Saturday, July 03, 2010
PENDEKAR KUNGFU INDONESIA !!!
Alkisah ayahanda dan kakek penulis cersil terkenal Indonesia Kho Ping Hoo, adalah pendekar Kung Fu yang cukup handal. Konon ilmu Kung Fu itu diturunkan kepada ketiga putera mereka, yaitu Kho Ping Hoo, Kho Kiong An dan Kho Kiong San. Kho Ping Hoo sendiri berlatih Kung Fu sejak kecil, mendalaminya secara fisik, budaya dan pemikiran, hingga pada akhirnya ketika tahun 1952 di usia ke 27 thaun, Kho Ping Hoo mulai menuliskan pemikirannya menjadi karya-karya cersil yang mengasyikan. Saya sendiri adalah salah satu penikmatnya yang setia.
Adik Kho Ping Hoo, yaitu Kho Kiong An pada tahun 1980 mendirikan sebuah perguruan Kung Fu, yang diberi nama perguruan Silat Laras Jagad. Perguruan ini kemudian berkembang, dan ilmu Kung Fu itu diturunkan kepada ketiga anaknya, Theta, Gora dan Gogi. Berkat kegigihan dan keuletan serta kecintaan pada Kung Fu, akhirnya pada tahun 2007, di bulan November Gogi Nebulana, menjadi pendekar Kung Fu pertama Indonesia yang meraih medali emas dan menjadi juara dunia, ketika menjuarai Jianshu (sword play) di kejuaran World Wushu Championship ke 9 di Beijing. Dikejuaran ini Gogi Nebulana yang berusia 26 tahun mengalahkan pendekar Liu Yang dari Hong Kong.
Kung Fu sebagai sebuah mata pertandingan olah raga, tampil lewat perjalanan panjang yang cukup unik. Nama Kung Fu yang populer itu, dalam kompetisi olahraga dikembalikan ke istilah aslinya yaitu Wushu. Wushu, pertama kalli masuk kompetisi di SEA Games, pada tahun 1991. Sedangkan Indonesia baru memiliki PB Wushu pada tahun 1992, dan bertanding pertama kalinya dalam SEA Games tahun 1993 di Singapura sampai sekarang. Di arena Asian Games, Indonesia bertanding Wushu pertama kali di Hiroshima Jepang pada tahun 1994. Pada awal tahun 1998 istilah Wushu untuk pertama kali ditulis di dalam berita acara rapat Olympic Council of Asia (OCA). Dalam rapat ini diputuskan penetapan Wushu sebagai mata acara pertandingan. Sejak itu istilah “Wushu” sudah resmi digunakan di dalam arena pertandingan International Olympic.
Kata Wushu sendiri konon terdiri dari 2 kata. Kata pertama memiliki arti bela atau militer, dan kata kedua memiliki arti kemahiran atau disiplin. Sejarah Wushu, masih simpang siur. Sebagian mengatakan bahwa ilmu bela diri ini berkembang hampir 3.000 tahun yang lalu, ketika kekaisaran Tiongkok terpecah belah dan dirong-rong oleh sejumlah pemberontakan. Disaat itulah, jagoan, dan jawara tumbuh subur termasuk kemahiran mereka berkelahi. Namun sebagian orang mengatakan bahwa Wushu sejarahnya jauh lebih tua. Hampir 4.000 tahun yang lalu, ketika kaisar beken Tiongkok Huang-Di atau yang dikenal dengan sebutan The Yellow Emperor, sudah memiliki sebuah sistim mirip Wushu yang diperkenalkan sebagai kemahiran bertempur untuk mendisiplinkan tentaranya, dan sekaligus sebagai kemahiran untuk menunjukan jenjang karir di kemiliteran.
Legenda Wushu kemudian bergulir, ketika disebuah kuburan tua dinasti Han ( antara tahun 206 sebelum Masehi hingga tahun 24 Masehi ) didekat Changsha di propinsi Hunan, ditemukan sebuah gulungan sutera, yang memperlihatkan sejumlah posisi tubuh manusia dan berbagai gerakan meditasi, membungkuk dan jongkok. Seorang tabib yang hidup di era Dinasti Han Timur, Hua To konon menciptakan sejumlah gerakan olah tubuh yang meniru gerakan hewan, yang dikenal dengan nama Wuqinxi atau gerakan lima hewan. Cerita ini mirip dengan sejumlah kisah populer yang kemudian kita kenal lewat fim-film Kung Fu ala biara Shao Lin.
