chandahsutra. Sebuah literatur bergaya Sutra yang terdiri dari 8 bab. Literatur yang cukup singkat ini adalah awal dan dasar dari teori kode "binary" yaitu 1 dan 0, yang sekarang menjadi bahasa universal komputer. Lalu tokoh matematik dan filsuf Inggris Eugene Paul Curtis di abad ke 17, berusaha menterjemahkan logika kedalam bilangan matematik. Sayang pemikiran-nya diacuhkan banyak orang. Lalu Curtis menggunakan literatur Tiongkok kuno yaitu I Ching, buku tentang perubahan yang juga menggunakan kode "binary". Baik teori Pingala dan I Ching akhirnya menguatkan teori Curtis bahwa kehidupan kita dapat disederhanakan lewat hal yang sama. Hidup adalah sama dengan kode "binary". Hanya saja Curtis belum menemukan sistim yang ia cari. Barulah pada tahun 1847, akhli matematik dan filsuf George Boole, berhasil meneruskan pemikiran Curtis menjadi teori yang dikenal dengan Aljabar Boole. Yang kemudian diterapkan kedalam sirkuit listrik elektronik dengan pendekatan "on" dan "off" yang sangat sederhana. Claude Shannon pada tahun 1937, menggunakan teori kode "binary" menjadi penerapan aplikasi yang menguntungkan di elektronik dan komputer. Semenjak itu dunia berubah total. Dan hidup kita percaya atau tidak sangat bergantung pada kode "binary" itu.

Teman saya, seorang guru matematik, mengambil sikap bijaksana. Dan ia memiliki sebuah pemikiran sederhana. Bahwa hidup ini murni 100% pilihan. Seperti juga konsep "on" dan "off". Rahasianya bilamana anda memilih satu pilihan tertentu. Bagaimana meningkatkan peluang keberhasilan bahwa pilihan kita itu menjadi yang terbaik dan menguntungkan. Bayangkan anda disebuah kamar. Bilamana anda memilih menyalakan lampu - katakan saja bahwa pilihan anda itu adalah "on", maka bagaimana memanfaatkan ruangan yang terang benderang dengan cahaya lampu. Misalnya saja dengan belajar - membaca atau menyelesaikan sebuah pekerjaan. Sebaliknya kalau anda memilih mematikan lampu - atau "off". Ruangan kamar akan gelap gulita, maka tantangan berikutnya adalah bagaimana anda memanfaatkan situasi yang gelap gulita. Katakan saja - anda memanfaatkan ruangan yang gelap tersebut untuk meditasi, istirahat, merenung atau juga untuk tidur.

Dengan memahami konsep ini, maka tidak ada satupun pilihan hidup yang buruk. Semuanya baik. Semuanya sempurna. Asalkan anda menjalani pilihan anda dengan konsisten. Dan membuat pilihan anda tersebut menjadi sebuah keberuntungan hidup. Menjadikan pilihan anda yang terbaik buat anda. Itu kunci rahasianya. Jadi jangan terpengaruh dengan ajakaan, seruan dan motivasi dari orang lain yang mengatakan bahwa anda harus begini, dan anda harus begitu. Mpu Peniti mentor spiritual saya, bertutur, bahwa seringkali seseorang gagal melakukan sesuatu karena semata-mata itu bukan pilihan-nya. Tetapi pilihan dan ajakan orang lain. Mas Teguh, teman saya dari Surabaya, awal mula selalu gagal dalam melakukan apa saja. Teguh meniti karir mulanya sebagai seorang pegawai negeri. Merasa hidupnya hanya menjadi olok-olok, ketika berumur 36 tahun ia sengaja menghadiri sebuah seminar motivasi. Dan dalam seminar itu ia terinspirasi menjadi seorang entrepener. Lalu ia berhenti menjadi pegawai negeri dan mulai-lah ia mengarungi badai kehidupan sebagai seorang pengusaha. Mulai dari agen MLM, asuransi, penjual burger, hingga broker saham dan sejumlah bidang usaha lainnya. Teguh merasa tetap di garis semula. Ia tidak mengalami kemajuan. Malah hampir bercerai dengan istrinya, karena dalam 10 tahun terakhir ia hanya menghabiskan uang saja. Untunglah istrinya penyabar, dan mertua-nya sangat mendukung setiap usahanya. Dengan penuh rasa penyesalan ia bertemu dengan saya. Mengaku bahwa 10 tahun hidupnya sia-sia dan penuh sengsara. Padahal ia selalu penuh motivasi dan terus mencoba. Ia tidak pernah putus asa. Ia selalu penuh semangat. Tetapi ia merasa sangat jauh dari cita-citanya.

