Thursday, December 31, 2009

HUMOR ALA GUS DUR



Gatra 30 Oktober 1999

HUMOR

Oleh : KAFI KURNIA

KETIKA Gus Dur terpilih sebagai presiden keempat RI, seorang teman dari luar negeri menelepon, memberikan selamat, karena Indonesia kini memiliki presiden yang humoris.

Lihat saja pidato pertamanya di depan MPR. Gus Dur menyatakan tak mau terlalu banyak bicara, karena takut makin banyak pula yang harus dipertanggungjawabkannya. Guyonan ringan Gus Dur itu langsung disambut "gerrr" para anggota majelis.

Ciri dan selera humor Gus Dur banyak disebut dalam berbagai ulasan, sehari setelah penobatannya yang heboh itu. Saya ikut lega. Setidaknya, kita punya presiden dengan selera humor yang baik. Bisa dipastikan, kehidupan berpolitik kita selanjutnya akan lebih longgar dan humoristis.

Humor, bagi seorang pemimpin, amatlah penting. Konon, humor adalah tanda kecerdasan emosi. Di luar itu, humor memang elemen yang unik. Dalam teknik komunikasi pemasaran, misalnya iklan, humor -di samping seks- adalah media pengantar populer.

Humor juga merupakan komoditas dan bahan baku dalam banyak industri. Dari mainan, pakaian, hingga makanan tidak jarang menggunakan humor sebagai media presentasinya. Humor dalam budaya kita juga bukanlah sesuatu yang asing. Kesenian tradisional kita penuh dengan produk humor.

HARAPAN

Semalam saya tidak bisa tidur nyenyak. Gelisah. Dan juga mimpi buruk. Pagi-pagi saya menelpon Mpu Peniti, dan mengajaknya sarapan pagi. Ia menangkap kegelisahan saya. Mpu Peniti, mengajak saya sarapan nasi ulam dirumahnya. Berdua kami duduk diteras rumah, mengunyah nasi ulam sembari ditemani kopi tubruk. Lamat-lamat suara burung gereja terdengar saling berkejaran di pepohonan. Surat kabar hari ini, masih bicara krisis. Iseng saya meledek Mpu Peniti, soal isu krisis yang nampaknya dipertahankan selama 10 tahun sebagai komoditi politik. Seolah “state-of-mind” kita disandera dengan suasana krisis terus menerus.

Mpu Peniti sempat tertawa kecil. Lalu ia terdiam sejenak. Katanya lirih, bahwa seolah Tuhan sedang menyentil telinga kita. Hanya dalam seminggu dan dalam suasana 100 tahun Kebangkitan Nasional, kita kehilangan 3 tokoh dan pejuang. Sophan Sophian, SK Trimurti dan Bang Ali. Mungkin hanya kebetulan, tapi juga bisa pertanda. Kami berdua sempat terdiam cukup lama. Sesaat terasa kesedihan mendalam bagi kami berdua. Tadinya saya berharap team Thomas Cup dan Uber Cup kita menang. Karena kalau keduanya menang, perayaan 100 tahun Kebangkitan Nasional pasti terasa beda. Tapi apa boleh buat “shuttle cock” belok kearah yang berbeda.

Tiba-tiba saja, mata Mpu Peniti mendelik. Ia langsung tersenyum, “Lha, itu yang kita perlukan. Harapan !” Menurut beliau selama 10 tahun ini, kita seperti gadis yang mengurung diri dikamar, bersedih-sedih, karena putus pacaran. Tidak ada pemimpin yang memberikan rajin membakar semangat kita dan bicara postif soal harapan. Price Pritchett, penulis buku berjudul HARD OPTIMISM, menulis bahwa harapan itu seperti otot juga. Perlu dilatih setiap saat. Harapan konon bisa membuat hidup kita lebih berbahagia, dan juga baik untuk kesehatan.

Dr. Charles R. Snyder dari Universitas Kansas, yang giat melakukan riset dalam topik ini, menyimpulkan bahwa harapan terbukti merupakan faktor positif yang bisa menentukan keberhasilan seseorang. Baik itu didalam bidang akademis, bisnis, dan juga pasien-pasien yang menderita sakit. Uniknya Dr. Synder melakukan riset yang melibatkan 3.920 mahasiswa. Dan menemukan bahwa keberhasilan mereka bukan ditentukan oleh nilai-nilai akademis yang dicapai para mahasiswa. Melainkan intensitas dan kualitas harapan yang mereka miliki.

Jadi berharap dan selalu memiliki harapan yang positif harus juga dijadikan kebiasaan menurut Price. Karena bisa mengikis rasa dan sikap pesimisme dan menciptakan optimisme yang lebih sehat. Harapan adalah sebuah kekuatan emosi yang berfokus secara unik pada imajinasi dan mampu menimbulkan hal-hal yang positif. Harapan menjadi sumber enerji yang mendorong segala tindakan yang positif. Misalnya, harapan membuat seorang mahasiswa rajin belajar. Harapan membuat seorang pasien yang sakit mau berobat intensif. Harapan otomatis mendongkrak percaya diri kita. Harapan menjadi inspirasi yang membuat kita untuk membidik cita-cita yang lebih tinggi. Memperkuat daya juang dan stamina kita sekaligus.

Dengan harapan pola pikir kita terstruktur dalam batas-batas positif – terhadap segala hal kita menghadapainya dengan pendekatan mencari peluang, jawaban dan solusi. Sebaliknya, tanpa harapan pola pikir kita mudah terjerumus dalam batas-batas negatif – pendekatan kita terhadap segalanya, malah terjebak dalam keterbatasan, krisis, kegagalan dan juga ketakutan. Ini bedanya.

