Friday, December 31, 2010
Thursday, December 30, 2010
Wednesday, December 29, 2010
KLINIK BISNIS - KAFI KURNIA
Anda punya masalah dengan bisnis anda ?
Kini anda bisa mendapatkan solusi dan ide bisnis terbaik,
dari praktisi bisnis Indonesia yang paling imajinatif dan kreatif, - KAFI KURNIA
Secara langsung, lugas dan tuntas !
TIRTAYU - Healing Center
mulai Januari 2011,
membuka KLINIK BISNIS pertama di Indonesia
Anda tidak lagi perlu menunggu,
solusi instant kini bisa anda dapatkan,
Dijamin manjur dan cespleng !
Untuk keterangan lebih lanjut hubungi :
Arini
“Tirtayu” - Healing Center
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Tel : 7280 0343
Fax: 720 0670
Tuesday, December 28, 2010
KETIKA KITA KALAH 0-3 DARI MALAYSIA !
Saya tidak mau membela siapapun. Saya juga tidak mau menyalahkan siapapun. Dan saya tidak ingin mencari pembenaran apapun. Yang jelas kita semua sedih, kesal dan berduka, ketika TIMNAS SEPAKBOLA kita dikalahkan Malaysia. Seorang teman mengirim SMS, “Tau ngak, gue sampe nangis beneran, pas kita kalah !” Text SMS lain berbunyi : “Sebelllll…… sebelllllll…… sebelllllllll” Plus sejumlah SMS dan BB yang isinya bervariasi dari sumpah serapah, hingga kekesalan yang menjengkelkan.
Saya ingat betul, ketika Indonesia masuk final, saya sedang berada di airport Jakarta, diruang tunggu, menunggu pesawat ke Yogyakarta. Di TV saya menonton seorang menteri diwawancara dengan sangat semangat dan bertele-tele soal kemenangan Indonesia itu. Tak lama kemudian, seorang teman mengirim pesan di BB, “Ayo don, Tanya Mpu Peniti siapa yang bakal menang di Final “ Saya cuma menyeringai saja. Lalu bergegas naik pesawat. Pulang dari Yogyakarta, saya menerima sejumlah pesan yang mirip. Sejumlah teman saya, rasanya tidak yakin dan belum yakin Indonesia bakal menang. Saya pun jadi terusik. Sambil menenteng soto kesukaan Mpu Peniti dan martabak manis favorit beliau, saya maju akhirnya menuju rumah beliau. Saya tahu pasti beliau tidak akan mau memberikan ramalannya pada saya. Cuma iseng dan penasaran saja, yang membuat saya ingin tahu, apa bisikan dan komentar beliau.
Dirumah Mpu Peniti, saya disambut beliau diberanda depan. Melihat saya membawa soto dan martabak, beliau senyum-senyum saja. Hanya saja senyum terlihat agak sinis. Hati saya jadi ciut. Pasti beliau sudah tahu maksud dan tujuan saya. Di teras belakang, akhirnya kami makan malam. Sambil ditemani 2 orang cucunya. Kami berbicara ringan, tentang tahun 2010 yang cukup gonjang ganjing. Dan acara tahun baru nanti. Menjelang selesai makan malam, kami ngopi ditemani martabak. Mpu Peniti lalu bercerita panjang lebar tentang saat-saat kecil beliau ketika masih suka main bola di Yogyakarta dulu. Beliau berkomentar “ Alangkah dahsyatnya bilamana kita berhasil mengalahkan Malaysia. !” Kini giliran saya yang menyeringai lebar. Lanjut Mpu Peniti’ “ Maka semua kekesalah kita akan terhapus semua” Saat itu saya tiba-tiba merasakan betapa kemenangan Indonesia mutlak perlu dan sangat penting.
Bayangkan, kita dan Malaysia, biar bertetangga, hubungan kita selalu boleh dikata seperti musuh bebuyutan dengan sejumlah konflik dan emosi yang sangat kompleks. Mulai dari jaman Soekarno, dengan kampanyenya “Ganyang Malaysia”, hingga perseteruan kita dijaman bulu tangkis tahun 70an, dan masalah lain seperti TKI, lagu dan kesenian yang dibajak, hingga perselisihan perbatasan. Maka kritik Mpu Peniti, apapun ongkosnya Indonesia harus menang. Kalau saja hasilnya terbalik, maka situasinya bakal makin runyam.
Menjelang Natal, saya berangkat ke Bandung, untuk mengurus restoran saya yang baru. Dan saya berjanji kepada beberapa teman untuk nonton bareng, atau “nobar” final bola yang pertama di Malaysia itu di Jakarta. Pagi hari tanggal 26 Desember, sejumlah SMS masuk dan menanyakan kepastian saya. Tetap saja saya jawab akan ikut “nobar’ di Jakarta. Menjelang sore, sekitar jam 4, saya baru bebas dan bergegas menuju Jakarta. Awalnya saya tertidur di mobil. Entah berapa lama. Ketika saya bangun, mobil masih merayap di Pasteur. Saya melirik jam dan ternyata sudah sejam, kita masih belum keluar kota Bandung. Gerimis mulai turun, antrian mobil semakin panjang dan macet. Mimpi buruk yang saya takutkan akhirnya terjadi juga. Sepanjang Pasteur hingga loket tol di Padalarang, macet total. Mobil merayap sangat pelan. Akhirnya butuh 3 jam untuk keluar tol Padalarang.
Teman-teman saya yang tidak sabar, sudah SMS dan BB menanyakan lokasi saya. Jam tujuh malam ‘teng’, final bola dimulai. Saya masih dijalan. Up-date jalannya pertandingan hanya saya ikuti lewat BB dan SMS. Tak lama kemudian, babak pertama usai. Dan skor masih seri alias kosong-kosong. Menjelang tempat peristirahatan km 97, saya melihat antrian yang sangat padat. Kami ikut antri. Karena sudah 3 jam merayap di jalan. Dan sisa ngopi tadi siang sudah berontak pengen keluar. Mulanya saya berpikir, orang-orang ini juga ingin ke WC karena lelah kena macet. Tebakan saya ternyata salah. Semua berhenti dan mampir, dengan satu tujuan. Menyempatkan diri menonton Indonesia berlaga. Suasananya sangat gegap gempita. Riuh dan sangat sulit digambarkan. Melebihi saat pengumuman suara pemilu. Malah WCnya sepi. Yang ramai, hampir ditiap gerai dan restoran yang memajang televise, semua menonton dengan sangat antusias. Tiap gerakan selalu di-iringi sorak sorai yang riuh.
Satu hal yang jelas terpampang di setiap wajah yang menonton, mereka sangat haus akan kemenangan. Barangkali itulah jawaban yang kita cari selama ini. Bangsa ini haus pada kemenangan. Bangsa ini haus pada sesuatu yang bisa kita banggakan. Sudah terlalu lama rasanya, harga diri kita lecek dan lusuh, tidak mendapat setrika baru yang melicinkan. Saat itu, batin saya ikut berseru “Indonesia harus menang ! Indonesia harus juara !”
Karena tempat penuh dan tidak ada ruang parker tersisa, saya akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Melihat betapa antusias dan besarnya dukungan para fans sepakbola kita, saya optimis kita akan menang. Namun nasib timnas Indonesia, punya cerita yang berbeda. Tak lama setelah meninggalkan tempat peristirahatan km 97, masuk SMS dan BB yang mencemaskan. Gawang Indonesia bobol satu nol. Langsung hati saya remuk redam. Ketika gol kedua masuk, saya tak kuasa menahan diri, lalu mengumpat dan memaki. Rasanya kesal bukan main. Dan pas gawang Indonesia, jebol ketiga kalinya, saya langsung lemas. Saya melirik jam, dan waktu tinggal sedikit. Hati saya membatin bahwa Indonesia akan kalah. Ternyata memang itu yang terjadi ! Kita kalah 0-3 !
Jam 10 malam saya tiba dirumah. Bandung – Jakarta yang biasanya kita tempuh dalam 2 jam lebih, kali ini harus saya alami 6 jam. Perasaan saya sangat galau. Letih lelah dan kecewa kita kalah. Esok harinya semua kritik, dan pernyataan salah menyalahkan, serta sejumlah pembelaan diri muncul. Mulai dari isu, laser, petasan, hingga ajakan menteri makan malam. Pokoknya ramai luar biasa. Satu hal yang saya rasakan betul adalah kekalahan itu sangat mirip dengan perjalanan saya yang 6 jam pulang dari Bandung. Dan semua orang langsung pesimis bahwa pada akhirnya kita akan kalah juga pada tanggal 29 Desember mendatang.
Sebenarnya ada satu pelajaran yang sangat dahsyat dari semua peristiwa ini. Dan mestinya pemimpin bangsa ini sadar dan eling. Bahwa kita sangat merindukan sebuah kemenangan dan kebangga-an ! Kata Mpu Peniti, “ Kalau 11 orang bisa menghentikan Negara ini dalam 90 menit. Maka 11 orang yang sama bisa menggerakan Negara ini dalam 9.000 menit berikutnya !” Barangkali itu peluang yang sesungguhnya. Bahwa sudah saatnya masalah olahraga ditangani secara serius dan professional. Jangan amatiran dan hanya menjadi komoditi politik. Siapa tahu, Olahraga adalah semangat terbarukan bangsa kita yang selanjutnya !
Saturday, December 25, 2010
DIMANE NONTON BARENG BOLA NYANG PALING ASOY ?
Ente pengen nonton bareng bola nyang paling asik sik ?
Tanggal 26 Desember dan 29 Desember ini ..... ???
So pasti laaah .... tempat nyang paling asoy cume di BADUNG !
Resto anyar di kota Bandung.
Pokoke anda boleh teriak sekencang-kencangnye ......
Boleh badung se badung-badung-nye !!!!
Jalan Dr. Cipto 3
Bandung
Reservasi : 022 4264876
Buruan .... bangkunye ude ampir abis ..... jangan ampe nyesel deh!!!!!
