Jurus pertama menangkal krisis – “Change Your Attitude !”, ….. sudah terasa sulit buat sejumlah orang. Mengubah sikap ? Duh, susah banget. Tapi itu memang syarat mutlaknya. Tanpa perubahan sikap di jurus pertama, kita tidak akan mungkin masuk di jurus kedua. Jurus kedua bisa jadi jauh lebih sulit lagi ! Yang menurut Mpu Peniti – “Change Your Luck !”. Sebuah topik yang sangat kontroversial. Pertama anda pasti bingung. Apakah ada “Luck” itu ? Kalau memang ada ? Bentuknya seperti apa sih ? “Luck” sebenarnya bukan sesuatu yang ajaib banget, seperti jimat, mantra dan ajian lain-nya. Bukan pula kutukan, yang memang hanya dimiliki sejumlah orang dan sisanya bernasib sial tidak pernah mengenal “luck”.
Seorang penjudi profesional pernah bercerita bahwa buat dirinya, keberuntungan atau “luck” sama persis dengan sebuah harapan. Menurutnya keberuntungan seseorang atau sebaliknya kesialan seseorang tidak akan abadi. Selalu berubah. Misalnya apabila ia main poker disebuah kasino dan dalam satu jam ia kalah. Maka ia tidak pernah ngotot untuk tetap bermain dimeja yang sama. Ia akan berhenti, istirahat sejenak dan pindah ke meja baru. Begitu seterusnya. Dan biasanya memang keberuntungan atau “luck” itu pasti akan berubah. Hanya saja kita yang harus punya keberanian untuk merubahnya.
Larry King pernah berkata : “Those who have succeeded at anything and don't mention luck are kidding themselves”. Dapat dikatakan “luck” itu faktor-faktor plus yang menguntungkan kita. Dan semua orang memilikinya. Trik-nya kita perlu menemukan dan memanfaatkan-nya sekaligus. Itu saja. Dan itu strateginya. Bayangkan ada dua orang anak muda. Yang pertama sangat ganteng sekali. Dengan mudah ia dapat menjadi bintang sinetron. Anak muda yang kedua, terbalik. Wajahnya sangat jelek sekali. Tapi ia punya cita-cita yang sama. Ingin jadi bintang sinetron. Apakah dengan demekian – “luck”-nya jelek banget, dan ia bernasib sial. Tidak juga sebenarnya ! Kalau ia cerdas dan mau memanfaatkan muka jeleknya, ia masih bisa menjadi aktor. Yaitu memerankan bandit dan penjahat. Karena film bukan hanya penuh dengan aktor-aktor ganteng saja. Film juga butuh aktor untuk memerankan penjahat.
Simak saja kisah hidup aktor Danny Trejo. Kalau anda hobby nonton, maka wajahnya tak asing lagi. Ia main film serial TV dari Baywatch, Alias, X-files, LOST, hingga Desperate Housewives. Ia tampil difilm layar lebar seperti Desperado, Heat, Anaconda, Con Air, dan Planet of Terror. Uniknya bukan sebagai jagoan, tetapi sebagai penjahat. Karena ia memiliki wajah yang jelek menakutkan dan sebuah tattoo besar didadanya. Ia barangkali adalah salah satu aktor terlaris untuk memerankan penjahat. Sejak kecil Danny adalah kriminal dan pengguna narkoba. Ia dipenjara 11 tahun di San Quentin. Didalam penjara ia belajar bertinju. Setelah keluar dari penjara, suatu hari ia memberikan kesaksian di pertemuan Cocaine Anonymous tahun 1985. Disana ia bertemu seorang aktor yang meminta bantuan untuk memberikan support moril. Ketika Danny mengunjungi sang aktor di tempat pengambilan film RUNAWAY TRAIN, ia bertemu temannya dipenjara yang kebetulan adalah seorang penulis skenario. Akhirnya ia di casting dengan honor pertama hanya $ 350/hari. Sejak saat itulah, nasibnya berubah total. Ia berhasil – “Change the luck !”
