Sunday, December 28, 2008
SATE REMES - OLD&NEW 31 DESEMBER 2008 DI RESTORAN OASIS
Menurut Mpu Peniti, mentor saya, barangkali inovasi terhebat yang pernah ditemukan oleh manusia, percaya atau tidak adalah SATE ! Mulanya saya ketawa terpingkal-pingkal mendengar komentar ini. Karena menurut saya, masih banyak inovasi yang spektakuler. Seperti misalnya roda !
Namun Mpu Peniti langsung menyanggahnya. Menurut beliau, jangan dilihat dari sepelenya sate. Tapi dari konsepnya. Yaitu memasak sesuatu di bara api dengan
menggunakan satu tangkai penusuk. Tanpa harus menggunakan wadah atau wajan, dan juga tidak perlu minyak goring. Sederhana, tapi efektif. Mungkin Mpu Peniti benar juga. Karena, kalau dipikir-pikir, secara intuitif, barangkali hanya ada satu penemuan yang ditemukan manusia secara beramai-ramai, diseluruh dunia. Secara bersamaan dan satu ide yang seragam. Yaitu barbeque ala sate itulah !
Jadi bila kita menelusuri sejarah sate, kemungkinan besar sate bukanlah masakan asli dari Indonesia. Walaupun dari populeritasnya, tak dapat dipungkiri, bahwa sate adalah salah satu masakan Indonesia yang terpopuler. Cara memanggang daging dengan ditusuk dan dibakar diatas bara api, boleh jadi ditemukan oleh manusia secara bersamaan sejak jaman batu dulu. Karena memang inilah cara memasak yang paling praktis. Itu sebabnya hidangan barbeque yang mirip sate ada dalam setiap budaya kuliner di seluruh penjuru dunia.
Di Rusia ada Shashlik. Bangsa Perancis mengenal Brochette. Lalu di Italia ada Spiedino. Pinchitos adalah sate ala Spanyol, dan Espetada adalah versi bangsa Portugis. Negara Amerika Latin juga punya versi khusus. Brazil menyebutnya dengan Espetinho, dan Banderilla di Mexico. Sate juga merambah hingga Afrika, misalnya Suya di Nigeria dan Sosatie di Afrika Selatan. Di Asia sate meraja rela dimana-mana. Mulai dari Vietnam, Korea dan Jepang. Yakitori begitu sebutan sate di Jepang. Walaupun namanya berbeda-beda, di ASEAN umumnya dikenal dengan satu nama SATE.
Diantara sekian banyak cerita dan dongeng, sejarah sate yang paling menarik adalah Kebab. Yang berasal dari bahasa Arab, yang artinya daging goreng, dan bukan daging bakar. Konon, di Eropa dan Turki, ketika bangsa Yunani mulai berkelana dan menjadi penakluk daerah sekitar Eropa dan Afrika, serdadu dan prajurit saat itu memanggang daging hewan buruan, diatas bara api dengan menusuknya dengan pedang atau belati. Dari sinilah konon beredarnya tradisi sate jaman modern. Setelah itu tradisi ini terbawa oleh serdadu dan prajurit lain lewat konflik dan perang dari satu abad keabad berikutnya. Lewat jalan sutra atau SILK ROAD kemungkinan tradisi ini dibawa pedagang dan beradaptasi dengan budaya sekelilingnya. Menjadi resep-resep baru dengan menggunakan rempah-rempah local. Ibn Battuta, pengelana dan explorer beken dari Maroko di abad ke 13 menulis dalam satu jurnalnya bahwa sate sudah disajikan di Istana Sultan di India pada abad itu.
Kata Sate sendiri, konon popular dan menjadi istilah internasional yang dilafalkan dalam bahasa Inggris menjadi SATAY. Sejarahwan menebak bahwa kata SATE kemungkinan berasal dari sebuah dialek Cina, tepatnya Amoy yang artinya susun tiga. (三疊). Saya ingat cerita dari kakek, bahwa secara tradisi, sate itu memang terdiri dari 3 susun daging. Umumnya dengan konfigurasi, daging-lemak-daging. Kemungkinan besar, dijaman dahulu kaum imigran dari Cina dengan uang terbatas, memasak lauk untuk makan sehari-hari dengan cara sederhana ini. Amoy sendiri sebenarnya adalah nama pelabuhan industry, di pulau Xiamen, di provinsi Fujian, yang sejak dahulu kala sudah dikenal gara-gara perdagangan teh. Sejak tahun 1540, pelabuhan ini sudah ramai dikunjungi bangsa-bangsa Eropa. Dan kemungkinan besar dijaman yang sama kaum imigran dari Cina ikut menyebrang ke Asia Tenggara. Mungkin saja diantara kaum imigran itu juga banyak gadis-gadis yang ikut mengadu nasib ke Asia Tenggara, sehingga gadis dari wilayah itu, dikenal menjadi sebutan generic AMOY (gadis Cina).
Di Indonesia sate berkembang menjadi seni kuliner tersendiri. Mulai dari racikan rempah-rempah hingga cara makannya yang khas, serta bumbu kacang dan sambelnya. Dari sekian bumbu itu, satu yang tak boleh tertinggal barangkali adalah kecap manis. Kecap barangkali adalah perasa natural yang paling banyak digunakan di berbagai Negara Asia. Sejarahnya cukup tua, lebih dari 3.000 tahun berasal dari Cina. Kata "kecap", diduga diambil dari bahasa Amoy kôechiap atau kê-tsiap. Di Cina sendiri dikenal kecap yang lebih kental dan sedikit manis, tetapi tidak semanis kecap manis di Indonesia.
Jadi melihat berbagai peleburan sejarah dan budaya yang mempengaruhi kreasi kuliner yang satu ini, sate di Indonesia memang merupakan hasil ciptaan gado-gado yang unik. Saat ini hidangan sate di Indonesia, tersebar disegala penjuru dan menggunakan hamper semua daging yang kita kenal. Mulai dari ayam hingga ikan,penyu, dan juga kuda. Beberapa yang terkenal dan menjadi legendaris adalah sate Madura, sate Blora, sate Ponorogo, dan sate Ikan dari Bali. Cara makan dan menyajikannya juga berbeda-beda. Beberapa diantaranya yang paling popular adalah dimakan dengan ketupat, lontong dan irisan mentimun segar.
Restoran OASIS, di Jalan Raden Saleh 47, Cikini-Jakarta Pusat, pada malam tahun baru ini (31 DESEMBER 2008) akan menampilkan sebuah kreasi lama yang diambil dari sebuah resep pusaka. Yaitu SATE REMES. Membuat sate yang enak dan empuk tidaklah mudah. Tapi menjadi sebuah seni tersendiri. Karena pemilihan daging merupakan kejelian yang sangat rinci. Hanya daging berkualitas tinggi yang akan menghasilkan sate yang empuk dan lezat. Lalu cara memotongnya juga merupakan seni tersendiri. Harus menuruti arah dan jaringan urat yang pas, untuk menghindari daging sate menjadi kenyal dan keras setelah dibakar nanti.
Setelah dipotong, maka daging sate harus di rendam dan bumbu racikan yang khusus. Sate Remes ala OASIS, dipersiapkan dengan ritual pemijatan daging yang merata dengan bumbu rahasia, sehingga daging menjadi gurih dan empuk ketika dibakar. Itu sebabnya sate ini diberi nama sate remes. Karena dibuatnya memang sambil diremes-remes, alias dipijat secara merata dan menyeluruh.
Ketika dibakar sate Remes, ditusuk dengan batang tebu, untuk mendapatkan aroma caramel yang wangi dan khas. Sate Remes setelah matang disajikan dengan sambal dan irisan cabe serta bawang mentah. Rasanya selangit ! Seperti diawang-awang. Gurih dan empuk sekali. Barangkali inilah sate terbaik di Indonesia.
Bilamana anda ingin mencoba SATE REMES ala OASIS, silahkan membuat reservasi di telpon +62213150646. Sate Remes dihadirkan khusus dalam Rijsttafel menyambut Old & New 2009.
Namun Mpu Peniti langsung menyanggahnya. Menurut beliau, jangan dilihat dari sepelenya sate. Tapi dari konsepnya. Yaitu memasak sesuatu di bara api dengan
menggunakan satu tangkai penusuk. Tanpa harus menggunakan wadah atau wajan, dan juga tidak perlu minyak goring. Sederhana, tapi efektif. Mungkin Mpu Peniti benar juga. Karena, kalau dipikir-pikir, secara intuitif, barangkali hanya ada satu penemuan yang ditemukan manusia secara beramai-ramai, diseluruh dunia. Secara bersamaan dan satu ide yang seragam. Yaitu barbeque ala sate itulah !
Jadi bila kita menelusuri sejarah sate, kemungkinan besar sate bukanlah masakan asli dari Indonesia. Walaupun dari populeritasnya, tak dapat dipungkiri, bahwa sate adalah salah satu masakan Indonesia yang terpopuler. Cara memanggang daging dengan ditusuk dan dibakar diatas bara api, boleh jadi ditemukan oleh manusia secara bersamaan sejak jaman batu dulu. Karena memang inilah cara memasak yang paling praktis. Itu sebabnya hidangan barbeque yang mirip sate ada dalam setiap budaya kuliner di seluruh penjuru dunia.
Di Rusia ada Shashlik. Bangsa Perancis mengenal Brochette. Lalu di Italia ada Spiedino. Pinchitos adalah sate ala Spanyol, dan Espetada adalah versi bangsa Portugis. Negara Amerika Latin juga punya versi khusus. Brazil menyebutnya dengan Espetinho, dan Banderilla di Mexico. Sate juga merambah hingga Afrika, misalnya Suya di Nigeria dan Sosatie di Afrika Selatan. Di Asia sate meraja rela dimana-mana. Mulai dari Vietnam, Korea dan Jepang. Yakitori begitu sebutan sate di Jepang. Walaupun namanya berbeda-beda, di ASEAN umumnya dikenal dengan satu nama SATE.
Diantara sekian banyak cerita dan dongeng, sejarah sate yang paling menarik adalah Kebab. Yang berasal dari bahasa Arab, yang artinya daging goreng, dan bukan daging bakar. Konon, di Eropa dan Turki, ketika bangsa Yunani mulai berkelana dan menjadi penakluk daerah sekitar Eropa dan Afrika, serdadu dan prajurit saat itu memanggang daging hewan buruan, diatas bara api dengan menusuknya dengan pedang atau belati. Dari sinilah konon beredarnya tradisi sate jaman modern. Setelah itu tradisi ini terbawa oleh serdadu dan prajurit lain lewat konflik dan perang dari satu abad keabad berikutnya. Lewat jalan sutra atau SILK ROAD kemungkinan tradisi ini dibawa pedagang dan beradaptasi dengan budaya sekelilingnya. Menjadi resep-resep baru dengan menggunakan rempah-rempah local. Ibn Battuta, pengelana dan explorer beken dari Maroko di abad ke 13 menulis dalam satu jurnalnya bahwa sate sudah disajikan di Istana Sultan di India pada abad itu.
Kata Sate sendiri, konon popular dan menjadi istilah internasional yang dilafalkan dalam bahasa Inggris menjadi SATAY. Sejarahwan menebak bahwa kata SATE kemungkinan berasal dari sebuah dialek Cina, tepatnya Amoy yang artinya susun tiga. (三疊). Saya ingat cerita dari kakek, bahwa secara tradisi, sate itu memang terdiri dari 3 susun daging. Umumnya dengan konfigurasi, daging-lemak-daging. Kemungkinan besar, dijaman dahulu kaum imigran dari Cina dengan uang terbatas, memasak lauk untuk makan sehari-hari dengan cara sederhana ini. Amoy sendiri sebenarnya adalah nama pelabuhan industry, di pulau Xiamen, di provinsi Fujian, yang sejak dahulu kala sudah dikenal gara-gara perdagangan teh. Sejak tahun 1540, pelabuhan ini sudah ramai dikunjungi bangsa-bangsa Eropa. Dan kemungkinan besar dijaman yang sama kaum imigran dari Cina ikut menyebrang ke Asia Tenggara. Mungkin saja diantara kaum imigran itu juga banyak gadis-gadis yang ikut mengadu nasib ke Asia Tenggara, sehingga gadis dari wilayah itu, dikenal menjadi sebutan generic AMOY (gadis Cina).
Di Indonesia sate berkembang menjadi seni kuliner tersendiri. Mulai dari racikan rempah-rempah hingga cara makannya yang khas, serta bumbu kacang dan sambelnya. Dari sekian bumbu itu, satu yang tak boleh tertinggal barangkali adalah kecap manis. Kecap barangkali adalah perasa natural yang paling banyak digunakan di berbagai Negara Asia. Sejarahnya cukup tua, lebih dari 3.000 tahun berasal dari Cina. Kata "kecap", diduga diambil dari bahasa Amoy kôechiap atau kê-tsiap. Di Cina sendiri dikenal kecap yang lebih kental dan sedikit manis, tetapi tidak semanis kecap manis di Indonesia.
Jadi melihat berbagai peleburan sejarah dan budaya yang mempengaruhi kreasi kuliner yang satu ini, sate di Indonesia memang merupakan hasil ciptaan gado-gado yang unik. Saat ini hidangan sate di Indonesia, tersebar disegala penjuru dan menggunakan hamper semua daging yang kita kenal. Mulai dari ayam hingga ikan,penyu, dan juga kuda. Beberapa yang terkenal dan menjadi legendaris adalah sate Madura, sate Blora, sate Ponorogo, dan sate Ikan dari Bali. Cara makan dan menyajikannya juga berbeda-beda. Beberapa diantaranya yang paling popular adalah dimakan dengan ketupat, lontong dan irisan mentimun segar.
Restoran OASIS, di Jalan Raden Saleh 47, Cikini-Jakarta Pusat, pada malam tahun baru ini (31 DESEMBER 2008) akan menampilkan sebuah kreasi lama yang diambil dari sebuah resep pusaka. Yaitu SATE REMES. Membuat sate yang enak dan empuk tidaklah mudah. Tapi menjadi sebuah seni tersendiri. Karena pemilihan daging merupakan kejelian yang sangat rinci. Hanya daging berkualitas tinggi yang akan menghasilkan sate yang empuk dan lezat. Lalu cara memotongnya juga merupakan seni tersendiri. Harus menuruti arah dan jaringan urat yang pas, untuk menghindari daging sate menjadi kenyal dan keras setelah dibakar nanti.
Setelah dipotong, maka daging sate harus di rendam dan bumbu racikan yang khusus. Sate Remes ala OASIS, dipersiapkan dengan ritual pemijatan daging yang merata dengan bumbu rahasia, sehingga daging menjadi gurih dan empuk ketika dibakar. Itu sebabnya sate ini diberi nama sate remes. Karena dibuatnya memang sambil diremes-remes, alias dipijat secara merata dan menyeluruh.
Ketika dibakar sate Remes, ditusuk dengan batang tebu, untuk mendapatkan aroma caramel yang wangi dan khas. Sate Remes setelah matang disajikan dengan sambal dan irisan cabe serta bawang mentah. Rasanya selangit ! Seperti diawang-awang. Gurih dan empuk sekali. Barangkali inilah sate terbaik di Indonesia.
Bilamana anda ingin mencoba SATE REMES ala OASIS, silahkan membuat reservasi di telpon +62213150646. Sate Remes dihadirkan khusus dalam Rijsttafel menyambut Old & New 2009.
Monday, December 22, 2008
Monday, December 15, 2008
Sunday, December 14, 2008
GARPU TALA
Seorang pejabat tinggi negara, datang menemui Mpu Peniti. Mula-mula keluhannya nampak biasa. Stress. Ndak bisa tidur. Urusan, masalah dan tekanan datang dari mana-mana. Setelah ngobrol lebih dari 40 menit, baru terbongkar. Sang pejabat ternyata kuatir soal dosanya. Maklum ia telah menjadi birokrat lebih dari 20 tahun. Sejak jaman orde baru. Jadi tidak mungkin selama karirnya “lurus selalu”. Sama seperti teman dan koleganya ia juga “tikang-tikung” kiri kanan. Mungkin tidak 100% korupsi. Tetapi kalau menerima sogokan, upeti, dan melenturkan peraturan, ia sering melakukan-nya. Yang bikin ia sedih, sudah 5 teman dekatnya disidik gara-gara perbuatan lama. Satu malah sudah masuk penjara. Maka hatinya sedih, ia takut disidik pula. Usianya sudah senja. Kalau ia sampai masuk penyidikan, maka hancur nama besarnya. Dan ia pasti tidak tahan dipenjara. Ia mencari jalan agar dirinya selamat.
Usai peristiwa itu, saya sempat ngobrol dengan Mpu Peniti. Kali ini dengan keprihatinan yang sangat mendalam. Sebagai murid beliau, bertahun-tahun saya belajar untuk mempertajam nurani. Dan memperjuangkan nurani dengan keberanian. Tidak selalu berhasil. Sering gagal. Membuat saya malu. Akhirnya Mpu Peniti, memperlihatkan kepada saya sebuah kotak kayu jati yang berukir, dan terlihat sangat kuno sekali. Dari dalamnya beliau mengeluarkan sebuah garpu tala yang dibungkus kain batik lusuh. Cerita Mpu Peniti, garpu tala itu pemberian teman karibnya. Konon, ketika masih muda, Mpu Peniti punya seorang sahabat karib yang kebetulan juga adalah seorang pastor di Yogya. Suatu saat ketika sang pastor permisi mau kembali balik ke Itali, maka Mpu Peniti memberikan oleh-oleh salah satu koleksi keris tuanya yang sangat berharga. Mulanya sang pastor merasa enggan menerimanya. Karena ia tahu persis nilai keris itu bagi Mpu Peniti. Tapi Mpu Peniti meyakinkan sang pastor, bahwa apalah arti sebuah persahabatan, apabila seorang sahabat tidak berani dan tidak mau memberikan yang terbaik dan paling berharga kepada sahabatnya. Dengan terharu akhirnya sang pastor menerima keris itu dari Mpu Peniti. Sehari sebelum sang pastor berangkat pulang, beliau menemui Mpu Peniti lagi dan menyerahkan kotak jati berukir yang berisi garpu tala itu. Kata sang pastor, beberapa hari ia tidak bisa tidur, karena ia berusaha mencari satu milik pribadinya yang paling baik dan berharga untuk diberikan kepada Mpu Peniti. Mulanya ia bingung karena merasa tidak punya barang berharga yang bisa ia berikan. Namun akhirnya ia merasa garpu tala miliknya adalah barang yang tepat.
Sang pastor kebetulan adalah seorang guru musik yang fasih memainkan gitar dan piano. Dan ia seringkali menggunakan garpu tala untuk mencari nada yang sebenarnya atau “perfect pitch”. Konon seusai pertukaran momento itu, Mpu Peniti mendapat cerita yang filosofis juga dari sang pastor. Sebuah cerita yang kemudian beliau turunkan kepada saya. Garpu tala yang diciptakan pada tahun 1711 oleh seorang musisi Inggris, John Shore, memang merupakan sebuah resonator akustik. Bentuknya garpu yang memiliki 2 bilah logam lunak yang saling bergetar dan beresonansi untuk membentuk nada yang utuh dan sempurna. Kini garpu tala digunakan sebagai alat kalibrasi diberbagai bidang, temasuk musik, kesehatan, jam dan peralatan radar.
Garpu tala itu sendiri telah disimpan Mpu Peniti lebih dari 30 tahun lamanya. Konon sang pastor itu sendiri telah wafat beberapa tahun yang lalu. Cerita Mpu Peniti pada saya bahwa, hidup ini harus selalu kita kalibrasi agar menemukan ‘perfect pitch’. Jangan sampai meleset, dan menjadi ‘fals’. Dan sesuai dengan desain garpu tala, ‘perfect pitch’ itu hanya akan terjadi apabila ada dua bilah logam yang saling beresonansi. Ngak bisa cuma satu. Istilah Mpu Peniti ada aksi ada reaksi. Ada sebab dan ada akibat. Dan dalam kasus pejabat didepan cerita ini, Mpu Peniti bercerita bahwa mungkin sang pejabat sudah sekian lama tidak menggunakan garpu tala-nya untuk meng-kalibrasi hidupnya. Robert Louis Stevenson, seorang penulis pernah berkata, “Don't judge each day by the harvest you reap ... but by the seeds you plant!”. Barangkali ini yang sering kita lupakan. Kita hanya menilai semuanya berdasarkan hasil akhir dan rejeki hari ini. Tidak pernah sekalipun kita mempertanyakan bibit yang pernah kita tanam.
Mpu Peniti mengingatkan hal itu dengan sebuah dongeng populer. Alkisah, ada seorang anak lelaki yang buta kedua matanya. Ia hidup di sebuah rumah yatim piatu. Hidupnya selalu sunyi dan sepi. Ia selalu meratapi nasibnya yang malang. Yatim piatu dan buta pula. Hingga suatu saat ada donor yang rela mendonorkan kedua matanya untuk anak yatim piatu ini, sehingga ia bisa melihat lagi. Sang anak lalu bangkit dan menjadi sangat bersemangat dalam hidup. Bertahun-tahun ia belajar tekun, hingga berhasil menjadi gubernur di sebuah propinsi. Lalu suatu hari, ada seorang wanita tua yang buta datang menemuinya dan mengaku bahwa dia-lah ibu yang sesungguhnya dari anak lelaki yang sudah menjadi gubernur. Namun sang gubernur melihat seorang wanita tua yang buta dan lusuh, ia menjadi marah dan merasa sang wanita hanya mengarang cerita saja. Sang gubernur merasa sangat malu dan mengusir wanita itu pergi. Beberapa tahun kemudian, sang wanita tua yang buta itu meninggal. Dan ia mewariskan rumah tuanya yang renta dan kecil kepada sang gubernur. Dalam surat wasiat sang wanita tua buta itu, baru kemudian sang gubernur sadar dan mengetahui bahwa wanita tua buta itu memang ibunya yang sesungguhnya. Rupanya ibunyalah yang menjadi donor dari kedua matanya, sehingga ia bisa melihat lagi. Setelah ibunya wafat, yang dimiliki sang gubernur hanyalah kesedihan dan penyesalan yang bertumpuk.
Mendekati usainya tahun 2008, barangkali ada baiknya kita semua mengeluarkan garpu tala kita, dan mencoba meng-kalibrasi kehidupan kita. Mengembalikan hidup kita dalam satu kesatuan ‘perfect pitch’ yang harmonis.