Tuesday, December 14, 2010
TRADITIONAL CHINESE MEDICINE AT TIRTAYU HEALING CENTER
Sejak tanggal 10 Desember 2010, Tirtayu Healing Center telah menambah fasilitas pelayanan baru,
berupa TRADITIONAL CHINESE MEDICINE
Untuk melayani semua keluhan dan masalah penyakit anda dengan menggunakan
accupuncture, accupressure dan Chinese Medicine
Tirtayu Healing Center memiliki visi untuk menyediakan pelayanan kesehatan
yang berkualitas tinggi, dan suasana lingkungan yang serba nyaman.
Untuk reservasi dan keterangan lebih lanjut, mohon menghubungi.
Arini / Astri
“Tirtayu” – Healing Center
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
The Advantages of Traditional Chinese Medicine
Traditional Chinese medicine (TCM) was born in the background of ancient Chinese “harmony culture”. The mainstream of Chinese culture is Confucianism and Taoism. Whether it is the medium doctrine of the Confucianism, or it is the idea of the Taoism that everything keeps harmony by holding Yin and Yang, they all emphasize the harmony.
Under the guidance of this philosophy, Chinese medicine upholds balancing, uprighting and eliminating the pathogens as the main principles of treating diseases and maintaining health, rather than confrontation and killing as methods to conquer diseases. In the fight against viral diseases, chronic inflammation, functional disorders, endocrine disorders and other diseases, TCM plays a good role.
Chinese medicine puts the occurrence of diseases, climatic changes, environmental variations, emotional fluctuations, imbalance of diet and life, and the disorder of sex life together. That is, the so-called Three Pathogens Theory. This etiology doctrine that is built on the basis of the macro methodology is entirely different from that of Western medicine which is on the basis of the microscopic and pathologic anatomy. But it is exactly a biological, psychological, social and new medical model that Western medicine is attempting to pursue. While Chinese medicine established its own system with this medical model about 2000 years ago.
Chinese medicine doesn’t look up to static anatomy as a starting point for understanding the diseases and does not rely on detection equipments. However, TCM relies upon inspection, listening and smelling, inquiry and pulse-taking to directly experience and study the human dynamic life information. Also it is based on syndrome differentiation to guide the disease treatment. This method not only can save a lot of examination fees for patients, but also can help doctors exchange with patients more closely, which reflects a real humanistic spirit.
Chinese medicine stresses “prevention before diseases rather than treating diseases”. This does not simply refer to the medical thought of prevention before disease onset. More importantly, before the discovery of the development trend of certain diseases, that is, when patients with symptoms or not feeling well, without waiting for the disease to be formed, without waiting for detection of positive results, you can use the medicine to prevent and treat it. To senile diseases, degenerative diseases, sub-health state, TCM has positive roles in the prevention and correction.
Chinese medicine treats diseases mainly with prescription and acupuncture. Acupuncture is used as a non-medication therapy, whose side effects are slight in an acknowledged way. Chinese medicine is mainly from the original medications of nature. Most of them are not only without toxicity or side effects, but also through processing, especially in accordance with the principle of “monarch, minister, assistant and envoy” combined into a prescription, TCM upholds "prescription corresponding with the disease” as the basic idea of treatment based on syndrome differentiation, and “balancing, uprighting and eliminating the pathogens” as the principle of applying the prescription to play an integrated role in the body. This way can cure diseases and rarely cause side effects. TCM never simply combats poison with poison.
In short, Western medicine has absolute advantages in the medical fields like surgery, diagnosis of organic diseases, first aid, prevention of spreading of epidemic conditions, and life-sustaining activities in the need of modern science and technology to support. While in the treatment of chronic inflammation, chronic pains, functional disorders, endocrine disorders, viral diseases, hyperplastic diseases, degenerative diseases, senile diseases, commonly-encountered clinical syndromes, sub-health state of the human body, and difficult health problems, Chinese medicine takes the unparalleled advantages.
Professor Pengjian
Translated by Dr.Zhu Ming and Yuan yuying
February 3, 2009
Monday, December 13, 2010
TELAH DIBUKA KLINIK DOKTER GIGI DI TRITAYU HEALING CENTER
Sejak tanggal 10 Desember 2010, Tirtayu Healing Center telah menambah fasilitas pelayanan baru, berupa KLINIK DOKTER GIGI.
Untuk melayani semua keluhan dan masalah penyakit gigi anda.
Tirtayu Healing Center memiliki visi untuk menyediakan pelayanan kesehatan
yang berkualitas tinggi, dan suasana lingkungan yang serba nyaman.
Reservasi dan keterangan lebih lanjut, mohon menghubungi.
Arini / Astri
“Tirtayu” – Healing Center
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Monday, December 06, 2010
NGAK ADA YANG BERUBAH DI REPUBLIK INI
When we are no longer able to change a situation, we are challenged to change ourselves. ~ Victor Frankl
Malam itu saya kembali dari Bangkok. Dilapangan udara Cengkareng,sebelum melewati petugas bea cukai, dibelakang saya ada 3 orang berseragam hitam-hitam. Mendorong 3 troley, dengan sejumlah koper besar-besar. Dan menyebut nama orang penting di republic ini. Sang petugas bea cukai hanya nyengir saja. Dengan sangat terpaksa ia mempersilahkan mereka lewat tanpa diperiksa. Tiba-tiba dada saya sesak. Kenapa hal-hal tertentu di republik ini masih saja tidak berubah. Terutama kebejatan-kebejatan tertentu.
Malamnya saya menelpon teman yang sudah bekerja bertahun-tahun disebuah maskapi penerbangan, dan sekaligus bercerita tentang pengalaman saya. Ia tertawa ngakak. Menurut dia, banyak hal di republik ini yang belum berubah. Tetap sama. Kehausan dan keserakahan kita untuk aji mumpung, masih tetap saja sama dan tidak bergeming satu jengkalpun. Ia menasehati saya untuk acuh. Biar saja, begitu ia menasehati saya.
Pulang dari bandara, saya mampir kerumah Mpu Peniti, sambil mengantar singkong santan, kesukaan Mpu Peniti. Siang tadi saya beli disalah satu took kue di Bangkok. Berdua ditemani martabak, singkong santan dan secangkir kopi, saya bercerita tentang kegelisahan saya soal republic ini. Mata tua Mpu Peniti menerawang sangat jauh. Ia menghela nafas panjang. Ia merasakan hal yang sama. Seperti awan yang bergantung dilangit. Membuat panas cuaca, tetapi tidah jua menurunkan hujan. Dengan lirih beliau bercerita tentang seorang guru ZEN yang sedang mengajar para murid-muridnya.
Alkisah seorang guru, sedang mengajar dibawah sebuah pohon rindang. Ia dikelilingi puluhan muridnya. Lalu ia bertanya dengan suara lantang berwibawa, “Dalam kehidupan ini, apa yang paling dekat dengan kita semua ?” Sejenak para murid berpeikir keras. Salah satu muridnya mengatakan “Orang tua !” Sang guru tersenyum tetapi menggeleng. Lalu satu murid yang lain berkata “Sang Guru”. Sang guru tetap menggeleng. Setelah sejumlah murid menjawab, sang guru menjelaskan “ Bayangan kita”. Para murid terhenyak. Dalam kehidupan ini, segala nilai, prestasi dan reputasi kita dibayang-bayangi oleh tindakan kita. Prilaku dan tindakan yang tidak terpuji akan selalu menempel dan menjadi baying-bayang kita selalu.
Sang guru, lalu mengajukan pertanyaan kedua. “Apa yang paling jauh dalam kehidupan kita ini ?” Pertanyaan kedua yang tampak lebih mudah, disambut dengan sangat antusias oleh para murid. Jawaban bervariasi. Ada yang menyebut bulan, bintang dan matahari. Namun tidak ada satupun jawaban yang memuaskan sang guru. Ia tetap saja menggeleng. Akhirnya sang guru membuka rahasia dari jawaban kedua. Kata beliau, tidak ada yang lebih jauh dari diri kita, selain masa lalu. Sedemekian jauhnya sehingga kita tidak lagi bias menyentuhnya. Sang guru berpesan, bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu, seringkali tak terhapuskan. Jadi hati-hatilah berbuat, sehingga kita tidak mewariskan masa lalu yang kelam.
Sang guru lalu melempar pertanyaan yang ketiga. “Benda apa yang paling besar dalam kehidupan kita ?” Mendapat pengalaman dari dua pertanyaan didepan, banyak murid yang tidak berani menjawab karena takut salah. Suasana Nampak hening. Akhirnya seorang murid memberanikan diri menjawab “ Bumi !”. Sang guru tersenyum, lalu menjawab, “Tidak ada benda yang lebih besar daripada Nafsu. Sedemikian besarnya sehingga kita selalu dikalahkan oleh nafsu. Jangan biarkan nafsu tumbuh menjadi sedemekian besarnya dan mengalahkan kita. Para murid mulai mengerti dan menyimak lebih dalam.
Waktu berjalan perlahan, Matahari mulai turun dan perlahan-lahan sinarnya mulai meredup di langit sebelah barat. “Benda apa yang paling berat dalam kehidupan kita ?” Nampaknya pertanyaan semakin sulit. Sebagian muird mulai menggaruk-garuk kepala. Salah seorang murid akhirnya menjawab “Emas logam mulia”. Sisanya lirih menjawab, “gunung”, dan “batu karang”. Sayangnya semua jawaban masih salah dan belum ada yang memuaskan. Sang guru melipat kedua tangan-nya didada dan berkata “ Yang paling berat dalam kehidupan ini kepercayaan”. Inilah beban hidup yang sesungguhnya. Seorang pemimpin dinilai dari prilakunya memegang teguh kepercayaan yang dilimpahkan kepadanya Tidak ada yang mampu lebih berat daripada yang satu ini.
Dalam pertanyaan berikutnya, sang guru bertanya kebalikan dari pertanyaan sebelumnya. “Benda apa yang paling ringan dalam kehidupan kita ?” Puluhan jawaban lepas dari mulut para murid-murid. Ada yang menyebut, “nafas”,“daun kering”, “kapas” dan”debu”. Jawaban-jawaban itu belum memuaskan sang guru. Sambil menutup mata, dan menghela nafas panjang, sang guru menyebut lirih :” Yang paling ringan adalah meninggalkan tanggung jawab” Lalu beliau menjelaskan, seringkali sebuah keluarga dan Negara menjadi hancur berantakan, semata-mata karena sang pemimpin dengan entengnya meninggalkan tanggung jawab.