Bagi anda yang skeptis, dan bersikap pesimis, pasti akan mencibir membaca cerita diatas. Karena anda akan mempertanyakan berapa orang yang nasibnya beruntung seperti Danny Trejo ? Barangkali jumlahnya kurang dari jumlah jari anda. Menurut Prof. Richard Wiseman penulis buku dan periset topik “The Luck Factor”, justru itulah tantangan-nya, bagaimana membuat Dewi Fortuna berpihak kepada anda.
Betapa sering, setelah kita menghadiri sebuah reuni sekolah, dan kita menemukan kalau teman-teman kita yang terkenal paling pandai dan nilai akademisnya yang paling baik, ternyata karir dan sukses kehidupan-nya biasa-biasa saja setelah 20-30 tahun kemudian. Teman kita yang sukses besar dan memiliki kehidupan spektakuler kadang justru berasal dari murid-murid yang dulunya kita kenal bandel, nakal dan dengan nilai akademis yang biasa-biasa saja. Kok bisa begitu ? Jawabannya sederhana. Teman kita yang pandai dan cerdas, kemungkinan setelah lulus sekolah akan melamar diperusahaan terkenal - yang sangat besar, sangat terkenal dan sudah mapan. Ibaratnya ia masuk kekolam besar seperti sebuah samudra tak bertepi. Otomatis disana ia punya pesaing sangat banyak dan kompetitif, dan kemungkinan-nya ia menang dan menonjol dalam kariernya menjadi sangat terbatas pula.
Sebaliknya teman kita yang nakal, bandel dan nilainya rata-rata, kemungkinan tidak akan diterima diperusahaan besar yang sangat terkenal dan mapan. Situasi akan memaksa ia harus melamar pekerjaan di perusahaan yang jauh lebih kecil. Nah, kebalikan dari teman kita diatas – maka teman kita yang bandel, nakal dan nilai akademisnya hanya rata-rata, ibaratnya masuk kekolam ikan yang relatif lebih kecil. Disinilah trik yang sebenarnya ! Teman kita telah mengambil tindakan yang jauh lebih revolusioner. Yang memiliki kemungkinan sangat bervariasi. Andaikata perusahaan-nya itu berkembang pesat dan meroket, maka teman kita akan otomatis meroket karirnya bersama perusahaan. Dalam tindakan dan aksi, kalau kita ukur probabilitasnya, teman kita yang pandai dan cerdas mengambil jalan yang aman, untuk itu kemungkinan-nya untuk - “Change your luck !” akan jauh lebih kecil. Teman kita yang bandel, nakal dan nilai akademisnya hanya rata-rata, yang melamar keperusahaan kecil dan terlihat mengambil jalan yang terpaksa karena tidak diterima diperusahaan besar, sebenarnya telah mengambil langkah dan tindakan yang – “Change your luck !” –nya jauh lebih dahsyat ! Jadi jangan heran kalau fenomena ini terjadi dan seringkali anda temukan disekeliling kita.
Prof. Richard Wiseman penulis buku “THE LUCK FACTOR”, mengatakan bahwa strategi terbaik untuk meningkatkan faktor “luck” dalam diri kita adalah dengan memaksimalkan peluang kita. Caranya mudah sekali. Yaitu jangan terbiasa melakukan hal yang lazim dan sama berulang-ulang. Ubah rutinitas anda. Bayangkan kalau dalam kehidupan anda sehari-hari anda melewati rute yang sama, pergi ketempat yang sama, selalu makan di restoran yang sama, dan beribadah ditempat yang sama. Kemungkinannya anda selalu ketemu orang yang sama. Otomatis nasib anda tidak akan berubah. Sebuah pribahasa Jerman berkata, "Luck sometimes visits a fool, but it never sits down with him." Artinya keberuntungan atau “luck” ada dimana-mana. Ia selalu mendatangi siapa saja. Tidak peduli pintar atau bodoh. Tetapi ia tidak pernah lekat dan mengikuti orang itu. Jadi kita yang harus aktif menangkapnya dan memanfaatkan-nya. Nasehat akhir Prof. Richard Wiseman untuk mengubah keberuntungan kita – “Change your luck !” - adalah “Be open to new experiences and breaking your normal routine !”
No comments:
Post a Comment