Usai peristiwa itu, saya sempat ngobrol dengan Mpu Peniti. Kali ini dengan keprihatinan yang sangat mendalam. Sebagai murid beliau, bertahun-tahun saya belajar untuk mempertajam nurani. Dan memperjuangkan nurani dengan keberanian. Tidak selalu berhasil. Sering gagal. Membuat saya malu. Akhirnya Mpu Peniti, memperlihatkan kepada saya sebuah kotak kayu jati yang berukir, dan terlihat sangat kuno sekali. Dari dalamnya beliau mengeluarkan sebuah garpu tala yang dibungkus kain batik lusuh. Cerita Mpu Peniti, garpu tala itu pemberian teman karibnya. Konon, ketika masih muda, Mpu Peniti punya seorang sahabat karib yang kebetulan juga adalah seorang pastor di Yogya. Suatu saat ketika sang pastor permisi mau kembali balik ke Itali, maka Mpu Peniti memberikan oleh-oleh salah satu koleksi keris tuanya yang sangat berharga. Mulanya sang pastor merasa enggan menerimanya. Karena ia tahu persis nilai keris itu bagi Mpu Peniti. Tapi Mpu Peniti meyakinkan sang pastor, bahwa apalah arti sebuah persahabatan, apabila seorang sahabat tidak berani dan tidak mau memberikan yang terbaik dan paling berharga kepada sahabatnya. Dengan terharu akhirnya sang pastor menerima keris itu dari Mpu Peniti. Sehari sebelum sang pastor berangkat pulang, beliau menemui Mpu Peniti lagi dan menyerahkan kotak jati berukir yang berisi garpu tala itu. Kata sang pastor, beberapa hari ia tidak bisa tidur, karena ia berusaha mencari satu milik pribadinya yang paling baik dan berharga untuk diberikan kepada Mpu Peniti. Mulanya ia bingung karena merasa tidak punya barang berharga yang bisa ia berikan. Namun akhirnya ia merasa garpu tala miliknya adalah barang yang tepat.
Sang pastor kebetulan adalah seorang guru musik yang fasih memainkan gitar dan piano. Dan ia seringkali menggunakan garpu tala untuk mencari nada yang sebenarnya atau “perfect pitch”. Konon seusai pertukaran momento itu, Mpu Peniti mendapat cerita yang filosofis juga dari sang pastor. Sebuah cerita yang kemudian beliau turunkan kepada saya. Garpu tala yang diciptakan pada tahun 1711 oleh seorang musisi Inggris, John Shore, memang merupakan sebuah resonator akustik. Bentuknya garpu yang memiliki 2 bilah logam lunak yang saling bergetar dan beresonansi untuk membentuk nada yang utuh dan sempurna. Kini garpu tala digunakan sebagai alat kalibrasi diberbagai bidang, temasuk musik, kesehatan, jam dan peralatan radar.
Garpu tala itu sendiri telah disimpan Mpu Peniti lebih dari 30 tahun lamanya. Konon sang pastor itu sendiri telah wafat beberapa tahun yang lalu. Cerita Mpu Peniti pada saya bahwa, hidup ini harus selalu kita kalibrasi agar menemukan ‘perfect pitch’. Jangan sampai meleset, dan menjadi ‘fals’. Dan sesuai dengan desain garpu tala, ‘perfect pitch’ itu hanya akan terjadi apabila ada dua bilah logam yang saling beresonansi. Ngak bisa cuma satu. Istilah Mpu Peniti ada aksi ada reaksi. Ada sebab dan ada akibat. Dan dalam kasus pejabat didepan cerita ini, Mpu Peniti bercerita bahwa mungkin sang pejabat sudah sekian lama tidak menggunakan garpu tala-nya untuk meng-kalibrasi hidupnya. Robert Louis Stevenson, seorang penulis pernah berkata, “Don't judge each day by the harvest you reap ... but by the seeds you plant!”. Barangkali ini yang sering kita lupakan. Kita hanya menilai semuanya berdasarkan hasil akhir dan rejeki hari ini. Tidak pernah sekalipun kita mempertanyakan bibit yang pernah kita tanam.
Mpu Peniti mengingatkan hal itu dengan sebuah dongeng populer. Alkisah, ada seorang anak lelaki yang buta kedua matanya. Ia hidup di sebuah rumah yatim piatu. Hidupnya selalu sunyi dan sepi. Ia selalu meratapi nasibnya yang malang. Yatim piatu dan buta pula. Hingga suatu saat ada donor yang rela mendonorkan kedua matanya untuk anak yatim piatu ini, sehingga ia bisa melihat lagi. Sang anak lalu bangkit dan menjadi sangat bersemangat dalam hidup. Bertahun-tahun ia belajar tekun, hingga berhasil menjadi gubernur di sebuah propinsi. Lalu suatu hari, ada seorang wanita tua yang buta datang menemuinya dan mengaku bahwa dia-lah ibu yang sesungguhnya dari anak lelaki yang sudah menjadi gubernur. Namun sang gubernur melihat seorang wanita tua yang buta dan lusuh, ia menjadi marah dan merasa sang wanita hanya mengarang cerita saja. Sang gubernur merasa sangat malu dan mengusir wanita itu pergi. Beberapa tahun kemudian, sang wanita tua yang buta itu meninggal. Dan ia mewariskan rumah tuanya yang renta dan kecil kepada sang gubernur. Dalam surat wasiat sang wanita tua buta itu, baru kemudian sang gubernur sadar dan mengetahui bahwa wanita tua buta itu memang ibunya yang sesungguhnya. Rupanya ibunyalah yang menjadi donor dari kedua matanya, sehingga ia bisa melihat lagi. Setelah ibunya wafat, yang dimiliki sang gubernur hanyalah kesedihan dan penyesalan yang bertumpuk.
Mendekati usainya tahun 2008, barangkali ada baiknya kita semua mengeluarkan garpu tala kita, dan mencoba meng-kalibrasi kehidupan kita. Mengembalikan hidup kita dalam satu kesatuan ‘perfect pitch’ yang harmonis.
Saturday, December 13, 2008
Thursday, November 27, 2008
KAFI KURNIA DI SURABAYA 2 DESEMBER 2008
Tertawa lepas meski di tengah hempasan krisis. Itulah yang ingin dibagi dengan masyarakat Surabaya lewat Suara Surabaya, Senin (24/11).
Pada 2 Desember mendatang, KAFI KURNIA Konsultan Marketing, Praktisi, Kolumnis, Trainer dan Motivator handal bersama dengan ERRY FIRMANSYAH Direktur Bursa Efek Indonesia menjadi pembicara dalam Dinner Gathering Seminar Prospek Ekonomi 2009.
Senin (24/11), KAFI pun memberi sedikit ‘pemanasan’ khususnya bagi pendengar Suara Surabaya yang ingin mendapat jurus jitu menangkal krisis. Pria yang terkenal dengan buku ‘Anti Marketing’-nya itu membocorkan tips bagaimana bertahan menghadapi krisis bahkan bisa tertawa lepas di tengah badai krisis.
Tawa lepas KAFI yang khas semakin menambah kesan bahwa KAFI tidak ikut terseret krisis. Maklum, sampai 19 Desember mendatang, KAFI fully book menjadi trainer. Selain itu, KAFI meyakini bahwa di balik krisis selalu ada peluang.
“Idenya adalah sederhana setiap kali terjadi krisis pasti ada opportunity yang terselubung. Kalau Indonesia tidak ada krisis nggak mungkin kita ganti Presiden 5 kali,” ujarnya sambil melepaskan tawa khasnya.
Krisis bagi satu orang, lanjut KAFI, mungkin menjadi peluang buat orang lain. Inilah yang kemudian oleh KAFI disebut arus balik. Artinya, ada kesadaran yang luar biasa untuk menyiasati krisis menjadi sebuah modal menghadapi masa depan.
Kata krisis disebutkan KAFI sudah dipolitisir oleh sebagian kalangan. Karena itu dengan tertawa lepas, KAFI berusaha memberikan energi positif bagi orang lain. Dengan demikian, diharapkan energi positif ini akan menyebar dan membangkitkan orang lain.
“Menurut saya sejak ‘98 kata krisis itu telah dijadikan komoditas politik oleh berbagai orang karena itu dipolitisasi dan ditekankan di kepala kita bahwa kita masih dalam keadaan krisis, krisis, krisis. Kapan membangunnya, kapan mau bangkitnya?," paparnya.
"Saya kan bilang itu (krisis) kan ada peluangnya. Kalau kita beri energi negatif di republik ini negatif. Negatif menarik negatif, kenegatifan itu demikian besar. Kalau coba positif, kemudian semua orang mulai bangkit berarti jadi aura positif yang akan menyebar dan orang akan menikmati dan yah okay lets do something,” sambung KAFI.
Masih banyak jurus-jurus lain yang ingin disuguhkan KAFI. Jika Anda tertarik mendapatkan jurus penangkal krisis ala KAFI KURNIA dan berdialog dengannya atau sekedar penasaran dengan tawa lepasnya, ikuti saja Dinner Gathering Seminar di Isyana Ballroom Hotel Bumi Surabaya. Siapa tahu Anda bisa memunculkan peluang di tengah hempasan krisis setelah berguru pada si Biang Penasaran KAFI KURNIA.(git)
Pada 2 Desember mendatang, KAFI KURNIA Konsultan Marketing, Praktisi, Kolumnis, Trainer dan Motivator handal bersama dengan ERRY FIRMANSYAH Direktur Bursa Efek Indonesia menjadi pembicara dalam Dinner Gathering Seminar Prospek Ekonomi 2009.
Senin (24/11), KAFI pun memberi sedikit ‘pemanasan’ khususnya bagi pendengar Suara Surabaya yang ingin mendapat jurus jitu menangkal krisis. Pria yang terkenal dengan buku ‘Anti Marketing’-nya itu membocorkan tips bagaimana bertahan menghadapi krisis bahkan bisa tertawa lepas di tengah badai krisis.
Tawa lepas KAFI yang khas semakin menambah kesan bahwa KAFI tidak ikut terseret krisis. Maklum, sampai 19 Desember mendatang, KAFI fully book menjadi trainer. Selain itu, KAFI meyakini bahwa di balik krisis selalu ada peluang.
“Idenya adalah sederhana setiap kali terjadi krisis pasti ada opportunity yang terselubung. Kalau Indonesia tidak ada krisis nggak mungkin kita ganti Presiden 5 kali,” ujarnya sambil melepaskan tawa khasnya.
Krisis bagi satu orang, lanjut KAFI, mungkin menjadi peluang buat orang lain. Inilah yang kemudian oleh KAFI disebut arus balik. Artinya, ada kesadaran yang luar biasa untuk menyiasati krisis menjadi sebuah modal menghadapi masa depan.
Kata krisis disebutkan KAFI sudah dipolitisir oleh sebagian kalangan. Karena itu dengan tertawa lepas, KAFI berusaha memberikan energi positif bagi orang lain. Dengan demikian, diharapkan energi positif ini akan menyebar dan membangkitkan orang lain.
“Menurut saya sejak ‘98 kata krisis itu telah dijadikan komoditas politik oleh berbagai orang karena itu dipolitisasi dan ditekankan di kepala kita bahwa kita masih dalam keadaan krisis, krisis, krisis. Kapan membangunnya, kapan mau bangkitnya?," paparnya.
"Saya kan bilang itu (krisis) kan ada peluangnya. Kalau kita beri energi negatif di republik ini negatif. Negatif menarik negatif, kenegatifan itu demikian besar. Kalau coba positif, kemudian semua orang mulai bangkit berarti jadi aura positif yang akan menyebar dan orang akan menikmati dan yah okay lets do something,” sambung KAFI.
Masih banyak jurus-jurus lain yang ingin disuguhkan KAFI. Jika Anda tertarik mendapatkan jurus penangkal krisis ala KAFI KURNIA dan berdialog dengannya atau sekedar penasaran dengan tawa lepasnya, ikuti saja Dinner Gathering Seminar di Isyana Ballroom Hotel Bumi Surabaya. Siapa tahu Anda bisa memunculkan peluang di tengah hempasan krisis setelah berguru pada si Biang Penasaran KAFI KURNIA.(git)
Wednesday, November 26, 2008
Sunday, November 23, 2008
BERCATUR DALAM KRISIS
Saya tidak ingat persisnya kapan. Tapi antara tahun 1987 dan tahun 1988, didalam mobil saya pernah bertanya, kepada almarhum Bapak MS.Kurnia, pendiri HERO Supermarket. “Apakah mencari uang itu sulit ?” Beliau cuma tertawa dan terseyum. “Mudah sekali”, begitu jawab beliau. Sambil pandangan matanya menatap seorang pengemis di pinggir jalan. “Pokoknya, asal kamu berani malu !”, begitu beliau menegaskan. Dan akhirnya sayapun mengerti. Bahwa mencari uang itu sebenarnya sangat mudah. Tengok saja, pengemis, pengamen, pemulung, tukang parkir liar, dstnya. Semua mencari uang dengan modal seadanya. Memang tidak ada jaminan uang-nya akan banyak. Tetapi membuktikan bahwa mencari uang itu mudah.
Lalu saya menyambung dengan pertanyaan berikutnya, “Kalau menjadi kaya raya, mudah atau sulit ?” Beliau lalu terbahak, katanya : “Nah, kaya raya itu sulit. Karena butuh strategi yang pas.” Beliau mencontohkan 2 warung yang menjual nasi dijalan yang sama. Berdua mereka start disaat yang sama. Keduanya menjual makanan yang mirip. Tapi selang beberapa tahun, yang satu maju dan makin ramai tapi satunya tetap saja sama seperti sedia kala. Tidak ada kemajuan yang berarti. Apakah artinya berbisnis menjadi sangat sulit ? Karena harus mahir berstrategi ?
Menurut Mpu Peniti, mentor dan guru spiritual saya, kebetulan punya hobi main catur. Saya juga seneng main catur sejak sekolah SMP dulu. Lewat Mpu Peniti, dan berkali-kali kami main catur, saya mendapat beberapa pelajaran dari beliau. Secara filosofis, mengajarkan saya tentang strategi dan aplikasi praktisnya dalam bisnis. Catur memang permainan strategi. Kita membuat satu langkah. Dan musuh kita bereaksi dengan langkah tandingan. Begitu seterusnya sampai satu pihak memenangkan posisi mematikan yang disebut – “skaak mat”. Bisnis juga sama. Mekanisme pasar dan kompetisi-nya juga berdasarkan aksi atau serangan dan reaksi balik. Namun anda mesti mengerti betul filosofisnya. Kata Sun Tzu, jangan menyerang musuh ! Tetapi seranglah strategi musuh ! Baru anda mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya.
Pemain catur yang tidak berpengalaman, cenderung berkonsentrasi untuk memakan buah musuh sebanyak-banyaknya. Ia memancing pertempuran yang sifatnya fisik. Sebaliknya pemain catur yang berpengalaman cenderung untuk bermain dengan membaca langkah-langkah yang bakal diambil musuh. Ia mencari peluang untuk menempatkan buah caturnya yang berakibat “skaak mat”. Artinya ia lebih bersikap “antisipasi”. Sukses bisnis percaya atau tidak 100 persen tergantung kesiapan kita membuat move – “antisipasi”.
Pak Amat, adalah seorang pedagang musiman. Ia selalu berdagang berdasarkan musim. Setiap bulan Puasa ia berdagang timun suri. Sehabis Lebaran biasanya ia menjadi penyalur pembantu rumah tangga. Karena biasanya ada saja pembantu rumah tangga yang mudik dan tidak kembali lagi. Musim Lebaran Haji, ia berdagang hewan qurban. Bulan Agustus ia berdagang bendera. Dan tahun baru ia berdagang terompet. Ketika saya interview, pak Amat malu-malu mengatakan, pokoknya ia punya strategi sederhana, hanya menjual produk yang laku karena musimnya. Lebih mudah dan lebih menguntungkan. Pak Amat, bercatur dalam bisnis dengan eloknya. Ia tahu betul bagaimana caranya – mengantisipasi pasar !
Garry Kasparov, pensiunan juara catur dunia, pernah berkata dalam sebuah interviewnya, bahwa apabila setiap pemain sudah melangkah dalam sebuah pembukaan catur selama 3 langkah, maka saat itu juga sudah terbuka 9 juta posisi langkah bidak catur yang bisa diambil. Dan tugas tiap pemain adalah memperkirakan dan menghitung langkah musuh berikutnya dengan kemungkinan sebanyak itu. Dari kalkulasi ini, terbukti catur adalah permainan yang menuntut perhitungan yang sangat teliti, kesabaran yang sangat luar biasa, dan stamina yang tidak main-main. Jangan pernah meremehkan lawan anda ! Begitu nasehat Garry Kasparov. Bisnis juga sangat mirip situasi dan kondisinya. Nah, pemain catur yang sangat berpengalaman, tahu caranya memberdayakan dan memanfaatkan semua buah caturnya. Tidak ada satu buah catur-pun yang menjadi favorite. Semua sama peluangnya, tergantung letak dan posisinya. Dalam bisnis sebaiknya kita juga memberdayakan dan memanfaatkan sumber daya manusia yang kita miliki dalam satu keutuhan yang sama, dan ”team work” yang solid.
Mpu Peniti, pernah menasehati saya, kata beliau, “… kadang kita berpikir apa gunanya seorang yang bodoh dan tidak cantik. Berhentikan saja pegawai seperti itu. Tapi dalam krisis, kalau kita banyak hutang dan sering didatangi penagih hutang, ada baiknya resepsionis kita yang cantik jelita, dan pandai, justru kita ganti dengan resepsionis yang bodoh dan tidak cantik. Pasti ampuh, karena akan membuat frustasi sang penagih hutang. Ia jadi malas datang ketempat kita”. Saya tertawa ngakak mendengar wejangan Mpu Peniti itu. Karena terasa “nyooos” sekali.
Buah catur seperti pion, kuda, menteri, ratu, dan benteng memiliki langkah-langkah yang berbeda dengan posisi yang berbeda. Tetapi kemenangan kita sangat tergantung dari kombinasi mereka. Pion langkahnya terbatas. Namun disaat genting dan menjelang akhir permainan, pion seringkali menjadi aset yang tidak terduga. Kuda melangkah dengan huruf L, kelihatannya terbatas tetapi sering mengecoh, karena posisinya bisa mengunci lawan. Menteri langkahnya hanya bisa menyilang, tapi seringkali mampu menyelinap dan membuat serangan tak terduga. Dan benteng, seperti kekuatan militer, keras menghantam musuh dengan langkah rata. Hanya Ratu yang memiliki langkah flexible dan serba bisa. Sebuah sindiran bahwa terkadang wanita punya sejumlah langkah-langkah yang justru spektakuler. Celakanya Raja, yang paling penting justru dalam catur diposisikan dalam posisi lemah, tidak bisa melawan dan selalu harus dilindungi.
Dalam sepuluh tahun lebih saya bermain catur dengan Mpu Peniti, kita saling mengalahkan. Satu hal yang saya nikmati, adalah hanya dengan lebih banyak bermain, kita mampu mengasah intuisi kita dan lebih jeli menebak langkah musuh berikutnya. Dan hanya dengan bermain lebih banyak, kita bisa menjadi lebih mahir. Pengalaman ini pula yang saya jadikan strategi berbisnis. Ternyata semakin sering kita main, semakin mudah pula bisnis itu.
Lalu saya menyambung dengan pertanyaan berikutnya, “Kalau menjadi kaya raya, mudah atau sulit ?” Beliau lalu terbahak, katanya : “Nah, kaya raya itu sulit. Karena butuh strategi yang pas.” Beliau mencontohkan 2 warung yang menjual nasi dijalan yang sama. Berdua mereka start disaat yang sama. Keduanya menjual makanan yang mirip. Tapi selang beberapa tahun, yang satu maju dan makin ramai tapi satunya tetap saja sama seperti sedia kala. Tidak ada kemajuan yang berarti. Apakah artinya berbisnis menjadi sangat sulit ? Karena harus mahir berstrategi ?
Menurut Mpu Peniti, mentor dan guru spiritual saya, kebetulan punya hobi main catur. Saya juga seneng main catur sejak sekolah SMP dulu. Lewat Mpu Peniti, dan berkali-kali kami main catur, saya mendapat beberapa pelajaran dari beliau. Secara filosofis, mengajarkan saya tentang strategi dan aplikasi praktisnya dalam bisnis. Catur memang permainan strategi. Kita membuat satu langkah. Dan musuh kita bereaksi dengan langkah tandingan. Begitu seterusnya sampai satu pihak memenangkan posisi mematikan yang disebut – “skaak mat”. Bisnis juga sama. Mekanisme pasar dan kompetisi-nya juga berdasarkan aksi atau serangan dan reaksi balik. Namun anda mesti mengerti betul filosofisnya. Kata Sun Tzu, jangan menyerang musuh ! Tetapi seranglah strategi musuh ! Baru anda mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya.
Pemain catur yang tidak berpengalaman, cenderung berkonsentrasi untuk memakan buah musuh sebanyak-banyaknya. Ia memancing pertempuran yang sifatnya fisik. Sebaliknya pemain catur yang berpengalaman cenderung untuk bermain dengan membaca langkah-langkah yang bakal diambil musuh. Ia mencari peluang untuk menempatkan buah caturnya yang berakibat “skaak mat”. Artinya ia lebih bersikap “antisipasi”. Sukses bisnis percaya atau tidak 100 persen tergantung kesiapan kita membuat move – “antisipasi”.
Pak Amat, adalah seorang pedagang musiman. Ia selalu berdagang berdasarkan musim. Setiap bulan Puasa ia berdagang timun suri. Sehabis Lebaran biasanya ia menjadi penyalur pembantu rumah tangga. Karena biasanya ada saja pembantu rumah tangga yang mudik dan tidak kembali lagi. Musim Lebaran Haji, ia berdagang hewan qurban. Bulan Agustus ia berdagang bendera. Dan tahun baru ia berdagang terompet. Ketika saya interview, pak Amat malu-malu mengatakan, pokoknya ia punya strategi sederhana, hanya menjual produk yang laku karena musimnya. Lebih mudah dan lebih menguntungkan. Pak Amat, bercatur dalam bisnis dengan eloknya. Ia tahu betul bagaimana caranya – mengantisipasi pasar !
Garry Kasparov, pensiunan juara catur dunia, pernah berkata dalam sebuah interviewnya, bahwa apabila setiap pemain sudah melangkah dalam sebuah pembukaan catur selama 3 langkah, maka saat itu juga sudah terbuka 9 juta posisi langkah bidak catur yang bisa diambil. Dan tugas tiap pemain adalah memperkirakan dan menghitung langkah musuh berikutnya dengan kemungkinan sebanyak itu. Dari kalkulasi ini, terbukti catur adalah permainan yang menuntut perhitungan yang sangat teliti, kesabaran yang sangat luar biasa, dan stamina yang tidak main-main. Jangan pernah meremehkan lawan anda ! Begitu nasehat Garry Kasparov. Bisnis juga sangat mirip situasi dan kondisinya. Nah, pemain catur yang sangat berpengalaman, tahu caranya memberdayakan dan memanfaatkan semua buah caturnya. Tidak ada satu buah catur-pun yang menjadi favorite. Semua sama peluangnya, tergantung letak dan posisinya. Dalam bisnis sebaiknya kita juga memberdayakan dan memanfaatkan sumber daya manusia yang kita miliki dalam satu keutuhan yang sama, dan ”team work” yang solid.