Pertanyaan yang terakhir sebelum matahari tenggelam, Sang guru bertanya kepada seluruh murid-muridnya. “Benda apa yang paling tajam di muka bumi ini ?” Serentak para murid menjawab “ pisau dan pedang”. Sang guru menggeleng. “Benda yang paling tajam di dunia ini adalah lidah manusia. Begitu tajamnya, seringkali ia membuat luka yang paling dalam tanpa ia sadari. Saking tajamnya, seringkali ia membuat luka yang tidak berdarah dan tidak meninggalkan bekas luka” Akhir kata sang guru berpesan, “Semua yang berat dan ringan, besar dan kecil, hanya menjadi persoalan fisik, apabila kita menggunakan panca indera yang biasa. Tetapi setiap kali kita menggunakan mata hati dan nurani, maka persoalannya menjadi sangat berbeda. Kualitas kita sebagai manusia sangat ditentukan oleh nurani kita. Jadilah kalian murid-muridku yang bernurani. Yang memiliki perasaan. Bukan yang mati rasa “
Usai pertanyaan ke 6 dari sang guru. Maka usailah cerita Mpu Peniti. Dan malam semakin larut, ketika saya meninggalkan Mpu Peniti. Di benak saya melayang sejumlah angan angan. Barangkali saja, kalau ada pemimpin yang mau menerapkan 6 pertanyaan ala ZEN yang bijak itu, mungkin nasib anda dan saya akan sangat berbeda. Mungkinkah angan-angan itu terwujud besok ?
Wednesday, December 01, 2010
Friday, October 29, 2010
The Miracle of Green Tea
"Better to be deprived of food for three days, than tea for one." (Ancient Chinese Proverb)
Is any other food or drink reported to have as many health benefits as green tea? The Chinese have known about the medicinal benefits of green tea since ancient times, using it to treat everything from headaches to depression. In her book Green Tea: The Natural Secret for a Healthier Life, Nadine Taylor states that green tea has been used as a medicine in China for at least 4,000 years.
Today, scientific research in both Asia and the west is providing hard evidence for the health benefits long associated with drinking green tea. For example, in 1994 the Journal of the National Cancer Institute published the results of an epidemiological study indicating that drinking green tea reduced the risk of esophageal cancer in Chinese men and women by nearly sixty percent. University of Purdue researchers recently concluded that a compound in green tea inhibits the growth of cancer cells. There is also research indicating that drinking green tea lowers total cholesterol levels, as well as improving the ratio of good (HDL) cholesterol to bad (LDL) cholesterol.
To sum up, here are just a few medical conditions in which drinking green tea is reputed to be helpful:
* cancer
* rheumatoid arthritis
* high cholesterol levels
* cariovascular disease
* infection
* impaired immune function
What makes green tea so special?
The secret of green tea lies in the fact it is rich in catechin polyphenols, particularly epigallocatechin gallate (EGCG). EGCG is a powerful anti-oxidant: besides inhibiting the growth of cancer cells, it kills cancer cells without harming healthy tissue. It has also been effective in lowering LDL cholesterol levels, and inhibiting the abnormal formation of blood clots. The latter takes on added importance when you consider that thrombosis (the formation of abnormal blood clots) is the leading cause of heart attacks and stroke.
Links are being made between the effects of drinking green tea and the "French Paradox." For years, researchers were puzzled by the fact that, despite consuming a diet rich in fat, the French have a lower incidence of heart disease than Americans. The answer was found to lie in red wine, which contains resveratrol, a polyphenol that limits the negative effects of smoking and a fatty diet. In a 1997 study, researchers from the University of Kansas determined that EGCG is twice as powerful as resveratrol, which may explain why the rate of heart disease among Japanese men is quite low, even though approximately seventy-five percent are smokers.
Why don't other Chinese teas have similar health-giving properties? Green, oolong, and black teas all come from the leaves of the Camellia sinensis plant. What sets green tea apart is the way it is processed. Green tea leaves are steamed, which prevents the EGCG compound from being oxidized. By contrast, black and oolong tea leaves are made from fermented leaves, which results in the EGCG being converted into other compounds that are not nearly as effective in preventing and fighting various diseases.
Now TIRTAYU – Healing Center serves exclusively GREEN TEA in our Detox Café .
For further information please contact :
Ati Setyono / Astri
“Tirtayu” – Healing Center
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Tel : 7280 0343
Fax: 720 0670
Sunday, October 24, 2010
WISCONSIN GINSENG TEA @ TIRTAYU HEALING CENTER
What is Ginseng?
Ginseng is a short, perennial plant of the Araliaceae botanical family. It grows naturally on the slopes of ravines and shady, well drained mountainous hardwood forests. It bears five compound leaves on a single stalk at maturity. An insignificant gray flower blooms each spring and by late summer has turned into a cluster of crimson fruit from which the ginseng seed is obtained.
The plant grows between 7 to 21 inches in height when wild. The root is creamy yellow or white resembling a parsnip with rootlets that branch off, sometimes taking the shape of a human body. The root is the part that is consumed.
Ginseng is the most widely used herb in the Orient.
The History of Ginseng:
The Chinese have been using ginseng for over 5000 years. They composed the name ginseng from two words meaning "Man Plant" from its frequent likeness to the human form. It was later given the botanical name Panax derived from the Greek for All Healing or Cure All and related to the word Panacea. It comes as a surprise to most North Americans that the variety of ginseng native to this continent, known as Panax quinquefolium L., has been used by our native peoples in a similar fashion as their Asian cousins who use panax ginseng. Ginseng and all of its products are made from 100% pure whole root.
Ginseng has been the most highly respected herb since ancient times by both Chinese and Native American herbalists. As known by these ancient healers, this herb seems to help the mind and body to be in balance.
A Quote about Ginseng from the Nutrition Almanac:
"Ginseng strengthens the heart and nervous system. It builds general mental and physical vitality and resistance to disease by strengthening and stimulating the endocrine glands that control all basic physiological processes including the metabolism of vitamins and minerals. Soviet researchers report that ginseng normalizes the level of arterial pressure and is effective in the treatment of both hypertension and hypotension."
About Ginseng:
Ginseng is one of nature's greatest gifts. It is used to increase physical and mental endurance, boost energy, normalize body functions, reduce cholesterol, and prevent cancer. Traditionally, ginseng has been used to enhance sexual desire, by promoting sex hormone production. Ginseng supports the natural balance of your body to combat fatigue and strengthens and protects your nervous system.
Now modern research has demonstrated that over 28 therapeutic elements (ginsenosides) are in this vitamin rich plant. Recent research shows that regular use of Ginseng is helpful in the treatment of memory loss (Alzheimer's), balance of blood sugar levels (Diabetes), slowing down the aging process, helping the immune system, etc.
Benefits of Ginseng
The benefits of long term usage of ginseng have been realized by the North American and European populations only since the late 1960s. As awareness of ginseng's properties steadily increase, so does its popularity. Ginseng's value is mainly as a preventative. It should be taken over a long period of time to stimulate rejuvenation and virility. Indications are the best long term benefits are achieved with a dosage of between 500 and 1500 mg (milligrams) per day. For therapeutic use, a dosage of 2000 mg per day is recommended.
Ginseng may be effective for treating colds, coughs, rheumatism, neuralgia, gout, diabetes, anemia insomnia, stress, headache, backache and double vision. Women find it helpful in normalizing menstruation and easing childbirth. In an experiment study in Eastern Europe, ginseng was used effectively as a mouth was against Periodontal Disease which is a progressive destruction of the supporting structures of the teeth. Ginseng also counteracts the effects of physical and emotional stress, enhances memory, counteracts fatigue without caffeine, and improves stamina. Medically, ginseng stimulates the immune system, by spuring the production of the body's own virus fighting chemicals, helps reduce cholesterol levels in the blood, has anti-clotting effects, reducing risk of arterial blood clots, helps control diabetes by reducing blood sugar levels, is known as an antioxidant, preventing the cumulative cell damage researchers believe cumulates in cancer, protects the liver from the effects of drug, alcohol and toxins, minimizes cell damage from radiation, and increases intestinal absorption of nutrients.
Types of Ginseng
There are two distinct types of ginseng grown in the world, American ginseng (white or yellow in color) and Asiatic ginseng (red color). They claim that American ginseng has a cooling quality on the body versus a heating quality for Asiatic ginseng. The traditional Ying and Yang if you will.
American Ginseng (Panax quinquefolium L.)
American ginseng seems to be the most common name. Panax quinquefolium is native to Eastern North America from Southern Ontario to Georgia and as far west as Wisconsin. Panax quinquefolium is now also grown in China. Panax quinquefolium is believed to give a cooling effect to the body.This cooling, energy giving, endurance enhancing factor is believed to be the most beneficial for our fast paced, stressful world.
Now TIRTAYU – Healing Center serves exclusively the Original Wisconsin Ginseng Tea.
For further information please contact :
Ati Setyono / Astri
“Tirtayu” – Healing Center
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Friday, October 22, 2010
SEMANGAT HARI INI
Wednesday, October 20, 2010
Tuesday, October 19, 2010
THE ART OF HEALING
Ada sebuah dongeng yang berawal dari Rusia. Alkisah ada seorang raja, yang memiliki 3 orang puteri yang sangat cantik. Sang raja memiliki satu pusaka kerajaan yang ia ingin wariskan kepada salah satu puterinya. Namun ia binggung memilih. Maka ia pun membuat sebuah sayembara kecil. Kepada ketiga puterinya ia bertanya, siapakah diantara ketiganya yang paling mencintai sang raja ? Sedalam apakah mereka mencintai sang raja ? Ketiga putrinya diberi waktu seminggu untuk berpikir.
