Friday, September 26, 2008

INI ... MIE GORENG YANG PALING ENAK !


JUST DO IT ...


MENYEDERHANAKAN HIDUP

Salah satu dongeng favorit saya ketika kuliah, adalah tentang bedanya astronot Amerika dan astronot Rusia. Alkisah menurut yang punya cerita, ketika Amerika dan Rusia bersaing mengirim manusia ke bulan, maka terjadilah peristiwa ini. Astronot Amerika ketika dikirim ke bulan, diperjalanan konon mengalami masalah. Yaitu ball-point yang sudah didesain sedemekian rupa, ternyata masih tidak bisa digunakan, dan tintanya luber kemana-mana. Sang astronot pun melapor. Dan oleh Houston dijanjikan ball-point yang canggih nantinya. Konon, setelah peristiwa itu, NASA melakukan riset dan penelitian, yang sangat mahal harganya. Dan akhirnya menemukan tekhnologi mutakhir yaitu ball-point dengan tinta berbentuk gel yang padat dan tidak luber kemana-mana. Uniknya ball-point dengan tinta gel yang semi padat ini, bisa anda temukan dimana-mana sekarang.

Lanjut cerita, astronot Rusia juga punya masalah yang sama. Dan melaporkan masalah itu ke bumi. Bedanya ketika ia melaporkan, bukan-nya mendapat simpati dan dijanjikan ball-point baru dengan tekhnologi canggih, malah ia ditertawakan. Saat itu pusat antariksa Rusia di Moskow menjawab : “Wah, gitu saja repot. Pake melapor segala. Kenapa bingung ? Kan ada potlot, pake saja potlot !” Masalah itupun jadi selesai. Dosen saya yang menceritakan dongeng ini, memberikan wisdom, bahwa dalam setiap masalah selalu ada 2 cara penyelesaian. Cara yang nyelimet dan berliku-liku, dan cara yang sederhana. Menurut beliau, tidak peduli betapa kusutnya sebuah masalah, selalu akan ada satu garis lurus yang sederhana. Temukan garis lurusnya, masalah anda cepat selesai.

Menemukan garis lurus ini adalah trik yang saya pelajari bertahun-tahun. Menemukan garis lurus adalah solusi menyederhanakan masalah. Dan bukan menyepelekan masalah. Ini dua hal yang berbeda. Terkadang kita terbiasa dengan pola pikir yang terstruktur dengan sejumlah keruwetan. Yang tercipta karena semata oleh latar belakang pendidikan, training, budaya, dan kebiasaan kita yang kadang memiliki sejumlah pagar yang menciptakan batas serta sejumlah larangan. Kita gagal melihat solusi cepat dan sederhana dari sebuah masalah.

Ingat slogan Nike yang klasik “Just Do It”. Ketika saya masih ngantor di Nike, saya-pun diceritakan tentang asal muasal slogan legendaris itu. Suatu hari seorang bocah sedang menonton idola-nya atlet bola basket Michael Jordan berlaga di TV. Sambil mengagumi aksi Michael Jordan, sang bocah yang kebetulan menonton bersama nenek-nya, bercerita dan berandai-andai bahwa ia juga punya cita-cita ingin suatu hari seperti idolanya. Ia ingin sehebat Michael Jordan. Sang nenek, cuma tersenyum, dan berkomentar “JUST DO IT”. Sang nenek memberi nasehat yang paling sederhana, “Ayo jangan hanya bermimpi. Lakukan saja !” Tentu saja sang bocah terperangah, karena ia tidak pernah menyangka jawaban-nya sesederhana itu. Bahwa solusi hidup ini seringkali memang sesederhana itu.

Cerita ini terus terang mengubah hidup saya. Banyak hal saya lakukan dalam 20 tahun terakhir ini semuanya berdasakan slogan itu. “Lakukan dan kerja-kan saja ! Jangan pernah malas !” Hasilnya memang ajaib. Hidup ini mirip sebuah pertandingan tinju. Anda cuma punya dua pilihan. Selamanya jadi penonton di luar ring, yang cuma bisa menyoraki hidup ini. Dan maksimal bahagia sebagai penonton. Atau anda berpartisipasi dan masuk ring. Kalau anda masuk ring dan bertinju, memang ada resikonya. Dipukuli dan kalah. Tapi kalau anda tidak masuk ring, anda tidak akan mungkin jadi juara ! Jadi singakatnya lakukanlah ! - “Just Do It”