Mpu Peniti, pernah menasehati saya, kata beliau, “… kadang kita berpikir apa gunanya seorang yang bodoh dan tidak cantik. Berhentikan saja pegawai seperti itu. Tapi dalam krisis, kalau kita banyak hutang dan sering didatangi penagih hutang, ada baiknya resepsionis kita yang cantik jelita, dan pandai, justru kita ganti dengan resepsionis yang bodoh dan tidak cantik. Pasti ampuh, karena akan membuat frustasi sang penagih hutang. Ia jadi malas datang ketempat kita”. Saya tertawa ngakak mendengar wejangan Mpu Peniti itu. Karena terasa “nyooos” sekali.
Buah catur seperti pion, kuda, menteri, ratu, dan benteng memiliki langkah-langkah yang berbeda dengan posisi yang berbeda. Tetapi kemenangan kita sangat tergantung dari kombinasi mereka. Pion langkahnya terbatas. Namun disaat genting dan menjelang akhir permainan, pion seringkali menjadi aset yang tidak terduga. Kuda melangkah dengan huruf L, kelihatannya terbatas tetapi sering mengecoh, karena posisinya bisa mengunci lawan. Menteri langkahnya hanya bisa menyilang, tapi seringkali mampu menyelinap dan membuat serangan tak terduga. Dan benteng, seperti kekuatan militer, keras menghantam musuh dengan langkah rata. Hanya Ratu yang memiliki langkah flexible dan serba bisa. Sebuah sindiran bahwa terkadang wanita punya sejumlah langkah-langkah yang justru spektakuler. Celakanya Raja, yang paling penting justru dalam catur diposisikan dalam posisi lemah, tidak bisa melawan dan selalu harus dilindungi.
Dalam sepuluh tahun lebih saya bermain catur dengan Mpu Peniti, kita saling mengalahkan. Satu hal yang saya nikmati, adalah hanya dengan lebih banyak bermain, kita mampu mengasah intuisi kita dan lebih jeli menebak langkah musuh berikutnya. Dan hanya dengan bermain lebih banyak, kita bisa menjadi lebih mahir. Pengalaman ini pula yang saya jadikan strategi berbisnis. Ternyata semakin sering kita main, semakin mudah pula bisnis itu.
Saturday, November 22, 2008
Sunday, November 16, 2008
Sunday, November 09, 2008
THE ART OF SURVIVAL
Satu pertanyaan yang terus hinggap ditelinga saya, adalah :”Bagaimana kita bisa bertahan ? dan tetap ‘survive’ dari krisis ini ?” Situasi yang disebut koran-koran – krisis ekonomi global - memang memicu kepanikan luar biasa. Ditambah ketakutan bertubi-tubi. Buktinya hanya dalam 2 bulan saya sudah melakukan ‘coaching’ – SURVIVAL TECHNIQUE – kepada lebih dari 2 lusin perusahaan. Mengajarkan kepada perusahaan-perusahaan ini, cara-cara teknik survival yang praktis agar bertahan dari siksaan krisis.
Secara spiritual Mpu Peniti, mentor dan guru saya - memberi wejangan bahwa sesungguhnya semua mahluk hidup sudah dibekali ‘naluri survival’ agar bisa bertahan. Menurut Mpu Peniti, Tuhan tidak menciptakan kita dengan maksud agar suatu hari kita punah begitu saja. Kita telah diberikan kemampuan untuk ber-evolusi dan beradaptasi yang sangat luar biasa. Buktinya kita tetap bertahan selama jutaan tahun lamanya. Nah, bekal inilah yang harus kita manfaatkan secara maksimal. Caranya sangat sederhana. Belajar dari sejarah. Bagaimana nenek moyang kita, selalu mendekatkan diri dengan alam, dan berusaha mengerti setiap perubahan alam.
Seorang antropolog pernah mendongeng bahwa nenek moyang kita belajar tentang cuaca secara seksama dan teliti, sehingga mereka punya hitungan yang akurat soal musim tanam dan waktu melaut untuk menangkap ikan. Pengetahuan itu diturunkan secara berabad-abad secara naluriah, tanpa penjelasan seperti dalam sebuah ‘text book’.
Didalam kancah pertempuran bisnis, situasinya juga sangat mirip sekali. Pedagang-pedagang tradisional yang mewarisi bisnisnya turun temurun, juga memiliki naluri terhadap musim dan waktu. Mereka juga punya tekhnik ‘survival’, misalnya dengan menjadi pedagang musiman. Hanya saja dijaman tekhnologi nano saat ini, dimana waktu bersilangan dengan tekhnologi dan globalisasi dalam ketelanjangan sempurna, maka kita tidak lagi kebal terhadap sebuah perubahan yang terjadi di Amerika. Edward Lorenz yang banyak melakukan riset dalam ‘Chaos Theory’ mempopulerkan sebuah ide unik yang kemudian dikenal dengan ‘Butterfly effect’. Teorinya memang edan, bayangkan seekor kupu-kupu mengepakan sayapnya. Sehingga terjadi perubahan di atmosfir. Yang menular sehingga menjadi perubahan serius dan menciptakan tornado yang merusak seluruh panen kopi di Brazil.
Walaupun edan, teori Edward Lorenz seringkali digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi saat ini. Krisis ekonomi global saat ini, barangkali juga paling baik bila diterjemahkan menggunakan Chaos Theory. Dimana ekonomi dunia yang besarnya mendekati 60 trilyun dollar dihancurkan oleh kekacauan (chaos) yang berdasarkan sentimen pasar. Akibatnya menciptakan tornado krisis ekonomi dimana-mana. Begitu cepat dan drastisnya perubahan itu, sehingga kita ketinggalan bereaksi dan beradaptasi. Dan karena krisis itu sambung menyambung, biarpun kita mampu melakukan reparasi dipusatnya, belum tentu kita bisa membetulkan kerusakan dan krisis sekunder yang terjadi dinegara-negara lain.
Nah, disaat kekacauan melanda dunia, dan krisis serta bencana punya potensi mengancam kita, naluri ‘survival’ kita perlu kita asah dan pertajam. Jerry White, adalah salah satu co-founder dari organisasi Survivors Corps, pernah merasakan hidupnya dalam ‘chaos’, ketika mengalami perubahan drastis ketika pada tahun 1984 dimana ia kehilangan kakinya terkena ranjau darat. Sejak saat itu ia mencoba untuk tetap ‘survive’ dan menjadi aktifis yang sangat aktif menyebarkan pesan dan semangat berjuang hidup. Pada tahun 1997 ia bersama Jody Williams mendapatkan Penghargaan Nobel, dan menulis sebuah buku tentang tekhnik survival yang berjdul – “I WILL NOT BE BROKEN”. Didalam buku ini, Jerry menuliskan lima langkah strategis untuk bisa tetap ‘survive’.
Yang pertama adalah – Face Facts ! – Setiap kali terjadi krisis atau masalah, kebanyakan dari kita kadang mencoba untuk berpura-pura positif, menganggap remeh, dan takut mengakui keadaan sesungguhnya. Kita jarang sekali bisa jujur 100% dan mau serius mengakui kegawatan dari situasi krisis itu. Lihat saja, kejadian disekeliling kita dalam 3 bulan terakhir ini. Masih banyak orang yang meremehkan situasi krisis ekonomi global ini. Istilah keren-nya ‘in-denial’ ! Sebaliknya terkadang kita juga ‘overacting’ dan berlaku berlebihan dalam menghadapi situasi. Selayaknya kita mundur dua langkah, saking ‘overacting’-nya kita, malah sudah mundur sampai 100 langkah. Sikap berlebihan ini juga berbahaya. Karena sangat negatif. Yang benar, hadapilah situasi dengan kepala dingin, dan penuh realitas. Langkah pertama ini merupakan langkah strategis yang disebut ‘assesment’ atau langkah mengambil ancang-ancang. Satu langkah untuk menganalisa situasi kita terkini. Dan kalau anda menonton film action seperti Star Trek misalnya, setiap kali kapal Kapten Kirk – Enterprise - diserang musuh, dan mengalami goncangan, sesudahnya ia selalu minta ‘damage report’.
Nah, menghadapi krisis saat ini, anda juga harus punya ‘damage report’ yang sangat akurat. Baru anda bisa menentukan langkah berikutnya !
Choose life, not death – itulah strategi kedua dari Jerry White. Survival adalah pilihan. Sama dengan sembuh dari penyakit. Saya menyadari ini dari pengalaman ayah saya melawan penyakit stroke selama lebih dari 10 tahun. Bagaimana beliau survive dari satu serangan ke serangan berikutnya. Pilihan beliau untuk tetap hidup, menjadi penentu semangat berjuang menuju kesembuhan.
Saya menyaksikan hal yang sama dalam bisnis. Banyak perusahaan yang gagal bertahan selama krisis dan bangkrut, karena semata-mata mereka tidak memiliki skenario ini. Dan punya pilihan jelas untuk tetap bertahan dan hidup. Seorang teman yang memiliki pabrik minuman bercerita, bahwa ketika krisis ekonomi tahun 1998, yang ia lakukan adalah menghitung titik terendah yang memungkinkan perusahaan-nya tetap hidup. Ia menghitung dengan seksama penjualan terendah yang mungkin ia capai selama krisis. Kemudian ia mengadakan rapat terbuka bersama karyawan-nya dan menjelaskan situasi itu secara terbuka. Akhirnya para karyawan mau juga menerima pengurangan gaji hingga 30%, demi ‘survival’ perusahaan. Perusahaan itupun luput dari serangan krisis, dan sanggup bertahan hingga kini.
Lanjut - Reach out. – kata Jerry White sangat sulit untuk ‘survive’ sendirian. Bentuk aliansi. Berkelompok. Maka peluang ‘survival’ biasanya lebih besar. Dalam setiap film bencana yang anda tonton mulai dari Towering Inferno, The Poseidon Adventure, hingga Independence Day, ceritanya berakhir dengan sejumlah orang yang akhirnya bersama-sama membentuk group kecil untuk mencoba ‘survive’ bersama-sama. Kadang dalam situasi sangat sulit ini, percaya atau tidak teman terbaik anda justru adalah musuh anda. Dalam cerita-cerita kuno di Mesir, Eropa dan Cina, kerajaan-kerajaan yang kecil yang biasanya bertikai satu sama lain-nya, selalu saja otomatis membentuk aliansi dan sekutu, bilamana ada raja besar yang agresif dan berambisi ingin mencaplok mereka satu demi satu.
Jadi kalau dalam keadaan krisis ekonomi global seperti ini jangan segan melakukan pemasaran atau promosi bersama-sama musuh anda. Disamping mengirit ongkos. Pemasaran dan promosinya menjadi lebih high profile, karena dilakukan bersama-sama musuh anda.
Dan yang terpenting adalah - Get moving ! – jangan pasif dan pasrah menerima nasib. Karena dengan berdiam diri, anda menjadi target yang empuk. “Aggressiveness is the principal guarantor of survival.” – begitu kutipan dari Robert Ardrey, seorang penulis skenario yang kebetulan juga seorang antropolog. Selama 3 tahun saya di angkat sebagai konsultan disebuah perusahaan penjualan dan pemasaran. Saat itu, reformasi baru saja menumbangkan Orde Baru. Penjualan anjlok. Solusi saya saat itu, sangat pendek. Agresif menjual. Mula-nya mereka mencemoohkan saya. Karena sangat tidak masuk akal, dan situasi pasar tidak mendukung. Namun setelah satu tahun, mereka sangat kaget, penjualan malah tumbuh lebih dari 20%, dan seluruh staff penjualan mendapat bonus naik haji. Tahun kedua dan ketiga, pertumbuhan penjualan tetap fantastis. Hanya dengan agresif semata !
Ingat disaat krisis, seringkali kompetitor anda tiarap dan low profile. Dengan bersikap agresif, anda menjadi sangat menonjol dipasar, dan semua konsumen mau tidak mau merasakan kehadiran anda !
Yang terakhir adalah - Give back. Ini nasehat spiritual Jerry White. Kehidupan ini mirip roda yang berputar. Krisis tidak akan pernah datang cuma sekali. Demikian juga bencana. Dan banjir. Apabila kita berhasil lolos dari satu krisis dan bencana, maka setelah itu jangan lupa untuk berbuat kebajikan dan menolong orang setiap kali kesempatan itu ada. Kita menabur benih-benih kebaikan. Karena pada saat krisis dan bencana itu datang pada kesempatan berikutnya, kita membutuhkan sangat banyak pertolongan. Tanpa dapat kita rencanakan dan kira, seringkali pertolongan yang paling kritis justru datang dari orang yang tidak kita sangka-sangka. Dan saya sudah sangat sering mengalami hal ini.
Pada akhirnya, krisis dan bencana menyadarkan kita akan kerapuhan hidup ini. Untuk bertahan dan tidak terpatahkan olehnya, kita tidak akan mampu melewatinya hanya berbekal semangat dan optimisme saja. Tapi sejumlah strategi yang cerdas !
Secara spiritual Mpu Peniti, mentor dan guru saya - memberi wejangan bahwa sesungguhnya semua mahluk hidup sudah dibekali ‘naluri survival’ agar bisa bertahan. Menurut Mpu Peniti, Tuhan tidak menciptakan kita dengan maksud agar suatu hari kita punah begitu saja. Kita telah diberikan kemampuan untuk ber-evolusi dan beradaptasi yang sangat luar biasa. Buktinya kita tetap bertahan selama jutaan tahun lamanya. Nah, bekal inilah yang harus kita manfaatkan secara maksimal. Caranya sangat sederhana. Belajar dari sejarah. Bagaimana nenek moyang kita, selalu mendekatkan diri dengan alam, dan berusaha mengerti setiap perubahan alam.
Seorang antropolog pernah mendongeng bahwa nenek moyang kita belajar tentang cuaca secara seksama dan teliti, sehingga mereka punya hitungan yang akurat soal musim tanam dan waktu melaut untuk menangkap ikan. Pengetahuan itu diturunkan secara berabad-abad secara naluriah, tanpa penjelasan seperti dalam sebuah ‘text book’.
Didalam kancah pertempuran bisnis, situasinya juga sangat mirip sekali. Pedagang-pedagang tradisional yang mewarisi bisnisnya turun temurun, juga memiliki naluri terhadap musim dan waktu. Mereka juga punya tekhnik ‘survival’, misalnya dengan menjadi pedagang musiman. Hanya saja dijaman tekhnologi nano saat ini, dimana waktu bersilangan dengan tekhnologi dan globalisasi dalam ketelanjangan sempurna, maka kita tidak lagi kebal terhadap sebuah perubahan yang terjadi di Amerika. Edward Lorenz yang banyak melakukan riset dalam ‘Chaos Theory’ mempopulerkan sebuah ide unik yang kemudian dikenal dengan ‘Butterfly effect’. Teorinya memang edan, bayangkan seekor kupu-kupu mengepakan sayapnya. Sehingga terjadi perubahan di atmosfir. Yang menular sehingga menjadi perubahan serius dan menciptakan tornado yang merusak seluruh panen kopi di Brazil.
Walaupun edan, teori Edward Lorenz seringkali digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi saat ini. Krisis ekonomi global saat ini, barangkali juga paling baik bila diterjemahkan menggunakan Chaos Theory. Dimana ekonomi dunia yang besarnya mendekati 60 trilyun dollar dihancurkan oleh kekacauan (chaos) yang berdasarkan sentimen pasar. Akibatnya menciptakan tornado krisis ekonomi dimana-mana. Begitu cepat dan drastisnya perubahan itu, sehingga kita ketinggalan bereaksi dan beradaptasi. Dan karena krisis itu sambung menyambung, biarpun kita mampu melakukan reparasi dipusatnya, belum tentu kita bisa membetulkan kerusakan dan krisis sekunder yang terjadi dinegara-negara lain.
Nah, disaat kekacauan melanda dunia, dan krisis serta bencana punya potensi mengancam kita, naluri ‘survival’ kita perlu kita asah dan pertajam. Jerry White, adalah salah satu co-founder dari organisasi Survivors Corps, pernah merasakan hidupnya dalam ‘chaos’, ketika mengalami perubahan drastis ketika pada tahun 1984 dimana ia kehilangan kakinya terkena ranjau darat. Sejak saat itu ia mencoba untuk tetap ‘survive’ dan menjadi aktifis yang sangat aktif menyebarkan pesan dan semangat berjuang hidup. Pada tahun 1997 ia bersama Jody Williams mendapatkan Penghargaan Nobel, dan menulis sebuah buku tentang tekhnik survival yang berjdul – “I WILL NOT BE BROKEN”. Didalam buku ini, Jerry menuliskan lima langkah strategis untuk bisa tetap ‘survive’.
Yang pertama adalah – Face Facts ! – Setiap kali terjadi krisis atau masalah, kebanyakan dari kita kadang mencoba untuk berpura-pura positif, menganggap remeh, dan takut mengakui keadaan sesungguhnya. Kita jarang sekali bisa jujur 100% dan mau serius mengakui kegawatan dari situasi krisis itu. Lihat saja, kejadian disekeliling kita dalam 3 bulan terakhir ini. Masih banyak orang yang meremehkan situasi krisis ekonomi global ini. Istilah keren-nya ‘in-denial’ ! Sebaliknya terkadang kita juga ‘overacting’ dan berlaku berlebihan dalam menghadapi situasi. Selayaknya kita mundur dua langkah, saking ‘overacting’-nya kita, malah sudah mundur sampai 100 langkah. Sikap berlebihan ini juga berbahaya. Karena sangat negatif. Yang benar, hadapilah situasi dengan kepala dingin, dan penuh realitas. Langkah pertama ini merupakan langkah strategis yang disebut ‘assesment’ atau langkah mengambil ancang-ancang. Satu langkah untuk menganalisa situasi kita terkini. Dan kalau anda menonton film action seperti Star Trek misalnya, setiap kali kapal Kapten Kirk – Enterprise - diserang musuh, dan mengalami goncangan, sesudahnya ia selalu minta ‘damage report’.
Nah, menghadapi krisis saat ini, anda juga harus punya ‘damage report’ yang sangat akurat. Baru anda bisa menentukan langkah berikutnya !
Choose life, not death – itulah strategi kedua dari Jerry White. Survival adalah pilihan. Sama dengan sembuh dari penyakit. Saya menyadari ini dari pengalaman ayah saya melawan penyakit stroke selama lebih dari 10 tahun. Bagaimana beliau survive dari satu serangan ke serangan berikutnya. Pilihan beliau untuk tetap hidup, menjadi penentu semangat berjuang menuju kesembuhan.
Saya menyaksikan hal yang sama dalam bisnis. Banyak perusahaan yang gagal bertahan selama krisis dan bangkrut, karena semata-mata mereka tidak memiliki skenario ini. Dan punya pilihan jelas untuk tetap bertahan dan hidup. Seorang teman yang memiliki pabrik minuman bercerita, bahwa ketika krisis ekonomi tahun 1998, yang ia lakukan adalah menghitung titik terendah yang memungkinkan perusahaan-nya tetap hidup. Ia menghitung dengan seksama penjualan terendah yang mungkin ia capai selama krisis. Kemudian ia mengadakan rapat terbuka bersama karyawan-nya dan menjelaskan situasi itu secara terbuka. Akhirnya para karyawan mau juga menerima pengurangan gaji hingga 30%, demi ‘survival’ perusahaan. Perusahaan itupun luput dari serangan krisis, dan sanggup bertahan hingga kini.
Lanjut - Reach out. – kata Jerry White sangat sulit untuk ‘survive’ sendirian. Bentuk aliansi. Berkelompok. Maka peluang ‘survival’ biasanya lebih besar. Dalam setiap film bencana yang anda tonton mulai dari Towering Inferno, The Poseidon Adventure, hingga Independence Day, ceritanya berakhir dengan sejumlah orang yang akhirnya bersama-sama membentuk group kecil untuk mencoba ‘survive’ bersama-sama. Kadang dalam situasi sangat sulit ini, percaya atau tidak teman terbaik anda justru adalah musuh anda. Dalam cerita-cerita kuno di Mesir, Eropa dan Cina, kerajaan-kerajaan yang kecil yang biasanya bertikai satu sama lain-nya, selalu saja otomatis membentuk aliansi dan sekutu, bilamana ada raja besar yang agresif dan berambisi ingin mencaplok mereka satu demi satu.
Jadi kalau dalam keadaan krisis ekonomi global seperti ini jangan segan melakukan pemasaran atau promosi bersama-sama musuh anda. Disamping mengirit ongkos. Pemasaran dan promosinya menjadi lebih high profile, karena dilakukan bersama-sama musuh anda.
Dan yang terpenting adalah - Get moving ! – jangan pasif dan pasrah menerima nasib. Karena dengan berdiam diri, anda menjadi target yang empuk. “Aggressiveness is the principal guarantor of survival.” – begitu kutipan dari Robert Ardrey, seorang penulis skenario yang kebetulan juga seorang antropolog. Selama 3 tahun saya di angkat sebagai konsultan disebuah perusahaan penjualan dan pemasaran. Saat itu, reformasi baru saja menumbangkan Orde Baru. Penjualan anjlok. Solusi saya saat itu, sangat pendek. Agresif menjual. Mula-nya mereka mencemoohkan saya. Karena sangat tidak masuk akal, dan situasi pasar tidak mendukung. Namun setelah satu tahun, mereka sangat kaget, penjualan malah tumbuh lebih dari 20%, dan seluruh staff penjualan mendapat bonus naik haji. Tahun kedua dan ketiga, pertumbuhan penjualan tetap fantastis. Hanya dengan agresif semata !
Ingat disaat krisis, seringkali kompetitor anda tiarap dan low profile. Dengan bersikap agresif, anda menjadi sangat menonjol dipasar, dan semua konsumen mau tidak mau merasakan kehadiran anda !
Yang terakhir adalah - Give back. Ini nasehat spiritual Jerry White. Kehidupan ini mirip roda yang berputar. Krisis tidak akan pernah datang cuma sekali. Demikian juga bencana. Dan banjir. Apabila kita berhasil lolos dari satu krisis dan bencana, maka setelah itu jangan lupa untuk berbuat kebajikan dan menolong orang setiap kali kesempatan itu ada. Kita menabur benih-benih kebaikan. Karena pada saat krisis dan bencana itu datang pada kesempatan berikutnya, kita membutuhkan sangat banyak pertolongan. Tanpa dapat kita rencanakan dan kira, seringkali pertolongan yang paling kritis justru datang dari orang yang tidak kita sangka-sangka. Dan saya sudah sangat sering mengalami hal ini.
Pada akhirnya, krisis dan bencana menyadarkan kita akan kerapuhan hidup ini. Untuk bertahan dan tidak terpatahkan olehnya, kita tidak akan mampu melewatinya hanya berbekal semangat dan optimisme saja. Tapi sejumlah strategi yang cerdas !