Saat hari sayembara tiba. Puteri sulung dengan berbinar-binar, mengatakan ia sangat mencintai ayahnya, ibaratnya setinggi langit dan sedalam laut yang biru. Tidak terukur dan dipenuhi dengan keindahan bintang dan ikan-ikan. Raja sangat puas dan tersenyum bahagia. Giliran puteri yang kedua, ia bertutur mencintai ayahnya ibarat emas dan batu permata. Berkilau dan tidak ternilai harganya. Lagi lagi raja tersenyum puas. Ketika tiba giliran puteri bungsu, dengan polosnya, ia mengatakan cinta kepada ayahnya sedalam garam. Raja kaget. Marah dan merasa terhina. Ia lalu mengusir sang puteri bungsu. Puteri bungsu menjadi sangat sedih dan pergi dari kerajaan. Konon kesedihan sang puteri bungsu mengusik dewa dewi dikahyangan. Malam itu semua garam yang ada di kerajaan berubah menjadi air laut, bintang, emas dan permata. Esok harinya seluruh kerajaan gempar. Rakyat ribut tidak memiliki garam. Semua makanan menjadi hambar dan tidak enak. Rakyat kehilangan selera makan. Barulah raja mengerti arti cinta sesungguhnya dari sang puteri bungsunya. Tetapi semuanya sudah terlambat.
Percaya atau tidak kebahagian itu mirip garam. Kita tidak pernah merasakan nikmatnya, sampai pada saat kita butuh. Garam harus hadir dalam dosis yang pas. Terlalu sedikit tidak akan membuat makanan menjadi enak. Terlalu banyak, makanan menjadi sangat asin dan tidak akan bisa dimakan. Garam adalah ibarat bandul yang membuat hidup kita pas dan dinamis. Dan bukan sebaliknya. Bukan kebahagian dan kesenangan yang membuat hidup kita apik sentosa. Tetapi hidup dalam takaran yang pas yang akan menghadirkan kebahagian dan kesenangan. Membuat keseimbangan itu didalam hidup kita adalah kebahagian hidup yang sesungguhnya.
Aksara hati dalam bahasa Mandarin, berbunyi “Xin”. Memiliki 2 simbol yang menyerupai telapak tangan yang bertemu ditengah dada. Seperti kita memberi salam. Dan sebuah symbol yang menyerupai perahu. Aksara ini menyiratkan konsep kesimbangan yang membentuk harmoni kebahagian didalam kehidupan kita. Sumber kebahagian adalah hati kita. Yang menjadi muara dari semua ilmu yang kita pelajari, semua pengalaman yang kita jalani, dan harta yang kita miliki. Tajam mengasah suara hati, maka tajam pula naluri kita. Disaat kita lebih banyak membuat kebaikan dan kebajikan, maka kebahagian mirip sebuah tabungan yang nilainya semakin bertambah.
Ketika saya mendesain TIRTAYU (The Water of Life) menjadi sebuah pusat penyembuhan atau “healing center” saya juga mengadopsi filsafat yang sama. Kesehatan sebagai salah satu pilar kebahagiaan hidup kita harus diawali dengan sikap dan kesadaran. Bahwa sikap penyembuhan dimulai dari pencarian diri yang membuang jauh-jauh sifat-sifat kesombongan dan mementingkan diri sendiri. TIRTAYU (The Water of Life) mengajarkan sebuah titik baru agar kita merendahkan diri untuk menyatu dengan alam semesta. Karena kita adalah bagian dari alam semesta itu sendiri.
“Tirtayu – Healing Center” sendiri, memiliki sebuah lokasi yang sangat strategis di Jalan Senopati 20 – Kebayoran Baru, hanya beberapa menit dari SCBD dan Jalan Sudirman. Didesain dengan sangat moderen, dengan lingkungan dan kenyamanan yang berkualitas. “Tirtayu – Healing Center” merupakan fasilitas gedung bertingkat tiga.
Dilevel Lantai 1 – disiapkan konsep Relax – didesain sebagai tempat khusus untuk total relaksasi, yang dilengkapi fasilitas pijat refleksi dan café detox dengan minuman dan jus buah yang didesain untuk memperbaiki tingkat enerji Chi.
Dilevel Lantai 2 – dengan konsep Rejuvenate, anda bias melakukan Yoga, Pilates, Meditasi, dan sebuah klinik fisioterapi yang memiliki fasilitas kolam hidroterapi.
Dan di Lantai 3 - Reborn, disediakan multi kilinik dengan dokter umum, dokter gigi, dokter anak, dan dokter rehab. “Tirtayu – Healing Center” diharapkan menjadi pusat penyembuhan yang holistik berkualitas prima.
Untuk keterangan lebih lanjut :
Kafi Kurnia
“Tirtayu” – Healing Center
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Tel : 7280 0343
Fax: 720 0670
Monday, October 11, 2010
JAIL BANGET SIH ...... LOMBA MEMBUKA BH DI CHINA
hahahahahahahahahahahahahahaha
ternyata membuka kait BH mmerlukan keahlian tersendiri,
dan menjadi seni ketrampilan khusus
itu sebabnya di China
di buat lomba membuka BH tercepat
hahahahahahahahahahahahahahahahahaha
sayangnya....
ketrampilan yang seharusnya dikuasai kaum pria ini
ternyata dimenangkan oleh wanita
dan rekornya .... 8 bh dalam 21 detik
kayaknya si Otong lebih cepet deh
hahahhahahahahahahahahahahahah
JAIL BANGET SIH ...... BILL BOARD AJAIB
hahahahahahahahahahahahahaha
billboard atau iklan luar ruang
untuk bisa menjadi perhatian
butuh kreatifitas dan tekhnologi bersaing,
di Eropa,
majalah Palyboy
memasang Bill-board yang berubah gambarnya
bilamana kena hujan .....
hahahahahahahahahahahahahaha
andaikata billboard ini dipasang di Indonesia ......
buset dah bisa tabrakan semua
hahahahahahahahahahahahaha
Saturday, October 09, 2010
JAIL BANGET SIH .... ANEKA GAYA MENYONTEK (PART III)
Friday, October 08, 2010
JAIL BANGET SIH .... ANEKA GAYA MENYONTEK (PART II)
Thursday, October 07, 2010
JAIL BANGET SIH .... ANEKA GAYA MENYONTEK
Wednesday, October 06, 2010
YUKKKK ..... KITA BERMALAS-MALASAN DI TIRTAYU
Kini saatnya anda relax dan bermalas-malas-an ! Melamun sambil menikmati sentuhan jari jemari yang mahir melancarkan sirkulasi sistim peredaran darah sambil memperbaiki level enerji anda !
“Tirtayu – Healing Center” terletak sangat strategis di Jalan Senopati 20 – Kebayoran Baru, hanya beberapa menit dari SCBD. Didesain dengan sangat moderen, dengan lingkungan dan kenyamanan yang berkualitas. “Tirtayu – Healing Center” merupakan fasilitas gedung bertingkat tiga.
Dilevel Lantai 1 – disiapkan konsep Relax – didesain sebagai tempat khusus untuk total relaksasi, yang dilengkapi fasilitas pijat refleksi dan café detox dengan minuman dan jus buah yang didesain untuk memperbaiki tingkat enerji Chi.
Dilevel Lantai 2 – dengan konsep Rejuvenate, anda bias melakukan Yoga, Pilates, Meditasi, dan sebuah klinik fisioterapi yang memiliki fasilitas kolam hidroterapi.
Dan di Lantai 3 - Reborn, disediakan multi kilinik dengan dokter gigi, dokter anak, dan dokter rehab. “Tirtayu – Healing Center” diharapkan menjadi pusat penyembuhan yang holistik berkualitas prima.
Untuk keterangan lebih lanjut :
Ati Setyono / Astri
“Tirtayu” – Healing Center
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Tel : 7280 0343
Fax: 720 0670
Tuesday, October 05, 2010
TIRTAYU - HEALING CENTER
Seni penyembuhan dan merawat kebugaran jiwa raga, menjadi pilar kebahagian hidup yang terpenting. Kafi Kurnia mengurai keduanya, dan mengikatnya menjadi satu dalam sebuah pusat penyembuhan diri yang diberi nama TIRTAYU (THE WATER OF LIFE). 3 tingkat penyembuhan disiapkan dengan konsep RELAX – REJUVENATE – REBORN.
“Tirtayu – Healing Center” terletak sangat strategis di Jalan Senopati 20 – Kebayoran Baru, hanya beberapa menit dari SCBD. Didesain dengan sangat moderen, dengan lingkungan dan kenyamanan yang berkualitas. “Tirtayu – Healing Center” merupakan fasilitas gedung bertingkat tiga.
Dilevel Lantai 1 – disiapkan konsep Relax – didesain sebagai tempat khusus untuk total relaksasi, yang dilengkapi fasilitas pijat refleksi dan café detox dengan minuman dan jus buah yang didesain untuk memperbaiki tingkat enerji Chi. Dilevel Lantai 2 – dengan konsep Rejuvenate, anda bias melakukan Yoga, Pilates, Meditasi, dan sebuah klinik fisioterapi yang memiliki fasilitas kolam hidroterapi. Dan di Lantai 3 - Reborn, disediakan multi kilinik dengan dokter gigi, dokter anak, dan dokter rehab. “Tirtayu – Healing Center” diharapkan menjadi pusat penyembuhan yang holistik berkualitas prima.
Untuk keterangan lebih lanjut :
Ati Setyono / Astri
“Tirtayu” – Healing Center
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Monday, October 04, 2010
Pecinta Kopi dan Teh akan Dijauhi Tumor Otak Ganas
MetroTV
Lifestyle + / Senin, 4 Oktober 2010 12:38 WIB
Berbahagialah para penggemar kopi dan teh karena mereka adalah kelompok orang yang kecil kemungkinannya disinggahi tumor otak ganas, yang kerap menyerang orang dewasa.
Temuan terbaru yang didapat dari sebuah penelitian terhadap lebih dari 500.000 orang dewasa Eropa, menambah bukti pada hasil studi AS baru-baru ini yang menghubungkan asupan kopi dan teh yang lebih tinggi dengan penurunan risiko glioma, jenis tumor otak yang menyebabkan sekitar 80 persen dari kasus kanker otak ganas pada orang dewasa.
Namun, hasil penelitian ini sendiri belum dapat membuktikan bahwa kedua minuman itu memberikan perlindungan.
"Ini semua sangat sementara," kata ketua tim peneliti, Dominique Michaud, dari Brown University di Providence, Rhode Island, dan Imperial College London. "Studi ini seharusnya tidak menjadi alasan bagi siapa pun juga untuk mengubah asupan kopi atau teh mereka."