Banyak orang yang punya cita-cita begini dan begitu, tetapi selalu saja gagal melakukannya. Karena semata diberati sejumlah pertimbangan, perhitungan resiko dan juga keruwetan rasa takut yang beragam jumlahnya. Jadi jangan salahkan mereka. Namun mungkin kita bisa mengambil hikmah Puasa. Seorang ulama, pernah bercerita kepada saya, bahwa Puasa memiliki hikmah menyederhanakan hidup kita. Seringkali dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, kita selalu makan dalam kemewahan yang sangat luar biasa. Makan itu harus ada ini dan itu. Puasa menghilangkan semua itu. Puasa mengajarkan dan mengingatkan kita pada lapar dan haus, serta kesabaran dalam menghadapinya. Ketika buka Puasa, seteguk air dan sepiring nasi hangat bisa jadi santapan yang terlezat. Kalau itu kita terapkan dalam kehidupan kita, cita-cita dan ambisi harusnya menjadi rasa lapar dan haus yang sama. Kita hanya perlu kesabaran dan ketekunan untuk mengolahnya. Pas saatnya tiba, kita cuma butuh satu keberanian kecil untuk melakukannya. Bukan keberanian dengan sejumlah kemewahan ini dan itu. Cukup satu langkah kecil. “Just do it”. Lao Tze, filsuf Cina yang terkenal, mengatakan bahwa sebuah perjalan panjang ribuan kilometer, selalu dimulai dengan satu langkah kecil. Semoga Puasa ini menempa diri kita, agar mampu melihat hidup ini lebih sederhana. Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.

Sunday, September 21, 2008

DINE LIKE A KING - ALA RESTORAN OASIS


GOYANG LIDAH BULAN PUASA


Bulan Puasa, selalu jadi bulan yang istimewa. Juga dalam tantanan budaya kuliner Indonesia. Tengok saja aneka pasar kaget yang muncul diseantero penjuru kota, yang menjajakan aneka makanan khas bulan Puasa. Sangat beraneka rupa dan sangat unik. Maklum, dalam bulan Puasa, jangan sampai kita kehilangan stamina, gara-gara nafsu makan yang berkurang. Di banyak keluarga, nenek, ibu dan tante, biasanya sibuk mengerahkan semua ilmu mereka dan kalau perlu mengeluarkan resep-resep pusaka dan mulai memasak masakan-masakan istimewa yang kadang hanya hadir setahun sekali yaitu di saat bulan Puasa ini.

Restoran OASIS yang berdiri sejak tahun 1968 dan berulang tahun ke 40 tahun ini, juga tidak akan ketinggalan. Berbekal sejumlah resep otentik yang legendaris, Restoran OASIS selama bulan Puasa akan menampilkan menu khusus untuk bulan Ramdahan 2008. Selama 40 tahun, restoran OASIS sering mendapatkan warisan resep dari konsumen atau handai taulan yang dengan rela hati memberikan resep-resep rahasia dari keluarga mereka agar tetap dilestarikan. Sebagian resep itu memang diberikan oleh berbagai pengunjung yang setia, dan sebagian lagi dikumpulkan dari pengalaman tim kreatif OASIS berkunjung keberbagai tempat dipelosok Indonesia.

Kali ini, dibulan Puasa 2008, restoran OASIS memilih sejumlah masakan yang datang dari sejumlah resep warisan yang legendaris :

Soto buntut ala Betawi

Sejarah Soto di Indonesia tidak pernah jelas. Bukti-bukti antropologis menyebutkan bahwa Soto sebagai sajian berkuah yang dimakan dengan nasi, kemungkinan berawal dari Jawa Tengah sekitar abad pertengahan ke 18. Awalnya adalah dari sebuah masakan Cina yang melebur dengan tradisi kaum imigran, pedagang, dan pengelanan dari berbagai budaya. Sehingga muncul-lah kuliner soto mulai dari ujung Sumatera hingga Indonesia bagian timur. Beberapa diantaranya menjadi legenda kuliner tersendiri seperti SOTO AYAM, SOTO KUDUS, SOTO KONRO. Dari warisan kuliner yang pekat dan lekat aneka tradisi ini, restoran OASIS menampilkan hidangan klasik SOTO BUNTUT BETAWI yang kami olah secara kontemporer.

Ada dua kuah soto yang dikenal dalam budaya kuliner Betawi. Yang pertama adalah soto tangkar yang cenderung lebih pedas, berkuah santan dan biasanya isinya adalah jerohan sapi. Soto Betawi yang kedua juga bersantan, biasanya lebih gurih dan kental, dan isinya campuran daging sapi dan jerohan. Resep Soto Buntut yang kami tampilkan kali ini, datang dari sebuah keluarga Betawi tulen, yang memasak soto Betawi dengan isinya buntut sapi, bukan daging atau jerohan seperti biasanya. Oleh team kreatif OASIS hidangan ini disempurnakan dengan tambahan rempah-rempah khusus, dan buntut sapi direndam dalam saus khusus dan dimasak hingga sangat empuk. Hasilnya adalah soto buntut yang lezat menggoyang lidah.

Ayam Bakar Krawang

Secara tradisi, ayam bakar di seluruh Indonesia, memiliki ratusan versi. Rahasianya adalah saus rendam dan sambel cocolnya. Resep Asli Ayam Bakar Krawang, kami wariskan dari satu keluarga yang ketika jaman kemerdekaan memiliki penggilingan padi di Krawang. Konon menurut cerita keluarga ini juga mewarisinya dari seorang pembantu yang membakar ayam dan menyajikannya dengan saus cocol yang sangat istimewa, karena dibuat dengan kombinasi rempah-rempah khusus dan biji kenari. Rahasia lain dari resep ini adalah kombinasi yang khas antara jumlah cabe besar dan cabe rawit, yang memberikan aroma unik. Menurut dongeng, ketika jaman kemerdekaan dahulu, tempat penggilingan padi tersebut pernah hampir dijarah oleh pasukan Jepang, tapi gara-gara pimpinan serdadu Jepang itu ikut mencicipi Ayam Bakar Krawang dan takjub dengan kegurihan dan kelezatannya, maka akhirnya penggilingan padi itu tidak jadi di jarah. Sang pimpinan serdadu Jepang, konon sering mampir untuk minta dibuatkan Ayam Bakar Krawang.

Rawon Kikil dengan Cak-kwe

Barangkali tidak lagi ada yang istimewa tentang hidangan rawon. Karena makanan ini sudah sedemekian merakyatnya dan tersedia dimana-mana. Hidangan yang satu ini konon berasal dari kaum peranakan di Semenanjung Malaka. Menggunakan rempah buah keluak, yang juga dijuluki buah hitam. Aselinya buah ini sangat beracun, tidak jelas kapan dan bagaimana akhirnya menjadi rempah-rempah yang exotic. Sebagian orang menyebut buah keluak sebagai Ambrosia dari Indonesia. Ambrosia berdasarkan legenda Yunani, adalah makanan dewa, yang dipercaya bisa memberikan keabadian hidup.

Rawon kikil ini adalah sebuah versi klasik yang kami warisi dari sebuah warung kecil di salah satu Chinatown di Jawa Tengah. Kemungkinan besar Semarang. Konon sangat populer sebagai sarapan pagi di awal-awal tahun 1900’s. Berlainan dengan tradisi jaman sekarang yang disajikan dengan telur asin, rawon kikil ala Restoran OASIS, menggunakan resep kuno dengan daging semur dan kikil sapi pilihan. Dimakan bersama toge dan cak-wee goreng. Plus nasi hangat ditaburi bawang goreng.

Sate Remes ala Jawa

Resep ini kami warisi dari seorang pedagang sate di Yogya, yang selalu meremas daging satenya dengan garam dan merica, sebelum satenya di bakar. Tekhnik meremas ini disempurnakan oleh team kreatif OASIS hampir setahun lamanya, menambah rempah-rempah khusus, dan juga ukuran potongan daging, serta cara membakarnya. Kini hidangan ini sempurna sudah. Disajikan dengan sambal pedas, dan dua saus yang berbeda. Saus kacang klasik dan saus kecap dengan potongan bawang dan rawit. Barangkali inilah sate paling enak di seluruh jagad raya.

Selama bulan Puasa, restoran OASIS akan buka lebih awal sejak beduk magrib, menampilkan hidangan klasik mereka yang sudah sangat terkenal, seperti hidangan-hidangan kontinental klasik, dan hidangan risjtafel Indonesia yang legendaris. Menu tambahan bulan Puasa seperti 4 menu diatas dan sejumlah hidangan penutup, akan menjadi menu tambahan untuk memeriahkan bulan Ramadhan.

Restoran OASIS
Jalan Raden Saleh 47
Cikini
Jakarta Pusat
Tel : 3150646

Hubungi : KAFI KURNIA – Managing Partner

Monday, September 01, 2008

THE DANGER OF EMOTION


EMOTIONOMICS

Setiap manusia punya kebutuhan. Seperti makan, tidur, kerja dan sebagainya. Memenuhi kebutuhan adalah tindakan ekonomi. Seperti kapan kita makan dan berapa gaji yang kita ingin-kan. Tetapi saat kita menentukan apa yang akan kita makan, dan di perusahaan mana yang kita sukai untuk bekerja, hampir dapat dikatakan lebih dari 50% keputusan itu ditentukan oleh sesuatu yang sifatnya emosional. Tindakan kita memilih berdasarkan emosi kini disebut tindakan emotionomics. Zig Ziglar, ‘coach salesmanship’ yang beken banget di Amerika menulis “People don't buy for logical reasons. They buy for emotional reasons.”