Saturday, November 08, 2008
Monday, November 03, 2008
Saturday, November 01, 2008
KORUPSI ALA JENGKOL – EKONOMI JALANAN PART III
Saya menerima SMS pendek dari Mpu Peniti. Intinya beliau masak nasi uduk dan semur jengkol dan mengundang saya makan bersama. “Deeer….” darah saya berdesir kencang, dan jantung saya berdebar. Jarang sekali Mpu Peniti mau masak semur jengkol. Padahal semur jengkol beliau terkenal sangat gurih seantero jagad. Membujuk beliau untuk masak semur jengkol, susahnya bukan main. Ngak gampang. Jadi kalau beliau masak semur jengkol secara sukarela, artinya ada sesuatu yang luar biasa pentingnya. Ibaratnya alarm, inilah alarm tertinggi.
Jengkol yang merupakan tanaman polong-polongan, memang termasuk unik. Di Asia Tenggara, jengkol cukup populer sebagai bahan makanan. Memang jengkol boleh dikata salah satu makanan ala diabolik. Anda suka dan cinta. Atau benci sama sekali. Makanan seperti jengkol, ada hampir ditiap budaya. Di Jepang ada ikan Fugu yang sangat beracun. Dimana resiko makan adalah mati keracunan. Menurut statistik di Jepang pada tahun 60’an, kematian akibat keracunan Fugu masih berkisar diatas 175 orang pertahun. Lalu regulasi yang sangat ketat dan lisensi koki yang benar-benar paham mengolah Fugu, membuat tingkat kematian itu turun drastis. Diawal tahun 80’an jumlahnya pertahun sudah kurang dari selusin. Nah, kalau di Indonesia ada semur jengkol. Yang kalau tidak paham memasaknya dengan benar, resikonya adalah kena asam jengkolat yang luar biasa sakitnya pada saat kencing.
Walaupun demekian, dan ditambah bau jengkol yang luar biasa, penggemarnya tidak pernah kapok memakan-nya termasuk saya sendiri. Jengkol apabila dimasak dengan benar, konon memiliki sejumlah faedah bagi kesehatan, seperti mampu mencegah diabetes, dan baik bagi kesehatan jantung. Makanan jengkol, saking fenomenalnya, sampai-sampai orang Sunda memberi julukan hati macan atau “ati maung”. Tiap orang punya rahasia dan resep khusus untuk memasak jengkol. Yang umum adalah jengkol itu harus melalui proses perendaman dan perebusan yang sangat teliti. Sehingga mengurangi resiko terkena asam jengkolat. Setelah direbus biasanya di gencet hingga pipih. Lalu disemur dengan api sangat kecil, dan minimal dibiarkan semalam biar meresap. Maka rasanya akan sangat gurih sekali. Dimakan dengan nasi uduk lezatnya tidak terkira.
Mpu Peniti, konon memiliki resep yang istimewa. Sebelum dimasak, malah jengkol itu dibiarkan semalam ditanaman di pasir yang memiliki kandungan mineral yang tinggi. Lalu direndam di air dan dibiarkan mengembun satu malam berikutnya. Barulah direbus dengan hati-hati. Disamping itu Mpu Peniti punya sejumlah rempah-rempah rahasia, yang membuat semur jengkolnya benar-benar “to die for”. Saya adalah fans fanatik semur jengkol beliau.
Malam itu kami makan semur jengkol, lalapan, tahu goreng, nasi uduk dan ayam goreng. Perut saya buncit luar biasa sehabis makan. Walaupun mulut dan perut terpuaskan, hati saya tetap deg-deg-an. Karena saya tau, pasti ada sesuatu yang serius yang beliau ingin sampaikan. Usai makan sambil ngopi, beliau menyodorkan koran nasional yang memuat berita bahwa mantan gubernur bank Indonesia, kena vonis penjara 5 tahun karena sudah melakukan korupsi secara kolektif. Mpu Peniti menarik nafas panjang. Wajahnya sangat sedih. Komentarnya lirih, “Baru saja kita di-ingatkan akan sumpah suci seabad yang lalu. Yang mengikatkan diri kita satu sama lain dalam kebersamaan nasionalisme. Kini kebersamaan nasionalisme itu dirusak dengan dosa kebersamaan korupsi”.
Sebenarnya vonis majelis hakim pada perkara itu merupakan tonggak sejarah yang luar biasa pentingnya. Karena secara tidak langsung, kini kita mengenal istilah baru yaitu “korupsi kolektif”. Seorang pengacara dari Singapura mengejek saya bahwa korupsi di Indonesia telah berubah menjadi “organised crime”. Karena memang dilakukan secara rapi terorganisasi. Mirip mafia korupsi. Saya tertawa mendengarnya. Tetapi yang membuat hati Mpu Peniti sangat sedih adalah korupsi di Indonesia sudah mirip betul dengan semur jengkol. Walaupun kita sangat aktif memberantasnya dan melakukan perlawanan hukum yang sangat agresif. Namun hasil akhirnya, mirip banget dengan kita kencing sehabis makan semur jengkol. Sangat bau sekali.
Bayangkan kalau bekas gubernur bank sentral, menteri, duta besar, anggota DPR, direktur BUMN, gubernur, bupati semua sudah kena semua kasus korupsi dan sudah banyak yang dipenjara. Orang asing diluar sana, pasti akan berpikir juga, lha jangan-jangan yang paling atas sekalipun juga sama-sama korupsi. Cuma belum ketangkep saja ? Iya ngak sih ? Inilah yang dimaksud Mpu Peniti, dengan korupsi sama dengan semur jengkol. Pernah sekali saya pergi ke satu BUMN yang sangat beken. Di lobby didepan lift, tiap lantai dipenuhi dengan poster-poster anti korupsi. Secara visual mungkin terlihat sangat positif bahwa BUMN itu sangat serius berkampanye anti korupsi. Tetapi secara tidak langsung, BUMN itu menebarkan bau bahwa masalah korupsi di BUMN itu sedemikian parahnya, hingga diadakan kampanye seheboh itu. Ada asap pasti ada apinya !
Saya tidak tahu persis berapa kerugian yang kita derita secara ekonomis dari praktek korupsi yang akut dan kronis ini. Tapi beberapa direktur BUMN secara berkelakar, mengatakan bahwa pemberantasan korupsi ini juga menciptakan ongkos tambahan yang baru. Misalnya mereka kini punya konsultan yang memberikan pelatihan dan nasehat, apabila mereka ditangkap polisi dan kena diperiksa dan diinterogasi. Apa yang harus diperbuat ? Dan apa yang harus dijawab ? Konsultan seperti ini pasti tidak murah ongkosnya. Bagian pembelian dan tender disebuah BUMN mengadu kepada saya, bahwa kini mereka sangat extra hati-hati dalam memutuskan sebuah tender dan pembelian. Supaya ngak salah dan diborgol, maka mereka terpaksa menyewa pengacara untuk memberikan “legal opinion”. Dan lagi-lagi berarti proses yang lebih berbelit dan tambahan ongkos yang tidak murah.
Saya teringat percakapan antara “Q’” dengan James Bond dalam filmnya “The World is Not Enough”. Dalam percakapan itu “Q” berujar : "Now 007, I've always tried to teach you two things. One, is never to let the enemy see you bleed." Dan James Bond menjawab : "And the other?" Lalu “Q” menjawab dengan kalimat terakhir : “Always have an escape plan" Barangkali sudah saatnya pula kita menyimak dari sekian pengalaman dan upaya memberantas korupsi di negeri ini. Menyempurnakannya dengan elegan. Sehingga lebih efektif dan manjur. Yang terpenting jangan menjadi sebuah aksi kejar-kejar-an antara polisi dan malingnya. Sehingga suatu saat malingnya berbalik lebih pintar. Bila tidak, maka pemberantasan korupsi di Indonesia bisa beresiko menjadi semur jengkol. Dan ini tidak sedap sama sekali !
Jengkol yang merupakan tanaman polong-polongan, memang termasuk unik. Di Asia Tenggara, jengkol cukup populer sebagai bahan makanan. Memang jengkol boleh dikata salah satu makanan ala diabolik. Anda suka dan cinta. Atau benci sama sekali. Makanan seperti jengkol, ada hampir ditiap budaya. Di Jepang ada ikan Fugu yang sangat beracun. Dimana resiko makan adalah mati keracunan. Menurut statistik di Jepang pada tahun 60’an, kematian akibat keracunan Fugu masih berkisar diatas 175 orang pertahun. Lalu regulasi yang sangat ketat dan lisensi koki yang benar-benar paham mengolah Fugu, membuat tingkat kematian itu turun drastis. Diawal tahun 80’an jumlahnya pertahun sudah kurang dari selusin. Nah, kalau di Indonesia ada semur jengkol. Yang kalau tidak paham memasaknya dengan benar, resikonya adalah kena asam jengkolat yang luar biasa sakitnya pada saat kencing.
Walaupun demekian, dan ditambah bau jengkol yang luar biasa, penggemarnya tidak pernah kapok memakan-nya termasuk saya sendiri. Jengkol apabila dimasak dengan benar, konon memiliki sejumlah faedah bagi kesehatan, seperti mampu mencegah diabetes, dan baik bagi kesehatan jantung. Makanan jengkol, saking fenomenalnya, sampai-sampai orang Sunda memberi julukan hati macan atau “ati maung”. Tiap orang punya rahasia dan resep khusus untuk memasak jengkol. Yang umum adalah jengkol itu harus melalui proses perendaman dan perebusan yang sangat teliti. Sehingga mengurangi resiko terkena asam jengkolat. Setelah direbus biasanya di gencet hingga pipih. Lalu disemur dengan api sangat kecil, dan minimal dibiarkan semalam biar meresap. Maka rasanya akan sangat gurih sekali. Dimakan dengan nasi uduk lezatnya tidak terkira.
Mpu Peniti, konon memiliki resep yang istimewa. Sebelum dimasak, malah jengkol itu dibiarkan semalam ditanaman di pasir yang memiliki kandungan mineral yang tinggi. Lalu direndam di air dan dibiarkan mengembun satu malam berikutnya. Barulah direbus dengan hati-hati. Disamping itu Mpu Peniti punya sejumlah rempah-rempah rahasia, yang membuat semur jengkolnya benar-benar “to die for”. Saya adalah fans fanatik semur jengkol beliau.
Malam itu kami makan semur jengkol, lalapan, tahu goreng, nasi uduk dan ayam goreng. Perut saya buncit luar biasa sehabis makan. Walaupun mulut dan perut terpuaskan, hati saya tetap deg-deg-an. Karena saya tau, pasti ada sesuatu yang serius yang beliau ingin sampaikan. Usai makan sambil ngopi, beliau menyodorkan koran nasional yang memuat berita bahwa mantan gubernur bank Indonesia, kena vonis penjara 5 tahun karena sudah melakukan korupsi secara kolektif. Mpu Peniti menarik nafas panjang. Wajahnya sangat sedih. Komentarnya lirih, “Baru saja kita di-ingatkan akan sumpah suci seabad yang lalu. Yang mengikatkan diri kita satu sama lain dalam kebersamaan nasionalisme. Kini kebersamaan nasionalisme itu dirusak dengan dosa kebersamaan korupsi”.
Sebenarnya vonis majelis hakim pada perkara itu merupakan tonggak sejarah yang luar biasa pentingnya. Karena secara tidak langsung, kini kita mengenal istilah baru yaitu “korupsi kolektif”. Seorang pengacara dari Singapura mengejek saya bahwa korupsi di Indonesia telah berubah menjadi “organised crime”. Karena memang dilakukan secara rapi terorganisasi. Mirip mafia korupsi. Saya tertawa mendengarnya. Tetapi yang membuat hati Mpu Peniti sangat sedih adalah korupsi di Indonesia sudah mirip betul dengan semur jengkol. Walaupun kita sangat aktif memberantasnya dan melakukan perlawanan hukum yang sangat agresif. Namun hasil akhirnya, mirip banget dengan kita kencing sehabis makan semur jengkol. Sangat bau sekali.
Bayangkan kalau bekas gubernur bank sentral, menteri, duta besar, anggota DPR, direktur BUMN, gubernur, bupati semua sudah kena semua kasus korupsi dan sudah banyak yang dipenjara. Orang asing diluar sana, pasti akan berpikir juga, lha jangan-jangan yang paling atas sekalipun juga sama-sama korupsi. Cuma belum ketangkep saja ? Iya ngak sih ? Inilah yang dimaksud Mpu Peniti, dengan korupsi sama dengan semur jengkol. Pernah sekali saya pergi ke satu BUMN yang sangat beken. Di lobby didepan lift, tiap lantai dipenuhi dengan poster-poster anti korupsi. Secara visual mungkin terlihat sangat positif bahwa BUMN itu sangat serius berkampanye anti korupsi. Tetapi secara tidak langsung, BUMN itu menebarkan bau bahwa masalah korupsi di BUMN itu sedemikian parahnya, hingga diadakan kampanye seheboh itu. Ada asap pasti ada apinya !
Saya tidak tahu persis berapa kerugian yang kita derita secara ekonomis dari praktek korupsi yang akut dan kronis ini. Tapi beberapa direktur BUMN secara berkelakar, mengatakan bahwa pemberantasan korupsi ini juga menciptakan ongkos tambahan yang baru. Misalnya mereka kini punya konsultan yang memberikan pelatihan dan nasehat, apabila mereka ditangkap polisi dan kena diperiksa dan diinterogasi. Apa yang harus diperbuat ? Dan apa yang harus dijawab ? Konsultan seperti ini pasti tidak murah ongkosnya. Bagian pembelian dan tender disebuah BUMN mengadu kepada saya, bahwa kini mereka sangat extra hati-hati dalam memutuskan sebuah tender dan pembelian. Supaya ngak salah dan diborgol, maka mereka terpaksa menyewa pengacara untuk memberikan “legal opinion”. Dan lagi-lagi berarti proses yang lebih berbelit dan tambahan ongkos yang tidak murah.
Saya teringat percakapan antara “Q’” dengan James Bond dalam filmnya “The World is Not Enough”. Dalam percakapan itu “Q” berujar : "Now 007, I've always tried to teach you two things. One, is never to let the enemy see you bleed." Dan James Bond menjawab : "And the other?" Lalu “Q” menjawab dengan kalimat terakhir : “Always have an escape plan" Barangkali sudah saatnya pula kita menyimak dari sekian pengalaman dan upaya memberantas korupsi di negeri ini. Menyempurnakannya dengan elegan. Sehingga lebih efektif dan manjur. Yang terpenting jangan menjadi sebuah aksi kejar-kejar-an antara polisi dan malingnya. Sehingga suatu saat malingnya berbalik lebih pintar. Bila tidak, maka pemberantasan korupsi di Indonesia bisa beresiko menjadi semur jengkol. Dan ini tidak sedap sama sekali !
Thursday, October 30, 2008
Sunday, October 26, 2008
3 JURUS MENANGKAL KRISIS (Part III-Jurus Pamungkas)
Saya selalu dikritik banyak orang, karena sikap saya yang selalu positif dan optimis, biar dalam situasi sesulit apapun. Kebanyakan dari mereka menuduh saya, punya training khusus untuk berpura-pura tenang dan “cool”. Sesuatu yang tentu saja tidak benar. Karena yang benar, saya punya pengalaman luar biasa yang mengubah hidup saya. Saat saya masih kuliah, pernah sekali kami membuat marah dosen Hukum . Kami semuanya merasa pelajaran Hukum membosankan dan tidak perlu-perlu amat. Maka hari itu kami semuanya bercanda diluar batas pada saat jam kuliah hukum. Dan terjadilah peristiwa itu !
Sang dosen, akhirnya mendongeng. Suatu saat sebuah perusahaan sepatu di Inggris, mengirim 2 eksekutif terbaiknya ke Afrika untuk melakukan studi pengembangan usaha. Setelah hampir 3 bulan menjelajah Afrika, akhirnya keduanya kembali dan masing-masing membuat laporan sendiri-sendiri. Eksekutif pertama diberikan waktu 60 menit untuk melapor ke board management. Laporannya sangat pesimis. Menurutnya Afrika sangat tertinggal. Cuacanya panas dan kering. Semua serba minus. Daya beli rendah. Dan hampir semua orang tidak pakai sepatu. Sepatu masih menjadi produk asing yang tidak dikenal. Jadi kesimpulannya Afrika bukanlah pasar yang empuk untuk dimasuki.
Eksekutif kedua, memberikan laporan yang 180 derajat terbalik. Ia justru dengan semangat berapi-api dan menggebu-gebu, memaparkan rencana bisnis 10 tahun kedepan, dengan sangat agresif. Ia meminta perusahaan agar dengan segera mencanangkan membuka selusin pabrik baru diseluruh Afrika. Dalih dia, sepatu adalah produk yang belum dikenal luas di Afrika. Kebanyakan orang Afrika masih bertelanjang kaki. Dan hampir semuanya relatif belum memiliki sepatu. Sepatu adalah produk mewah saat itu. Bayangkan apa jadinya kalau sepatu tiba-tiba populer dan semua orang membeli sepatu. Peluangnya diluar impian, sungguh tak terbayangkan. Maka ia meminta boar of management segera meluaskan usahanya di Afrika.
Dosen Hukum saya menasehati, bahwa yang paling penting dalam hidup ini, adalah “having the right curiosity !” untuk mengubah segalanya. Dengan rasa penasaran yang pas dan benar, maka segalanya akan berubah, termasuk nasib dan situasi krisis yang kita hadapi. François-Anatole Thibault yang kemudian dikenal sebagai Anatole France, adalah seorang penyair, novelis, dan juga jurnalis, yang pernah meraih hadiah nobel untuk literatur tahun 1921, mengatakan bahwa barangkali kualitas terbaik manusia adalah rasa penasaran itu sendiri. Walt Disney, pionir Imagineering yang beken, membuat kiasan, bahwa rasa penasaran itu ibaratnya sebuah sinar yang berada didepan kita, dan yang membuat kita terus membuka pintu didepan. Mencari dan menciptakan yang baru. Rasa penasaran adalah bensin yang menggerakan inovasi. Setidaknya itu yang terjadi dalam banyak kisah hidup para ilmuwan beken !
Jadi jurus ketiga dan sekaligus jurus pamungkas dalam situasi menangkal krisis adalah – “Change your curiosity !” Mpu Peniti, mentor dan guru saya, pernah bercerita bahwa waktu ibarat gangsing selalu berputar pada porosnya, tetapi juga bergerak dari satu titik ketitik berikutnya. Kehidupan kita juga sama. Tiada detik, jam, dan hari yang serba sama. Sebaliknya tiap detik, jam, dan hari semuanya sangat luar biasa dan istimewa. Semuanya punya “luck” dan “opportunity” yang berbeda. Bagi yang tidak penasaran gangsing itu hanya berputar diporosnya. Sangat membosankan. Bagi yang penasaran gangsing itu berputas diporosnya dan juga jalan dari satu titik ketitik lainnya. Apapun bisa terjadi !
Pernah sekali, saya bertemu dengan seorang koki ternama di Hong Kong, dan saat kami makan bersama, ia bercerita tentang pentingnya peranan saus tiram dalam masakan Cina moderen. Hampir semua masakan Cina terutama versi Cantonese, pasti memiliki sentuhan saus tiram atau “oyster sauce”. Sayuran yang sederhana menjadi santapan mewah berkat sentuhan saus tiram. Jadi apalah jadi nasib kita tanpa saus tiram atau “oyster sauce”. Kita akan kehilangan sejumlah kenikmatan, begitu kesimpulan sang koki.
Percaya atau tidak, sejarah saus tiram atau “oyster sauce” terbilang sangat muda. Baru 120 tahun, tepatnya pada tahun 1888. Ditemukan secara tidak sengaja, dan 100% gara-gara penasaran saja. Alkisah, Lee Kum Sheung adalah seorang petani yang tinggal di wilayah Qibau Xinhui, di propinsi Guangdong. Karena diperas oleh komplotan mafia lokal, ia terpaksa mengungsi ke Nanshui, Zhuhai. Disana ia terpaksa tidak mampu lagi menjadi petani. Miskin dan tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam. Untuk menyambung hidupnya, ia terpaksa cari akal, dan akhirnya membuka warung kecil. Yang khusus berjualan masakan kerang tiram. Suatu hari tanpa disengaja, di tungku tempatnya memasak, tertinggal kuali dengan sejumlah kerang tiram. Rupanya sisa tiram itu tertinggal, dan terus dimasak tanpa sengaja dengan sisa bara api yang tertinggal sepanjang malam. Esok harinya Lee Kum Sheung, bersiap-siap membuka warungnya, dan menemukan di kuali, sisa tiram yang sudah berubah menjadi larutan coklat yang sangat kental. Bayangkan apa jadinya kalau Lee Kum Sheung, bablas rasa penasarannya, membuang sisa tiram itu kesampah begitu saja. Tapi untunglah rasa penasaran Lee Kum Sheung jauh lebih besar. Ia menjulurkan telunjuknya dan mencolek sisa tiram yang sudah menjadi saus kental berwarna kecoklatan. Lalu Lee Kum Sheung dengan rasa penasaran yang luar biasa berusaha mencium aromanya. Ternyata aromanya cukup keras, dan baunya enak sekali. Maka didorong dengan rasa penasaran yang mendalam, Lee Kum Sheung memberanikan diri mencicipi saus coklat itu. Ia kaget bukan main. Ternyata rasanya sangat gurih bukan kepalang. Itulah awal dan asalnya penemuan saus tiram atau “oyster sauce” yang kini dikenal dengan nama saus Lee Kum Kee. 100% kebetulan. 100% gara-gara penasaran. Kata Mpu Peniti, kalau kita memiliki rasa penasaran yang cukup besar, maka sesuatu yang kebetulan dan kecelakaan dapat menjadi “luck” kita yang paling besar. Itu sebabnya mutlak bagi kita untuk selalu – “CHANGE YOUR CURIOSITY !”
Sang dosen, akhirnya mendongeng. Suatu saat sebuah perusahaan sepatu di Inggris, mengirim 2 eksekutif terbaiknya ke Afrika untuk melakukan studi pengembangan usaha. Setelah hampir 3 bulan menjelajah Afrika, akhirnya keduanya kembali dan masing-masing membuat laporan sendiri-sendiri. Eksekutif pertama diberikan waktu 60 menit untuk melapor ke board management. Laporannya sangat pesimis. Menurutnya Afrika sangat tertinggal. Cuacanya panas dan kering. Semua serba minus. Daya beli rendah. Dan hampir semua orang tidak pakai sepatu. Sepatu masih menjadi produk asing yang tidak dikenal. Jadi kesimpulannya Afrika bukanlah pasar yang empuk untuk dimasuki.
Eksekutif kedua, memberikan laporan yang 180 derajat terbalik. Ia justru dengan semangat berapi-api dan menggebu-gebu, memaparkan rencana bisnis 10 tahun kedepan, dengan sangat agresif. Ia meminta perusahaan agar dengan segera mencanangkan membuka selusin pabrik baru diseluruh Afrika. Dalih dia, sepatu adalah produk yang belum dikenal luas di Afrika. Kebanyakan orang Afrika masih bertelanjang kaki. Dan hampir semuanya relatif belum memiliki sepatu. Sepatu adalah produk mewah saat itu. Bayangkan apa jadinya kalau sepatu tiba-tiba populer dan semua orang membeli sepatu. Peluangnya diluar impian, sungguh tak terbayangkan. Maka ia meminta boar of management segera meluaskan usahanya di Afrika.
Dosen Hukum saya menasehati, bahwa yang paling penting dalam hidup ini, adalah “having the right curiosity !” untuk mengubah segalanya. Dengan rasa penasaran yang pas dan benar, maka segalanya akan berubah, termasuk nasib dan situasi krisis yang kita hadapi. François-Anatole Thibault yang kemudian dikenal sebagai Anatole France, adalah seorang penyair, novelis, dan juga jurnalis, yang pernah meraih hadiah nobel untuk literatur tahun 1921, mengatakan bahwa barangkali kualitas terbaik manusia adalah rasa penasaran itu sendiri. Walt Disney, pionir Imagineering yang beken, membuat kiasan, bahwa rasa penasaran itu ibaratnya sebuah sinar yang berada didepan kita, dan yang membuat kita terus membuka pintu didepan. Mencari dan menciptakan yang baru. Rasa penasaran adalah bensin yang menggerakan inovasi. Setidaknya itu yang terjadi dalam banyak kisah hidup para ilmuwan beken !
Jadi jurus ketiga dan sekaligus jurus pamungkas dalam situasi menangkal krisis adalah – “Change your curiosity !” Mpu Peniti, mentor dan guru saya, pernah bercerita bahwa waktu ibarat gangsing selalu berputar pada porosnya, tetapi juga bergerak dari satu titik ketitik berikutnya. Kehidupan kita juga sama. Tiada detik, jam, dan hari yang serba sama. Sebaliknya tiap detik, jam, dan hari semuanya sangat luar biasa dan istimewa. Semuanya punya “luck” dan “opportunity” yang berbeda. Bagi yang tidak penasaran gangsing itu hanya berputar diporosnya. Sangat membosankan. Bagi yang penasaran gangsing itu berputas diporosnya dan juga jalan dari satu titik ketitik lainnya. Apapun bisa terjadi !
Pernah sekali, saya bertemu dengan seorang koki ternama di Hong Kong, dan saat kami makan bersama, ia bercerita tentang pentingnya peranan saus tiram dalam masakan Cina moderen. Hampir semua masakan Cina terutama versi Cantonese, pasti memiliki sentuhan saus tiram atau “oyster sauce”. Sayuran yang sederhana menjadi santapan mewah berkat sentuhan saus tiram. Jadi apalah jadi nasib kita tanpa saus tiram atau “oyster sauce”. Kita akan kehilangan sejumlah kenikmatan, begitu kesimpulan sang koki.
Percaya atau tidak, sejarah saus tiram atau “oyster sauce” terbilang sangat muda. Baru 120 tahun, tepatnya pada tahun 1888. Ditemukan secara tidak sengaja, dan 100% gara-gara penasaran saja. Alkisah, Lee Kum Sheung adalah seorang petani yang tinggal di wilayah Qibau Xinhui, di propinsi Guangdong. Karena diperas oleh komplotan mafia lokal, ia terpaksa mengungsi ke Nanshui, Zhuhai. Disana ia terpaksa tidak mampu lagi menjadi petani. Miskin dan tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam. Untuk menyambung hidupnya, ia terpaksa cari akal, dan akhirnya membuka warung kecil. Yang khusus berjualan masakan kerang tiram. Suatu hari tanpa disengaja, di tungku tempatnya memasak, tertinggal kuali dengan sejumlah kerang tiram. Rupanya sisa tiram itu tertinggal, dan terus dimasak tanpa sengaja dengan sisa bara api yang tertinggal sepanjang malam. Esok harinya Lee Kum Sheung, bersiap-siap membuka warungnya, dan menemukan di kuali, sisa tiram yang sudah berubah menjadi larutan coklat yang sangat kental. Bayangkan apa jadinya kalau Lee Kum Sheung, bablas rasa penasarannya, membuang sisa tiram itu kesampah begitu saja. Tapi untunglah rasa penasaran Lee Kum Sheung jauh lebih besar. Ia menjulurkan telunjuknya dan mencolek sisa tiram yang sudah menjadi saus kental berwarna kecoklatan. Lalu Lee Kum Sheung dengan rasa penasaran yang luar biasa berusaha mencium aromanya. Ternyata aromanya cukup keras, dan baunya enak sekali. Maka didorong dengan rasa penasaran yang mendalam, Lee Kum Sheung memberanikan diri mencicipi saus coklat itu. Ia kaget bukan main. Ternyata rasanya sangat gurih bukan kepalang. Itulah awal dan asalnya penemuan saus tiram atau “oyster sauce” yang kini dikenal dengan nama saus Lee Kum Kee. 100% kebetulan. 100% gara-gara penasaran. Kata Mpu Peniti, kalau kita memiliki rasa penasaran yang cukup besar, maka sesuatu yang kebetulan dan kecelakaan dapat menjadi “luck” kita yang paling besar. Itu sebabnya mutlak bagi kita untuk selalu – “CHANGE YOUR CURIOSITY !”
Thursday, October 23, 2008
Sunday, October 19, 2008
3 Jurus Menangkal KRISIS (Part II – Change Your Luck !)
Jurus pertama menangkal krisis – “Change Your Attitude !”, ….. sudah terasa sulit buat sejumlah orang. Mengubah sikap ? Duh, susah banget. Tapi itu memang syarat mutlaknya. Tanpa perubahan sikap di jurus pertama, kita tidak akan mungkin masuk di jurus kedua. Jurus kedua bisa jadi jauh lebih sulit lagi ! Yang menurut Mpu Peniti – “Change Your Luck !”. Sebuah topik yang sangat kontroversial. Pertama anda pasti bingung. Apakah ada “Luck” itu ? Kalau memang ada ? Bentuknya seperti apa sih ? “Luck” sebenarnya bukan sesuatu yang ajaib banget, seperti jimat, mantra dan ajian lain-nya. Bukan pula kutukan, yang memang hanya dimiliki sejumlah orang dan sisanya bernasib sial tidak pernah mengenal “luck”.
Seorang penjudi profesional pernah bercerita bahwa buat dirinya, keberuntungan atau “luck” sama persis dengan sebuah harapan. Menurutnya keberuntungan seseorang atau sebaliknya kesialan seseorang tidak akan abadi. Selalu berubah. Misalnya apabila ia main poker disebuah kasino dan dalam satu jam ia kalah. Maka ia tidak pernah ngotot untuk tetap bermain dimeja yang sama. Ia akan berhenti, istirahat sejenak dan pindah ke meja baru. Begitu seterusnya. Dan biasanya memang keberuntungan atau “luck” itu pasti akan berubah. Hanya saja kita yang harus punya keberanian untuk merubahnya.
Larry King pernah berkata : “Those who have succeeded at anything and don't mention luck are kidding themselves”. Dapat dikatakan “luck” itu faktor-faktor plus yang menguntungkan kita. Dan semua orang memilikinya. Trik-nya kita perlu menemukan dan memanfaatkan-nya sekaligus. Itu saja. Dan itu strateginya. Bayangkan ada dua orang anak muda. Yang pertama sangat ganteng sekali. Dengan mudah ia dapat menjadi bintang sinetron. Anak muda yang kedua, terbalik. Wajahnya sangat jelek sekali. Tapi ia punya cita-cita yang sama. Ingin jadi bintang sinetron. Apakah dengan demekian – “luck”-nya jelek banget, dan ia bernasib sial. Tidak juga sebenarnya ! Kalau ia cerdas dan mau memanfaatkan muka jeleknya, ia masih bisa menjadi aktor. Yaitu memerankan bandit dan penjahat. Karena film bukan hanya penuh dengan aktor-aktor ganteng saja. Film juga butuh aktor untuk memerankan penjahat.
Simak saja kisah hidup aktor Danny Trejo. Kalau anda hobby nonton, maka wajahnya tak asing lagi. Ia main film serial TV dari Baywatch, Alias, X-files, LOST, hingga Desperate Housewives. Ia tampil difilm layar lebar seperti Desperado, Heat, Anaconda, Con Air, dan Planet of Terror. Uniknya bukan sebagai jagoan, tetapi sebagai penjahat. Karena ia memiliki wajah yang jelek menakutkan dan sebuah tattoo besar didadanya. Ia barangkali adalah salah satu aktor terlaris untuk memerankan penjahat. Sejak kecil Danny adalah kriminal dan pengguna narkoba. Ia dipenjara 11 tahun di San Quentin. Didalam penjara ia belajar bertinju. Setelah keluar dari penjara, suatu hari ia memberikan kesaksian di pertemuan Cocaine Anonymous tahun 1985. Disana ia bertemu seorang aktor yang meminta bantuan untuk memberikan support moril. Ketika Danny mengunjungi sang aktor di tempat pengambilan film RUNAWAY TRAIN, ia bertemu temannya dipenjara yang kebetulan adalah seorang penulis skenario. Akhirnya ia di casting dengan honor pertama hanya $ 350/hari. Sejak saat itulah, nasibnya berubah total. Ia berhasil – “Change the luck !”
Bagi anda yang skeptis, dan bersikap pesimis, pasti akan mencibir membaca cerita diatas. Karena anda akan mempertanyakan berapa orang yang nasibnya beruntung seperti Danny Trejo ? Barangkali jumlahnya kurang dari jumlah jari anda. Menurut Prof. Richard Wiseman penulis buku dan periset topik “The Luck Factor”, justru itulah tantangan-nya, bagaimana membuat Dewi Fortuna berpihak kepada anda.
Betapa sering, setelah kita menghadiri sebuah reuni sekolah, dan kita menemukan kalau teman-teman kita yang terkenal paling pandai dan nilai akademisnya yang paling baik, ternyata karir dan sukses kehidupan-nya biasa-biasa saja setelah 20-30 tahun kemudian. Teman kita yang sukses besar dan memiliki kehidupan spektakuler kadang justru berasal dari murid-murid yang dulunya kita kenal bandel, nakal dan dengan nilai akademis yang biasa-biasa saja. Kok bisa begitu ? Jawabannya sederhana. Teman kita yang pandai dan cerdas, kemungkinan setelah lulus sekolah akan melamar diperusahaan terkenal - yang sangat besar, sangat terkenal dan sudah mapan. Ibaratnya ia masuk kekolam besar seperti sebuah samudra tak bertepi. Otomatis disana ia punya pesaing sangat banyak dan kompetitif, dan kemungkinan-nya ia menang dan menonjol dalam kariernya menjadi sangat terbatas pula.
Sebaliknya teman kita yang nakal, bandel dan nilainya rata-rata, kemungkinan tidak akan diterima diperusahaan besar yang sangat terkenal dan mapan. Situasi akan memaksa ia harus melamar pekerjaan di perusahaan yang jauh lebih kecil. Nah, kebalikan dari teman kita diatas – maka teman kita yang bandel, nakal dan nilai akademisnya hanya rata-rata, ibaratnya masuk kekolam ikan yang relatif lebih kecil. Disinilah trik yang sebenarnya ! Teman kita telah mengambil tindakan yang jauh lebih revolusioner. Yang memiliki kemungkinan sangat bervariasi. Andaikata perusahaan-nya itu berkembang pesat dan meroket, maka teman kita akan otomatis meroket karirnya bersama perusahaan. Dalam tindakan dan aksi, kalau kita ukur probabilitasnya, teman kita yang pandai dan cerdas mengambil jalan yang aman, untuk itu kemungkinan-nya untuk - “Change your luck !” akan jauh lebih kecil. Teman kita yang bandel, nakal dan nilai akademisnya hanya rata-rata, yang melamar keperusahaan kecil dan terlihat mengambil jalan yang terpaksa karena tidak diterima diperusahaan besar, sebenarnya telah mengambil langkah dan tindakan yang – “Change your luck !” –nya jauh lebih dahsyat ! Jadi jangan heran kalau fenomena ini terjadi dan seringkali anda temukan disekeliling kita.
Prof. Richard Wiseman penulis buku “THE LUCK FACTOR”, mengatakan bahwa strategi terbaik untuk meningkatkan faktor “luck” dalam diri kita adalah dengan memaksimalkan peluang kita. Caranya mudah sekali. Yaitu jangan terbiasa melakukan hal yang lazim dan sama berulang-ulang. Ubah rutinitas anda. Bayangkan kalau dalam kehidupan anda sehari-hari anda melewati rute yang sama, pergi ketempat yang sama, selalu makan di restoran yang sama, dan beribadah ditempat yang sama. Kemungkinannya anda selalu ketemu orang yang sama. Otomatis nasib anda tidak akan berubah. Sebuah pribahasa Jerman berkata, "Luck sometimes visits a fool, but it never sits down with him." Artinya keberuntungan atau “luck” ada dimana-mana. Ia selalu mendatangi siapa saja. Tidak peduli pintar atau bodoh. Tetapi ia tidak pernah lekat dan mengikuti orang itu. Jadi kita yang harus aktif menangkapnya dan memanfaatkan-nya. Nasehat akhir Prof. Richard Wiseman untuk mengubah keberuntungan kita – “Change your luck !” - adalah “Be open to new experiences and breaking your normal routine !”
Seorang penjudi profesional pernah bercerita bahwa buat dirinya, keberuntungan atau “luck” sama persis dengan sebuah harapan. Menurutnya keberuntungan seseorang atau sebaliknya kesialan seseorang tidak akan abadi. Selalu berubah. Misalnya apabila ia main poker disebuah kasino dan dalam satu jam ia kalah. Maka ia tidak pernah ngotot untuk tetap bermain dimeja yang sama. Ia akan berhenti, istirahat sejenak dan pindah ke meja baru. Begitu seterusnya. Dan biasanya memang keberuntungan atau “luck” itu pasti akan berubah. Hanya saja kita yang harus punya keberanian untuk merubahnya.
Larry King pernah berkata : “Those who have succeeded at anything and don't mention luck are kidding themselves”. Dapat dikatakan “luck” itu faktor-faktor plus yang menguntungkan kita. Dan semua orang memilikinya. Trik-nya kita perlu menemukan dan memanfaatkan-nya sekaligus. Itu saja. Dan itu strateginya. Bayangkan ada dua orang anak muda. Yang pertama sangat ganteng sekali. Dengan mudah ia dapat menjadi bintang sinetron. Anak muda yang kedua, terbalik. Wajahnya sangat jelek sekali. Tapi ia punya cita-cita yang sama. Ingin jadi bintang sinetron. Apakah dengan demekian – “luck”-nya jelek banget, dan ia bernasib sial. Tidak juga sebenarnya ! Kalau ia cerdas dan mau memanfaatkan muka jeleknya, ia masih bisa menjadi aktor. Yaitu memerankan bandit dan penjahat. Karena film bukan hanya penuh dengan aktor-aktor ganteng saja. Film juga butuh aktor untuk memerankan penjahat.
Simak saja kisah hidup aktor Danny Trejo. Kalau anda hobby nonton, maka wajahnya tak asing lagi. Ia main film serial TV dari Baywatch, Alias, X-files, LOST, hingga Desperate Housewives. Ia tampil difilm layar lebar seperti Desperado, Heat, Anaconda, Con Air, dan Planet of Terror. Uniknya bukan sebagai jagoan, tetapi sebagai penjahat. Karena ia memiliki wajah yang jelek menakutkan dan sebuah tattoo besar didadanya. Ia barangkali adalah salah satu aktor terlaris untuk memerankan penjahat. Sejak kecil Danny adalah kriminal dan pengguna narkoba. Ia dipenjara 11 tahun di San Quentin. Didalam penjara ia belajar bertinju. Setelah keluar dari penjara, suatu hari ia memberikan kesaksian di pertemuan Cocaine Anonymous tahun 1985. Disana ia bertemu seorang aktor yang meminta bantuan untuk memberikan support moril. Ketika Danny mengunjungi sang aktor di tempat pengambilan film RUNAWAY TRAIN, ia bertemu temannya dipenjara yang kebetulan adalah seorang penulis skenario. Akhirnya ia di casting dengan honor pertama hanya $ 350/hari. Sejak saat itulah, nasibnya berubah total. Ia berhasil – “Change the luck !”
Bagi anda yang skeptis, dan bersikap pesimis, pasti akan mencibir membaca cerita diatas. Karena anda akan mempertanyakan berapa orang yang nasibnya beruntung seperti Danny Trejo ? Barangkali jumlahnya kurang dari jumlah jari anda. Menurut Prof. Richard Wiseman penulis buku dan periset topik “The Luck Factor”, justru itulah tantangan-nya, bagaimana membuat Dewi Fortuna berpihak kepada anda.
Betapa sering, setelah kita menghadiri sebuah reuni sekolah, dan kita menemukan kalau teman-teman kita yang terkenal paling pandai dan nilai akademisnya yang paling baik, ternyata karir dan sukses kehidupan-nya biasa-biasa saja setelah 20-30 tahun kemudian. Teman kita yang sukses besar dan memiliki kehidupan spektakuler kadang justru berasal dari murid-murid yang dulunya kita kenal bandel, nakal dan dengan nilai akademis yang biasa-biasa saja. Kok bisa begitu ? Jawabannya sederhana. Teman kita yang pandai dan cerdas, kemungkinan setelah lulus sekolah akan melamar diperusahaan terkenal - yang sangat besar, sangat terkenal dan sudah mapan. Ibaratnya ia masuk kekolam besar seperti sebuah samudra tak bertepi. Otomatis disana ia punya pesaing sangat banyak dan kompetitif, dan kemungkinan-nya ia menang dan menonjol dalam kariernya menjadi sangat terbatas pula.
Sebaliknya teman kita yang nakal, bandel dan nilainya rata-rata, kemungkinan tidak akan diterima diperusahaan besar yang sangat terkenal dan mapan. Situasi akan memaksa ia harus melamar pekerjaan di perusahaan yang jauh lebih kecil. Nah, kebalikan dari teman kita diatas – maka teman kita yang bandel, nakal dan nilai akademisnya hanya rata-rata, ibaratnya masuk kekolam ikan yang relatif lebih kecil. Disinilah trik yang sebenarnya ! Teman kita telah mengambil tindakan yang jauh lebih revolusioner. Yang memiliki kemungkinan sangat bervariasi. Andaikata perusahaan-nya itu berkembang pesat dan meroket, maka teman kita akan otomatis meroket karirnya bersama perusahaan. Dalam tindakan dan aksi, kalau kita ukur probabilitasnya, teman kita yang pandai dan cerdas mengambil jalan yang aman, untuk itu kemungkinan-nya untuk - “Change your luck !” akan jauh lebih kecil. Teman kita yang bandel, nakal dan nilai akademisnya hanya rata-rata, yang melamar keperusahaan kecil dan terlihat mengambil jalan yang terpaksa karena tidak diterima diperusahaan besar, sebenarnya telah mengambil langkah dan tindakan yang – “Change your luck !” –nya jauh lebih dahsyat ! Jadi jangan heran kalau fenomena ini terjadi dan seringkali anda temukan disekeliling kita.
Prof. Richard Wiseman penulis buku “THE LUCK FACTOR”, mengatakan bahwa strategi terbaik untuk meningkatkan faktor “luck” dalam diri kita adalah dengan memaksimalkan peluang kita. Caranya mudah sekali. Yaitu jangan terbiasa melakukan hal yang lazim dan sama berulang-ulang. Ubah rutinitas anda. Bayangkan kalau dalam kehidupan anda sehari-hari anda melewati rute yang sama, pergi ketempat yang sama, selalu makan di restoran yang sama, dan beribadah ditempat yang sama. Kemungkinannya anda selalu ketemu orang yang sama. Otomatis nasib anda tidak akan berubah. Sebuah pribahasa Jerman berkata, "Luck sometimes visits a fool, but it never sits down with him." Artinya keberuntungan atau “luck” ada dimana-mana. Ia selalu mendatangi siapa saja. Tidak peduli pintar atau bodoh. Tetapi ia tidak pernah lekat dan mengikuti orang itu. Jadi kita yang harus aktif menangkapnya dan memanfaatkan-nya. Nasehat akhir Prof. Richard Wiseman untuk mengubah keberuntungan kita – “Change your luck !” - adalah “Be open to new experiences and breaking your normal routine !”
Saturday, October 18, 2008
3 Jurus Menangkal KRISIS - (Part 1 - Jurus Pertama)
Setelah ayah saya wafat, saya mengalami salah satu krisis kehidupan yang paling parah dan menderita. Saya begitu terpukul dan kehilangan sekali. Dalam krisis itulah saya memepertanyakan segalanya. Tak terkecuali, mulai dari kehadiran Tuhan sang pencipta, hingga nasib dan takdir. Semakin jauh saya bertanya, semakin saya kehilangan jawaban. Jiwa saya limbung terombang-ambing. Untuk menenangkan jiwa, saya mencoba pergi berziarah ketempat-tempat yang dianggap orang suci. Disana saya berharap mampu menyatukan garis kehidupan saya dengan Tuhan. Namun usaha itu sia-sia. Nihil tanpa hasil.
Untunglah dititik terendah itu saya bertemu dengan Mpu Peniti. Yang kini menjadi sahabat, mentor dan juga guru kehidupan. Beliau-lah yang menarik saya dari krisis. Dan mengajarkan 3 jurus menangkal krisis yang hingga kini saya praktek-kan sehari-hari. Barangkali saja, bermanfaat pula bagi semua orang yang saat ini sedikit banyak bersinggungan dengan krisis yang tengah meremukan dunia disekeliling kita.
Menurut Mpu Peniti, langkah pertama menghadapi krisis adalah – “Change Your Attitude !” Bayangkan anda berada dalam satu adegan film koboi. Dimana anda baru saja tiba disebuah kota yang sangat asing. Sang kuda anda parkir. Dan anda masuk kedalam bar. Katakanlah didalam bar yang penuh sesak itu ada lebih 100 penjahat. Maka bagaimana sikap anda saat masuk kedalam bar menjadi sangat penting ! Apakah anda memancing keributan atau tidak ? Semata-mata akan ditentukan oleh sikap dan bahasa tubuh anda. Anda bisa saja menyelinap diam-diam dan berbaur. Atau masuk dengan sikap provokasi. Sikap adalah segalanya, begitu Mpu Peniti menasehati saya.
Ada satu dongeng, yang diceritakan beliau yang selalu saya ingat. Alkisah di Cina ada seorang petani yang memiliki se-ekor kuda yang sangat ia sayangi. Kuda itu memang sangat indah. Hitam legam. Kulitnya berkilat dan sangat gagah sekali. Hampir semua orang didesa mengagumi sang kuda. Apa daya suatu hari ketika kuda itu sedang merumput, tiba-tiba ia lari dan menghilang. Kabar kaburnya sang kuda seketika beredar kemana-mana. Semua orang didesa membicarakan-nya. Sang petani digosipkan sedang dilanda “nasib sial” atau “bad luck”. Tapi sang petani cuma tersenyum dan tertawa, setiap kali ia mendengar gosip itu. Cerita nasib sial sang petani menjadi topik pembicaraan yang panas selama berhari-hari.