Dan sekalipun jika kopi dan teh memiliki efek langsung terhadap risiko glioma, sepertinya dampaknya akan kecil. Tumor otak secara umum jarang terjadi; di Eropa, misalnya, tingkat kejadian tahunan diperkirakan antara empat hingga enam kasus per 100.000 perempuan, dan enam sampai delapan kasus untuk setiap 100.000 pria.
Secara keseluruhan, kemungkinan seseorang akan mengembangkan tumor (kanker) otak ganas dalam seumur hidup mereka kurang dari 1 persen.
Namun, ujar Michaud, jika asupan kopi dan teh yang lebih tinggi ternyata dapat melindungi terhadap glioma, ini akan dapat memberikan wawasan pada peneliti mengenai penyebab tumor. "Saat ini, kita tidak tahu banyak tentang apa yang menyebabkan kanker otak," katanya.
Temuan yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition itu berasal dari serangkaian penelitian yang dilakukan di 10 negara Eropa yang menyelidiki faktor-faktor risiko potensial terhadap kanker. Pada tahap awal studi, 521.488 pria dan wanita berusia antara 25 hingga 70 tahun melengkapi kuesioner tentang riwayat kesehatan, diet, kebiasaan olahraga, merokok dan faktor gaya hidup mereka lainnya.
Untuk analisis mereka, tim Michaud berfokus pada lebih dari 410.000 peserta studi yang bebas kanker di awal studi dan mempunyai informasi lengkap tentang pola makanan mereka. Setelah penelitian rata-rata selama 8,5 tahun, tercatat 343 pria dan wanita itu didiagnosis glioma; 245 lainnya didiagnosis memiliki tumor yang lain, biasanya adalah meningioma, yaitu jenis tumor otak jinak.
Ketika para peneliti membagi partisipan menjadi 4-5 kelompok berdasarkan asupan kopi dan teh di awal studi, mereka tidak menemukan bukti dari hubungan respons-dosis - yaitu risiko glioma menurun karena konsumsi kopi dan teh meningkat.
BALI KINTAMANI COFFEE DI TIRTAYU
TIRTAYU – Healing Centre
Mulai tanggal 4 Oktober 2010:
Menyajikan secara esklusif The Bali Kintamani Coffee.
Coffee may reduce the risk of developing gallstones, discourage the development of colon cancer, improve cognitive function, reduce the risk of liver damage in people at high risk for liver disease, and reduce the risk of Parkinson's disease. Coffee has also been shown to improve endurance performance in long-duration physical activities. - Source: Harvard Health Publications, Harvard Medical School, 2006.
Tasting Notes - The Bali Kintamani Coffee
The dry fragrance was surprisingly sweet, with caramel-laced cookie character. The wet aromatics are more dark chocolaty, with peppery spice, fig, and dried fruit. The cup has fruit-infused chocolate, and a thick creamy body. The acidity is low, extremely low, and the finish remains fruity although the chocolate softens to a milk Swiss Cocoa tone. You get raisiny notes as the cup flavors fade.
Untuk keterangan lebih lanjut hubungi :
Ati Setyono / Astri
“Tirtayu”
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Tel : 7280 0343
Fax: 720 0670
Friday, October 01, 2010
WISCONSIN GINSENG TEA
TIRTAYU – Healing Centre
Mulai tanggal 4 Oktober 2010:
Menyajikan secara esklusif Wisconsin Ginseng Tea.
“Ginseng is a natural energy booster. It helps restore energy and improves circulation. This booster also improves brain function including acceleration and reaction time. Ginseng has the ability to boost the body’s resistance to viral infections and disease.”
Untuk keterangan lebih lanjut hubungi :
Ati Setyono / Astri
“Tirtayu”
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Tel : 7280 0343
Fax: 720 0670
Thursday, September 30, 2010
KLINIK FISIOTERAPI DI TIRTAYU - HEALING CENTRE
TIRTAYU – Healing Centre
Mulai tanggal 4 Oktober 2010:
Mengoperasikan Klinik Fisoterapi, lengkap dengan konsul dokter spesialis.
• dr. Dr. Ronald Efraim Pakasi, SpKFR
• Praktek : Senin dan Rabu
• By Appointment
Untuk keterangan lebih lanjut hubungi :
Ati Setyono / Astri
“Tirtayu”
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Tel : 7280 0343
Fax: 720 0670
Wednesday, September 29, 2010
YOGA DAN PILATES DI TIRTAYU - Healing Centre
Monday, September 27, 2010
PRAKTEK DOKTER DI TIRTAYU
TIRTAYU – Healing Centre
Mulai tanggal 27 September 2010:
• dr. Johannes Ridwan Tjahyadi Sugiarto, SpA
• Praktek : Senin hingga Jumat
• Mulai Jam 12.00 – 16.00
• dr. Dr. Ronald Efraim Pakasi, SpKFR
• Praktek : Senin dan Rabu
• By Appointment
Untuk keterangan dan janji bertemu dokter hubungi :
Ati Setyono / Astri
“Tirtayu”
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Tel : 7280 0343
Fax: 720 0670
Thursday, September 23, 2010
TIRTAYU DAN ARTI AKSARA "SHIN"
Aksara “Shin” dalam bahasa Mandarin, menunjukan lambang dua telapak tangan yang saling bertemu dan membentuk sikap konsentrasi, focus, dan meditasi. Ini, adalah salah satu filosofi dari Pusat Penyembuhan TIRTAYU. Bahwa sikap penyembuhan dimulai dari pencarian diri yang membuang jauh-jauh sifat-sifat kesombongan dan mementingkan diri sendiri. TIRTAYU mengajarkan sebuah titik baru agar kita merendahkan diri untuk menyatu dengan alam semesta. Karena kita adalah bagian dari alam semesta itu sendiri.
TIRTAYU akan soft opening tanggal 27 September 2010
Untuk keterangan lebih lanjut :
Ati Setyono / Astri
“Tirtayu”
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Tel : 7280 0343
Fax: 720 0670
Wednesday, September 22, 2010
TIRTAYU (The Water of Life)
Seni menyembuhkan dan merawat kebugaran jiwa raga, menjadi pilar kebahagian yang terpenting. Kafi Kurnia mengurai keduanya, dan mengikatnya menjadi satu dalam sebuah pusat penyembuhan diri yang diberi nama TIRTAYU (THE WATER OF LIFE). 3 tingkat penyembuhan disiapkan dengan konsep RELAX – REJUVENATE – REBORN.
Dilevel Relax disiapkan tempat khusus untuk refleksi dan detox dengan minuman dan jus buah yang didesain untuk memperbaiki Chi. Dilevel Rejuvenate, anda bias melakukan Yoga, Pilates, Meditasi, dan sebuah klinik fisioterapi yang memiliki fasilitas kolam hidroterapi. Dan di level Reborn, disediakan multi kilinik dengan dokter gigi, dokter anak, dan dokter rehab.
Hari ini 22 September 2010, Tirtayu mengadakan syukuran dan akan mulai soft opening tanggal 27 September 2010.
Untuk keterangan lebih lanjut :
Ati Setijono / Astri
“Tirtayu”
Jalan Senopati 20
Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Tel : 7280 0343
Fax: 720 0670
Sunday, September 19, 2010
JATUH MISKIN (BAGIAN KE DUA - VERA BERCERAI)
Setahun yang lalu, saya menulis sebuah artikel tentang teman kuliah saya Vera di Hongkong, yang jatuh bangkrut. Dua minggu yang lalu, ketika saya bertugas di Hongkong, saya dan Vera kembali bertemu dan sempat menikmati dim-sum. Wajahnya tidak berubah. Ia Nampak lebih santai. Hanya saja wajahnya terlihat sangat letih. Vera mengungkapkan bahwa sejak setahun yang lalu, nasibnya belum berubah. Malah situasinya makin memburuk.
Alkisah, suatu hari ketika suaminya pulang kerja, sang suami bercerita bahwa ia merasa hidupnya sangat membosankan. Ia ingin melakukan sejumlah hal-hal baru. Vera mulanya tersenyum, menganggap hal yang biasa bahwa suaminya mengalami sindroma yang populer disebut dengan “mid-life crisis”. Vera dengan supportif menganggap hal itu positif. Dengan situasi Vera yang tidak lagi sesibuk dahulu, Vera merasa bahwa ungkapan hati suaminya, akan menjadi tantangan hidup baru mereka berdua. Vera siap untuk berpartner dengan suaminya melakukan hal-hal yang baru. Vera berpikir mungkin inilah jalan yang ditunjukan oleh Tuhan.
Tebakan Vera sayangnya meleset semua. Suaminya minta cerai. Dengan alas an paling klasik didunia. Hidup ini membosankan dan suaminya ingin petualangan baru. Hati Vera hancur remuk redam. Bagaikan tertimpa halilintar dan palu godam terberat didunia. Ia merasakan persis seperti dikatakan pepatah. Sudah jatuh dan tertimpa tangga pula. Sakit bukan main. Tak lama kemudian Vera mengaku, merubah hidupnya seperti kebiasaan orang yang gagal. Secara naluri ia menghancurkan dirinya sendiri. Ia merokok. Ia mabuk-mabuk-kan. Dan diujung titik krisis yang terendah, Vera mencoba bunuh diri. Satu botol obat tidur diminum Vera. Tuhan masih berkendak lain. Vera dilarikan kerumah sakit dan selamat.
Kini Vera dalam proses bercerai dengan suaminya. Ia sedang mencari apartemen baru, dan mempersiapkan sebuah kehidupan yang harus dijalani-nya sendiri. Yang membuat Vera geram, adalah kenyataan hidup ini yang sangat tidak adil. Suaminya yang paruh baya, jatuh cinta dengan gadis muda belia. Dan gadis itu minta kepada suaminya untuk menceraikan Vera. Maka suaminya bertingkah dan dengan mudahnya meminta cerai. 20 puluh tahun lebih perkawinan mereka menjadi tidak berarti. Vera yang mendekati usia paruh baya, merasa dirinya tidak lagi cantik dan sumringah, merasa dirinya tidak memiliki kesempatan yang sama dengan suaminya. Vera dengan sengit mengumbar rasa keadilan ini. Saya sempat tertawa, ketika Vera bercerita bahwa selama 20 tahun lebih perkawinannya, ia selalu setia. Tidak pernah sekalipun membiarkan hati dan perasaan-nya berpaling. Padahal sebagai salah satu direktur pemasaran sebuah private investment company di Hongkong, betapa banyak klien yang kaya raya, menggodanya dan mengajaknya berselingkuh. Vera menyesal. Vera mengatakan kepada saya, ia seharusnya lebih genit dan menggunakan kesempatan itu untuk sesekali meladeni rayuan-rayuan yang dating kepadanya. Vera merasa semuanya terlambat. Itu yang membuat Vera putus asa.