Penulis W.Wacker, dan J Taylor menulis dalam buku yang berjudul “The Visionary’s Handbook” bahwa, “apa yang telah terjadi tidak menentukan masa depan kita ……. Yang seharusnya menentukan masa depan kita adalah reaksi atas kejadian itu dan bukan kejadian itu sendiri”. Jadi menurut Mpu Peniti, krisis 10 tahun yang lalu bukanlah penentu masa depan kita. Tapi upaya dan perjuangan menghadapi krisis itulah yang menentukan masa depan kita. Untuk itu kita mesti tetap berharap pada kejayaan Indonesia. Saat ini dan selama-lamanya !

KAFI KURNIA

www.berharap.com

Wednesday, December 30, 2009

ANDAIKATA DUNIA DI KUASAI WANITA .... INILAH SUPERMAN-NYA !!!

KIRIM HARAPAN ANDA KE aku@berharap.com


Buat ‘wong cilik’ seperti saya, harapan saya sederhana dan polos saja. Gaji naik setinggi-tingginya. Bonus dan insentif turun cepat. Listrik, bensin, Elpiji, ngak naik. Musim hujan selamat dari kebanjiran. Jalanan berkurang macetnya. Acara TV makin bermutu. Copet dan maling menghilang. Politisi dan koruptur eling. Hidup semakin aman dan tentram. Lengkap deh.

Evi Kusmayanti – Pekalongan

Sebagai seorang sekretaris, aku mengamati bahwa bos-ku, waktunya habis hanya untuk menghibur pejabat. Mulai dari belanja, hingga pakansi ke luar negeri. Sampai-sampai menemani berobat atau check-up ke Singapura. Semua dijalani demi mendapatkan proyek dan order. Biaya hiburan itu pertahun mencapai jumlah milyaran. Karena biaya tersebut tidak bisa dikurangkan dari pajak, maka bos-ku terpaksa menaik-kan harga alias mark-up proyek dan orderan-nya. Harganya menjadi mahal. Bukan-kah ini pemborosan ? Kapan yah praktek ini bisa stop dan berjalan normal ?
( nama dan identitas ada pada www.berharap.com)

Jangan Lupa Klik … www.berharap.com

Sunday, December 27, 2009

5 TAHUN BENCANA TSUNAMI BANDA ACEH

APA HARAPAN ANDA DITAHUN 2010 ? KIRIM HARAPAN ANDA KE aku@berharap.com

Lima tahun yang lalu, sebelum jam delapan pagi, Banda Aceh diterjang Tsunami. Salah satu bencana yang paling ganas. Lebih dari 160.000 orang meninggal, dan semua hancur porak poranda. Waktu itu saya masih sekolah disebuah akademi perawat. Berita di koran dan di televisi tentang tsunami membantu meneguhkan tekad saya menjadi seorang perawat yang baik. Ayah yang sangat taat kepada agama, wanti-wanti mengingatkan bahwa Indonesia akan terus tertimpa begitu banyak bencana alam. Sejak saat itu pula, ayah saya selalu mutih puasa Senin dan Kamis, hingga hari ini. Ibu saya suka meledek, bahwa Indonesia memang harus diruwat besar-besar-an. Biar terhindar dari segala bencana. Tapi sebagai perawat saya mulai mendalami arti kata merawat. Mungkin yang dibutuhkan Indonesia bukan ruwat tetapi rawat. Artinya kita diingatkan Allah, untuk tekun, dan cermat merawat alam Indonesia. Jangan durhaka dan merusaknya. Indonesia yang asri lestari harus kita rawat dan kita wariskan ke anak cicit kita selanjutnya.

Aisah Pertiwi - Padang

Temen-temen gue bilang, hidup negeri ini mirip benang kusut. Bejat-nya ngak kepalang tanggung. Pejabat yang masuk penjara gara-gara korupsi sudah ngak ke-itung banyaknya. Selingkuh dan perceraian menjadi tontonan asyik. Negara yang paling besar di ASEAN, cuma nomer tiga di SEAGAMES. GDP percapita kita di ASEAN kalah sama Singapura, Malaysia, Thailand dan Sri Lanka. Kita ngak punya idola dan pahlawan. Fantasi kita Harry Potter. Dan kita belajar ‘jantan’ dari iklan rokok dan jamu. Kalau anak-anak SD ditanya siapa jagoan mereka barangkali jawabnya adalah Transformers dan X-Men. Gue berharap bakal muncul pemimpin Indonesia yang baru. Yang bisa jadi idola dan pahlawan gue. Yang bisa membuat Indonesia berjaya !

Aries Trisoemantri – Jambi

Jangan lupa klik … www.berharap.com

APA HARAPAN ANDA DITAHUN 2010 ? KIRIM HARAPAN ANDA KE aku@berharap.com



Bapak aku dokter dan ibuku lawyer. Di keluarga, semua anak-anak harus milih, jadi dokter dan atau lawyer. Kayak sudah tidak ada profesi lain. Kedua orang tua aku memang sukses, berhasil, kaya dan punya karir bagus. Pokoknya hidup terpandang. Anehnya di jaman iPhone dan Playstation gini, pikiran kedua orang tua aku masih di jaman petak umpet. Sadarkah bahwa aku ini anaknya mau jadi penyair dan pemain band ? Kapan aku diberi kebebasan untuk memilih ? Harapan aku pas tanggal 31 malam, kedua orang tua aku dikasih mimpi serem. Besok pas bangun tanggal 1, mereka sadar dan mau memberikan aku kebebasan memilih .

Theo – Semarang

Pas gue lahir, bapak dan ibu gue berantem habis-habisan. Kata bapak gue, Ibu gue selingkuh. Dan gue anak haram. Itu sebabnya gue ngak pernah deket sama bapak pas gue kecil. Barulah setelah kelar SD, orang-orang mulai bilang muke gue sangat mirip dengan bapak gue, baru deh bapak mau berusaha deket sama gue. Aneh banget deh. Anyway…. Ibu gue dan Bapak gue hidupnya sudah tinggal basa-basi doang. Ngak ada cinta dan ngak ada sayang. Kadang gue suka kasihan sama mereka berdua. Untuk apa tinggal bareng gitu, tapi saling menyiksa batin. Gue pengen punya nasib beda. Punya pasangan hidup yang bener-bener cinta mati. Belahan jiwa gue beneran. Gue pengen bahagia dalam cinta.