Tepat sepuluh hari setelah peristiwa kaburnya sang kuda, tiba-tiba seluruh desa dikejutkan dengan suara gemuruh. Rupanya sang kuda yang hilang, kembali lagi dengan puluhan kuda liar, dan menggiringnya ke tanah sang petani. Maka situasinya berubah. Kini semua orang didesa bergosip ria, bahwa sang petani nasibnya ketiban durian runtuh. Mendadak kaya raya, gara-gara kudanya yang mabur berhasil membawa puluhan kuda liar. Sang petani menjadi orang terkaya didesa dengan harta puluhan kuda itu. Lagi-lagi gosip menjalar kemana-mana. Sang petani lagi-lagi cuma tersenyum dan tertawa.
Dari sekian puluhan kuda liar itu, ada satu kuda betina yang warna dan kegagahan-nya menyaingi kuda sang petani. Sehingga putra sulung sang petani, tergoda untuk menjinak-kan kuda betina ini. Saat mencoba, rupanya sang kuda liar jauh lebih beringas dari yang diperkirakan. Putera sang petani terpelanting dari sang kuda, jatuh dan kakinya patah. Seluruh desa lagi-lagi bergosip ria, dan kembali sang petani di-isukan bernasib sial. Bayangkan dari sial,mujur dan kembali sial. Sang petani tetap gigih. Ia hanya tersenyum dan tertawa menghadapi semua gunjingan itu.
Tak lama berselang, datang serombongan serdadu, dengan perintah kaisar. Untuk merekrut semua anak muda didesa itu untuk dijadikan serdadu. Maklum kaisar Cina sedang berperang dengan negeri seberang dan butuh serdadu dalam jumlah sangat banyak. Seluruh warga desa cemas. Toh, kebanyakan pemuda desa yang dijadikan serdadu tidak akan pernah kembali dan berakhir tewas di medan perang. Semua orang tua, yang anaknya diambil kaisar untuk dijadikan serdadu, menangis meraung-raung tidak rela. Untung bagi si petani, karena anaknya jalan terpincang-pincang gara-gara patah kaki, ia tidak direkrut menjadi serdadu. Nyawanya selamat dan ia-pun tetap tinggal didesa.
Moral dari cerita ini singkat dan sederhana, bahwa krisis cuma satu skenario peristiwa. Semuanya bergantung pada sikap kita untuk menghadapinya. Demekian juga dengan keberuntungan. Krisis bukanlah akhir dari segalanya. Krisis mampu berpaling seketika dan menjadi peluang terbaik hidup kita. Itu sebabnya, Mpu Peniti menuturkan satu pepatah Cina kuno yang berbunyi : “A crisis is an opportunity riding the dangerous wind.” Jadi krisis sebenarnya memiliki 2 wajah. Yang pertama tentu saja bahaya, dan situasi yang tidak menguntungkan. Tetapi wajah lain adalah peluang. Peluang yang selalu bisa dimanfaatkan. Peluang yang membuka pintu lebar-lebar.
Menuruti petuah Mpu Peniti, sejak itu saya mengubah sikap dan prilaku saya. Krisis tadi menjadi ‘titik terpenting’ dalam kehidupan saya. A ‘crucial point’ untuk balik arah dan ‘reinventing my life’. Krisis itu membuat saya berpikir dan melihat hidup dari sudut pandang yang berbeda. Memberikan saya sebuah arti lain yang mendalam. Lambat laun perubahan itu menjalar kedalam cara berpikir saya dan cara-cara saya melakukan bisnis sehari-hari. Jadi apabila anda ingin benar-benar keluar dari krisis yang ada dan memanfaatkan peluang yang ada, hanya satu yang harus anda lakukan – “Change your attitude !” (bersambung)
Untunglah dititik terendah itu saya bertemu dengan Mpu Peniti. Yang kini menjadi sahabat, mentor dan juga guru kehidupan. Beliau-lah yang menarik saya dari krisis. Dan mengajarkan 3 jurus menangkal krisis yang hingga kini saya praktek-kan sehari-hari. Barangkali saja, bermanfaat pula bagi semua orang yang saat ini sedikit banyak bersinggungan dengan krisis yang tengah meremukan dunia disekeliling kita.
Menurut Mpu Peniti, langkah pertama menghadapi krisis adalah – “Change Your Attitude !” Bayangkan anda berada dalam satu adegan film koboi. Dimana anda baru saja tiba disebuah kota yang sangat asing. Sang kuda anda parkir. Dan anda masuk kedalam bar. Katakanlah didalam bar yang penuh sesak itu ada lebih 100 penjahat. Maka bagaimana sikap anda saat masuk kedalam bar menjadi sangat penting ! Apakah anda memancing keributan atau tidak ? Semata-mata akan ditentukan oleh sikap dan bahasa tubuh anda. Anda bisa saja menyelinap diam-diam dan berbaur. Atau masuk dengan sikap provokasi. Sikap adalah segalanya, begitu Mpu Peniti menasehati saya.
Ada satu dongeng, yang diceritakan beliau yang selalu saya ingat. Alkisah di Cina ada seorang petani yang memiliki se-ekor kuda yang sangat ia sayangi. Kuda itu memang sangat indah. Hitam legam. Kulitnya berkilat dan sangat gagah sekali. Hampir semua orang didesa mengagumi sang kuda. Apa daya suatu hari ketika kuda itu sedang merumput, tiba-tiba ia lari dan menghilang. Kabar kaburnya sang kuda seketika beredar kemana-mana. Semua orang didesa membicarakan-nya. Sang petani digosipkan sedang dilanda “nasib sial” atau “bad luck”. Tapi sang petani cuma tersenyum dan tertawa, setiap kali ia mendengar gosip itu. Cerita nasib sial sang petani menjadi topik pembicaraan yang panas selama berhari-hari.
Tepat sepuluh hari setelah peristiwa kaburnya sang kuda, tiba-tiba seluruh desa dikejutkan dengan suara gemuruh. Rupanya sang kuda yang hilang, kembali lagi dengan puluhan kuda liar, dan menggiringnya ke tanah sang petani. Maka situasinya berubah. Kini semua orang didesa bergosip ria, bahwa sang petani nasibnya ketiban durian runtuh. Mendadak kaya raya, gara-gara kudanya yang mabur berhasil membawa puluhan kuda liar. Sang petani menjadi orang terkaya didesa dengan harta puluhan kuda itu. Lagi-lagi gosip menjalar kemana-mana. Sang petani lagi-lagi cuma tersenyum dan tertawa.
Dari sekian puluhan kuda liar itu, ada satu kuda betina yang warna dan kegagahan-nya menyaingi kuda sang petani. Sehingga putra sulung sang petani, tergoda untuk menjinak-kan kuda betina ini. Saat mencoba, rupanya sang kuda liar jauh lebih beringas dari yang diperkirakan. Putera sang petani terpelanting dari sang kuda, jatuh dan kakinya patah. Seluruh desa lagi-lagi bergosip ria, dan kembali sang petani di-isukan bernasib sial. Bayangkan dari sial,mujur dan kembali sial. Sang petani tetap gigih. Ia hanya tersenyum dan tertawa menghadapi semua gunjingan itu.
Tak lama berselang, datang serombongan serdadu, dengan perintah kaisar. Untuk merekrut semua anak muda didesa itu untuk dijadikan serdadu. Maklum kaisar Cina sedang berperang dengan negeri seberang dan butuh serdadu dalam jumlah sangat banyak. Seluruh warga desa cemas. Toh, kebanyakan pemuda desa yang dijadikan serdadu tidak akan pernah kembali dan berakhir tewas di medan perang. Semua orang tua, yang anaknya diambil kaisar untuk dijadikan serdadu, menangis meraung-raung tidak rela. Untung bagi si petani, karena anaknya jalan terpincang-pincang gara-gara patah kaki, ia tidak direkrut menjadi serdadu. Nyawanya selamat dan ia-pun tetap tinggal didesa.
Moral dari cerita ini singkat dan sederhana, bahwa krisis cuma satu skenario peristiwa. Semuanya bergantung pada sikap kita untuk menghadapinya. Demekian juga dengan keberuntungan. Krisis bukanlah akhir dari segalanya. Krisis mampu berpaling seketika dan menjadi peluang terbaik hidup kita. Itu sebabnya, Mpu Peniti menuturkan satu pepatah Cina kuno yang berbunyi : “A crisis is an opportunity riding the dangerous wind.” Jadi krisis sebenarnya memiliki 2 wajah. Yang pertama tentu saja bahaya, dan situasi yang tidak menguntungkan. Tetapi wajah lain adalah peluang. Peluang yang selalu bisa dimanfaatkan. Peluang yang membuka pintu lebar-lebar.
Menuruti petuah Mpu Peniti, sejak itu saya mengubah sikap dan prilaku saya. Krisis tadi menjadi ‘titik terpenting’ dalam kehidupan saya. A ‘crucial point’ untuk balik arah dan ‘reinventing my life’. Krisis itu membuat saya berpikir dan melihat hidup dari sudut pandang yang berbeda. Memberikan saya sebuah arti lain yang mendalam. Lambat laun perubahan itu menjalar kedalam cara berpikir saya dan cara-cara saya melakukan bisnis sehari-hari. Jadi apabila anda ingin benar-benar keluar dari krisis yang ada dan memanfaatkan peluang yang ada, hanya satu yang harus anda lakukan – “Change your attitude !” (bersambung)
Sunday, October 12, 2008
EKONOMI PISANG ( EKONOMI JALANAN PART 2)
Saya ingat betul, ketika masih SD, Ibu saya punya langganan tukang pisang dari Sukabumi. Seminggu dua kali, tukang pisang ini datang dengan mobil VW combi menjajakan buah pisang, pepaya dan juga aneka jajanan pasar. Ibu saya selalu membeli pisang dan pepaya dari mereka secara berlangganan. Pisang yang dijual, adalah selalu pisang ambon, dan kadang mereka membawa juga pisang mas yang kecil-kecil, sesekali bersama pisang tanduk yang besar-besar untuk digoreng. Pisang ambon dari Sukabumi itu saya ingat sangat harum, dan enak sekali. Ukurannya juga besar-besar. “That is the best of time !”
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, saya bertemu dengan eksekutif dari Chiquita, salah satu produsen pisang paling beken didunia. Sejarah mereka dari 100 tahun, bermula pada tahun 1870 ketika Captain Lorenzo Dow Baker membeli 160 tandan pisang dari Jamaica dan belayar ke kota Jersey selama 11 hari, dan menjual pisang-pisang itu dengan keuntungan yang sangat luar biasa. Dan tahun 1885, Captain Baker mendirikan Boston Fruit Company. Yang mengawali distribusi pisang segar keseluruh Amerika.
Perdagangan pisang dunia saat ini dikuasai oleh 5 perusahaan global. Walaupun pisang secara komersial sebenarnya ditanam dilebih dari 100 negara. Yang dikenal dengan merek-merek - Chiquita, Delmonte, Dole, Bonita dan Fyffes. Data tahun 2005 saja menyebutkan bahwa eskpor global sudah mencapai lebih dari 72 juta metrik ton, dengan nilai lebih diatas 36 milyar US dolar. Atau diatas 360 trilyun rupiah. Namun berdagang pisang tidak semudah yang diperkirakan orang. Karena inilah buah yang paling mudah rusak dan umurnya sangat pendek sekali. Chiquita sendiri hampir bangkrut ditahun 2001, dan pernah meminta perlindungan dibawah Chapter 11.
Saat ini pisang yang paling banyak ditanam secara komersial, dan adalah Cavendish, sebuah varitas pisang yang mirip dengan pisang ambon. Berasal dari Vietnam dan Cina, dikembangkan secara komersial sejak tahun 1950’an. Ini prestasi yang luar biasa karena selama 50 tahun lebih, varitas ini tidak pernah berubah. Memang secara kosmetik pisang ini dianggap yang paling sempurna, bentuknya yang panjang dan warnanya yang merata kuning ke-emasan bila matang. Dagingnya juga cukup keras untuk ditansportasi sehingga tidak murah rusak. Walaupun rasanya tidaklah sempurna. Aromanya terbatas, hanya manis saja pada saat masak.
Nah, percaya atau tidak salah satu produsen pisang terbesar dan terbaik dunia adalah Indonesia. Cuma saja potensi ini tidak pernah dilirik kita dan dikembangkan secara komersial. Sehingga kini kita berada dititik ambang tragedi.
Tragedinya buat kita yang hidup dikota besar, seperti Jakarta, pisang yang kita makan setiap hari dan kita beli dari supermarket adalah kebanyakan jenis cavendish bukan pisang ambon. Bilamana anda ingin menikmati pisang yang benar-benar lezat, and harus nyetir 2 jam kearah Puncak dan Cipanas untuk mendapatkan pisang ambon asli, yang rasanya dapat dipertanggung jawabkan. Sedih sekali bukan ?
Padahal menurut eksekutif Chiquita itu, dunia membutuhkan jenis pisang baru. Yang lebih exotic dan lebih gurih. Semata-mata untuk menaik-kan harga komoditi pisang dunia. Bila tidak harga pisang dunia yang hanya konsentrasi pada satu jenis saja, yaitu cavendish terancam menjadi komoditi dengan marjin yang sangat tipis. Harapan itu sebenarnya dimiliki oleh Indonesia. Secara teori Indonesia punya 200 lebih varitas pisang. Beberapa diantaranya sangat exotic seperti pisang barangan dan pisang raja. Hanya saja pisang ini rentan terhadap hama dan memerlukan infrastrukur perkebunan yang tidak murah. Plus, lahan yang cukup besar dan baik serta kondisi iklim yang sempurna. Salah satu penghasil pisang di ASIA yang terkenal adalah Philipina. Jumlah produksinya diperkirakan mencapai 6 juta metrik ton dan cukup banyak yang diekspor. Indonesia memproduksi 4.5 metrik ton, sedikit dibawah Philipina, tetapi yang diekspor jumlahnya sedikit sekali. Indonesia tidak dikenal sebagai eksportir pisang dunia.
Nah, pulau terbesar yang paling dekat dengan Philipina adalah Sulawesi - yang konon memang salah satu lahan terbaik untuk menanam pisang di Indonesia. Pernah sekali saya diperlihatkan pisang barangan yang terkenal dari Medan, ditanam dikebun percontohan di Sulawesi, mampu mencapai ukuran lebih sebesar pisang ambon. Konon pisang barangan bisa jadi tumpuan baru varitas komoditi pisang dunia. Setidaknya ada beberapa teman yang membisiki saya hal ini. Pisang barangan cenderung memiliki daging lebih keras dari cavendish, sehingga dari segi logistik dan transportasi cenderung lebih unggul. Jadi jangan heran kalau pisang barangan mampu ditransportasikan dari Medan ke Jakarta. Dalam keadaan masak, pisang barangan yang dagingnya lebih kuning warnanya dari pisang cavendish, dan aromanya yang lebih dahsyat pula, jelas memiliki “eating quality” lebih baik dari pisang cavendish. Andaikata varitas ini dikembangkan secara komersial, bisa jadi Indonesia menjadi negara terkemuka untuk mengekspor pisang keseluruh dunia. Potensi nilai devisanya bisa mencapai diatas semilyar dolar.
Pisang sendiri secara komoditi sangat populer diseluruh dunia. Jadi pemasaran-nya tidaklah akan sulit-sulit. Mudah saja. Semua orang suka pisang. Nilai nutrisinya juga bagus sekali. Pisang memiliki kombinasi nilai yang luar biasa, sebagai sumber enerji, protein, vitamin dan mineral. Konon setiap 100 gram pisang, ada 1.2% kandungan protein. Satu pisang besar diperkirakan mampu memberikan kontribusi 100 kalori. Itu sebabnya pisang seringkali dijadikan campuran makan bayi.
Pisang dikenal sangat bermanfaat bagi pencernaan. Seringkali juga dimakan secara teratur untuk menghindari konstipasi. Konon pisang menetralkan lambung yang terlalu asam dan mengurangi iritasi lambung. Pisang sangat baik dijadikan makanan awal bagi para penderita diare, karena lembut dilambung, bermanfaat menormalisasikan usus, dan kaya dengan pectin yang mampu menyerap air secara banyak. Pisang juga bermanfaat mengubah bakteri-bakteri berbahaya menjadi bakteri yang bermanfaat buat perut seperti acidophyllus bacilli.
Malah secara tradisional pisang digunakan sejak dulu dalam pengobatan asam urat dan atritis atau encok. Pisang yang juga tinggi kandungan mineral besinya, sangat baik dikonsumsi para wanita pada saat menstruasi, karena menghilangkan gejala anemik dan menyumbang enerji yang lumayan.
Tanaman pohon pisang juga penuh manfaat, daun-nya dipakai secara meluas dalam berbagai aneka kebutuhan dapur, mulai dari sebagai pembungkus dan juga alat memasak, misalnya dalam memepes. Dibeberapa daerah, jantung pisang muda dan pelepah pisang muda juga dimakan sebagai sayuran. Batang pohon pisang sendiri memiliki sejumlah nilai ekonomis yang unik. Seratnya secara tradisional turun temurun kita tenun untuk dijadikan tali.
Indonesia yang kaya dengan tanaman pisang ini, mulai dari Sabang dan Merauke, sudah saatnya secara serius menggarap budi daya pisang secara komersial. Siapa tahu, disaat-saat krisis ekonomi global yang menyerang seantero jagad, kita bangsa Indonesia, bisa lolos krisis, gara-gara diselamatkan pisang.
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, saya bertemu dengan eksekutif dari Chiquita, salah satu produsen pisang paling beken didunia. Sejarah mereka dari 100 tahun, bermula pada tahun 1870 ketika Captain Lorenzo Dow Baker membeli 160 tandan pisang dari Jamaica dan belayar ke kota Jersey selama 11 hari, dan menjual pisang-pisang itu dengan keuntungan yang sangat luar biasa. Dan tahun 1885, Captain Baker mendirikan Boston Fruit Company. Yang mengawali distribusi pisang segar keseluruh Amerika.
Perdagangan pisang dunia saat ini dikuasai oleh 5 perusahaan global. Walaupun pisang secara komersial sebenarnya ditanam dilebih dari 100 negara. Yang dikenal dengan merek-merek - Chiquita, Delmonte, Dole, Bonita dan Fyffes. Data tahun 2005 saja menyebutkan bahwa eskpor global sudah mencapai lebih dari 72 juta metrik ton, dengan nilai lebih diatas 36 milyar US dolar. Atau diatas 360 trilyun rupiah. Namun berdagang pisang tidak semudah yang diperkirakan orang. Karena inilah buah yang paling mudah rusak dan umurnya sangat pendek sekali. Chiquita sendiri hampir bangkrut ditahun 2001, dan pernah meminta perlindungan dibawah Chapter 11.
Saat ini pisang yang paling banyak ditanam secara komersial, dan adalah Cavendish, sebuah varitas pisang yang mirip dengan pisang ambon. Berasal dari Vietnam dan Cina, dikembangkan secara komersial sejak tahun 1950’an. Ini prestasi yang luar biasa karena selama 50 tahun lebih, varitas ini tidak pernah berubah. Memang secara kosmetik pisang ini dianggap yang paling sempurna, bentuknya yang panjang dan warnanya yang merata kuning ke-emasan bila matang. Dagingnya juga cukup keras untuk ditansportasi sehingga tidak murah rusak. Walaupun rasanya tidaklah sempurna. Aromanya terbatas, hanya manis saja pada saat masak.
Nah, percaya atau tidak salah satu produsen pisang terbesar dan terbaik dunia adalah Indonesia. Cuma saja potensi ini tidak pernah dilirik kita dan dikembangkan secara komersial. Sehingga kini kita berada dititik ambang tragedi.
Tragedinya buat kita yang hidup dikota besar, seperti Jakarta, pisang yang kita makan setiap hari dan kita beli dari supermarket adalah kebanyakan jenis cavendish bukan pisang ambon. Bilamana anda ingin menikmati pisang yang benar-benar lezat, and harus nyetir 2 jam kearah Puncak dan Cipanas untuk mendapatkan pisang ambon asli, yang rasanya dapat dipertanggung jawabkan. Sedih sekali bukan ?
Padahal menurut eksekutif Chiquita itu, dunia membutuhkan jenis pisang baru. Yang lebih exotic dan lebih gurih. Semata-mata untuk menaik-kan harga komoditi pisang dunia. Bila tidak harga pisang dunia yang hanya konsentrasi pada satu jenis saja, yaitu cavendish terancam menjadi komoditi dengan marjin yang sangat tipis. Harapan itu sebenarnya dimiliki oleh Indonesia. Secara teori Indonesia punya 200 lebih varitas pisang. Beberapa diantaranya sangat exotic seperti pisang barangan dan pisang raja. Hanya saja pisang ini rentan terhadap hama dan memerlukan infrastrukur perkebunan yang tidak murah. Plus, lahan yang cukup besar dan baik serta kondisi iklim yang sempurna. Salah satu penghasil pisang di ASIA yang terkenal adalah Philipina. Jumlah produksinya diperkirakan mencapai 6 juta metrik ton dan cukup banyak yang diekspor. Indonesia memproduksi 4.5 metrik ton, sedikit dibawah Philipina, tetapi yang diekspor jumlahnya sedikit sekali. Indonesia tidak dikenal sebagai eksportir pisang dunia.
Nah, pulau terbesar yang paling dekat dengan Philipina adalah Sulawesi - yang konon memang salah satu lahan terbaik untuk menanam pisang di Indonesia. Pernah sekali saya diperlihatkan pisang barangan yang terkenal dari Medan, ditanam dikebun percontohan di Sulawesi, mampu mencapai ukuran lebih sebesar pisang ambon. Konon pisang barangan bisa jadi tumpuan baru varitas komoditi pisang dunia. Setidaknya ada beberapa teman yang membisiki saya hal ini. Pisang barangan cenderung memiliki daging lebih keras dari cavendish, sehingga dari segi logistik dan transportasi cenderung lebih unggul. Jadi jangan heran kalau pisang barangan mampu ditransportasikan dari Medan ke Jakarta. Dalam keadaan masak, pisang barangan yang dagingnya lebih kuning warnanya dari pisang cavendish, dan aromanya yang lebih dahsyat pula, jelas memiliki “eating quality” lebih baik dari pisang cavendish. Andaikata varitas ini dikembangkan secara komersial, bisa jadi Indonesia menjadi negara terkemuka untuk mengekspor pisang keseluruh dunia. Potensi nilai devisanya bisa mencapai diatas semilyar dolar.