Dengan penuh rasa kasihan, saya mengajak ia bertemu dengan Mpu Peniti, mentor spiritual saya. Sehabis bercerita panjang lebar. Dan Mpu Peniti, menyimaknya dengan sangat seksama. Lalu diakhir cerita, dengan suara perlahan, Mpu Peniti, bertanya apa cita-cita-nya yang sesungguhnya. Teguh terhenyak sesaat. Ia ragu. Sekian menit kemudian ia menjawab dengan penuh keraguan : "Yah, sama seperti teman-teman yang lain. Sukses dan banyak uang". Mpu Peniti lalu tersenyum, "Bilamana Mas Teguh ragu dan tidak yakin dengan tujuan dan cita-cita hidup yang sesungguhnya. Bagaimana Allah bisa membantu untuk memberikan apa yang Mas Teguh inginkan ?" Teguh termangu. Ia pulang mirip serdadu kalah. Seminggu kemudian ia mengirim SMS, nadanya gembira. "Mas, aku tau apa yang harus aku pilih sekarang".

Itu SMS Teguh setahun yang lalu. Lalu kemarin ada SMS dari Teguh. Ia mengajak saya melihat bengkelnya. Sejak SMA Teguh sudah pandai mengutak-ngutik mesin motor. Ia tahu merawat mesin. Dan mahir mereparasi serta merenovasi motor tua. Sehabis pertemuan dengan Mpu Peniti, ia merenung dan nuraninya berbisik untuk memanfaatkan hobinya. Maka ia lalu membuka bengkel mobil. Sekalian usaha jual beli mobil bekas. Usahanya berhasil dengan baik. Teguh kini sangat berbahagia. Ia mengaku telah memilih dengan tepat. Disamping ia menikmati hidupnya, penghasilan-nya juga sangat bagus. Keluarganya juga ikut senang. Istrinya mengaku ikut berbahagia.

Jadi kalau anda ingin berbahagia seperti mas Teguh, belajar memilih dengan teliti. Jangan percaya dengan omongan dan ajakan orang lain, bahwa pilihan ini atau pilihan itu yang terbaik. 100% bohong. Tidak ada pilihan yang terbaik untuk semua orang. Yang ada pilihan terbaik untuk setiap orang. Jangan iri dan cemburu, apabila anda melihat seseorang sukses menjadi seseorang. Atau seseorang berhasil kaya raya menjadi seseorang. Pilihlah yang terbaik untuk anda. Jalani dengan tekun. Penuh percaya diri. Maka anda akan sukses dan atau kaya raya sekaligus. Dan akhirnya anda akan hidup sangat berbahagia.

Lalu mana yang harus kita pilih ? Menjadi Pegawai seumur hidup ? Atau menjadi Pengusaha ? Lagi-lagi jawaban-nya tergantung pilihan anda. Menjadi seorang pegawai barangkali resikonya lebih kecil. Tetapi perjuangan dan upayanya jauh lebih besar. Gaji pegawai menengah dan atas dari perusahaan terkenal sangat memungkinkan diatas 50 juta sebulan bahkan ratusan juta. Bilamana anda sukses meniti karir menjadi direktur dan presiden direktur sebuah perusahaan papan atas, gaji-nya juga bisa milyaran sebulan. Menjadi pegawai bukan pilihan jelek. Pilihan yang sangat bagus. Cuma anda harus sadar bahwa hanya ada beberapa direktur dan hanya ada satu presiden direktur. Anda juga harus sadar bahwa semakin tua usia anda semakin besar pula resiko anda. Seseorang yang dipecat perusahaan-nya ketika berumur diatas 40 tahun, akan sangat susah mencaro pekerjaan setara, dengan gaji setara pula. Itu sebabnya jangan asal jadi pegawai. Anda perlu taktik dan strategi untuk mendaki keatas. Bilamana anda sudah mantep ingin jadi pegawai seumur hidup.

