Saya tidak ingat persisnya kapan. Tapi antara tahun 1987 dan tahun 1988, didalam mobil saya pernah bertanya, kepada almarhum Bapak MS.Kurnia, pendiri HERO Supermarket. “Apakah mencari uang itu sulit ?” Beliau cuma tertawa dan terseyum. “Mudah sekali”, begitu jawab beliau. Sambil pandangan matanya menatap seorang pengemis di pinggir jalan. “Pokoknya, asal kamu berani malu !”, begitu beliau menegaskan. Dan akhirnya sayapun mengerti. Bahwa mencari uang itu sebenarnya sangat mudah. Tengok saja, pengemis, pengamen, pemulung, tukang parkir liar, dstnya. Semua mencari uang dengan modal seadanya. Memang tidak ada jaminan uang-nya akan banyak. Tetapi membuktikan bahwa mencari uang itu mudah.
Lalu saya menyambung dengan pertanyaan berikutnya, “Kalau menjadi kaya raya, mudah atau sulit ?” Beliau lalu terbahak, katanya : “Nah, kaya raya itu sulit. Karena butuh strategi yang pas.” Beliau mencontohkan 2 warung yang menjual nasi dijalan yang sama. Berdua mereka start disaat yang sama. Keduanya menjual makanan yang mirip. Tapi selang beberapa tahun, yang satu maju dan makin ramai tapi satunya tetap saja sama seperti sedia kala. Tidak ada kemajuan yang berarti. Apakah artinya berbisnis menjadi sangat sulit ? Karena harus mahir berstrategi ?
Menurut Mpu Peniti, mentor dan guru spiritual saya, kebetulan punya hobi main catur. Saya juga seneng main catur sejak sekolah SMP dulu. Lewat Mpu Peniti, dan berkali-kali kami main catur, saya mendapat beberapa pelajaran dari beliau. Secara filosofis, mengajarkan saya tentang strategi dan aplikasi praktisnya dalam bisnis. Catur memang permainan strategi. Kita membuat satu langkah. Dan musuh kita bereaksi dengan langkah tandingan. Begitu seterusnya sampai satu pihak memenangkan posisi mematikan yang disebut – “skaak mat”. Bisnis juga sama. Mekanisme pasar dan kompetisi-nya juga berdasarkan aksi atau serangan dan reaksi balik. Namun anda mesti mengerti betul filosofisnya. Kata Sun Tzu, jangan menyerang musuh ! Tetapi seranglah strategi musuh ! Baru anda mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya.
Pemain catur yang tidak berpengalaman, cenderung berkonsentrasi untuk memakan buah musuh sebanyak-banyaknya. Ia memancing pertempuran yang sifatnya fisik. Sebaliknya pemain catur yang berpengalaman cenderung untuk bermain dengan membaca langkah-langkah yang bakal diambil musuh. Ia mencari peluang untuk menempatkan buah caturnya yang berakibat “skaak mat”. Artinya ia lebih bersikap “antisipasi”. Sukses bisnis percaya atau tidak 100 persen tergantung kesiapan kita membuat move – “antisipasi”.
Pak Amat, adalah seorang pedagang musiman. Ia selalu berdagang berdasarkan musim. Setiap bulan Puasa ia berdagang timun suri. Sehabis Lebaran biasanya ia menjadi penyalur pembantu rumah tangga. Karena biasanya ada saja pembantu rumah tangga yang mudik dan tidak kembali lagi. Musim Lebaran Haji, ia berdagang hewan qurban. Bulan Agustus ia berdagang bendera. Dan tahun baru ia berdagang terompet. Ketika saya interview, pak Amat malu-malu mengatakan, pokoknya ia punya strategi sederhana, hanya menjual produk yang laku karena musimnya. Lebih mudah dan lebih menguntungkan. Pak Amat, bercatur dalam bisnis dengan eloknya. Ia tahu betul bagaimana caranya – mengantisipasi pasar !