Jasmine – Sukabumi

Saturday, December 26, 2009

PESAN NATAL 2009



....."abandon all logic of violence and revenge" and engage with "force" and "generosity" on "the path of peaceful coexistence."
- Pope Benedict XVI - URBI ET ORBI / Christmas 2009

Friday, December 25, 2009

APA HARAPAN ANDA DITAHUN 2010 ? KIRIM HARAPAN ANDA KE aku@berharap.com

APA HARAPAN ANDA DITAHUN 2010 ? KIRIM HARAPAN ANDA KE aku@berharap.com

Setiap hari Natal datang menjelang, saya selalu sedih. Karena di hari itulah 3 tahun yang lalu, suami saya memukul saya. Padahal, saya sedang hamil tua. Saat itu saya tidak tahu persis apa yang terjadi dalam dirinya. Memang suami saya punya perangai yang mudah marah dan ketika kecil, ia memang berandalan dikampungnya. Sering berkelahi dan termasuk preman. Entah kenapa, saya jatuh cinta padanya, dan pacaran kami termasuk sangat sulit. Bertahun-tahun kami melakukan-nya secara “back-street”.

Orang tua saya sama sekali tidak setuju kami menikah. Barulah ketika suami saya mendapat pekerjaan yang lumayan disebuah Bank, kami akhirnya diperkenankan menikah. 2 tahun pertama perkawinan kami biasa-biasa saja. Dan saya yakin saat itu ia siap menjadi seorang ayah yang baik. Apa daya kejadian itu terjadi juga. Langsung saja keluarga saya ngamuk. Kami dipaksa bercerai, dan saya dipaksa pindah kekota lain. Terus terang saya sangat sedih.

Saya masih mencintainya hingga kini. Putera kami kebetulan sangat mirip dengan ayahnya. Setiap kali saya melihat putera saya, seringkali tak kuasa saya menahan air mata saya. Saya punya satu harapan yang barangkali sangat sulit terwujud. Saya ingin suami saya berubah. Dan entah kapan waktunya, kami diperbolehkan bersatu kembali menjadi sebuah keluarga yang utuh. Berikanlah kesempatan putera saya tumbuh normal didampingi bapaknya.

(nama dan identitas ada pada www.berharap.com)
Jangan lupa … klik www.berharap.com

SALAM NATAL ..... SALAM DAMAI

Thursday, December 24, 2009

3 C - Strategi Sukses ala Chinese

RAHASIA SUKSES - ALA HOKIAN

Penulis : TEGUH OSTENRIK


Buku yang mengupas tentang rahasia keberhasilan orang-orang Tionghoa asal Hokian cukup banyak .

Konon orang-orang Tionghoa asal suku Hokian punya falsafah yang disebut
3C bagi kesuksesan mereka.

3C tersebut adalah :
1.Cengli.
Kalau ingin sukses, cara kita bekerja mesti cengli alias adil. Dengan kata
lain kita harus jujur, tidak curang dan bisa dipercaya. Ini membuat banyak
orang suka bekerja sama dengan kita. Semakin dipercaya, maka pintu pun
semakin terbuka lebar bagi kesuksesan kita..

2. Cincai.
Artinya orang yang mudah memberi, tidak terlalu banyak perhitungan dan
bukan tipe orang yang sulit. Uniknya, orang-orang yang mudah memberi
seperti ini juga mudah mendapat. Dari sudut pandang Firman Tuhan, maka
itulah yang disebut hukum tabur tuai. Sebaliknya jika termasuk orang yang
sulit, pelit, terlalu banyak perhitungan baik dengan Tuhan maupun sesama,
maka berkat juga susah turun untuk orang-orang seperti ini.

3. Coan.
Artinya orang kerja adalah wajar kalau mengharapkan keuntungan. Namun,
fokus utamanya bukan apa yang kita dapatkan, tapi apa yang berikan. Kita
harus sering mengajukan pertanyaan dalam diri kita, apakah yang kita
lakukan sudah sebanding dengan apa yang kita dapatkan? Apakah kwalitas dan kontribusi kita sebanding dengan hasil yang kita terima?

Ketiga uraian di atas adalah 3C yang harus dilakukan, maka orang Hokian
punya pantangan juga dalam bekerja atau berbisnis yang disebut dengan 3C.

C yang pertama adalah Ciok (hutang). Hutang kalau bayar tidak apa, tapi
jadi repot kalau menjadi C yang kedua yaitu Ciak ( dimakan saja). Lebih
tidak tanggung jawab lagi kalau kemudian orang tersebut melakukan C yangketiga yaitu Cao (lari).

Semoga rahasia sukses ala suku Hokian ini, meskipun bernada humor, tapi
bisa menjadi inspirasi bagi Anda!