Kita para pemasar, selalu berdebat bahwa emosi tidak bisa kita ukur. Karena semuanya relatif dan bergantung kepada selera para individu masing-masing. Misalnya rasa enak dan lezat untuk satu produk mie instant boleh dibilang sangat bervariasi. Apa yang enak dan lezat buat saya, belum tentu enak buat anda. Andaikata emosi bisa diukur setepat-tepatnya, para produsen dan pemasar bakal girang bukan main. Kesulitan seperti ini yang akhirnya menyebabkan, para produsen dan pemasar hanya fokus pada masalah desain produk yang menyangkut fitur, kualitas dan harga. Kebanyakan pada hal-hal tekhnis yang menyangkut tindakan ekonomi. Bukan emotionomics !

Seorang pemasar yang produknya adalah pakaian dan produk fashion berkisah unik. Katanya ungkapan emosional “baju baru buat Lebaran” tahun-tahun belakangan ini mengalami revolusi yang cukup serius. Dulu, yang namanya “baju baru buat Lebaran”, memang bener-bener harus kelihatan baru secara fisik. Licin seperti baru keluar dari pabrik. Jaman sekarang “baru” secara emosional tidak lagi berarti hal yang sama. Bayangkan jeans belel, yang robek-robek ngak keruan bisa saja baju baru. Atau kemeja dan blus batik yang lecek, belel, dan hampir pudar warnanya, juga ‘qualify’ untuk baju baru. Yang penting belinya baru dan belum pernah dipakai. Saya tertawa ngakak mendengarnya. Iya juga yah !

Dunia industri entertainment, seperti film dan musik, juga punya definisi ‘baru’ yang secara emosional juga beda. Jaman dahulu kala, kalau mau bikin film, ‘casting’ pemeran film betul-betul diperhatikan mencari pemain yang terkenal dan beken. Sebagai jaminan film-nya apik dan bakalan banyak penonton-nya. Seorang sineas muda, mencibir kepada saya tentang teori ini. Kata beliau di Hollywood memang betul harus begitu. Tapi ngak di Indonesia. Di Indonesia, konon menurut teori beliau, para bintang naik dengan cepat, tapi bisa juga jatuh dengan sangat cepat. Bagaimana tidak ? Tayangan infotainment yang begitu banyak semuanya mencari kelemahan, kebusukan, dosa dan skandal para kaum artis dan selebriti. Di satu pihak televisi yang menciptakan selebriti ini meroket, tetapi televisi pula yang menembaknya jatuh. Jadi menurut sineas muda itu, bikin film di Indonesia harus bisa mencari aktor dan aktris yang baru – istilah populernya ‘belum pernah masuk angin’. “They want fresh face”, kata sineas muda itu mantap dalam bahasa Inggris ketika menutup percakapan kita berdua. Baru dalam dunia film artinya ‘unknown’. Yang belum dikenal inilah yang membuat orang penasaran.

“Baru” sebagai pakem dalam dunia otomotif, real-estate atau ‘high-end’ fashion diterjemahkan secara berbeda lagi. Mobil baru tidak lagi aneh. Konsumen punya standar “baru” yang kadang cukup edan. “Baru” kini harus esklusif, otentik, dan mahal. Baru konsumen tertarik dan mungkin terjerat membeli. Kalau hanya sekedar baru, sudah tidak aneh lagi, dan tidak mempan buat konsumen. Produsen juga sudah pandai dan cerdas untuk memainkan emosi konsumen. Dalam hal peluncuran video games baru seperti Playstation, Xbox atau WII, biasanya produk disiapkan dulu digudang dalam jumlah cukup banyak dan diluncurkan menjelang Natal dan Tahun Baru. Artinya supaya produk ini menyebar dari mulut-ke-mulut, butuh jumlah tertentu untuk menciptakan populasi fans yang cukup besar untuk membuat produk ini meledak. Terlampau sedikit bisa membuat konsumen frustasi. Dan tidak tertarik membeli.

Untuk mobil lain lagi. Seorang dealer, mengatakan bahwa untuk bikin penasaran, biasanya pabrik sengaja menciptakan waktu indent, biar menciptakan kesan jumlah permintaan mobil baru lebih banyak dari suplai mobil. Cara ini membuat konsumen ‘excited’ dan merasa memang mobil yang ditunggunya ‘baru’ beneran. Buktinya laris banget sampai ngak ada stock. Cuma saja, kadang mobilnya meledak sangat laris diluar perkiraan, sehingga waktu indent menjadi terlampau lama. Konsumen jadi kesal dan mangkel.

Emotionomics kita menjadi buku populer yang ditulis oleh Dan Hill, dan menjadi peta baru praktisi pemasaran, untuk menjadi kompas yang menuntun kita menjelajah wilayah emosi konsumen. Emotionomics menjadi pencerahan baru untuk melariskan produk kita, dijaman gonjang ganjing seperti saat kini.