Garry Kasparov, pensiunan juara catur dunia, pernah berkata dalam sebuah interviewnya, bahwa apabila setiap pemain sudah melangkah dalam sebuah pembukaan catur selama 3 langkah, maka saat itu juga sudah terbuka 9 juta posisi langkah bidak catur yang bisa diambil. Dan tugas tiap pemain adalah memperkirakan dan menghitung langkah musuh berikutnya dengan kemungkinan sebanyak itu. Dari kalkulasi ini, terbukti catur adalah permainan yang menuntut perhitungan yang sangat teliti, kesabaran yang sangat luar biasa, dan stamina yang tidak main-main. Jangan pernah meremehkan lawan anda ! Begitu nasehat Garry Kasparov. Bisnis juga sangat mirip situasi dan kondisinya. Nah, pemain catur yang sangat berpengalaman, tahu caranya memberdayakan dan memanfaatkan semua buah caturnya. Tidak ada satu buah catur-pun yang menjadi favorite. Semua sama peluangnya, tergantung letak dan posisinya. Dalam bisnis sebaiknya kita juga memberdayakan dan memanfaatkan sumber daya manusia yang kita miliki dalam satu keutuhan yang sama, dan ”team work” yang solid.
Mpu Peniti, pernah menasehati saya, kata beliau, “… kadang kita berpikir apa gunanya seorang yang bodoh dan tidak cantik. Berhentikan saja pegawai seperti itu. Tapi dalam krisis, kalau kita banyak hutang dan sering didatangi penagih hutang, ada baiknya resepsionis kita yang cantik jelita, dan pandai, justru kita ganti dengan resepsionis yang bodoh dan tidak cantik. Pasti ampuh, karena akan membuat frustasi sang penagih hutang. Ia jadi malas datang ketempat kita”. Saya tertawa ngakak mendengar wejangan Mpu Peniti itu. Karena terasa “nyooos” sekali.
Buah catur seperti pion, kuda, menteri, ratu, dan benteng memiliki langkah-langkah yang berbeda dengan posisi yang berbeda. Tetapi kemenangan kita sangat tergantung dari kombinasi mereka. Pion langkahnya terbatas. Namun disaat genting dan menjelang akhir permainan, pion seringkali menjadi aset yang tidak terduga. Kuda melangkah dengan huruf L, kelihatannya terbatas tetapi sering mengecoh, karena posisinya bisa mengunci lawan. Menteri langkahnya hanya bisa menyilang, tapi seringkali mampu menyelinap dan membuat serangan tak terduga. Dan benteng, seperti kekuatan militer, keras menghantam musuh dengan langkah rata. Hanya Ratu yang memiliki langkah flexible dan serba bisa. Sebuah sindiran bahwa terkadang wanita punya sejumlah langkah-langkah yang justru spektakuler. Celakanya Raja, yang paling penting justru dalam catur diposisikan dalam posisi lemah, tidak bisa melawan dan selalu harus dilindungi.
Dalam sepuluh tahun lebih saya bermain catur dengan Mpu Peniti, kita saling mengalahkan. Satu hal yang saya nikmati, adalah hanya dengan lebih banyak bermain, kita mampu mengasah intuisi kita dan lebih jeli menebak langkah musuh berikutnya. Dan hanya dengan bermain lebih banyak, kita bisa menjadi lebih mahir. Pengalaman ini pula yang saya jadikan strategi berbisnis. Ternyata semakin sering kita main, semakin mudah pula bisnis itu.
4 comments:
Artikel yang sangat menarik Pak Kafi.
"Berbisnis bukanlah menyerang musuh, tetapi menyerang strateginya ..."
... very smart ...
Thank You,
Johny Rusly
www.1000hari.blogspot.com
Saya menjadi tambah bersemangat dan mencari pengalaman tak henti....setujuuuu Mr President:-)
ha...ha....
maju terus pantang mundur
Nice posting Pak, hmmm..perlu membangun kejelian melihat peluang dan mengantisipasi langkah lawan. Ada tips? :D
-Satrio-
Post a Comment