Wednesday, December 23, 2009

AKU@BERHARAP.COM

APA HARAPAN ANDA DITAHUN 2010 ? KIRIM HARAPAN ANDA KE aku@berharap.com

Istri saya adalah seorang ‘survivor’ kanker payudara. Kami telah menikah cukup lama dan memang belum diberkati dengan kehadiran seorang anak. Bertahun-tahun ini menjadi beban luar biasa pernikahan kami. Maklum istri saya sangat cantik dan dari keluarga terpandang pula. Kami sudah memeriksakan diri ke dokter dan dianggap normal-normal saja. Lama-lama setelah semua teman istri saya punya putera dan puteri, istri saya muali merasa kehilangan rasa percaya diri. Seperti dia kurang sesuatu atau kalah dengan teman-teman-nya. Apalagi teman-teman-nya selalu menggoda kalau kami punya anak pasti akan cantik sekali mengingat istri saya yang memang berparas cantik dan sangat ayu. Ini ibarat luka yang semakin parah dari tahun ke tahun. Saya sendiri sudah menganjurkan agar kami mengadopsi anak, tetapi istri saya tetap keras kepala, dan tidak mau. Yah, karena perasaan tidak mau kalah itu. Saya sendiri sering pasrah, dan menganggap Tuhan punya jalan dan rencana sendiri. 2 tahun yang lalu, istri saya terkena penyakit kanker payudara. Dan terpaksa di operasi dan payudara-nya di angkat. Sejak itu istri saya semakin parah. Ia selalu menyendiri. Menjadi pendiam. Tidak mau bergaul, dan merasa diri-nya cacat total. Saya menjadi sangat sedih dan selalu mencoba menghibur dirinya. Mengajak liburan ketempat-tempat exotic, tetapi istri tetap menolak. Dan situasi istri saya tetap saja semakin buruk. Saya sudah hampir putus asa. Setiap tengah malam saya berdoa, mimpa kepada Tuhan, agar diberikan jalan. Agar istri saya dibuka-kan hatinya dan gairah hidupnya dikembalikan.
Agar istri saya kembali menjadi gemerlap hati saya.

(nama dan identitas ada pada www.berharap.com)

Jangan lupa klik ….. www.berharap.com

Tuesday, December 22, 2009

AKU@BERHARAP.COM

“Non, habis ini dilulur sama mbok ya”. Pinta si mbok Tini ketika saya hendak masuk ke ruangan dalam untuk facial. Mulanya tidak ada niat untuk urut dan lulur tapi teringat wajah melas si mbok jadi angguk kepala ketika ditawarkan untuk mandi lulur.

Mbok Tini yang berasal dari Salatiga ini berusia 62 tahun namun terlihat lebih muda dari usianya. Apalagi didukung postur tubuhnya yang masih kencang, tegap dan plus urutnya yang mantap. Rupanya sudah sejak muda bergelut dibidang urut mengurut, alhasil turunan ilmu dari orang tua. Si mbok memiliki 6 anak yang tersebar dari Lampung hingga Sentani, Irian Jaya. Hebat ya! Cucunya sudah 15 orang. Hebat…hebat…hebat….

“Non, mbok urut itunya ya…..”, mata saya melotot. “Dijamin mantap deh. Nanti suami suka dan minta terus. Cuman tambah delapan puluh ribuan saja.” Saya geleng kepala tanda tak mau. Hehehe….

“Mbok kasi coba kali ini. Kalau suami suka, lain kali bawa suaminya ke sini. Kenalin teman-teman kantor” Si mbok ngikik lagi. “Sekalian beritau Bos bila Non suka sama urutan Mbok.” Hehehe…. Si Mbok promo habis-habisan dah. Diceritakan bahwa langganannya termasuk para bule yang fasih ‘cas cis cus’ bahasa Inggris. Lha saya juga fasih ‘cap cip cup’ bahasa Indonesia.

Si Mbok beneran buat saya menggeleng kepala dan cekikan selama di urut. Padahal cukup sakit waktu Mbok urut perut saya. Diberitahukan bila kandungan saya turun dan itu terlihat dari turunnya maaf… pantat saya. Hahaha…… tawa saya pecah bergema di ruangan spa. Anak sudah 2 toh… umur 12 dan 11 tahun lagi.

Mpok cekikan juga, “Mbok juga pernah muda ya, Non. Suami pertama Mbok itu polisi. Gagah dan kuat.” Eh em…… mata saya mendelik. Bisa aja si Mbok ini sampai saya lupa menikmati setiap urutannya.

“Tapi jangan pernah punya suami polisi, Non. Kerjaannya cuman MPRITTT!!!” Kaget banget saya dibuatnya karena si Mbok menirukan suara peluit. Lalu kami ngikik bersama karena saya sangat mengerti apa maksudnya dengan ‘priwit’ tersebut.

“Suami mbok yang kedua itu Tani. Biarpun hasil yang didapat lebih sedikit tapi itu hasil kerja keras dan keringatnya sendiri, Non.” Manggut-manggut saya dibuat si mbok. “Cuman suami mbok ini sudah meninggal dunia 2 minggu lalu”, ucapnya dengan wajah sedih sekali.

Mbok Tini bercerita bagaimana suaminya meninggal sehabis mahgrib karena masuk angin dan tidak ada yang kerokin waktu itu. ‘Ridiculous’ buat saya tapi begitulah pandangan dari si Mbok. Suaminya tinggal di Salatiga bersama salah seorang anaknya dan dia ingin sekali dapat cuti sewaktu memperingati 100 hari kepergian suami tercinta.

Diceritakannya pula bila dia mudah sakit sekarang ini bila terkena hujan. Sering masuk angin dan tidak pernah ke dokter. Hanya mengandalkan urutan anaknya dan kerokan uang logam dan minyak angin.

Tanpa sadar saya jadi turut sedih mendengarnya, “Mbok harapan di tahun 2010 nanti apa?” Iseng-iseng bertanya kepada si Mbok.

“Akhhhh… gak ada Non”, sepertinya ada nada keraguan disana.

“Mbok berharap apa nanti di tahun 2010? Masa tidak ada?” tanyaku lagi penasaran.

Ragu dan terdiam sesaat, “ya… Mbok cuman berharap tetap sehat dan tetap boleh bekerja di sini”.

Harapan Mbok Tini sangat sederhana namun mampu menyentuh saya untuk menuliskan pengalaman ini sambil mempromosikan kemahiran urutan Mbok Tini (menaikkan apa yang sudah turun dan membuat suami keenakan…. ^^) tambah lagi saya harus memberitahukan kepada Boss yang adalah seorang teman saya bahwa pelayanan si Mbok mantap, diapun betah kerja dan ingin tetap kerja terus di sana.