Lagi cerita yang populer adalah ketika pada abad ke 17, biara Shaolin diprovinsi Fukkien, dikenal sebagai kawah candradimuka yang mencetak pendekar-pendekar Kung-Fu terbaik diseluruh daratan Tiongkok. Pemerintahan Manchuria yang “dag-dig-dug” menghadapi sejumlah pemberontakan, akhirnya membakar biara Shaolin. Dengan harapan memutus supply pemberontak. Menurut kisah yang diturunkan turun temurun, ternyata ada 5 pendekar Kung-Fu yang lolos. Salah satunya adalah Hung Eee Kan. Beliau sangat menguasai Kung-Fu bergaya Harimau yang terkenal gesit dan memiliki pukulan mematikan.
Suatu hari, Hung Eee Kan melihat seorang kakek melatih seorang gadis muda berlatih Kung-Fu. Ia terpesona, karena tidak mengenali gayanya sama sekali. Berlainan dengan gaya Harimau, gaya Kung-Fu yang satu ini, sangat elok, elegan dan lemah gemulai. Hung Eee Kan akhirnya mengintip dengan seksama dibalik pohon. Tak lama kemudian, sang kakek mengendus keberadaan Hung Eee Kan. Lalu Hung diajak berlatih Kung-Fu bersama. Dan Hung Eee Kan sangat terkejut bahwa ternyata Kung-Fu gaya Harimau-nya tidak mempan melawan Kung-Fu sang wanita yang lemah gemulai. Wanita itu kemudian terkenal dengan nama Tee Eng Chon.
Akhirnya Hung Eee Kan tinggal dengan kakek Tee dan berguru ilmu Kung-Fu lemah gemulai itu, yang kemudian dikenal dengan nama ilmu Kung-Fu bangau putih. Lama-lama Hung Eee Kan jatuh cinta dengan Tee Eng Chon dan keduanya akhirnya menikah. Dari perkawinan inilah akhirnya lahir kesempurnaan ilmu Kung-Fu dengan kombinasi Harimau dan Bangau Putih. Yang kemudian menjadi cerita-cerita heroik dalam film-film Kung Fu di Asia era 70’an dan 80’an.
Saat ini di Jakarta sendiri sedang diselenggarakan Kejurnas Wushu Senior dan Junior serta Kejuaran Open Wushu Taolu Junior dari tanggal 27 Juni hingga 2 Juli 2010, di GOR Pertamina – Jakarta . Kiprah pendekar Wushu (Kung Fu) Indonesia sebenarnya sanggat membanggakan. Disamping Gogi Nebulana yang pernah menjadi juara dunia. Kita masih memiliki sejumlah pendekar berbakat yang usianya masih belia dengan potensi yang luar biasa. Chris John petinju beken Indonesia, dulunya juga seorang atlet wushu yang berprestasi. Demekian juga istrinya. Prestasi Chris John dalam dunia Wushu di antaranya merebut medali emas kelas 52 kg SEA Games di Jakarta 1997, serta medali perunggu kelas yang sama pada SEA Games di Kualalumpur 2001. Bukan hanya Chris John, tetapi juga penyanyi beken Sherina, konon berlatih dan menyenangi Wushu secara serius. Terakhir di Sea Games 2009 di Laos, team Wushu Indonesia meraih 2 emas, 6 perak dan 3 perunggu. Dalam kejuaran dunia 2009 di Toronto yang lalu, Indonesia menduduki posisi nomer 9. Kita masih tertinggal tentunya di banding Iran, Hongkong, Macau, Malaysia dan Jepang.
Namun posisi ini bukanlah posisi pesimis, karena melihat banyaknya serta potensi pendekar-pendekar Junior Wushu di Indonesia, saya yakin Wushu bisa jadi olahraga andalan yang mengharumkan prestasi bangsa dan negara. Membuat Indonesia menjadi nomer satu di ASEAN dan 3 besar di ASIA, tidaklah menjadi cita-cita kosong. Masalah olahraga di Indonesia memang klasik, antara pembibitan dan pembinaan. Menjadi juara dunia, tidak hanya membutuhkan tekad dan semanggat. Tetapi disiplin dan kerja keras. Serta dukungan organisasi yang penuh dedikasi dan memiliki infrastruktur yang memadai. Hati kecil saya berharap semoga Wushu yang memiliki awal cukup baik dapat kita lanjutkan menjadi kebanggan bangsa. Tidak merosot ditahun-tahun berikutnya. Masa sih bangsa sebesar kita ini, tidak ada satu-pun olah raga yang prestasinya bisa kita kuasai. Semoga Wushu bisa menjawab tantangan itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment