Sunday, January 30, 2011

MENJADI SUTRADARA KEHIDUPAN !



Banyak yang bertanya kepada saya – Bagaimana cara yang paling pas untuk mengubah nasib kita ? Jawaban-nya sangat sederhana. Anda mungkin mengiranya sangat sulit. Saya punya perasaan yang sama ketika menerima gaji saya yang pertama. Ketika kuliah di Australia, saya kerja paruh, menjadi “cleaner” alias pembersih gedung. Upah saya yang pertama waktu itu sekitar $ 25 AUS. Gratis makan malam. Cukup lelah dan bekerja selama 4 jam. Malam hari saya berpikir tentang kuliah dan nasib saya. Sejumlah pertanyaan muncul. Bagaimana masa depan saya ? Dimana saya akan bekerja ? Apakah saya akan punya karir bagus ? Mungkinkah saya kaya raya ? Saya gelisah dan akhirnya tidak bisa tidur.

Besoknya, dikampus saya melihat sebuah tulisan Graffitti di toilet pria. Bunyinya lucu. “Dunia ini milik-ku. Semalam Tuhan telah mewariskan-nya padaku !” Saya tertawa membacanya, namun entah kenapa tiba-tiba otak saya banjir adrenalin. Tekad saya bulat. Saya tidak akan membiarkan nasib saya menjerat kehidupan saya. Apapun juga solusinya, saya ingin menyetir sendiri nasib saya. Itulah kegelisahan yang mengusik saya. Percaya atau tidak berkat kegelisahan yang sama, saya selalu berjuang mengubah nasib saya.

Ketika saya sedang asyik menimba ilmu dari Mpu Peniti,diawal decade 90’an, Mpu Peniti menuturkan sebuah cerita unik. Kata beliau, hampir semua filsuf yang hidup sejak ribuan tahun yang lalu, hingga yang paling kontemporer sekalipun, hanya punya satu pertanyaan. “Apa arti kehidupan yang sesungguhnya ?” Itulah jawaban yang mereka cari. Jawaban mereka sangat bervariasi dan seringkali sangat menarik. Saking menariknya tidak jarang kita ikut tergoda untuk mengutipnya dan menjadikannya motto kehidupan. Menggunakan tradisi yang sama tentang arti kehidupan, Mpu Peniti menuturkan bahwa hidup kita mirip sebuah film cerita. Sebuah film bagus tidak bagusnya, semua ditentukan oleh sang sutradara. Dialah yang menentukan bagaimana sebuah cerita di filmkan. Ia juga yang menentukan music dan irama film itu. Cepat atau lambatnya. Sutradara pula yang bisa membuat sebuah film menjadi menarik atau tidak. Sutradara adalah orang yang paling mengerti tentang sebuah film. Kitapun berada diposisi yang sama - semakin kita mengerti jalan cerita sebuah film, maka kenikmatan dan kepuasan kita menonton menjadi maksimum. Nasehat Mpu Peniti sangat sederhana, jadilah sutradara kehidupan yang baik !

Ternyata nasehat itu ajaibnya sangat manjur bukan kepalang. Caranya sangat mudah. Pertama bayangkan saja anda ingin membuat sebuah film. Maka hal pertama yang anda butuhkan adalah sebuah cerita yang menarik dan seru. Hal ini yang menentukan kualitas film anda. Jadi ciptakanlah sebuah cerita yang dahsyat buat kehidupan anda. Sama seperti sebuah film, cerita anda tidak harus bercerita tentang orang kaya yang glamour. Cerita anda bisa sangat sederhana dan tetap menarik. Yang penting harus ada alurnya. Awal, klimaks, dan satu akhir yang bahagia. Strategi Mpu Peniti, anda yang menentukan cerita itu, jangan biarkan orang masuk dan merusak cerita anda.