Menjadi Pengusaha bukanlah pilihan lebih baik dari pilihan menjadi pegawai. Memang ada plus dan minusnya. Pertama resikonya lebih besar. Karena 100% anda yang menentukan. Modal dan jenis usaha, semuanya anda yang melakukan. Resiko rugi dan bangkrut selalu ada. Karena resikonya barangkali lebih besar, maka hasilnya juga lebih besar. Kalau jadi pegawai penghasilan anda ditentukan oleh gaji, dan kenaikan gaji peluangnya sangat terbatas. Maka kalau jadi pengusaha, berapa yang anda dapat ditentukan 100% oleh ketekunan anda. Dan anda punya peluang melipat gandakan bisnis anda kapan saja, dan sebesar apa-pun. Peluangnya sangat terbuka lebar. Hari ini anda ungtung cuma 10 juta, tahun depan bisa untung satu milyar. Bisa saja. Dan mungkin saja.

Jadi pegawai anda harus disiplin keraja jam 09.00 pagi pulang jam 17.00 sore. Bilamana jadi pengusaha anda bebas 100%, bisa masuk kantor kapan saja. Pulang kapan saja. Atau juga tidak masuk sama sekali. Saya sendiri memilih menjadi pengusaha sejak tahun 1990. Semata lebih cocok dengan adrenalin saya. Tidak mudah. Awalnya sangat sulit dan penuh perjuangan. Tetapi karena ini pilihan hidup saya, maka saya membulatkan tekad. Rahasianya sederhana, selalu mengambil sikap positif. Tekun dan sabar. Yang terakhir melakukannya dengan penuh semangat dan kegigihan. Hasilnya sangat membahagiakan saya. Saya pikir bahagia adalah pilihan setiap orang. Apakah anda pegawai atau pengusaha anda berhak bahagia. Barangkali inilah akhir dan cita-cita kita semua !


Monday, June 03, 2013

IDE GILA PILPRES (bagian III)




Menjelang tengah malam. Lalu lintas Jakarta mulai reda. Jalan Sudirman semakin lenggang. Hanya sisa bau jelaga yang beredar di udara. Baunya busuk dan memabuk-kan. Jakarta memberi tanda bahwa ia sangat renta dan letih. Sebuah truk melewati mobil saya. Dibelakang bak ada lukisan Presiden Suharto. Besar dan menyolok. Saya jadi tersenyum. Karena fenomena ini makin marak. Dibeberapa kota mucul stiker and oblonk. Semuanya bergambar Presiden Suharto. Apakah ini tanda bahwa jaman Presiden Suharto akan kembali ? Mpu Peniti mentor spiritual saya tertawa saja, ketika hal ini saya diskusikan dengan beliau.

Menurut Mpu Peniti, ini adalah ledekan dan perlawanan rakyat. Rakyat seolah meledek, bahwa jaman memang sudah reformasi. Tetapi bukan bertambah enak, malah seolah bertambah suram. Apalagi media banyak yang menulis dengan berbagai hasil survey dan membuat berbagai perbandingan. Setelah 15 tahun kita reformasi dan 4 presiden menjabat, Indonesia sebenarnya hanya berpapasan dengan sebuah masa transisi. Rakyat merindukan sebuah keajaiban. Sebuah mujizat. Sebuah pembaharuan yang gemerlap. Ini dahaga rakyat kecil, yang tidak pernah terpenuhi. Jadi jangan aneh, kalau rakyat kecil menagih janji. Malah ada teman yang dengan optimis, mengatakan bahwa pemilu 2014, akan didominasi dengan gelombang kebangkitan wong cilik yang baru.

Esok harinya, saya menerima SMS. Ada teman ingin bertemu. Mereka ingin bicara soal artikel saya tentang - "ADU GILA PILPRES 2014", yang saya tulis di Kompasiana. Mereka penasaran sekali. Mereka bilang memang kita butuh ide gila di tahun 2014.

Siang itu kita bertemu, disebuah kedai yang menjual nasi uduk. Topik bicara kita - mencari ide kreatif PILPRES 2014. Kebetulan teman-teman saya ini memang punya bisnis survei politik. Maklum lagi marak dan sangat laku. Pembicaraan diawali dengan "mapping" peta kekuasaan pemilu 2014, dan penerawangan kekuatan partai politik berserta tokoh partainya. Pada pemilu 2009 peserta partai politiknya banyak sekali lebih dari 44 partai dan akhirnya hanya 9 partai yang punya kursi di DPR. Jumlah 44 partai itu menyusut drastis menjadi hanya 12 partai alias nyaris hanya 25%-nya. Efeknya tentu sangat besar. Analisa teman saya, sederhana. Mirip makan direstoran Padang. Bayangkan apa jadinya kalau anda disuguhkan 44 hidangan dan kemudian menyusut hanya 12 hidangan. Maka pilihan dan kebebasan memilih menjadi sangat terbatas. Partai-partai yang mengalami banyak kasus dan skandal semenjak tahun 2009 menjadi lebih jelas diteropong. Mereka bisa jadi tidak akan menjadi pilihan yang sexy. Partai baru bisa saja punya daya tarik tersendiri. Partai lama yang cenderung lebih bersih, bisa jadi dianggap pilihan aman oleh pemilih. Itu sebabnya pemilu 2014 kita butuh ide gila untuk terobosan. Kalau kita mau 5 tahun kedepan - Indonesia tidak lagi mengalami masa transisi yang melelahkan.

Ketika nasi uduk hampir ludes. Salah satu teman saya tiba-tiba berkomentar : "Lalu apa ide gilanya ?" Mereka semua melihat kesaya. Seolah saya yang bertanggung jawab. Nasi Uduk ditenggorokan saya tiba-tiba macet. Terpaksa saya buru-buru menenggak es teh tawar didepan saya. Setelah tenggorokan reda. Saya dengan serius memaparkan. Tutur saya : "Pemilu tahun 2009, 349 kursi di DPR dikuasai 3 partai besar. Demokrat, Golkar dan PDI-P". Mereka juga memperoleh 62,33 % dari total suara. 25% suara sisanya dikuasai oleh 3 partai berbasis Islam yaitu PPP, PAN, dan PKS. Dalam hitungan saya partai berbasis Islam ini secara matematis akan menjadi equilibrium dan calon koalisi terpenting. Terlepas dari berapa banyak skandal politik yang terjadi, pemilih kita yang mayoritas beragama Islam akan memilih partai yang paling nyaman bagi mereka untuk menempatkan suaranya. Artinya partai berbasis Islam tetap penting. Bila dijumlah maka ada 6 partai politik yang menguasai 87% suara lebih. Inilah kekuatan mayoritas yang harus kita perhitungkan.

Melihat hitungan matematis secara itu, maka saya mengusulkan apabila 3 atau 6 pimpinan partai itu, dengan legowo bertemu dan dengan serius membicarakan masa depan Indonesia. Mereka harus melepas semua ego mereka, dan mencari solusi terbaik buat Indonesia. Saya tidak mengusulkan koalisi, tapi cuma bertemu dan berdiskusi. Itu ide saya yang sangat sederhana.

Mendengar ide saya itu, teman-teman saya tertawa terbahak-bahak. Bahkan mereka lompat dari bangkunya masing-masing. Salah satu diantara mereka tertawa dan berkata : "Mas Kafi itu sama sekali ngak mungkin. Seperti menukar matahari dengan bulan" dan ia kembali tertawa-tawa. Saya cuma meringis, lalu asal nyablak bertutur : " Lha, namanya juga ide gila. "

15 menit kemudian, setelah reda tertawa, salah satu dari teman saya, akhirnya berkata serius, "Ide mas Kafi sebenarnya ngak bila tetapi bener banget. Bayangkan masa depan bangsa dan negara ini sebenarnya sangat ditentukan oleh 6 orang pimpinan partai tersebut. Kalau mereka tidak mau berkorban, melepas egonya. Dan duduk manis berdiskusi soal masa depan Indonesia, dan saling akur pendapat, apakah mereka masih pantas dianggap sebagai negarawan ?" Saya langsung mengiyakan. Apakah ide gila ini patut kita lempar ke rakyat ? Pertanyaan itu masih bergayut di nurani saya hingga detik ini.

Saya lalu mengambil sebuah perumpamaan - yaitu kisah the Dream Team NBA Amerika. Pemain-pemain legendaris NBA selalu bersaing ketat dalam liga sepanjang musim. Mereka berkompetisi. Bersaing. Bertempur satu dengan yang lain di lapangan. Semua adalah lawan. Tetapi ketika ada turnamen besar seperti Olympiade, mereka otomatis merapatkan barisan, dan Amerika menyusun team terbaiknya, yang beranggotakan pemain-pemain beken yang legendaris, dan itulah sebabnya disebut The Dream Team. Kalau Amerika bisa melakukan-nya di olahraga bola basket, mungkin Indonesia bisa melakukan-nya di politik.