Ketika dirawat dirumah sakit, Vera kedatangan paman yang kebetulan berasal dari suaminya. Sang paman sangat bersimpati dengan Vera. Setahun yang lalu, sang paman yang sama, memberikan semangat dan motivasi ketika Vera baru saja di PHK. Ia mengajarkan sebuah filosofi tentang kehidupan lewat ritual menyeduh teh. Kata sang paman survival hidup kita mirip ritual minum teh. Persiapan dan waktu adalah kunci strategi hidup. Dan untuk menikmati kebahagian hidup, ibarat kita ingin teh yang kental atau encer - kita tinggal mengatur jumlah daun kehidupan yang mau kita seduh. Hidup sesungguhnya sesederhana itu. Tidak lebih dan tidak kurang.
Usai bertemu dengan sang paman setahun yang lalu, Vera sempat menata seluruh keuangan-nya. Belajar hidup dengan lebih sederhana, dan menikmati kebahagian lewat hal-hal kecil. Vera mencoba belajar sebanyak-banyaknya lewat filosofi menyeduh teh yang diajarkan sang paman. Itu sebabnya ketika suaminya meminta mereka bercerai, Vera bercerita bahwa satu-satunya hal yang paling siap, adalah keuangan Vera. Ia siap mandiri. Vera sangat bersyukur bertemu dengan sang paman.
Kali ini, sang paman mengajarkan hal yang berbeda. Sesuatu yang terbalik. Sang paman mengajarkan Vera untuk marah. Vera harus bangun, marah dan melawan. Jangan biarkan kehidupan ini mengalahkan kita, begitu kata sang paman. Barangkali anda akan menganggapnya sangat aneh. Nasehat yang mengajarkan kita untuk marah. Apalagi ditengah kemelut kehidupan yang semakin menjerumuskan kita kejurang stress, konon sering marah-marah, bukanlah pertanda yang baik. Berbahaya bagi kesehatan. Begitu cerita kebanyakan orang. Tapi mungkin sang paman benar juga. Saya ingat buku Stanley Bing - “Sun Tzu was a sissy”. Stanley Bing, yang berkerja sebagai kolumnis di majalah Fortune, memang gemar menulis sejumlah buku yang kontroversial.
Menurut Bing, marah itu sangat diperlukan dalam kehidupan kita. Seorang pemimpin yang marah, artinya ia terusik dan gusar oleh sesuatu hal. Sekaligus membuktikan bahwa pemimpin itu eling, atau sadar karena ada sesuatu yang tidak beres dan perlu dikoreksi. Pemimpin yang tidak pernah marah, sama dengan pemimpin acuh tak acuh. Itu menurut Bing. Lalu, kalau seorang pemimpin marah, ia butuh emosi yang dahsyat. Marah membangkitkan enerji yang luar biasa. Pemimpin yang marah, biasanya segera melakukan perubahan, peremajaan, dan perbaikan. Artinya pemimpin marah memungkinkan terjadinya perubahan yang lebih cepat dan berarti.
Dalam hal yang satu ini, saya rada setuju. Kita kan sering melihat betapa pemimpin kita kerjanya cuma basa-basi, klemar – klemer, tidak menciptakan gebrakan apa-apa. Yang kita takuti adalah pemimpin yang pemarah, atau marah-marah tanpa sebab. Ini yang berbahaya. Barangkali salah satu pemimpin kita yang legendaris dalam hal marah ini, adalah Bang Ali, bekas gubernur Jakarta dulu. Konon pernah ada cerita, beliau sedang naik mobil, dan jalanan macet semrawut, gara-gara tukang beca yang se-enaknya saja mengendarai becaknya. Lanjut cerita Bang Ali, tidak segan-segan turun dan memarahi tukang beca tersebut. Disamping cerita marahnya Bang Ali tadi, masih banyak lagi kata orang cerita lain tentang marahnya Bang Ali. Dan kenyataan-nya memang begitu, dibawah kepemimpinan Bang Ali, Jakarta terbukti maju pesat luar biasa. Jadi teori Stanley Bing ada benarnya juga.
Dr. Stephen Diamond, menulis didalam bukunya yang sangat kontroversial, “Anger, Madness, and Daimonic : The Psychological Genesis of Violence, Evil, and Creativity” bahwa marah adalah emosi yang paling bermasalah. Namun percaya tidak ada korelasi yang sangat kuat antara marah dan kreatifitas. Menurutnya marah dan kreatifitas seringkali bersumber pada hal yang sama. Hanya saja marah memiliki potensi destruktif yang jauh lebih besar. Orang-orang yang berbakat dan jenius, umumnya memiliki naluri yang sangat tajam untuk menyalurkan enerji ini, agar tidak merusak dan merubahnya menjadi sebuah upaya yang konstruktif.
Ketika kita dilanda krisis moneter tahun 1998 yang lalu, teman saya berseloroh, katanya kita butuh pemimpin seperti Bang Ali, pemimpin yang berani marah. Tapi jangan pemimpin, yang mudah marah dan ngambek. Atau pemimpin yang suka marah-marah tidak keruan. Katanya itu pemimpin sewot. Dr. Stephen Diamond menulis lebih lanjut, bahwa beberapa artis seperti Van Gough, dan Picasso konon dikenal memiliki kehidupan yang penuh amarah dan kekerasan. Barangkali benar pula kalau enerji yang sama disalurkan mereka kedalam sebagian karya-karya lukisan mereka pula. Hasilnya memang luar biasa. Lukisan mereka sangat spektakuler.
Untuk membuat se-ekor kuda berlari, biasanya ada 2 cara populer. Lewat cemeti, atau hadiah wortel. Menurut Stanley Bing, marah bisa menjadi cemeti yang kreatif. Marah sebagai terapi kehidupan, memang anti-budaya. Budaya kita terkenal untuk mengajarkan kita agar selalu santun, dan bersabar. Namun untuk menerobos sebuah kemapanan yang buntu dan berkarat, marah bisa saja menjadi anti-budaya yang dibenarkan. Asal jangan saja asal marah. Marahlah dengan bijaksana.
Usai acara dim-sum kami, Vera mengaku ia kini punya sejumlah kemarahan yang terpendam. Hanya saja ia belum tahu bagaimana merubahnya menjadi sebuah kekuatan kreatif. Bagi Vera, ia merasakan hidupnya tidak lagi sebuah kanvas besar yang kosong. Kini ia punya sejumlah coretan dan warna. Walaupun warna dan coretan itu belum menjadi komposisi terbaiknya. Vera berjanji akan tetap maju dan melawan. Itu semangat Vera. Dalam perjalanan pulang dari Hongkong, dipesawat saya menonton film aksi, “Street Fighter – The Legend of Chun Li”. Ada sebuah dialog yang menggugah saya, “kadang kita harus tegar dan berusaha bangkit …… walaupun posisi kita untuk berdiri saja begitu menyulitkan dan begitu menyakitkan”. Vera memang harus marah dan bangkit.
Sunday, August 22, 2010
Thursday, August 19, 2010
KEMERDEKAAN, ALIA DAN KEMISKINAN
Sebuah media nasional menulis tentang fenomena maraknya bunuh diri dikalangan masyarakat bawah, semata karena tidak tahan menghadapi kemiskinan. Membacanya berita seperti itu dari hari ke hari, kepedihan kita meluap. Nyeri dan sakit hanyalah satu-satunya perasaan yang kita miliki. Dan setelah 65 tahun merdeka, kita masih menyimpan cerita seperti itu, terasa benar cacat dan ketidak berdayaan yang kita alami. Kita menjadi renta tanpa karya. Hanya itu yang saya rasakan ketika menonton perayaan kemerdekaan di televisi.
Kata Mpu Peniti, miskin adalah penyakit yang paling berbahaya di negeri ini. Bukan saja menular, tetapi seringkali fatal. Belum lama ini, seorang wanita cantik datang berkunjung kepada Mpu Peniti. Muda, cantik, dan bertubuh sexy. Sebut saja namanya Alia. Dan Alia minta tolong kepada Mpu Peniti, agar diberikan susuk khusus. Alia bekerja disebuah panti pijat di kota Bandung. Bukan panti pijat biasa. Melainkan panti pijat plus. Kulit Alia kebetulan memang agak hitam, dan ia merasakan itu kelemahan-nya yang utama untuk berkompetisi. Sehingga para tamu jarang memilih dia. Alia kepingin laris. Itu sebabnya ia mau pasang susuk.
Tentu saja Mpu Peniti menolak permintaan itu secara halus. Ia hanya mendoakan Alia. Itu terapi yang paling manjur yang diberikan Mpu Peniti. Cerita tentang Alia barangkali sangat using dan terlalu banyak masuk telinga kita. Tetapi itulah kenyataan tentang kemiskinan di negeri ini. Alia datang dari keluarga petani miskin di sebuah desa di Jawa Barat. Keluarganya termasuk besar, dengan 8 anak, dan Alia adalah anak bungsu. Ayahnya telah meninggal. Hanya ia saja yang belum menikah. Karena mereka adalah keluarga miskin, kakak-kakak Alia juga menikah dengan keluarga-keluarga yang setara. Rata-rata juga dengan derajat kemiskinan yang sama. 5 kakak prianya hanya bekerja serabutan. Itu istilah Alia. Artinya tidak ada yang punya karir tetap. Akibatnya penghasilan mereka juga tidak tetap. Dua kakak wanitanya menikah dan hanya menjadi ibu rumah tangga biasa. Ibu Alia sudah tua dan sering sakit. Itu sebabnya beban dan harapan keluarga semuanya ditumpahkan pada Alia.