Pelajaran moralnya: sekecil apapun orang tersebut, tetap dia memiliki harapan. Se-ringan apapun harapannya, tetaplah itu harapan.

LC yang berharap dapat diurut si mbok Tini lagi di tahun 2010! ^^

APA HARAPAN ANDA DITAHUN 2010 ? KIRIM HARAPAN ANDA KE aku@berharap.com

Keluarga kami sedang perang dunia. Bisnis keluarga yang saya rintis 5 tahun terakhir ini, diperebutkan kanan dan kiri. Saat saya mulai bisnis ini pada awalnya, semua mencibir dan meledek. Dikiranya saya tidak bakalan mampu. Salahnya memang ayah saya istrinya ada tiga. Anaknya lebih dari selusin. Dan saya memang menggunakan resep warisan dari nenek. Kini semuanya bertarung dan berebut hak. Saya pusing jadinya. Tidak punya solusi dan buntu. Yang bisa saya lakukan cuma berdoa dan berharap, agar semua eling. Tobat dan sadar. Tidak lagi saling berkelahi. Saya sendiri sudah mengalah dan bersedia menyisihkan sebagian keuntungan untuk dibagi buat keluarga. Harapan saya, kami sekeluarga tidak dibutakan oleh materi semata. Semoga perdamaian segera tercipta di keluarga kami.

Jaya Laksono - Banten

Jangan lupa klik …. www.berharap.com


Ibu saya meninggal ketika melahirkan saya. Tak pernah sekejap-pun dalam kehidupan saya tidak memikir-kan beliau. Apalagi di saat-saat Hari Ibu seperti sekarang ini. Yang membuat saya kagum adalah ketegaran ayah saya, sepeninggal Ibu. Konon cerita dari kakak, ayah berhenti bekerja setelah saya lahir. Ayah ingin mengurus sendiri ketiga anaknya. Ia lalu buka warung kecil-kecilan di garasi rumah. Ayah tidak pernah menikah lagi. Ia yang selalu memandikan saya, membacakan cerita sebelum tidur, dan menyuapi saya makan. Walaupun hidup kami susah, karena sumber penghasilan keluarga hanya bergantung pada warung kecil, tapi itu adalah masa-masa terbahagia kami. Kini warung kecil itu sudah menjadi toko kelontong yang lumayan besar. Dan diurus kakak kami yang paling tua. Dalam beberapa tahun terakhir, kami memotivasi ayah untuk naik haji. Namun beliau tidak mau pergi sendirian. Ayah ingin naik haji bersama-sama sekeluarga. Itulah harapan saya dan kakak-kakak saya. Semoga kami diberikan umur, kesehatan dan rejeki untuk bisa naik haji bersama-sama ayah.

Anissa Kurniasih – Magelang

Jangan lupa klik …. www.berharap.com

SELAMAT HARI IBU - 22 DESEMBER 2009

Monday, December 21, 2009

APA HARAPAN ANDA DITAHUN 2010 ? KIRIM HARAPAN ANDA KE aku@berharap.com

APA HARAPAN ANDA DITAHUN 2010 ? KIRIM HARAPAN ANDA KE aku@berharap.com

Hobby saya adalah membaca kartu Tarot. Pada tanggal 14 Pebruari 2010, berdasarkan almanak Chinese, kita akan memasuki sebuah tahun yang penuh tantangan. Yaitu tahun macan putih atau tahun macan metal. Macan sebagai raja hutan, dikenal memiliki kecerdasan, kecepatan bergerak, dan kekuatan yang mengagumkan. Biasanya tahun macan selalu dipenuhi gonjang ganjing. Tahun 1950 dan tahun 1986, yang keduanya merupakan tahun macan metal, dipenuhi dengan kecelakaan nuklir. Misalnya tahun 1950, Amerika kehilangan 2 pesawat bomber yang memiliki bom nuklir. Tragedi nuklir Chernobyl terjadi tanggal 26 April 1986. Tahun 1998, yang juga merupakan tahun macan kita mengalami reformasi dan keruntuhan ekonomi di Asia. Tahun 2010 yang juga merupakan tahun macan metal diperkirakan akan memiliki nuansa serupa. SBY yang tahun 2009 berulang tahun ke 60 dengan tanda zodiac ‘The OX’ kemungkinan besar akan mengalami gonjang ganjing yang sangat luar biasa. Tanda-tanda menuju ke arah itu sangat sarat. Harapan saya, SBY akan survive, dan mampu menjaga Indonesia tetap stabil. Asalkan SBY mau toleran, tidak keras kepala, dan berkepala dingin. Bila tidak sejumlah penyakit akan mengancam SBY. Dan akibatnya bisa fatal.

GITA Swara – Bali

Di kantor gw ada satu manejer yg belagu sekali. Lagak lagu-nya konyol, dan selalu bikin ulah. Ngeselin dah. Mentang-mentang dia itu keponakan yang punya. Selama setahun ini saja, dia itu sudah bikin banyak proyek kita kacau dan merugi. Tapi saking pinternya dia, selalu ada saja yang dijadikan kambing hitam. Semua staff sudah muak dengan dia. Gw bener-bener berharap, sang pemilik perusahaan sadar permasalahan-nya. Gw berharap dia itu cepet-cepet dipecat. Karena cuma bikin susah.

Leo Sanjaya – Padang

Entah kenapa, dalam hidup ini, saya seperti magnet dengan kekuatan tertentu. Sudah tidak terhitung jumlahnya, saya itu ditipu orang. Mulai dari teman, kawan, kolega, sahabat, famili hingga relasi bisnis. Selalu saja ada peristiwa saya ditipu. Kata orang saya naif dan goblok. Ada juga yang menghibur saya dengan mengatakan saya terlalu ‘baik’ sih jadi orang. Yang jelas saya orangnya tidak tega. Dan suka menolong orang. Walaupun begitu pernah ada peramal yang mengatakan kepada saya, bahwa memang bawaan saya selalu ditipu melulu. Dia menghibur saya bahwa jangan kuatir karena rejeki saya tidak bakal kurang dan bahkan akan berlimpah. Memang ada benarnya juga sih. Cuma saja saya cape dimarahin istri tiap hari dan dimatanya seperti saya ini orang goblok yang tak pernah kapok. Jadi saya ingin berharap, semoga Gusti Allah mau membantu saya mengurangi jumlah saya ditipu orang tahun depan. Biar tabungan saya tambah banyak dan bisa beramal ketempat yang semestinya. Bukan ketempat orang yang suka menipu.