Howard Schultz, Presiden dari waralaba Starbucks yang sangat beken ini, lahir tahun 1953. Usai kuliah, ia bekerja serabutan diberbagai tempat. Sampai akhirnya ia bekerja menjadi salesman di perusahaan Xerox. Tahun 1979, Huward Schultz menjadi general manager untuk perusahaan kopi asal Swedia Hammarplast. 2 tahun kemudian , 1981 Howard Schultz berkunjung ke Seattle, melihat waralaba Starbucks yang banyak membeli peralatan membuat kopi dari Hammarplast. Tahun berikutnya Howard masuk di Starbucks menjadi direktur pemasaran.

Ketika Howard berkunjung ke Milan di Itali, ia terinspirasi oleh begitu banyaknya warung kopi diseluruh kota. Warung kopi ini tidak saja menghidangkan espresso yang aromatic dan lezat, Howard juga melihat bagaimana warung kopi memiliki peran social yang sangat kuat. Yaitu sebagai tempat berkumpul dan ajang penting bersosialisasi. Tak heran apabila Itali memiliki lebih dari 200.000 warung kopi. Bandingkan dengan Starbucks yang hanya memiliki 16.000 warung kopi diseluruh dunia. Sekembalinya dari Milan, Howard membujuk para pemilik Starbucks (termasuk Jerry Baldwin) untuk menjiplak konsep warung kopi ala Itali lengkap dengan espresso-nya. Satu warung kopi Starbucks dirubah dengan konsep Howard, sebagai kelinci percobaan. Dan sukses besar. Namun para pemiliknya enggan untuk menjadi konsep Howard sebagai strategi utama pengembangan Starbucks dimasa depan, karena ketakutan bahwa Starbucks akhirnya akan menjadi restoran.

Howard Schultz yang tidak berputus asa, dan yang tidak mau nasibnya ditentukan oleh orang lain, akhirnya keluar dan mendirikan warung kopi versinya sendiri, yang disebut Il Giornale pada tahun 1985. Tahun 1987, manajemen Starbucks akhirnya menjual bisnis Starbucks semuanya kepada Howard Schultz dengan nilai sekitar 3,8 juta dolar Amerika. Howard Schults akhirnya merubah semua warung kopi Il Giornale dengan Starbucks dan kemudian merambah keseluruh dunia. Pemilik lama Starbcuks akhirnya memiliki waralaba warung kopi baru yang diberi nama Peet’s Coffee & Tea. Setelah itu, ibarat sebuah sinetron, maka cerita Howard Schultz terus menerus melegenda.

Tahun 2000. Schultz mundur dan hanya menjadi komisaris. Dalam perkembangan 8 tahun kemudian, Starbucks mengalami laju naik turun yang cukup luar biasa. Howard Schultz kembali masuk menjadi Presiden dan Ceo, setelah semua orang merasakan bahwa Starbucks masih memerlukan sentuhan entrepener ala Howard Schultz. Saat 2008 ketika Howard masuk lagi sebagai Presiden, gajinya hamper 10 juta dolar Amerika setahun. Howard memang membuat sejumlah gebrakan. Awal tahun 2011, Starbucks mengganti logonya, dan menghilangkan kata Coffee dari logonya. Dengan kekuatan jumlah warung lebih dari 16.000 diseluruh dunia, rasanya sangat saying kalau Starbucks hanya menjual kopi saja.

Howard Schultz adalah jelas-jelas sutradara yang benar-benar menguasai jalan cerita kehidupan-nya. Selalu berjuang. Tidak pernah putus asa. Tidak pernah menyerah. Mpu Peniti berkali-kali mengingatkan saya pada satu kata “Ikhtiar”. Inilah kata kunci yang menjadi semangat hidup kita. Bahwa hidup ini adalah jeram sungai yang harus kita arungi, tidak peduli seberapa kencang derasnya air. Tanpa keberanian dan semangat ini, maka hidup kita hanya akan menjadi gula yang larut sesuai dengan dengan temperatur air. Jadi percayalah bahwa anda akan dan pasti bisa mengubah nasib anda. Asalkan anda punya tekad, semangat, dan keberanian untuk menjadi sutradara kehidupan anda. Yang menentukan jalan cerita kehidupan anda sendiri. Dan tidak membiarkan orang lain, mencampuri cerita yang anda gubah. Hidup ini ditentukan oleh selera anda. Singkat dan jelas !

No comments: