Saturday, March 22, 2014

GUE MAU PRESIDEN YANG NGERTI PRIORITAS


Seorang pasien kanker paru-paru telah diberi vonis hidup hanya tinggal 3 bulan. Badan-nya sangat kurus. Selalu kelihatan letih dan lemas tidak bertenaga. Kebetulan sekali, keluarga memutuskan agar pasien berobat kepada dokter lain. Karena dokter yang lama tidak menunjukan kemajuan berarti. Dokter yang baru, tiba-tiba curiga karena melihat istrinya sang pasien juga kurus. Ia punya naluri dan memberikan tes kepada pasien dan istrinya. Ternyata kedua-nya mengidap penyakit TBC. Dokter lalu menyusun strategi prioritas. Dan ia mengambil keputusan untuk menangani penyakit TBC-nya baru kemudian kanker-nya. Awalnya keluarga sangat keberatan dengan usulan ini. Setelah dijelaskan panjang lebar, akhirnya seluruh keluarga setuju. Strategi dokter  yang menyusun prioritas pengibatan berhasil dengan baik. Pasien menjadi lebih gemuk. Bertenaga hingga mampu bertahan hidup hampir 2 tahun. Strategi prioritas boleh saja kelihatan sangat sederhana tetapi seringkali menjadi kunci sukses.

Teman saya, belum lama ini menggerutu. Marah dan mencaci maki. Menurutnya, kita - Indonesia ibaratnya diberikan kesempatan kedua pada tahun 1998. Sebuah era reformasi. Untuk memulai sesuatu yang baru dan kesempatan untuk menata masa depan bangsa dan negara Indonesia. Tetapi semua presiden sejak tahun 1999 hingga 2014, tidak ada satu-pun yang secara gamblang mengemuka-kan prioritas dan rencana mereka untuk Indonesia. Akibatnya kita tidak punya sesuatu yang bisa dibanggakan. Begitu kilah teman saya. Prestasi olah raga kita merosot. Korupsi meraja lela. Ekonomi berjalan dengan auto pilot. Kerusakan lingkungan semakin parah. Dan 15 tahun telah terbuang dengan percuma. Teman saya bertekad akan golput, apabila ia tidak menemukan satu calon presiden-pun yang punya rencana. Yang secara kritis bisa bercerita apa prioritas yang dimilikinya untuk memajukan Indonesia ke dimensi berikutnya.

Hidup, karir dan bisnis anda memang sangat memerlukan prioritas. Karena prioritas adalah strategi yang sangat kritikal. Teman yang lain bercerita bagaimana ia mengabaikan prioritas dan memiliki sejumlah penyesalan. Hampir 20 tahun yang lalu - karirnya sedang menanjak tajam. Ia saat itu sudah berkeluarga dan punya 3 anak yang masih kecil-kecil. Ia salah memilih prioritas. Ia memilih karirnya. Ia bekerja seperti orang gila. Hampir tiap minggu ia keluar kota. Tanpa ia sadar waktu berlalu dengan cepat. Anaknya semua sudah remaja. Ia kini punya banyak uang dan ingin menghabiskan waktu bersama anak-anaknya. Namun terlambat, sang anak telah memiliki dunia yang berbeda. Punya teman dan pacar. Ia ditinggal. Dan 2 tahun yang lalu, istrinya meninggal. Ia seringkali merasa kesepian. Ini akibatnya, apabila  kita salah memilih prioritas seringkali kita kehilangan sejumlah kesempatan. Kita juga seringkali kehilangan dan ketinggalan waktu. Prioritas seringkali menjadi penentu.

Matematika Prioritas itu sederhana. Pertama sumber daya kita terbatas. Misalnya saja waktu. Kita hanya punya 24 jam sehari. Kebanyakan dari kita juga punya uang atau modal yang sangat terbatas. Kedua hidup ini semua bergantungan pada pilihan. Mau makan apa ? Mau pake baju apa ? Mau naik kendaraan apa ke kantor ? Semuanya pilihan. Tiap pilihan punya resiko masing-masing. Bilamana ingin sukses dalam hidup, kita harus memilih dengan akurat dan tepat. Prioritas adalah ilmunya !

Lalu bagaimana kita melatih diri agar mahir menggunakan Prioritas. Strateginya adalah keseimbangan antara sumber daya dengan pilihan peluang. Dalam bisnis misalnya anda harus menghitung cash-flow keuangan anda dengan sangat rinci. Dan memiliki proyeksi dalam waktu minimal 6 bulan mendatang. Sehingga anda tau apa yang mesti dihemat, dan kapan harus berhemat. Serta kalau ada kelebihan dana, anda akan tau kapan dan berapa banyak. Bilamana anda ingin melakukan pengembangan usaha dan melakukan investasi. Anda tau kapan dan bisa berapa banyak ? Saya menyebutnya sebagai peta sumber daya. Peta kedua yang anda harus buat adalah peta peluang. Anda menghitung antara resiko dan jumlah investasi. Serta hasilnya. Dengan kedua peta ini anda akan paham dan bijak untuk berhemat dan melakukan investasi. Situasi bila anda praktek-kan dengan seksama hasilnya akan luar bias, karena anda akan menikmati sebuah sukses yang berkesinambungan. Ini adalah skema sukses yang mengandalkan prioritas.