Toto Koeswoyo - Malang

Jangan lupa klik .... www.berharap.com

Thursday, December 17, 2009

KIRIM HARAPAN ANDA KE .... aku@berharap.com

10 HARAPAN '10 - www.berharap.com

Tidak terasa airmata saya, menetes dengan sendirinya. Saat saya mendengar acara Mas Kafi di radio tentang THE POWER OF HOPE. Saya seorang Ibu yang memiliki putera yang kebetulan autis. Waktu saya diberi tahu anak saya autis, dunia terasa runtuh. Semuanya hancur. Saya menderita stress berat, hingga harus dirawat di rumah sakit lebih dari 7 bulan. Saya sembuh dan kembali percaya diri, semata-mata karena kesabaran suami saya yang luar biasa. Yang membawa saya kembali kejalan cinta dan kasih sayang. Kini setiap kali, putera saya memanggil saya “mama” dan saya mampu melihat cinta sejati dimatanya, seluruh tubuh saya seperti diselimuti kebahagian. Begitu hangatnya. Saya ingin membalas kesabaran suami saya dan cinta yang ditunjukan putera saya.

Linawati – Pontianak

Lebih dari sepuluh tahun saya berkerja disebuah bank. Semuanya saya awali lewat karir setapak demi setapak, mulai dari teller. Boleh dikata saya hampir tidak pernah berpikir panjang soal harapan. Pokoknya kerja dari hari ke hari. Tapi semalam di Bali, usai mendengar ceramah Mas Kafi, soal ‘Dreams’, saya baru ‘ngeh’, betapa ‘dreams’ dan ‘hope’ itu sangat penting bagi kehidupan saya. Minimal Mas Kafi seperti menyalakan bara yang hampir padam dalam kehidupan saya. Menjelang tahun 2010, saya kepingin dan punya target untuk bisa menyekolahkan si bungsu ke UI atau Gajah Mada, seperti bapaknya. Saya berharap bisa merenovasi dapur. Wah, pokoknya saya punya sejumlah harapan baru …. Yang cukup buuuaaannnyaaaak ( he…he…he….he…..)

Andriati – Jakarta

21 Mei 1998, saya baru berumur 10 tahun. Pagi itu diruang tamu, saya melihat Bapak jingkrak-jingkrak kesenangan. Lalu menari bersama-sama dengan Ibu. Keduanya terlihat sangat berbahagia. Baru kemudian saya tahu bahwa Suharto mundur dari jabatan Presiden RI. Era reformasi lahir sudah. Bapak punya sejumlah harapan besar. Tapi sayangnya hampir semuanya tidak terwujud. Tahun 2002, ayah saya kena PHK. Tak lama kemudian Bapak terserang stroke, dan tahun lalu Bapak meninggal. Saya masih sering melihat Ibu menangis dan mendengar keluhan dan kekecewaan-nya. Sedikit banyak saya ikut merasa getir. Saya salut dengan Bang Kafi, yang mau cape-cape bikin program 10 HARAPAN ’10. Besok 9/12 di hari Antikorupsi, saya menitip harapan, semoga era reformasi yang sudah kita perjuangkan dengan darah dan air mata - tidak lagi dinodai dengan kepentingan-kepenting pribadi yang tamak dan serakah. Semoga reformasi Indonesia memiliki kesucian baru yang mampu menghantar Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar menikmati keadilan dan kemakmuran.

Bayu Triasakti - Bandung

Dalam sepuluh tahun ini, saya menjadi kutu loncat di lebih dari 6 perusahaan. Bukan sesuatu yang saya nikmati. Tetapi barangkali saya orangnya cepat bosan, dan tidak paham apa yang saya inginkan. Jelasnya pula, saya merasa kosong dan tidak bahagia. Semua pekerjaan itu tidak ada satu-pun yang memberikan saya kenyamanan dan kebahagian. Saat ini saya sedang berpikir untuk pindah kerja lagi. Barulah kemarin ketika menonton seminar Bang Kafi, seperti seperti tersentak bangun, dan termotivasi untuk memimpikan sebuah cita-cita baru – menjadi entrepener ! Cuma saya masih merasa tidak memiliki cukup keberanian untuk terjun bebas. Jadi harapan saya, semoga Tuhan memberikan saya cukup keberanian untuk keluar dari dunia profesionalisme dan sungguh-sungguh menjadi entrepener yang sejati.

Soetrisno Jasman - Jakarta

Tuesday, December 15, 2009

KIRIM HARAPAN ANDA KE aku@berharap.com

10 HARAPAN '10 - www.berharap.com

Saya telah menjadi seorang guru lebih dari 25 tahun. Hidup dengan gaji yang selalu ngepas. Apa boleh buat, panggilan jiwa saya cuma disitu. Namun pengorbanan yang harus saya relakan sangat besar. Tidak tahan hidup dengan gaji guru, hampir 15 tahun yang lalu, istri saya kabur meninggalkan saya. Kabur dengan membawa satu-satunya anak lelaki yang sangat saya sayang. Hancur hati saya. Kemudian mereka menetap di Kalimantan. Istri saya menikah dengan saudagar kayu yang ekonominya sangat berkecukupan. Tahun lalu, istri saya meninggal karena kanker rahim. Menurut cerita keluarga istri saya, tahun depan anak saya akan menikah. Kalau Tuhan mengijinkan, saya punya satu harapan. Bisa bertemu anak saya, dan sekaligus menjadi wali yang menikahkan dia tahun depan. Tiap malam saya sujud berdoa hanya untuk itu.