Pisang sendiri secara komoditi sangat populer diseluruh dunia. Jadi pemasaran-nya tidaklah akan sulit-sulit. Mudah saja. Semua orang suka pisang. Nilai nutrisinya juga bagus sekali. Pisang memiliki kombinasi nilai yang luar biasa, sebagai sumber enerji, protein, vitamin dan mineral. Konon setiap 100 gram pisang, ada 1.2% kandungan protein. Satu pisang besar diperkirakan mampu memberikan kontribusi 100 kalori. Itu sebabnya pisang seringkali dijadikan campuran makan bayi.
Pisang dikenal sangat bermanfaat bagi pencernaan. Seringkali juga dimakan secara teratur untuk menghindari konstipasi. Konon pisang menetralkan lambung yang terlalu asam dan mengurangi iritasi lambung. Pisang sangat baik dijadikan makanan awal bagi para penderita diare, karena lembut dilambung, bermanfaat menormalisasikan usus, dan kaya dengan pectin yang mampu menyerap air secara banyak. Pisang juga bermanfaat mengubah bakteri-bakteri berbahaya menjadi bakteri yang bermanfaat buat perut seperti acidophyllus bacilli.
Malah secara tradisional pisang digunakan sejak dulu dalam pengobatan asam urat dan atritis atau encok. Pisang yang juga tinggi kandungan mineral besinya, sangat baik dikonsumsi para wanita pada saat menstruasi, karena menghilangkan gejala anemik dan menyumbang enerji yang lumayan.
Tanaman pohon pisang juga penuh manfaat, daun-nya dipakai secara meluas dalam berbagai aneka kebutuhan dapur, mulai dari sebagai pembungkus dan juga alat memasak, misalnya dalam memepes. Dibeberapa daerah, jantung pisang muda dan pelepah pisang muda juga dimakan sebagai sayuran. Batang pohon pisang sendiri memiliki sejumlah nilai ekonomis yang unik. Seratnya secara tradisional turun temurun kita tenun untuk dijadikan tali.
Indonesia yang kaya dengan tanaman pisang ini, mulai dari Sabang dan Merauke, sudah saatnya secara serius menggarap budi daya pisang secara komersial. Siapa tahu, disaat-saat krisis ekonomi global yang menyerang seantero jagad, kita bangsa Indonesia, bisa lolos krisis, gara-gara diselamatkan pisang.
Wednesday, October 08, 2008
EKONOMI JALANAN
Terus terang, saya bukan seorang ekonom. Pengetahuan saya tentang eknomi sangat terbatas. Tapi karena saya orangnya memang “penasaran”, saya jadi ingin tahu krisis ekonomi yang digembar-gemborkan media … itu sebenarnya apa ? Sayapun iseng, bertanya kesana kemari. Ternyata saya tidak mendapatkan cerita yang tuntas menjelaskan secara rinci dalam bahasa sederhana yang saya mengerti betul tentang kejadian yang sesungguhnya. Malah saya mendapat gosip dan sejumlah cerita aneh. Seorang pengusaha memaparkan bahwa krisis ekonomi yang kita hadapi ini memang merupakan siklus 10 tahunan. Ingat krisis ekonomi 1997-1998 ? Nah, 2008 ini persis sepuluh tahun. Jadi kita berada diakhir siklus dan harus memulai siklus baru. Kok begitu ? Menurut sang pengusaha ekonomi tak ubahnya seperti sebuah musim. Mirip roda, sekali diatas dan sekali dibawah. Ngak bisa dong diatas terus ! Saya hanya garuk kepala, tetapi memang masuk akal juga.
Gosip lain yang lebih seram saya terima berupa teori konspirasi. Ceritanya konyol. Persis novel thriller. Kata yang punya cerita – Ekonomi Amerika itu besarnya diatas 10 trilyun dolar. Gede banget ! Biaya perang di Irak dan Afghanistan sudah mencapai 870 milliar dolar. Bandingkan dengan rencana penyelamatan ekonomi Amerika yang diperdebatkan itu, yang nilainya cuma 700 milliar dollar. Sedangkan ekonomi dunia kurang lebih sekitar 55 trilyun dolar. Jadi ekonomi yang terbesar jelas adalah Amerika. Nah, alkisah sang cerita berlanjut bahwa harga minyak dunia yang melambung terus, jelas tidak menguntungkan Amerika dan bisa-bisa akan membuat Amerika bangkrut. Lihat saja pembangunan di Timur Tengah yang sedang berlangsung saat ini. Luar biasa fantastisnya, dan semua dibiayai oleh petro dollar. Juga mesin ekonomi Asia seperti Cina dan India yang tumbuh dengan pertumbuhan spektakuler. Membuat Amerika taget empuk banjirnya produk-produk murah dari Cina yang datang bak air bah. Seorang teman yang bercerita bahwa betapa dahsyatnya barang Cina itu, sampai-sampai ornamen Natal yang menghiasi pohon Natal juga dibuat di Cina. Hal ini jelas menguras devisa Amerika. Tahun 2000 import produk Cina ke Amerika baru berjumlah 100 milyar dollar. Tahun 2007 jumlah itu membengkak sudah mencapai 321 milyar dolar. Sedangkan ekspor Amerika ke Cina hanya berjumlah 65 milyar dolar. Angka ini katanya membuktikan bahwa Amerika telah kehilangan sebagian besar dari kemampuan daya saing-nya.
Lalu dimana cerita ini menjadi konyol ? Menurut yang punya cerita, apa jadinya bilamana Amerika ingin membalik situasi semuanya ini dan mengembalikan jarum kompas ekonomi dunia agar berpihak ke Amerika lagi. Jawaban-nya sederhana ! Bayangkan kalau komputer anda “hang”. Apa yang anda lakukan ? Anda pasti akan mematikan komputer dan melakukan ‘re-boot’. Mungkinkah situasi saat ini adalah upaya sekelompok orang yang berkonspirasi untuk melakukan ‘re-boot’ ekonomi ? Dan karena size ekonomi Amerika yang sedemekian besar, maka ketika ‘re-boot’ selesai yang akan start dimuka adalah Amerika. Artinya ekonomi dunia sengaja dibangkrutkan. Sebagai jalan untuk mengembalikan kejayaan ekonomi Amerika.
Cerita diatas tentulah konyol. Tetapi kalau anda taruh pemikiran anda dalam konteks teori konspirasi, cerita itu masuk akal seperti layaknya sebuah film thriller. Kemarin sore ketika saya membahasnya dengan beberapa tokoh, kami semua tertawa-tawa. Hiburan terbaik disaat gonjang ganjing.
Malam harinya, seorang rekan yang tidak ikut acara sore hari, menelpon saya. Ia menyesal tidak ikut bergosip ria tadi sore. Ia adalah seorang yang mengerti betul ekonomi dan tidak seperti saya yang awam. Tokoh ini bercerita beda. Menurutnya pangkal dari semuanya ini adalah nafsu serakah biasa. Ibaratnya sebuah balon yang kita tiup melewati kapasitasnya. Di tahun 1996-1998, ASIA jatuh kena krisis karena semata-mata balon yang pecah tadi. Salah satu penyebabnya adalah properti. Dimasa balon ditiup bergelembung, konsumen membeli properti seperti orang kesurupan. Pokoknya beli, mahal tidak apa. Ngak punya duit – pinjam ke Bank. Ketika duit tidak ada dan pinjaman tak terbayar, maka properti harus dilego. Pasar lesu harga properti jatuh, dan Bank mengalami kerugian. Lalu macet dan duitnya tidak muter. Istilahnya kesulitan likuiditas. Saat inilah mulai terjadi efek domino yang saling menjatuhkan. Tak lama kemudian pasar saham terkena tsunami. Perusahaan mulai flu berat. Mau minjam ke bank tidak ada kredit, karena banknya juga sakit. Terjadilah ‘corporate failure’, dan perusahaan mulai PHK. Pengangguran naik, daya beli turun, pasar sepi, pertumbuhan ekonomi minus. Terjadilah perlambatan ekonomi atau resesi. Krisis ekonomi di Amerika juga terjadi katanya mirip dengan skenario diatas. Dengan pertumbuhan real estate di California, Las Vegas dan Florida yang spektakuler beberapa tahun berselang, ternyata kebutuhan konsumen jauh lebih kecil dibanding suplai yang ada.
Rekan saya mengingatkan bahwa dampaknya terhadap Indonesia bisa saja lumayan runyam. Dimulai dari permintaan ekspor ke Amerika dan Eropa yang melemah dalam 6 bulan mendatang. Pasar ekspor kita ke Amerika tahun 2007 ada sekitar 14 miliar dolar. Berikutnya jumlah turis menurun drastis. Perusahaan di Indonesia yang orientasinya ekspor akan susah berkelit. Perlahan-lahan mereka harus melakukan PHK. Bank juga akan mengalami problem likuditas karena resiko kredit semakin besar. Dan kredit bakal banyak yang macet. Ekonomi sulit tumbuh, lalu kita-pun terjebak lagi masuk pusaran ekonomi resesi. Itu dampaknya untuk Indonesia !
Mendengar cerita itu saya manut-manut saja. Barangkali kita mesti punya skenario tandingan untuk melawan ancaman krisis itu. Minimal pemerintah harus bikin kebijakan untuk memastikan bahwa penyaluran kredit usaha untuk perusahaan tersedia lancar. Pasar domestik Indonesia dengan populasi 200 juta orang memiliki kekuatan tersendiri. Kekuatan ini yang harus kita manfaatkan !
Gosip lain yang lebih seram saya terima berupa teori konspirasi. Ceritanya konyol. Persis novel thriller. Kata yang punya cerita – Ekonomi Amerika itu besarnya diatas 10 trilyun dolar. Gede banget ! Biaya perang di Irak dan Afghanistan sudah mencapai 870 milliar dolar. Bandingkan dengan rencana penyelamatan ekonomi Amerika yang diperdebatkan itu, yang nilainya cuma 700 milliar dollar. Sedangkan ekonomi dunia kurang lebih sekitar 55 trilyun dolar. Jadi ekonomi yang terbesar jelas adalah Amerika. Nah, alkisah sang cerita berlanjut bahwa harga minyak dunia yang melambung terus, jelas tidak menguntungkan Amerika dan bisa-bisa akan membuat Amerika bangkrut. Lihat saja pembangunan di Timur Tengah yang sedang berlangsung saat ini. Luar biasa fantastisnya, dan semua dibiayai oleh petro dollar. Juga mesin ekonomi Asia seperti Cina dan India yang tumbuh dengan pertumbuhan spektakuler. Membuat Amerika taget empuk banjirnya produk-produk murah dari Cina yang datang bak air bah. Seorang teman yang bercerita bahwa betapa dahsyatnya barang Cina itu, sampai-sampai ornamen Natal yang menghiasi pohon Natal juga dibuat di Cina. Hal ini jelas menguras devisa Amerika. Tahun 2000 import produk Cina ke Amerika baru berjumlah 100 milyar dollar. Tahun 2007 jumlah itu membengkak sudah mencapai 321 milyar dolar. Sedangkan ekspor Amerika ke Cina hanya berjumlah 65 milyar dolar. Angka ini katanya membuktikan bahwa Amerika telah kehilangan sebagian besar dari kemampuan daya saing-nya.
Lalu dimana cerita ini menjadi konyol ? Menurut yang punya cerita, apa jadinya bilamana Amerika ingin membalik situasi semuanya ini dan mengembalikan jarum kompas ekonomi dunia agar berpihak ke Amerika lagi. Jawaban-nya sederhana ! Bayangkan kalau komputer anda “hang”. Apa yang anda lakukan ? Anda pasti akan mematikan komputer dan melakukan ‘re-boot’. Mungkinkah situasi saat ini adalah upaya sekelompok orang yang berkonspirasi untuk melakukan ‘re-boot’ ekonomi ? Dan karena size ekonomi Amerika yang sedemekian besar, maka ketika ‘re-boot’ selesai yang akan start dimuka adalah Amerika. Artinya ekonomi dunia sengaja dibangkrutkan. Sebagai jalan untuk mengembalikan kejayaan ekonomi Amerika.
Cerita diatas tentulah konyol. Tetapi kalau anda taruh pemikiran anda dalam konteks teori konspirasi, cerita itu masuk akal seperti layaknya sebuah film thriller. Kemarin sore ketika saya membahasnya dengan beberapa tokoh, kami semua tertawa-tawa. Hiburan terbaik disaat gonjang ganjing.
Malam harinya, seorang rekan yang tidak ikut acara sore hari, menelpon saya. Ia menyesal tidak ikut bergosip ria tadi sore. Ia adalah seorang yang mengerti betul ekonomi dan tidak seperti saya yang awam. Tokoh ini bercerita beda. Menurutnya pangkal dari semuanya ini adalah nafsu serakah biasa. Ibaratnya sebuah balon yang kita tiup melewati kapasitasnya. Di tahun 1996-1998, ASIA jatuh kena krisis karena semata-mata balon yang pecah tadi. Salah satu penyebabnya adalah properti. Dimasa balon ditiup bergelembung, konsumen membeli properti seperti orang kesurupan. Pokoknya beli, mahal tidak apa. Ngak punya duit – pinjam ke Bank. Ketika duit tidak ada dan pinjaman tak terbayar, maka properti harus dilego. Pasar lesu harga properti jatuh, dan Bank mengalami kerugian. Lalu macet dan duitnya tidak muter. Istilahnya kesulitan likuiditas. Saat inilah mulai terjadi efek domino yang saling menjatuhkan. Tak lama kemudian pasar saham terkena tsunami. Perusahaan mulai flu berat. Mau minjam ke bank tidak ada kredit, karena banknya juga sakit. Terjadilah ‘corporate failure’, dan perusahaan mulai PHK. Pengangguran naik, daya beli turun, pasar sepi, pertumbuhan ekonomi minus. Terjadilah perlambatan ekonomi atau resesi. Krisis ekonomi di Amerika juga terjadi katanya mirip dengan skenario diatas. Dengan pertumbuhan real estate di California, Las Vegas dan Florida yang spektakuler beberapa tahun berselang, ternyata kebutuhan konsumen jauh lebih kecil dibanding suplai yang ada.
Rekan saya mengingatkan bahwa dampaknya terhadap Indonesia bisa saja lumayan runyam. Dimulai dari permintaan ekspor ke Amerika dan Eropa yang melemah dalam 6 bulan mendatang. Pasar ekspor kita ke Amerika tahun 2007 ada sekitar 14 miliar dolar. Berikutnya jumlah turis menurun drastis. Perusahaan di Indonesia yang orientasinya ekspor akan susah berkelit. Perlahan-lahan mereka harus melakukan PHK. Bank juga akan mengalami problem likuditas karena resiko kredit semakin besar. Dan kredit bakal banyak yang macet. Ekonomi sulit tumbuh, lalu kita-pun terjebak lagi masuk pusaran ekonomi resesi. Itu dampaknya untuk Indonesia !
Mendengar cerita itu saya manut-manut saja. Barangkali kita mesti punya skenario tandingan untuk melawan ancaman krisis itu. Minimal pemerintah harus bikin kebijakan untuk memastikan bahwa penyaluran kredit usaha untuk perusahaan tersedia lancar. Pasar domestik Indonesia dengan populasi 200 juta orang memiliki kekuatan tersendiri. Kekuatan ini yang harus kita manfaatkan !
Friday, October 03, 2008
MAAF LAHIR DAN BATHIN
Setiap tahun ketika Puasa menjelang berakhir, dan Lebaran hampir tiba, orang selalu bertanya kemana saya ingin berlibur ? Percaya atau tidak, saya justru ingin tidak kemana-mana. Makan seadanya, tidur yang banyak, bermalas-malasan se-enaknya. Anehnya prilaku saya justru dianggap aneh. Biasanya prilaku kaum metropolis, yang ditinggal pembantu, supir dan satpamnya, karena mudik, juga ikut exodus plesir ketempat lain. Saya malah terbalik. Jakarta yang sunyi di saat libur Lebaran, adalah Jakarta yang terbaik. Jakarta tanpa kemacetan. Jakarta tanpa hiruk pikuk. Jakarta yang lenggang justru memiliki pesona keanggunan yang luar biasa. Inilah saat yang saya selalu tunggu-tunggu selama setahun. Jakarta yang “slowing-down”.
Mungkin, budaya dan lingkungan kita sudah terbiasa dengan gerakan cepat. Kita dilatih adu cepat. Hanya dengan cepat kita tidak ketinggalan. Menang juga harus cepat. Akibatnya pelan atau “slow” tidak memiliki nilai tinggi yang patut kita apresiasikan. Padahal pelan atau “slow” memiliki wibawa tersendiri. Banyak hal disekeliling kita, yang justru harus dilakukan dengan pelan atau “slow”. Olah tubuh seperti Tai Chi, pilates dan yoga, justru memiliki gerakan serba pelan atau “slow”. Tai Chi, yang sudah berumur 2000 tahun, dipraktekan dengan gerakan serba pelan atau “slow”. Gerakan yang pelan ini, justru mewujudkan sebuah situasi yang membuat tubuh dan jiwa kita menjadi sangat relax. Tanpa “impact” yang berbenturan. Gerakan yang pelan konon bertujuan untuk meningkatkan kesadaran untuk membaca ritme tubuh. Menyadari bahasa tubuh. Gerakan Tai Chi mengalir dengan pelan membuat tubuh seimbang, dan mencegah tubuh terluka. Melakukan Tai Chi dalam situasi tenang 100% juga bertujuan untuk menajamkan konsenstrasi dan fokus alam pikiran. Tak heran apabila di Cina sendiri, setiap paginya 10 juta orang berolah-tubuh Tai Chi setiap hari.
Tai Chi, Pilates, dan Yoga, ketiganya adalah gerakan olah-tubuh yang mengharmonisasikan fungsi tubuh lewat pengembangan postur tubuh, gerakan nafas dan meditasi sekaligus. Disini terbukti pelan atau “slow” memiliki kekuatan yang unik. Setiap kali anda menonton siaran olah raga, dan terjadi satu prestasi, biasanya adegan itu diputar ulang justru dengan gerakan “slow motion”. Karena hanya dengan gerakan selambat itu, semua gerakan akan rinci terlihat. Jadi pelan atau “slow” sangat diperlukan kalau anda kebetulan ingin memperhatikan “details” yang sangat rinci.
Bilamana terjadi krisis, dan masalah yang sangat luar biasa, kita justru dinasehati untuk berpikir pelan dan rinci. Chin-Ning Chu, konsultan manajemen yang beken dan penulis buku best seller “Do Less Achieve More”, menulis bahwa kata sibuk dalam bahasa Cina terdiri dari 2 piktogram. Yang pertama memiliki arti jantung. Dan piktogram kedua memiliki arti mati. Jadi sejak ribuan tahun yang lalu, bangsa Cina sudah mengerti bahwa kesibukan yang luar biasa, akhirnya akan membinasakan kita. Itu sebabnya Chin-Ning Chu didalam bukunya yang konrovesial ini, mengajak kita berdamai dengan waktu. Jangan biarkan waktu memburu kita. Chin-Ning Chu menantang kita untuk mengalahkan waktu, bukan dengan adu cepat, melainkan adu pelan dan kalau perlu menyerah.
Beberapa hari yang lalu, saya sempat mengunjungi Mpu Peniti menjelang buka puasa. Sambil menunggu azan Magrib, kami ngobrol ngalor ngidul. Dan ketika suara azan bergema, Mpu Peniti langsung berbisik rasa syukur, “Alhamdulilah”. Dengan gerakan serba pelan yang teratur, Mpu Peniti mengambil air wudhu. Lalu sembahyang dengan sangat khidmat. Sayapun takjub melihat gerakan beliau. Sangat teratur satu demi satu. Ketika kami berbuka puasa bersama, saat beliau minum pertama kali dengan perlahannya, saya-pun lirih mendengar beliau berdoa. Saat itu pula saya merasakan getaran bahwa Mpu Peniti sangat menikmati puasanya.
Lain dengan satu situasi dimana saya ikut acara berbuka puasa dengan satu lembaga, dimana ketika suara azan bergema, semua orang langsung menyerbu makanan dan minuman. Yang terdengar kemudian cuma suara seruput sana sini, sibuknya orang makan dan minum. Mpu Peniti usai berbuka, meraba pikiran saya, dan kata beliau : “Puasa itu penuh hikmah dan kajian. Puasa melambatkan hidup kita selama sebulan. Bukan hanya sebagai ujian menahan lapar dan haus. Tetapi juga kesempatan untuk menciptakan keseimbangan antara jiwa dan raga. Sebulan penuh kita menata ulang gerakan, pikiran, emosi, nafsu, dan bahasa tubuh. Sehingga kita bisa mengalahkan waktu. Tidak lagi kita terjebak dalam hiruk pikuk yang setiap hari menjebak kita.”
Ditahun 80’an ketika saya masih bekerja di HERO GROUP, suatu malam saya sedang lembur. Almarhum Bapak MS.Kurnia yang melihat saya lembur, akhirnya menyuruh saya pulang. Sambil tersenyum beliau berkata kepada saya : “Apa kau pikir, dengan menyelesaikan semua masalah hari ini. Maka semua masalah selesai ? Percayalah, setiap pagi kita melangkahkan kaki kedalam kantor, maka sejuta masalah baru sudah datang menunggu.” Sambil garuk-garuk kepala akhirnya saya pulang juga.
Tak lama kemudian, saya mengundurkan diri dari HERO GROUP. Dan saya mulai “going solo” mencoba menjadi entrepener sendiri. Banyak orang mengira saya punya sekian ambisi dan ingin cepat-cepat meroket. Tanpa banyak orang yang tahu, saya justru mengambil jalan persis seperti apa yang dinasehati Chin-Ning Chu. “Make peace with time”, memperlambat hidup saya. Go Easy. Dan nasehat itu ternyata manjur sekali. Karena sejak itu setidaknya saya berhasil seperti apa kata beliau, “Do less, Achieve more !”
Setahun sekali, kita dianjurkan berpuasa. Setahun sekali, sebenarnya juga kita diberikan kesempatan untuk memperlambat hidup kita. Tentu saja secara positif. Untuk menjaga keseimbangan, lebih fokus, dan konsentrasi. Pelan atau “slow” punya kekuatan tersendiri. Yang terkadang kita remehkan. Diujung hari terakhir puasa, saya berharap semoga sebulan yang melambatkan hidup kita ini, memberikan kita sebuah kekuatan baru. Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan bathin !
Mungkin, budaya dan lingkungan kita sudah terbiasa dengan gerakan cepat. Kita dilatih adu cepat. Hanya dengan cepat kita tidak ketinggalan. Menang juga harus cepat. Akibatnya pelan atau “slow” tidak memiliki nilai tinggi yang patut kita apresiasikan. Padahal pelan atau “slow” memiliki wibawa tersendiri. Banyak hal disekeliling kita, yang justru harus dilakukan dengan pelan atau “slow”. Olah tubuh seperti Tai Chi, pilates dan yoga, justru memiliki gerakan serba pelan atau “slow”. Tai Chi, yang sudah berumur 2000 tahun, dipraktekan dengan gerakan serba pelan atau “slow”. Gerakan yang pelan ini, justru mewujudkan sebuah situasi yang membuat tubuh dan jiwa kita menjadi sangat relax. Tanpa “impact” yang berbenturan. Gerakan yang pelan konon bertujuan untuk meningkatkan kesadaran untuk membaca ritme tubuh. Menyadari bahasa tubuh. Gerakan Tai Chi mengalir dengan pelan membuat tubuh seimbang, dan mencegah tubuh terluka. Melakukan Tai Chi dalam situasi tenang 100% juga bertujuan untuk menajamkan konsenstrasi dan fokus alam pikiran. Tak heran apabila di Cina sendiri, setiap paginya 10 juta orang berolah-tubuh Tai Chi setiap hari.
Tai Chi, Pilates, dan Yoga, ketiganya adalah gerakan olah-tubuh yang mengharmonisasikan fungsi tubuh lewat pengembangan postur tubuh, gerakan nafas dan meditasi sekaligus. Disini terbukti pelan atau “slow” memiliki kekuatan yang unik. Setiap kali anda menonton siaran olah raga, dan terjadi satu prestasi, biasanya adegan itu diputar ulang justru dengan gerakan “slow motion”. Karena hanya dengan gerakan selambat itu, semua gerakan akan rinci terlihat. Jadi pelan atau “slow” sangat diperlukan kalau anda kebetulan ingin memperhatikan “details” yang sangat rinci.
Bilamana terjadi krisis, dan masalah yang sangat luar biasa, kita justru dinasehati untuk berpikir pelan dan rinci. Chin-Ning Chu, konsultan manajemen yang beken dan penulis buku best seller “Do Less Achieve More”, menulis bahwa kata sibuk dalam bahasa Cina terdiri dari 2 piktogram. Yang pertama memiliki arti jantung. Dan piktogram kedua memiliki arti mati. Jadi sejak ribuan tahun yang lalu, bangsa Cina sudah mengerti bahwa kesibukan yang luar biasa, akhirnya akan membinasakan kita. Itu sebabnya Chin-Ning Chu didalam bukunya yang konrovesial ini, mengajak kita berdamai dengan waktu. Jangan biarkan waktu memburu kita. Chin-Ning Chu menantang kita untuk mengalahkan waktu, bukan dengan adu cepat, melainkan adu pelan dan kalau perlu menyerah.
Beberapa hari yang lalu, saya sempat mengunjungi Mpu Peniti menjelang buka puasa. Sambil menunggu azan Magrib, kami ngobrol ngalor ngidul. Dan ketika suara azan bergema, Mpu Peniti langsung berbisik rasa syukur, “Alhamdulilah”. Dengan gerakan serba pelan yang teratur, Mpu Peniti mengambil air wudhu. Lalu sembahyang dengan sangat khidmat. Sayapun takjub melihat gerakan beliau. Sangat teratur satu demi satu. Ketika kami berbuka puasa bersama, saat beliau minum pertama kali dengan perlahannya, saya-pun lirih mendengar beliau berdoa. Saat itu pula saya merasakan getaran bahwa Mpu Peniti sangat menikmati puasanya.
Lain dengan satu situasi dimana saya ikut acara berbuka puasa dengan satu lembaga, dimana ketika suara azan bergema, semua orang langsung menyerbu makanan dan minuman. Yang terdengar kemudian cuma suara seruput sana sini, sibuknya orang makan dan minum. Mpu Peniti usai berbuka, meraba pikiran saya, dan kata beliau : “Puasa itu penuh hikmah dan kajian. Puasa melambatkan hidup kita selama sebulan. Bukan hanya sebagai ujian menahan lapar dan haus. Tetapi juga kesempatan untuk menciptakan keseimbangan antara jiwa dan raga. Sebulan penuh kita menata ulang gerakan, pikiran, emosi, nafsu, dan bahasa tubuh. Sehingga kita bisa mengalahkan waktu. Tidak lagi kita terjebak dalam hiruk pikuk yang setiap hari menjebak kita.”
Ditahun 80’an ketika saya masih bekerja di HERO GROUP, suatu malam saya sedang lembur. Almarhum Bapak MS.Kurnia yang melihat saya lembur, akhirnya menyuruh saya pulang. Sambil tersenyum beliau berkata kepada saya : “Apa kau pikir, dengan menyelesaikan semua masalah hari ini. Maka semua masalah selesai ? Percayalah, setiap pagi kita melangkahkan kaki kedalam kantor, maka sejuta masalah baru sudah datang menunggu.” Sambil garuk-garuk kepala akhirnya saya pulang juga.
Tak lama kemudian, saya mengundurkan diri dari HERO GROUP. Dan saya mulai “going solo” mencoba menjadi entrepener sendiri. Banyak orang mengira saya punya sekian ambisi dan ingin cepat-cepat meroket. Tanpa banyak orang yang tahu, saya justru mengambil jalan persis seperti apa yang dinasehati Chin-Ning Chu. “Make peace with time”, memperlambat hidup saya. Go Easy. Dan nasehat itu ternyata manjur sekali. Karena sejak itu setidaknya saya berhasil seperti apa kata beliau, “Do less, Achieve more !”
Setahun sekali, kita dianjurkan berpuasa. Setahun sekali, sebenarnya juga kita diberikan kesempatan untuk memperlambat hidup kita. Tentu saja secara positif. Untuk menjaga keseimbangan, lebih fokus, dan konsentrasi. Pelan atau “slow” punya kekuatan tersendiri. Yang terkadang kita remehkan. Diujung hari terakhir puasa, saya berharap semoga sebulan yang melambatkan hidup kita ini, memberikan kita sebuah kekuatan baru. Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan bathin !
Friday, September 26, 2008
MENYEDERHANAKAN HIDUP
Salah satu dongeng favorit saya ketika kuliah, adalah tentang bedanya astronot Amerika dan astronot Rusia. Alkisah menurut yang punya cerita, ketika Amerika dan Rusia bersaing mengirim manusia ke bulan, maka terjadilah peristiwa ini. Astronot Amerika ketika dikirim ke bulan, diperjalanan konon mengalami masalah. Yaitu ball-point yang sudah didesain sedemekian rupa, ternyata masih tidak bisa digunakan, dan tintanya luber kemana-mana. Sang astronot pun melapor. Dan oleh Houston dijanjikan ball-point yang canggih nantinya. Konon, setelah peristiwa itu, NASA melakukan riset dan penelitian, yang sangat mahal harganya. Dan akhirnya menemukan tekhnologi mutakhir yaitu ball-point dengan tinta berbentuk gel yang padat dan tidak luber kemana-mana. Uniknya ball-point dengan tinta gel yang semi padat ini, bisa anda temukan dimana-mana sekarang.
Lanjut cerita, astronot Rusia juga punya masalah yang sama. Dan melaporkan masalah itu ke bumi. Bedanya ketika ia melaporkan, bukan-nya mendapat simpati dan dijanjikan ball-point baru dengan tekhnologi canggih, malah ia ditertawakan. Saat itu pusat antariksa Rusia di Moskow menjawab : “Wah, gitu saja repot. Pake melapor segala. Kenapa bingung ? Kan ada potlot, pake saja potlot !” Masalah itupun jadi selesai. Dosen saya yang menceritakan dongeng ini, memberikan wisdom, bahwa dalam setiap masalah selalu ada 2 cara penyelesaian. Cara yang nyelimet dan berliku-liku, dan cara yang sederhana. Menurut beliau, tidak peduli betapa kusutnya sebuah masalah, selalu akan ada satu garis lurus yang sederhana. Temukan garis lurusnya, masalah anda cepat selesai.
Menemukan garis lurus ini adalah trik yang saya pelajari bertahun-tahun. Menemukan garis lurus adalah solusi menyederhanakan masalah. Dan bukan menyepelekan masalah. Ini dua hal yang berbeda. Terkadang kita terbiasa dengan pola pikir yang terstruktur dengan sejumlah keruwetan. Yang tercipta karena semata oleh latar belakang pendidikan, training, budaya, dan kebiasaan kita yang kadang memiliki sejumlah pagar yang menciptakan batas serta sejumlah larangan. Kita gagal melihat solusi cepat dan sederhana dari sebuah masalah.
Ingat slogan Nike yang klasik “Just Do It”. Ketika saya masih ngantor di Nike, saya-pun diceritakan tentang asal muasal slogan legendaris itu. Suatu hari seorang bocah sedang menonton idola-nya atlet bola basket Michael Jordan berlaga di TV. Sambil mengagumi aksi Michael Jordan, sang bocah yang kebetulan menonton bersama nenek-nya, bercerita dan berandai-andai bahwa ia juga punya cita-cita ingin suatu hari seperti idolanya. Ia ingin sehebat Michael Jordan. Sang nenek, cuma tersenyum, dan berkomentar “JUST DO IT”. Sang nenek memberi nasehat yang paling sederhana, “Ayo jangan hanya bermimpi. Lakukan saja !” Tentu saja sang bocah terperangah, karena ia tidak pernah menyangka jawaban-nya sesederhana itu. Bahwa solusi hidup ini seringkali memang sesederhana itu.
Cerita ini terus terang mengubah hidup saya. Banyak hal saya lakukan dalam 20 tahun terakhir ini semuanya berdasakan slogan itu. “Lakukan dan kerja-kan saja ! Jangan pernah malas !” Hasilnya memang ajaib. Hidup ini mirip sebuah pertandingan tinju. Anda cuma punya dua pilihan. Selamanya jadi penonton di luar ring, yang cuma bisa menyoraki hidup ini. Dan maksimal bahagia sebagai penonton. Atau anda berpartisipasi dan masuk ring. Kalau anda masuk ring dan bertinju, memang ada resikonya. Dipukuli dan kalah. Tapi kalau anda tidak masuk ring, anda tidak akan mungkin jadi juara ! Jadi singakatnya lakukanlah ! - “Just Do It”
Banyak orang yang punya cita-cita begini dan begitu, tetapi selalu saja gagal melakukannya. Karena semata diberati sejumlah pertimbangan, perhitungan resiko dan juga keruwetan rasa takut yang beragam jumlahnya. Jadi jangan salahkan mereka. Namun mungkin kita bisa mengambil hikmah Puasa. Seorang ulama, pernah bercerita kepada saya, bahwa Puasa memiliki hikmah menyederhanakan hidup kita. Seringkali dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, kita selalu makan dalam kemewahan yang sangat luar biasa. Makan itu harus ada ini dan itu. Puasa menghilangkan semua itu. Puasa mengajarkan dan mengingatkan kita pada lapar dan haus, serta kesabaran dalam menghadapinya. Ketika buka Puasa, seteguk air dan sepiring nasi hangat bisa jadi santapan yang terlezat. Kalau itu kita terapkan dalam kehidupan kita, cita-cita dan ambisi harusnya menjadi rasa lapar dan haus yang sama. Kita hanya perlu kesabaran dan ketekunan untuk mengolahnya. Pas saatnya tiba, kita cuma butuh satu keberanian kecil untuk melakukannya. Bukan keberanian dengan sejumlah kemewahan ini dan itu. Cukup satu langkah kecil. “Just do it”. Lao Tze, filsuf Cina yang terkenal, mengatakan bahwa sebuah perjalan panjang ribuan kilometer, selalu dimulai dengan satu langkah kecil. Semoga Puasa ini menempa diri kita, agar mampu melihat hidup ini lebih sederhana. Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.
Lanjut cerita, astronot Rusia juga punya masalah yang sama. Dan melaporkan masalah itu ke bumi. Bedanya ketika ia melaporkan, bukan-nya mendapat simpati dan dijanjikan ball-point baru dengan tekhnologi canggih, malah ia ditertawakan. Saat itu pusat antariksa Rusia di Moskow menjawab : “Wah, gitu saja repot. Pake melapor segala. Kenapa bingung ? Kan ada potlot, pake saja potlot !” Masalah itupun jadi selesai. Dosen saya yang menceritakan dongeng ini, memberikan wisdom, bahwa dalam setiap masalah selalu ada 2 cara penyelesaian. Cara yang nyelimet dan berliku-liku, dan cara yang sederhana. Menurut beliau, tidak peduli betapa kusutnya sebuah masalah, selalu akan ada satu garis lurus yang sederhana. Temukan garis lurusnya, masalah anda cepat selesai.
Menemukan garis lurus ini adalah trik yang saya pelajari bertahun-tahun. Menemukan garis lurus adalah solusi menyederhanakan masalah. Dan bukan menyepelekan masalah. Ini dua hal yang berbeda. Terkadang kita terbiasa dengan pola pikir yang terstruktur dengan sejumlah keruwetan. Yang tercipta karena semata oleh latar belakang pendidikan, training, budaya, dan kebiasaan kita yang kadang memiliki sejumlah pagar yang menciptakan batas serta sejumlah larangan. Kita gagal melihat solusi cepat dan sederhana dari sebuah masalah.
Ingat slogan Nike yang klasik “Just Do It”. Ketika saya masih ngantor di Nike, saya-pun diceritakan tentang asal muasal slogan legendaris itu. Suatu hari seorang bocah sedang menonton idola-nya atlet bola basket Michael Jordan berlaga di TV. Sambil mengagumi aksi Michael Jordan, sang bocah yang kebetulan menonton bersama nenek-nya, bercerita dan berandai-andai bahwa ia juga punya cita-cita ingin suatu hari seperti idolanya. Ia ingin sehebat Michael Jordan. Sang nenek, cuma tersenyum, dan berkomentar “JUST DO IT”. Sang nenek memberi nasehat yang paling sederhana, “Ayo jangan hanya bermimpi. Lakukan saja !” Tentu saja sang bocah terperangah, karena ia tidak pernah menyangka jawaban-nya sesederhana itu. Bahwa solusi hidup ini seringkali memang sesederhana itu.
Cerita ini terus terang mengubah hidup saya. Banyak hal saya lakukan dalam 20 tahun terakhir ini semuanya berdasakan slogan itu. “Lakukan dan kerja-kan saja ! Jangan pernah malas !” Hasilnya memang ajaib. Hidup ini mirip sebuah pertandingan tinju. Anda cuma punya dua pilihan. Selamanya jadi penonton di luar ring, yang cuma bisa menyoraki hidup ini. Dan maksimal bahagia sebagai penonton. Atau anda berpartisipasi dan masuk ring. Kalau anda masuk ring dan bertinju, memang ada resikonya. Dipukuli dan kalah. Tapi kalau anda tidak masuk ring, anda tidak akan mungkin jadi juara ! Jadi singakatnya lakukanlah ! - “Just Do It”
Banyak orang yang punya cita-cita begini dan begitu, tetapi selalu saja gagal melakukannya. Karena semata diberati sejumlah pertimbangan, perhitungan resiko dan juga keruwetan rasa takut yang beragam jumlahnya. Jadi jangan salahkan mereka. Namun mungkin kita bisa mengambil hikmah Puasa. Seorang ulama, pernah bercerita kepada saya, bahwa Puasa memiliki hikmah menyederhanakan hidup kita. Seringkali dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, kita selalu makan dalam kemewahan yang sangat luar biasa. Makan itu harus ada ini dan itu. Puasa menghilangkan semua itu. Puasa mengajarkan dan mengingatkan kita pada lapar dan haus, serta kesabaran dalam menghadapinya. Ketika buka Puasa, seteguk air dan sepiring nasi hangat bisa jadi santapan yang terlezat. Kalau itu kita terapkan dalam kehidupan kita, cita-cita dan ambisi harusnya menjadi rasa lapar dan haus yang sama. Kita hanya perlu kesabaran dan ketekunan untuk mengolahnya. Pas saatnya tiba, kita cuma butuh satu keberanian kecil untuk melakukannya. Bukan keberanian dengan sejumlah kemewahan ini dan itu. Cukup satu langkah kecil. “Just do it”. Lao Tze, filsuf Cina yang terkenal, mengatakan bahwa sebuah perjalan panjang ribuan kilometer, selalu dimulai dengan satu langkah kecil. Semoga Puasa ini menempa diri kita, agar mampu melihat hidup ini lebih sederhana. Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.
Sunday, September 21, 2008
GOYANG LIDAH BULAN PUASA
Bulan Puasa, selalu jadi bulan yang istimewa. Juga dalam tantanan budaya kuliner Indonesia. Tengok saja aneka pasar kaget yang muncul diseantero penjuru kota, yang menjajakan aneka makanan khas bulan Puasa. Sangat beraneka rupa dan sangat unik. Maklum, dalam bulan Puasa, jangan sampai kita kehilangan stamina, gara-gara nafsu makan yang berkurang. Di banyak keluarga, nenek, ibu dan tante, biasanya sibuk mengerahkan semua ilmu mereka dan kalau perlu mengeluarkan resep-resep pusaka dan mulai memasak masakan-masakan istimewa yang kadang hanya hadir setahun sekali yaitu di saat bulan Puasa ini.
Restoran OASIS yang berdiri sejak tahun 1968 dan berulang tahun ke 40 tahun ini, juga tidak akan ketinggalan. Berbekal sejumlah resep otentik yang legendaris, Restoran OASIS selama bulan Puasa akan menampilkan menu khusus untuk bulan Ramdahan 2008. Selama 40 tahun, restoran OASIS sering mendapatkan warisan resep dari konsumen atau handai taulan yang dengan rela hati memberikan resep-resep rahasia dari keluarga mereka agar tetap dilestarikan. Sebagian resep itu memang diberikan oleh berbagai pengunjung yang setia, dan sebagian lagi dikumpulkan dari pengalaman tim kreatif OASIS berkunjung keberbagai tempat dipelosok Indonesia.
Kali ini, dibulan Puasa 2008, restoran OASIS memilih sejumlah masakan yang datang dari sejumlah resep warisan yang legendaris :
Soto buntut ala Betawi
Sejarah Soto di Indonesia tidak pernah jelas. Bukti-bukti antropologis menyebutkan bahwa Soto sebagai sajian berkuah yang dimakan dengan nasi, kemungkinan berawal dari Jawa Tengah sekitar abad pertengahan ke 18. Awalnya adalah dari sebuah masakan Cina yang melebur dengan tradisi kaum imigran, pedagang, dan pengelanan dari berbagai budaya. Sehingga muncul-lah kuliner soto mulai dari ujung Sumatera hingga Indonesia bagian timur. Beberapa diantaranya menjadi legenda kuliner tersendiri seperti SOTO AYAM, SOTO KUDUS, SOTO KONRO. Dari warisan kuliner yang pekat dan lekat aneka tradisi ini, restoran OASIS menampilkan hidangan klasik SOTO BUNTUT BETAWI yang kami olah secara kontemporer.
Ada dua kuah soto yang dikenal dalam budaya kuliner Betawi. Yang pertama adalah soto tangkar yang cenderung lebih pedas, berkuah santan dan biasanya isinya adalah jerohan sapi. Soto Betawi yang kedua juga bersantan, biasanya lebih gurih dan kental, dan isinya campuran daging sapi dan jerohan. Resep Soto Buntut yang kami tampilkan kali ini, datang dari sebuah keluarga Betawi tulen, yang memasak soto Betawi dengan isinya buntut sapi, bukan daging atau jerohan seperti biasanya. Oleh team kreatif OASIS hidangan ini disempurnakan dengan tambahan rempah-rempah khusus, dan buntut sapi direndam dalam saus khusus dan dimasak hingga sangat empuk. Hasilnya adalah soto buntut yang lezat menggoyang lidah.
Ayam Bakar Krawang
Secara tradisi, ayam bakar di seluruh Indonesia, memiliki ratusan versi. Rahasianya adalah saus rendam dan sambel cocolnya. Resep Asli Ayam Bakar Krawang, kami wariskan dari satu keluarga yang ketika jaman kemerdekaan memiliki penggilingan padi di Krawang. Konon menurut cerita keluarga ini juga mewarisinya dari seorang pembantu yang membakar ayam dan menyajikannya dengan saus cocol yang sangat istimewa, karena dibuat dengan kombinasi rempah-rempah khusus dan biji kenari. Rahasia lain dari resep ini adalah kombinasi yang khas antara jumlah cabe besar dan cabe rawit, yang memberikan aroma unik. Menurut dongeng, ketika jaman kemerdekaan dahulu, tempat penggilingan padi tersebut pernah hampir dijarah oleh pasukan Jepang, tapi gara-gara pimpinan serdadu Jepang itu ikut mencicipi Ayam Bakar Krawang dan takjub dengan kegurihan dan kelezatannya, maka akhirnya penggilingan padi itu tidak jadi di jarah. Sang pimpinan serdadu Jepang, konon sering mampir untuk minta dibuatkan Ayam Bakar Krawang.
Rawon Kikil dengan Cak-kwe
Barangkali tidak lagi ada yang istimewa tentang hidangan rawon. Karena makanan ini sudah sedemekian merakyatnya dan tersedia dimana-mana. Hidangan yang satu ini konon berasal dari kaum peranakan di Semenanjung Malaka. Menggunakan rempah buah keluak, yang juga dijuluki buah hitam. Aselinya buah ini sangat beracun, tidak jelas kapan dan bagaimana akhirnya menjadi rempah-rempah yang exotic. Sebagian orang menyebut buah keluak sebagai Ambrosia dari Indonesia. Ambrosia berdasarkan legenda Yunani, adalah makanan dewa, yang dipercaya bisa memberikan keabadian hidup.
Rawon kikil ini adalah sebuah versi klasik yang kami warisi dari sebuah warung kecil di salah satu Chinatown di Jawa Tengah. Kemungkinan besar Semarang. Konon sangat populer sebagai sarapan pagi di awal-awal tahun 1900’s. Berlainan dengan tradisi jaman sekarang yang disajikan dengan telur asin, rawon kikil ala Restoran OASIS, menggunakan resep kuno dengan daging semur dan kikil sapi pilihan. Dimakan bersama toge dan cak-wee goreng. Plus nasi hangat ditaburi bawang goreng.
Sate Remes ala Jawa
Resep ini kami warisi dari seorang pedagang sate di Yogya, yang selalu meremas daging satenya dengan garam dan merica, sebelum satenya di bakar. Tekhnik meremas ini disempurnakan oleh team kreatif OASIS hampir setahun lamanya, menambah rempah-rempah khusus, dan juga ukuran potongan daging, serta cara membakarnya. Kini hidangan ini sempurna sudah. Disajikan dengan sambal pedas, dan dua saus yang berbeda. Saus kacang klasik dan saus kecap dengan potongan bawang dan rawit. Barangkali inilah sate paling enak di seluruh jagad raya.
Selama bulan Puasa, restoran OASIS akan buka lebih awal sejak beduk magrib, menampilkan hidangan klasik mereka yang sudah sangat terkenal, seperti hidangan-hidangan kontinental klasik, dan hidangan risjtafel Indonesia yang legendaris. Menu tambahan bulan Puasa seperti 4 menu diatas dan sejumlah hidangan penutup, akan menjadi menu tambahan untuk memeriahkan bulan Ramadhan.
Restoran OASIS
Jalan Raden Saleh 47
Cikini
Jakarta Pusat
Tel : 3150646
Hubungi : KAFI KURNIA – Managing Partner
Subscribe to:
Posts (Atom)