Prioritas yang tepat cenderung menciptakan efek domino yang saling menunjang. Hal ini sering terjadi didalam bisnis yang berhubungan dengan tekhnologi. Seringkali kita membeli sesuatu tekhnologi yang jauh lebih murah, tetapi dalam 5-6 tahun berikutnya, tekhnologi itu menjadi usang dan kita harus mengganti sistim dan memerlukan investasi yang lebih mahal. Padahal apabila kita memprioritaskan tekhnologi yang lebih mahal, seringkali dalam 5-6 tahun berikutnya, teknologi itu menjadi sangat populer dan biaya investasi kita menjadi lebih ekonomis dan murah.

Andaikata anda baru saja lulus kuliah, maka anda bertanya perusahaan apa ? Yang saya harus prioritaskan ? Kebanyakan orang memilih perusahaan besar yang sangat bonafide. Pilihan populer. Namun anda harus menganalisa sumber daya anda. Karena kalau diperusahaan besar, saingan dan kompetisi-nya juga sangat hebat. Kalau sumber daya anda bukan yang terbaik, maka anda cenderung ketinggalan dan sangat sulit untuk bersaing. Tetapi mem-prioritas-kan perusahaan yang ukuran-nya sedang, namun sangat agresif dan sedang berkembang pesat, seringkali menjadi prioritas terbaik. Kesempatan anda jauh lebih baik, dan kecepatan anda mendaki karir lebih terjamin.

Sejak kuliah hingga menjadi entrepener, prioritas adalah strategi utama saya dalam kehidupan. Saya menerapkannya dalam banyak hal. Tapi yang paling terutama adalah dalam manajemen waktu. Karena waktu adalah sumber daya kita yang paling utama. Sukses dengan prioritas waktu, akan membuat waktu berpihak kepada kita. Kita tidak akan lagi kehilangan waktu dengan percuma. Kita akan lebih efektif dan produktif menggunakan waktu. Dan indahnya adalah selalu akan ada waktu. Tidak mudah memang. Dan tidak selalu tepat dan sempurna, tetapi saya mempelajari prioritas terus menerus. Apa yang kita prioritaskan seringkali menjadi pengalaman terbaik dan sukses kehidupan. Itu pengalaman saya.

Kata mentor spiritual saya, Mpu Peniti, prioritas mengasah diri kita agar disiplin juga untuk memilih apa yang kita hendaki dalam hidup ini. Hal ini penting. Seringkali karena kita tidak tahu apa yang kita inginkan, maka kita seringkali memprioritaskan yang tidak perlu. Membuang waktu dengan sangat percuma, karena kita mengejar sesuatu yang tidak penting, akhirnya kita boros dengan waktu dan enerji. Hidup ini penuh dengan hasrat, keinginan dan cita-cita. Semuanya semakin buruk karena kita memiliki ambisi dan nafsu. Bila semuanya diaduk menjadi satu, seperti sebuah bola yang terdiri dari benang-benang yang kusut. Mengurai benang kusut itu dengan prioritas yang benar, akan seperti membuka jalan bagi kita. Kata Mpu Peniti, barangkali awalnya kita hanya membuat sukses yang kecil. Namun seperti sebuah sinetron sukses itu menjadi sebuah serial sukses. Prioritas menjadi kompas dan radar untuk menemukan sukses yang lebih besar. Demikian seterusnya . Satu sukses mendahului sukses berikutnya.

Saya percaya hal itu karena saya mengalaminya sendiri. Ketika saya selesai kuliah, saya bertekad untuk tidak ingin menjadi seorang "yang hanya rata-rata saja". Saat itu teman saya menertawakan saya. Tetapi saya tidak peduli. Saya menyusun rencana. Saya punya strategi prioritas. Dan ternyata bisa berjalan dengan sangat baik. Uniknya prioritas, mengasah naluri saya lebih tajam. Membuat saya lebih ulet dan tekun. Tidak mudah menyerah. Lebih sabar. Punya semangat juang yang tidak pernah habis. Prioritas tidak lagi menjadi mainan sederhana. Tetapi sebuah alat kreatif buat sukses kehidupan.


Jadi benar juga kata teman saya, buat apa pilih calon presiden yang tidak punya dan tidak tahu membuat prioritas. Nasib negeri dan bangsa ini perlu rencana dan prioritas. Kita tidak bisa lagi punya calon presiden yang untung-untungan. Yang semuanya, "lihat saja nanti". Dan prioritas kita adalah punya presiden yang bisa membuat prioritas bagi Indonesia. Kita tidak mau lagi kehilangan waktu dan kesempatan.