Krisnan – Solo (Jawa Tengah)

Sejak selesai SMA, saya merantau ke Jawa. Kuliah sekalian kerja. Dan baru tiap Lebaran saya pulang ke Lampung. Kejadian-nya tahun 2001, menjelang H-3. Di penyebrangan feri Merak – Bakauheni, saya tertimpa malapetaka. Tas saya di jambret. Uang dan HP hilang semua. Saya sedih bukan kepalang. Hampir sejam saya menangis di dekat warung soto. Hari mulai gelap. Tiba-tiba berhenti dekat warung sebuah mobil kijang warna coklat. Turun seorang lelaki kekar berpakaian jawara. Tampangnya sangat seram. Di tangan-nya ia memakai beberapa gelang bahar. Kumisnya tebal. Saya pikir ia akan melakukan sesuatu yang sangat jahat. Ternyata ia sangat ramah, dan bertanya mengapa saya sedih. Sehabis mendengarkan cerita saya. Ia membuka kopiahnya dan mengambil uang 500 ribu rupiah dan diberikan-nya kepada saya untuk ongkos pulang. Saya terharu. Sejak itu setiap Lebaran, saya selalu membawa extra 500 ribu rupiah, dan setiap kali saya mau menyebrang feri dari Merak – Bakauheni, saya selalu mencari beliau. Tidak pernah ketemu. Saya berharap suatu hari Tuhan mau mempertemukan kami lagi. Dan saya diberi kesempatan untuk mengembalikan uang 500 ribu itu.

Dina – Lampung

Kami bukan datang dari keluarga yang berlimpah. Tapi berkecukupan saja. Suami saya pekerja keras, dan mencintai sekali perusahaan-nya. 8 tahun yang silam suami saya meninggal. Terpaksa saya yang harus mengurus perusahaan keluarga. Dalam kesibukan yang luar biasa itu, saya khilaf. Dan kedua putera saya terlibat narkoba. Cukup parah. Sehingga harus berkali-kali masuk rehab centre di Malaysia dan indonesia. Mulanya saya marah bercampur sedih hingga hampir putus asa. Akhirnya saya paksakan mengambil jalan drastis. Perusahaan saya jual, dan waktu saya 100% saya dedikasikan untuk anak dan keluarga. Kami sekeluarga pindah dari Jakarta ke Malang. Hidup sederhana dan tinggal dirumah yang jauh lebih kecil. Saya menemukan kembali kebahagian saya. Harapan saya kini sangat sederhana. Semoga saja anak saya mengerti arti kebahagian baru ini, dan sekeluarga kami menemukan kembali diri kami masing-masing. Bersama-sama menikmati kebahagian kecil yang saya rasakan semakin nyaman dan indah.

Soeryati – Malang

Gw putera sulung di keluarga. Dibawah gw masih ada 2 adik gw, yang semuanya perempuan. Sejak dari SMP, gw selalu berantem sama bokap. Dia kepengen gw meneruskan bisnis keluarga. Gimana dong ? Gw ngak suka banget sama tuh bisnis. Akibatnya gw berantem mulu sama bokap. Dua adik gw sih patuh-patuh aje. Dan mereka nurut aje, disuruh meneruskan bisnis keluarga. Bulan kemaren bokap kena serangan jantung dan dirawat di Singapore. Kadang gw pengen nangis juge, melihat dia tidak berdaya begitu diranjang rumah sakit. Padahal dimata gw, dia adalah lelaki yang paling tegar. Rasanya gw pengen banget meluk dia, dan bilang bahwa gw ‘care’ banget sama dia. Tapi kaki gw selalu berasa berat banget. Dan gw selalu ragu. Semoga Tuhan ngasih kesempatan gw baikan sama bokap. Harapan gw, setelah bokap sembuh gw punya keberanian untuk ‘hug’ dia dan bilang gue ‘care’. Please God help me …….

Michael – Surabaya

Kakak gue, married sama cowok pilihan-nya. Tapi orang tua pada ngak suka. Dan semuanya merestui dengan terpaksa plus setengah hati. Pas married, semua keluarga ngak diundang. Gue sedih banget. Bagusnya kakak gue santai saja, dan gue lihat dia happy banget-banget. Yang gue ngak abis pikir, kok jaman gini hari masih ada orang tua yang picik dan ketinggalan jaman kayak jaman Siti Nurbaya. Harapan gue, semoga mereka cepet sadar. Trus menerima kenyataan. Gue takut nanti pas anaknya lahir, …. kasihan ….. anaknya ngak diaku dan ngak punya kakek dan nenek.

Adelaide – Jakarta Pusat

Berkali-kali aku berbisnis. Namun tidak sekalipun aku beruntung atau mujur. Ada saja malapetaka-nya. Kalau tidak ditipu orang. Rugi melulu karena berbagai hal. Kata ibu-ku, aku tidak berbakat dagang. Tapi naluriku berlawanan dengan nasehat Ibu. Pokoknya aku tidak pernah kapok. Memang usaha dagang aku ini tidak 100% aku yang kelola. Aku sendiri masih bekerja disebuah perusahaan. Barangkali ini kesalahan fatal yang aku perbuat. Idealnya aku harus terjun sendiri. Rencananya tahun depan aku mau buka bisnis baru. Kali berpartner dengan saudaraku sendiri. Semoga bisnis baru aku ini tidak lagi rugi, tapi mendatangkan rejeki dan keuntungan yang berlimpah. Itu harapan aku.