Tahun 2014, Indonesia bakal punya tantangan super hebat. Pertama situasi ekonomi dunia yang semakin tak menentu, telah memberikan sinyal bahwa ekonomi Indonesia bakal terkena imbas. Beberapa Media telah memberikan peringatan dini, soal ekonomi Indonesia yang memperlihatkan indikasi perlambatan. Belum lama ini Rupiah terperosok ketitik yang lemah. Sesuatu yang sangat ganjil. Karena apabila ekonomi kita kokoh, mengapa Rupiah kita sangat rapuh. Padahal bursa saham Indonesia termasuk yang terbaik di ASIA. Kita juga punya segudang masalah lain, mulai dari korupsi, infrastruktur, buruh hingga masalah subsidi. Indonesia tidak bisa lagi langeng dalam masa transisi terus menerus. Kita butuh reformasi yang sesungguhnya.

Jadi apabila 3 atau sampai 6 pimpinan partai terbesar itu mau berkorban dan melepaskan egonya. Demi Indonesia, demi bangsa dan demi negara, mereka mau berdiskusi dan menyusun "The Dream Team of Indonesia 2014", saya pikir hasilnya akan ajaib sekali. Ini cuma ide gila saya saja.

Dengan potensi sumber alam, manusia, kekayaan budaya, cita-cita sebuah negara yang adil dan makmur bukan impian kosong. Tetapi sesuatu yang telah dibuktikan sejak dahulu kala. Sejak Sriwidjaja, Majapahit, hingga Mataram. Jaman emas Nusantara terdokumentasi dengan sangat rinci, meninggalkan peninggalan besar mulai dari Borobudur hingga perdagangan rempah-rempah dan kopi yang mendunia. Seorang teman pernah berkelakar bahwa kalau Indonesia itu potensinya sangat rendah, tidak mungkin Belanda sampai betah di Indonesia sampai 300 tahun lebih. Pasti ada apa-apanya. Nah, kita perlu bukti apa lagi ? Adalah takdir Indonesia untuk menjadi bangsa dan negara yang, " “Gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjoSaya sangat percaya akan takdir ini. Dan 3 sampai 6 putera puteri Indonesia diberikan kesempatan untuk mewujudkan-nya di tahun 2014. Asalkan mereka mau berkorban. Apakah itu pengorbanan yang terlalu banyak ? Menurut saya itu pengorbanan yang pantas. Namun lagi-lagi - inikan cuma ide gila saya saja .


Sunday, June 02, 2013

BIARKAN GUE JADI PELACUR


Seorang teman wartawan, mengajak saya makan siang. Saya pikir ia ingin diskusi soal impor hortikultura yang sedang heboh akhir-akhir ini. Tapi tebakan saya meleset 100%. Saya diajak makan siang disebuah restoran Jepang yang terkenal mewah dan mahal di Jakarta Pusat. Mulanya saya mengelak ajakan itu. Karena kalau saya harus membayar, bisa kering kerontang kantong saya. Sambil tertawa, teman wartawan saya, berkata : "Tenang saja kawan, sudah saya siapkan pelengkap penderita-nya. Hari yang bayar bukan sampeyan". Hati saya langsung lega.

Di restoran sudah menunggu 2 lelaki setengah baya. Pakaian-nya sama sekali tidak perlente. Yang satu berbatik lengan panjang. Yang satu lagi berbatik lengan pendek. Satu hal yang sama, keduanya memakai jam Rolex yang cukup mahal. Kami-pun makan sambil bicara kecil. Awalnya dari kemacetan Jakarta, lalu perlahan sampai ke skandal politik. Mulai-lah mereka memperkenalkan profesi mereka. Yaitu sesuatu yang masih asing ditelinga kita tetapi sudah semakin sering kita jumpai. Mereka adalah pelobi politik. Tugas mereka adalah makelar akses politik. Siapa yang butuh akses mereka menyiapkan. Mereka berdua dengan tegas mengatakan bahwa mereka bukan kacung politik siapa-pun. Argumen mereka adalah mereka bukan tukang ngumpulin duit buat pejabat dan atau partai tertentu. Karena banyak orang saat ini hanya bertindak sebagai pengumpul dana dengan menjual akses politik dan juga obyek berupa proyek-proyek di berbagai kementrian. Dan juga bukan menjual kouta proyek diberbagai kementrian. Penghasilan mereka mungkin tidak fantastis dan cukup menjanjikan.

Hanya saja, memang kemampuan mereka masih sangat terbatas. Hanya sebatas menjual akses. Profesi pelobi politik, di Indonesia bakal semakin marak. Maklum dana partai di Indonesia sangat miskin. Sedangkan korupsi hukumnya haram. Di negara-negara maju, pelobi politik punya bisnis resmi. Mereka seperti layaknya konsultan, membantu perusahaan, agar kebijakan-kebijakan pemerintah tidak merugikan bisnis mereka. Di Indonesia, pelobi politik kita yang jumlahnya sangat terbatas, masih belum punya kapasitas seperti itu. Walaupun demekian penghasilan mereka sudah ratusan juta tiap bulan-nya.

Dari soal lobi politik akhirnya kami bicara soal skandal politik dan perempuan. Iseng saya tanya 2 teman pelobi politik ini soal kenapa perempuan selalu muncul dalam setiap skandal politik. Teman yang berbaju batik lengan pendek, menjawab dengan sebuah analisa populer. Menurut beliau, ini adalah mitos warisan yang sangat tua. Sederhana, hanya raja yang memiliki ratu paling cantik. Hanya jagoan seperti James Bond yang punya cewe paling cantik. Jadi seperti ada rumus, bahwa yang paling jago, yang paling nomer satu, dan yang paling berkuasa, yang mendapatkan perempuan paling cantik. Jangan heran, kata teman saya pelobi politik ini, bahwa perempuan cantik ibarat perangko kekuasaan politik.

Siang itu makan siang kami bertambah riuh. Mereka menawarkan kepada saya, akses politik. Kata mereka siapa tahu, tahun depan ketika bursa politik memanas, saya juga butuh pelobi politik buat klien-klien saya. Maka kami-pun saling bertukar kartu nama. Ketika kami hampir berpisah, teman pelobi politik saya menawarkan makan siang lanjutan. Beliau berbisik ketelinga saya; "Minggu depan saya kenalkan mas Kafi dengan kelompok arisan Ibu-ibu". Saya cuma senyum-senyum saja sambil menganggukan kepala.

Seminggu lewat. Saya mulai melupakan janji teman saya itu. Namun kurang lebih 10 hari, masuk pesan singkat, "Mas Kafi besok arisan-nya jadi". Esok harinya saya bertemu teman saya, sang pelobi politik disebuah restoran di Jakarta Selatan. Teman saya datang dengan seorang perempuan muda. Kami berkenalan. Sebut saja sang perempuan muda namanya Ina. Wajahnya cantik. Masih belia. Paling banter usianya sekitar 22 - 24 tahun. Rambutnya panjang. Make-upnya halus dan tidak seronok. Tubuhnya sintal. Sangat menawan. Kami ngobrol basa-basi. Ina hanya diam saja. Kadang kadang ia hanya mesem kalau kebetulan obrolan kami mengena di hatinya. Kurang 20 menit kemudian, Ina berdiri dan pamit. Kata teman saya, sang pelobi politik, Ina permisi mau berangkat kuliah. Teman saya, sang pelobi politik, bisa membaca kekecewaan saya. Sambil tertawa kecil, beliau berbisik bahwa arisan yang sesungguhnya belum dimulai. Menurut teman saya, Ina dalam istilah gaul mereka cuma "free-lance" biasa. Mirip fenomena Maharani yang belum lama ini heboh di media.

Hampir 30 menit kemudian, sekelompok perempuan muda mulai berdatangan satu demi satu, dan mulai mengisi meja panjang tak jauh dari meja kami. Mereka merokok dengan santai, dan mulai riuh rendah bercengkrama, saling tertawa-tawa. Apa yang mereka bicarakan tidak pernah jelas. Pokoknya seru banget. Ketika meja penuh kurang lebih ada selusin perempuan muda yang melakukan arisan. Usia mereka sudah diatas 30'an. Kelihatan bahwa mereka datang dari golongan sangat mapan. Lihat saja merek tas, sepatu, baju dan arloji yang mereka kenakan. Semuanya bermerek kelas atas. Rambut mereka semua tertata rapi. Berlainan dengan kelompok Ibu-ibu arisan yang sering saya lihat, hampir semuanya berpakaian sangat sensual. Mulai dari rok mini hingga pakaian ketat. Dan memang hampir sebagian dari mereka tidak mengenakan cincin kawin. Sebuah observasi yang saya pelajari secara naluri ketika menghadapi perempuan. Kulit mereka terlihat sangat terawat. Make-up mereka biarpun terlihat sangat berkelas namun jelas sekali ditujukan untuk pamer. Berlainan dengan make-up Ina tadi. Kata guru pemasaran saya, jelas benar ada usaha menjual.