Ketika Alia bercerita pada saya dan Mpu Peniti, diujung matanya terlihat genangan air mata. Saya ikut sedih. Alia yang bungsu dan semestinya memiliki sejumlah harapan dan masa depan, menjadi tidak berdaya karena terhimpit kemiskinan. Alia akhirnya memutuskan datang kekota Bandung dan mencari pekerjaan di kafe. Sebagai pramusaji. Berkat kecantikan wajahnya, ia mudah saja mendapat perkerjaan. Namun profesi sebagai pramusaji hanya memberikan nafkah yang pas-pas-an. Tanpa banyak insentif. Dipotong biaya kos dan transport sehari-hari, Alia hamper tidak bias menabung. Apa dikata suatu hari ia pulang kampung, dan mendapati Ibunya sakit. Dan beberapa kakaknya mengeluh tentang kehidupan didesa yang sering kekurangan. Alia menjadi sedih bukan main. Itu awalnya.
Ketika kembali ke Bandung, teman satu kos Alia mengajak Alia bekerja di karaoke. Ceritanya disana bekerja sangat mudah, hanya ikut bernyanyi dan mendapat tip banyak. Maka pindalah Alia dari seorang pramusaji menjadi seorang pramuria. Barangkali setelah itu banyak kejadian yang memalukan. Alia segan bercerita kepada kami lanjutan cerita itu secara rinci. Alia hanya bercerita bahwa suatu hari ia mulai bias mengirim uang ke desa. Tidak banyak.Hanya beberapa ratus ribu. Tetapi sambutan keluarganya menjadi sangat luar biasa. Alia kini menjadi pahlawan keluarga. Jeleknya keluarga sangat mendambakan dan seringkali tergantung kepada kiriman uang Alia. Tanpa mau tahu penderitaan dan kerja keras Alia di Bandung.
Alia mengumpamakan hidupnya mirip teh poci. Awalnya panas dengan gula batu. Rasanya pahit. Tetapi setelah teh dingin dan semua gula batu larut, teh menjadi kental dan manis. Semua larut , tanpa perlawanan. Begitu cerita Alia. Tanpa perlawanan, akhirnya Aulia bekerja di sebuah panti pijat. Tanpa perlawanan Alia akhirnya menjual tubuhnya. Cerita seperti Aulia memang membosankan. Karena cerita ini sudah kit abaca entah kesekian ratus kali. Juga kita tonton di sinetron dan film berkali-kali. Sehingga cerita tentang Aulia tidak lagi memiliki kekuatan untuk merongrong emosi kita. Tidak lagi ada air mata. Kecuali hela-an nafas kecil. Kesadaran kita semakin mati rasa. Seolah Alia adalah bagian dari sebuah kehidupan modern disebuah kota besar. Tidak ada yang aneh.
Alia sendiri bercerita bahwa kini rata-rata ia bisa mengantongi uang antara 400 ribu hingga 500 ribu setiap malam. Sebulan ia minimal bisa menghasilkan uang antara 6 juta hingga 8 juta. Mulanya ia gigih menabung. Tetapi keluarganya semakin pandai mengarang cerita tentang kebutuhan ini dan itu. Persis seperti cerita the poci. Alia larut begitu saja dan terus menerus mengirim uang ke kampong. Yang didapat Alia cuma pujian bahwa ia adalah pahlawan dan tiang bersandar keluarga. Cerita tentang Alia bertambah seru, karena Alia pernah ditipu sekian banyak lelaki yang bersumpah mencintai Alia. Serta Alia kehilangan lebih dari 10 juta karena percaya pada temannya yang mengajak berkongsi berdagang pakaian disebuah mall.
Yang membuat saya sangat terluka, adalah kenyataan bahwa Alia menjadi takut dan kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri. Alia takut pada masa depan. Alia menjadi pesimis. Itu sebabnya ia menempuh jalan pintas. Alia mencari susuk. Seperti kata Mpu Peniti, kemisikinan adalah penyakit yang menular. Menciptakan penderitaan dan masalah yang berlapis-lapis. Barangkali ketika kita kenyang usai menonton perayaan kemerdekaan Indonesia di televisi, dan mensyukuri hidangan saat berbuka puasa, tidak ada salahnya kita berdoa untuk mereka yang miskin. Agar mereka dibukakan jalan. Para pemimpin negeri mau merenung dan mencari jalan yang bijak agar kemiskinan di negeri ini di tumpas habis. Saya berdoa agar ada pemimpin negeri ini yang mau berjuang memerdeka-kan negeri ini dari kemiskinan. Secepat-cepatnya dan selama-lamanya.
NEKAD BUNUH DIRI KARENA MISKIN
Tragis, Akibat Hutang Rp 20 Ribu Ibu Ajak Anak Bunuh Diri
Yogyakarta, CyberNews. Benar-benar tragis, karena persoalan ekonomi seorang ibu nekat bunuh diri dengan membakar dirinya. Peristiwa ini menjadi semakin miris karena ibua tersebut juga membakar kedua anaknya yang masih balita, Rabu (11/8).
Akibatnya bukan hanya Khoir Umi Latifah (25) saja yang meregang nyawa namun anak bungsunya Muhamad Dwi Arya Saputra (2,5) ikut tewas meski sebelumnya sudah mendapat penanganan secara intensif di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Sedangkan satu putranya lagi Muhamad Lindu Aji (4) kondisinya masih kritis dan hanya mukjizat Tuhan yang bisa membuatnya mampu melewati fase ini.
Muhammad Lindu Aji menurut Kepala Humas RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Trisno Heru Nugroho mengalami luka bakar 72 persen pada grade 3, selain itu Salurang pernafasan Aji sudah terbakar saat menghirup asap.
Khoir Umi Latifah yang sehari-harinya bekerja sebagai penjaga rumah kos Wisma Perkutut, Gang Ori II, No 16 B Papringan, Catur Tunggal, Depok, Sleman diduga mengalami depresi akibat persoalan ekonomi yang dialami keluarganya. Ibu dua putra itu meninggalkan surat yang ditujukan ke suaminya Slamet (30) isi surat itu meminta suaminya untuk melunasi hutangnya kepada seseorang yang jumlahnya Rp 20 ribu.
Wednesday, July 14, 2010
JAIL BANGET SIH ..... MENTERI TIDUR SAAT RAPAT KABINET
Menteri Tidur Saat Rapat Kabinet
Headline News / Polkam / Senin, 12 Juli 2010 18:11 WIB
Metrotvnew.com, Jakarta: Sejumlah menteri mengantuk saat rapat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menjadi pemandangan yang menarik di Istana, Jakarta, Senin (12/7) hari ini. Tidak hanya mengantuk, sejumlah menteri bahkan terlambat datang. Diduga para menteri terlambat datang gara-gara menonton bola final Piala Dunia.
Sejumlah menteri terlihat tertidur saat mendengarkan penjelasan Ketua UKP 4 Kuntoro Mangkusubroto tentang penggunaan sejumlah teknologi di ruang "situation room". Sejumlah menteri yang tidur antara lain Menkokesra Agung Laksono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga Andi Malarangeng, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Bambang Hendarso Danuri dan Jaksa Agung Hendarman Supandji.
Bahkan ada menteri yang datang terlambat, seperti Menteri Agama Suryadharma Ali. Apakah semua hal ini ada hubungannya dengan final Piala Dunia yang dilaksanakan, Senin dini hari tadi? Tidak ada yang tahu.(RIZ)
Wednesday, July 07, 2010
SANGAT SUKA NOVEL "KASMARAN"
DOSEN Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus ini mengaku suka “Kasmaran”. Bukan berarti dia tengah jatuh cinta atau memadu kasih. “Kasmaran” adalah judul novel yang dibedahnya pada diskusi sastra di ruang seminar lantai 4 kampus tersebut Jumat (2/7) lalu.
"Saya suka novel karya Kafi Kurnia dan Dwitri Waluyo ini karena bahasanya yang indah dan membumi. Ceritanya menunjukkan kisah cinta sejati," ujar perempuan yang memiliki nama lengkap Dhini Rama Dhania (24).
Dia sendiri semula ragu untuk membahasnya. Sebab, waktu yang diberikan untuk membaca novel terbitan Akoer tersebut terlalu sedikit. Namun, berbekal kesukaannya untuk membaca, Dhini memberanikan diri untuk tampil di depan puluhan peserta diskusi yang sebagian besar mahasiswanya.
“Kasmaran” menurut Dhini juga mempunyai sisi lain yang menarik karena cerita itu dikatakan berdasar kisah nyata. Kisah cinta antara sepasang laki-laki dan perempuan yang seolah tak pernah padam meski butuh pengorbanan. Karena itu, Dhini berpesan agar para remaja berhati-hati dalam menjalani cinta.
Novel Kasmaran merupakan karya sastra pertama bagi kedua penulisnya. Kafi sebelumnya dikenal sebagai ahli marketing yang tulisannya sering dimuat di beberapa media. Sementara Dwitri adalah jurnalis di sebuah majalah ibukota. Keduanya mengemas cerita cinta yang penuh liku itu lewat tokoh-tokoh yang hampir semuanya mengambil personifikasi wayang seperti Anjani, Seno, dan Permadi. (Adhitia Armitrianto)
Monday, July 05, 2010
BEDAH NOVEL "KASMARAN" DI KUDUS
Jumat, 2 Juli 2010, Pukul 13.00 WIB Lembaga Sastra dan Sosial Budaya (LS2B) Sumur Tolak bekerjasama dengan Redaksi Website Universitas Muria Kudus mengadakan bedah novel "Kasmaran" karya Kafi Kurnia dan Dwitri Waluyo. Novel terbitan AKOER ini bertema cinta dari kisah nyata salah satu pejabat negri.
Salah satu pembahas dalam acara tersebut, Adhitia Armitrianto, wartawan sekaligus pegiat sastra mengatakan bahwa "Kasmaran" dibuat dengan bahasa yang sopan, tidak vulgar, dan mudah dipahami, sehingga membuat novel ini bisa menjadi konsumsi semua kalangan. Yang menarik adalah novel ini merupakan kisah nyata. Nama-nama tokoh yang diambil dari dunia pewayangan seperti Seno, Permadi, dan Anjani mencerminkan karakter dari tiap-tiap pelaku.
Sementara Dhini Rama Dhania, dosen UMK yang juga menjadi pembahas novel "Kasmaran" melihat dari sisi makna cinta bagi perempuan. Bagaimana seorang perempuan bisa begitu mengagungkan cinta dan rela memperjuangkan ketulusan cinta meski melalui pengorbanan yang begitu banyak. Dhini juga "surprise" dengan novel ini karena sang penulis yaitu Kafi Kurnia selama ini dikenal sebagai pakar marketing ternama, ternyata piawai menulis novel cinta yang menarik. Menurutnya novel ini penting dikoleksi bagi perempuan yang ingin memahami resiko dalam percintaan.
Acara bedah novel "Kasmaran" diikuti peserta dari kalangan mahasiswa dan umum. Audience bisa melihat-lihat dan membeli buku terbitan AKOER pada stand yang disediakan oleh penyelenggara acara. Untuk menambah semarak suasana, kelompok musisi jalanan Kudus mempersembahkan beberapa lagu di jeda acara. Pada saat penutupan diskusi, musisi jalanan yang cukup rapi itu mempersembahkan lagu "Kasmaran" berduet dengan Mbak Ira-Istri Manager Universitas Muria Kudus, lagu yang sempat dipopulerkan oleh Iga Mawarni. *
Sunday, July 04, 2010
Saturday, July 03, 2010
PENDEKAR KUNGFU INDONESIA !!!
Alkisah ayahanda dan kakek penulis cersil terkenal Indonesia Kho Ping Hoo, adalah pendekar Kung Fu yang cukup handal. Konon ilmu Kung Fu itu diturunkan kepada ketiga putera mereka, yaitu Kho Ping Hoo, Kho Kiong An dan Kho Kiong San. Kho Ping Hoo sendiri berlatih Kung Fu sejak kecil, mendalaminya secara fisik, budaya dan pemikiran, hingga pada akhirnya ketika tahun 1952 di usia ke 27 thaun, Kho Ping Hoo mulai menuliskan pemikirannya menjadi karya-karya cersil yang mengasyikan. Saya sendiri adalah salah satu penikmatnya yang setia.
Adik Kho Ping Hoo, yaitu Kho Kiong An pada tahun 1980 mendirikan sebuah perguruan Kung Fu, yang diberi nama perguruan Silat Laras Jagad. Perguruan ini kemudian berkembang, dan ilmu Kung Fu itu diturunkan kepada ketiga anaknya, Theta, Gora dan Gogi. Berkat kegigihan dan keuletan serta kecintaan pada Kung Fu, akhirnya pada tahun 2007, di bulan November Gogi Nebulana, menjadi pendekar Kung Fu pertama Indonesia yang meraih medali emas dan menjadi juara dunia, ketika menjuarai Jianshu (sword play) di kejuaran World Wushu Championship ke 9 di Beijing. Dikejuaran ini Gogi Nebulana yang berusia 26 tahun mengalahkan pendekar Liu Yang dari Hong Kong.
Kung Fu sebagai sebuah mata pertandingan olah raga, tampil lewat perjalanan panjang yang cukup unik. Nama Kung Fu yang populer itu, dalam kompetisi olahraga dikembalikan ke istilah aslinya yaitu Wushu. Wushu, pertama kalli masuk kompetisi di SEA Games, pada tahun 1991. Sedangkan Indonesia baru memiliki PB Wushu pada tahun 1992, dan bertanding pertama kalinya dalam SEA Games tahun 1993 di Singapura sampai sekarang. Di arena Asian Games, Indonesia bertanding Wushu pertama kali di Hiroshima Jepang pada tahun 1994. Pada awal tahun 1998 istilah Wushu untuk pertama kali ditulis di dalam berita acara rapat Olympic Council of Asia (OCA). Dalam rapat ini diputuskan penetapan Wushu sebagai mata acara pertandingan. Sejak itu istilah “Wushu” sudah resmi digunakan di dalam arena pertandingan International Olympic.
Kata Wushu sendiri konon terdiri dari 2 kata. Kata pertama memiliki arti bela atau militer, dan kata kedua memiliki arti kemahiran atau disiplin. Sejarah Wushu, masih simpang siur. Sebagian mengatakan bahwa ilmu bela diri ini berkembang hampir 3.000 tahun yang lalu, ketika kekaisaran Tiongkok terpecah belah dan dirong-rong oleh sejumlah pemberontakan. Disaat itulah, jagoan, dan jawara tumbuh subur termasuk kemahiran mereka berkelahi. Namun sebagian orang mengatakan bahwa Wushu sejarahnya jauh lebih tua. Hampir 4.000 tahun yang lalu, ketika kaisar beken Tiongkok Huang-Di atau yang dikenal dengan sebutan The Yellow Emperor, sudah memiliki sebuah sistim mirip Wushu yang diperkenalkan sebagai kemahiran bertempur untuk mendisiplinkan tentaranya, dan sekaligus sebagai kemahiran untuk menunjukan jenjang karir di kemiliteran.
Legenda Wushu kemudian bergulir, ketika disebuah kuburan tua dinasti Han ( antara tahun 206 sebelum Masehi hingga tahun 24 Masehi ) didekat Changsha di propinsi Hunan, ditemukan sebuah gulungan sutera, yang memperlihatkan sejumlah posisi tubuh manusia dan berbagai gerakan meditasi, membungkuk dan jongkok. Seorang tabib yang hidup di era Dinasti Han Timur, Hua To konon menciptakan sejumlah gerakan olah tubuh yang meniru gerakan hewan, yang dikenal dengan nama Wuqinxi atau gerakan lima hewan. Cerita ini mirip dengan sejumlah kisah populer yang kemudian kita kenal lewat fim-film Kung Fu ala biara Shao Lin.
Lagi cerita yang populer adalah ketika pada abad ke 17, biara Shaolin diprovinsi Fukkien, dikenal sebagai kawah candradimuka yang mencetak pendekar-pendekar Kung-Fu terbaik diseluruh daratan Tiongkok. Pemerintahan Manchuria yang “dag-dig-dug” menghadapi sejumlah pemberontakan, akhirnya membakar biara Shaolin. Dengan harapan memutus supply pemberontak. Menurut kisah yang diturunkan turun temurun, ternyata ada 5 pendekar Kung-Fu yang lolos. Salah satunya adalah Hung Eee Kan. Beliau sangat menguasai Kung-Fu bergaya Harimau yang terkenal gesit dan memiliki pukulan mematikan.
Suatu hari, Hung Eee Kan melihat seorang kakek melatih seorang gadis muda berlatih Kung-Fu. Ia terpesona, karena tidak mengenali gayanya sama sekali. Berlainan dengan gaya Harimau, gaya Kung-Fu yang satu ini, sangat elok, elegan dan lemah gemulai. Hung Eee Kan akhirnya mengintip dengan seksama dibalik pohon. Tak lama kemudian, sang kakek mengendus keberadaan Hung Eee Kan. Lalu Hung diajak berlatih Kung-Fu bersama. Dan Hung Eee Kan sangat terkejut bahwa ternyata Kung-Fu gaya Harimau-nya tidak mempan melawan Kung-Fu sang wanita yang lemah gemulai. Wanita itu kemudian terkenal dengan nama Tee Eng Chon.
Akhirnya Hung Eee Kan tinggal dengan kakek Tee dan berguru ilmu Kung-Fu lemah gemulai itu, yang kemudian dikenal dengan nama ilmu Kung-Fu bangau putih. Lama-lama Hung Eee Kan jatuh cinta dengan Tee Eng Chon dan keduanya akhirnya menikah. Dari perkawinan inilah akhirnya lahir kesempurnaan ilmu Kung-Fu dengan kombinasi Harimau dan Bangau Putih. Yang kemudian menjadi cerita-cerita heroik dalam film-film Kung Fu di Asia era 70’an dan 80’an.
Saat ini di Jakarta sendiri sedang diselenggarakan Kejurnas Wushu Senior dan Junior serta Kejuaran Open Wushu Taolu Junior dari tanggal 27 Juni hingga 2 Juli 2010, di GOR Pertamina – Jakarta . Kiprah pendekar Wushu (Kung Fu) Indonesia sebenarnya sanggat membanggakan. Disamping Gogi Nebulana yang pernah menjadi juara dunia. Kita masih memiliki sejumlah pendekar berbakat yang usianya masih belia dengan potensi yang luar biasa. Chris John petinju beken Indonesia, dulunya juga seorang atlet wushu yang berprestasi. Demekian juga istrinya. Prestasi Chris John dalam dunia Wushu di antaranya merebut medali emas kelas 52 kg SEA Games di Jakarta 1997, serta medali perunggu kelas yang sama pada SEA Games di Kualalumpur 2001. Bukan hanya Chris John, tetapi juga penyanyi beken Sherina, konon berlatih dan menyenangi Wushu secara serius. Terakhir di Sea Games 2009 di Laos, team Wushu Indonesia meraih 2 emas, 6 perak dan 3 perunggu. Dalam kejuaran dunia 2009 di Toronto yang lalu, Indonesia menduduki posisi nomer 9. Kita masih tertinggal tentunya di banding Iran, Hongkong, Macau, Malaysia dan Jepang.
Namun posisi ini bukanlah posisi pesimis, karena melihat banyaknya serta potensi pendekar-pendekar Junior Wushu di Indonesia, saya yakin Wushu bisa jadi olahraga andalan yang mengharumkan prestasi bangsa dan negara. Membuat Indonesia menjadi nomer satu di ASEAN dan 3 besar di ASIA, tidaklah menjadi cita-cita kosong. Masalah olahraga di Indonesia memang klasik, antara pembibitan dan pembinaan. Menjadi juara dunia, tidak hanya membutuhkan tekad dan semanggat. Tetapi disiplin dan kerja keras. Serta dukungan organisasi yang penuh dedikasi dan memiliki infrastruktur yang memadai. Hati kecil saya berharap semoga Wushu yang memiliki awal cukup baik dapat kita lanjutkan menjadi kebanggan bangsa. Tidak merosot ditahun-tahun berikutnya. Masa sih bangsa sebesar kita ini, tidak ada satu-pun olah raga yang prestasinya bisa kita kuasai. Semoga Wushu bisa menjawab tantangan itu.
Subscribe to:
Posts (Atom)