Teman saya memberi isyarat agar saya sabar. Kami berdua makan dan bicara hampir dua jam. Selesai arisan ibu-ibu itu, salah satunya kemudian datang dan menghampiri meja kami. Ia memperkenalkan diri, namanya Sasha (bukan nama sebenarnya). Nama beken dia adalah "Angel". Dan diatas payu daranya sebelah kiri, ada tato bidadari bersayap. Sasha berusia dipertengahan 30. Tubuhnya tinggi ramping. Rambutnya sebahu. Ia berpakaian sangat sensual. Lalu kami mulai saling menukar cerita. Sasha tanpa malu-malu bercerita bahwa ia janda dengan satu anak. Sasha mengaku ia dulunya sangat emosional. Begitu selesai SMA, ia berpacaran, dan orang tuanya menolak pacarnya. Sasha nekat dan kemudian kawin lari. Sehabis menikah dan punya anak, ia selalu ribut dengan suaminya. Tidak tahan akhirnya ia nekad kabur kedua kalinya. Ia lalu kerja kesana kemari. Mulai dari sekretaris, sampai menjual asuransi. Gajinya tidak pernah cukup. Pernah sekali anaknya sakit, dan ia ingin meminjam uang dari perusahaan. Bukan pinjaman yang ditawarkan ke Sasha, tetapi ia diajak kencan sama bos-nya. Nasibnya selalu demikian. Kemanapun ia pergi bekerja, selalu saja bosnya merayu dirinya. Semua mengajaknya kencan. Mulanya ia berpikir dunia ini sudah bejat. Dan ia merasa terkutuk punya paras yang cantik dan tubuh yang sensual.

Sampai suatu hari ia akhirnya tanpa sengaja bertemu dengan kakak kelasnya di SMA. Yang punya nasib serupa. Mereka saling curhat. Dan kakak kelasnya tanpa tedeng aling-aling bercerita bahwa profesi dirinya adalah "perempuan profesional". Begitu istilahnya. Kakak kelasnya berkata : " .... biar aje deh, orang menyebut gue pelacur..... tapi gue adalah perempuan yang mampu membahagiakan dan membuat senang setiap lelaki. Berapa banyak sih perempuan yang mahir dan jago bikin lelaki senang ? Itu bukan hal yang gampang. Gue ngak bangga ... tapi biarkan gue jadi pelacur" Itu kalimat yang tidak pernah dilupakan Sasha.

Sejak itu Sasha belajar ilmu membahagiakan lelaki dan seni membuat lelaki senang. Ia jadi telaten merawat tubuhnya. Penghasilannya diatas 100 juta sebulan. Sasha sangat mahir dalam memijat. Ia tahu caranya memanjakan lelaki. Menurut Sasha, 90 persen klien-nya, tidak mencari kepuasan sex. Tetapi lelaki yang ingin dimanjakan, lelaki yang merindukan keintiman, dan lelaki yang ingin dihargai dan dilayani. Dan lelaki yang ingin diperlakukan dengan penuh kelembutan. Han Suyin - seorang dokter dan novelis terkenal pernah menulis, - "There is nothing stronger in the world than gentleness." Kelembutan yang intim itu seringkali menjadi senjata setiap perempuan untuk meruntuhkan tembok keangkuhan lelaki manapun didunia ini. Tanpa terkecuali. Itu adalah kekuatan yang paling dahsyat dimuka bumi ini.

Sasha berkata kepada saya, bahwa ia tidak ingin selamanya seperti ini. Paling lama hanya 10 tahun lagi. Sasha percaya bahwa dalam 10 tahun itu ia akan bertemu dengan seorang klien, yang mungkin akan jatuh cinta padanya, lalu mereka akan menikah. Sasha sangat percaya pada suratan seperti ini. Sambil tertawa ia memperlihatkan telapak tangannya, "Kayaknya sudah tergambar sejak saya lahir"