Oman P - Bandung

Hampir 5 tahun berselang setelah Mami meninggal, Bapak menikah lagi. Mulanya kami, semua anak menolak. Dan ngak setuju. Tapi akhirnya demi kebahagian Bapak, kami merestui dan mengikhlaskan juga perkawinan itu. Ibu tiri kami, cukup baik dan bisa menyesuaikan diri dengan keluarga kami. Kami sekeluarga mulai terbiasa dengan kehadiran Ibu tiri dan berpikir tidak semua Ibu tiri itu jahat dan jelek. Tak lama setelah itu, sang Ibu tiri dan Bapak sering ribut. Mereka mudah ribut karena hal apa saja. Kadang Cuma karena hal-hal sepele. Rumah kami menjadi ajang duel. Suara keras dan saling memaki menjadi sarapan sehari-hari. Benda-benda pecah dan berterbangan. Pernah kami sekeluarga rapat dan mendesak Bapak bercerai. Tapi Bapak bersikukuh untuk bertahan. Rumah kami sudah serasa neraka. Kami semua tidak betah di rumah dan lebih sering menghabiskan waktu dirumah. Celakanya, mereka sering pula bertengkar ditengah malam dan membangunkan kami. Kami sekeluarga berharap, agar rumah kami kembali tenang dan damai. Tidak ada keributan dan duel antara Bapak dan sang Ibu tiri. Kami sudah lelah fisik dan batin. Mungkin kami juga berdosa, karena sering mendoakan agar Bapak sadar dan mau bercerai ? Apa boleh buat, kami sangat merindukan rumah yang damai dan tentram.

Putra Sadewo – Samarinda.
Jangan lupa klik www.berharap.com

Aku bertemu dengan dia saat SMA. Barangkali itulah cinta pada saat pandangan pertama. Sejak itu kami berpacaran, dan buat saya – dialah belahan jiwa saya. Cinta sejati saya. Lulus SMA, orang tua minta saya meneruskan sekolah di London. Kami terus pacaran jarak jauh. Selesai kuliah saya kembali ke Jakarta, tetapi orang tua menjodohkan saya dengan gadis pilihan mereka. Mulanya saya sempat kabur dan berencana kawin lari. Namun kekuasaan keluarga yang begitu besar, membuat saya tidak berdaya. Inilah tindakan saya yang paling pengecut. Setelah saya menikah. Tak lama kemudian, pacar saya juga terpaksa menikah dengan orang lain. Untuk melupakan segalanya, saya pura-pura minta kepada keluarga untuk pindah ke Australia. Hati saya tetap saja berontak, dan selalu gelisah. Saya tidak berhasil melupakan dia, dan hidup merana. Perkawinan kami hanya bertahan kurang dari lima tahun. Lalu saya kembali ke Jakarta. Ketika itulah saya mendengar kabar, bahwa bekas pacar saya juga kandas perkawinan-nya, dan sudah bercerai. Ia kini tinggal di Bogor. Kadang malam hari ketika saya susah tidur, saya berdoa dan berharap agar dipertemukan kembali dengan dia. Saya berharap suatu hari kami akan berjodoh kembali. Tekad saya sudah bulat, saya harus mencarinya dan menceritakan perasaan hati saya yang sesungguhnya.

Teddy Setiadi – Jakarta Pusat.
Jangan lupa klik …. berharap.com

Suatu ketika, didekat rumah - saya terlibat kecelakaan motor. Akibatnya satu anak kecil tetangga, meninggal dunia. Tidak terkirakan rasa berdosa dan penyesalan saya. Hingga kini, saya tidak pernah lagi naik motor. Dan tiap hari selalu saja ada waktu-waktu sekian menit, saya ingat kejadian itu. Sudah tidak terhitung lagi berapa malam saya selalu diganggu mimpi buruk, serta sulit tidur. Setelah kejadian itu saya terpaksa merantau ke Jakarta hingga kini. Saya sering sedih dan kangen rumah. Namun setiap kali saya pulang, semua orang menatap saya dengan wajah kebencian yang mendalam. Seolah saya ini pembunuh yang sangat kejam. Orang tua saya semakin tua, dan sering sakit. Sedangkan saya tidak bisa sering pulang dan merawat mereka. Perasaan bersalah saya semakin bertumpuk. Harapan saya orang-orang dikampung mau memaafkan saya. Saya cuma kepengin sering pulang dan menengok orang tua. Itulah doa saya untuk tahun 2010.

Lukman W – Cirebon

Sehabis lulus SMA, saya ikut orang tua yang pindah tugas di Yogyakarta. Saya merasa hidup saya datar-datar saja. Kuliah, main dan pacaran. Lulus kuliah saya langsung bekerja. Dan disanalah saya bertemu dengan calon pasangan saya. Hubungan kami bermula dari sesuatu yang normal-normal saja. Mulanya ia sering mengantar saya pulang dengan motornya. Karena kebetulan rumahnya searah dan tidak jauh dari rumah saya. Lalu berkembang menjadi antar jemput. Kami lalu berteman. Nonton bareng. Makan dan ke mall bersama-sama di akhir pekan. Itu awalnya. Persahabatan kami akhirnya berlanjut menjadi pacaran. Ia orangnya baik dan penuh perhatian. Ibu saya, menganggap pacar saya ini sebagai calon menantu yang ideal. Hingga suatu hari ia melamar saya dan mengajak nikah. Perkawinan kami telah di rencanakan bulan Pebruari 2010, pas hari Valentine. Sebelum menikah saya mengikuti saran Ibu untuk berziarah ke makam nenek di Jakarta. Dari sinilah sebuah mala petaka bermula. Saya bertemu bekas pacar di SMA. Walaupun sudah lebih dari 7 tahun tidak bertemu, saat bertemu kami berdua merasa langsung kesetrum cinta lama. Entah kenapa dengan dia, saya merasakan cinta yang membara, penuh semangat, dan mengebu-gebu seperti meremukan seluruh raga saya. Saya takluk luluh. Tidurpun saya memimpikan dia. Seperti terhipnotis. Dan dia juga mengaku merasakan hal yang sama. Sudah seminggu saya gelisah total. Tidak tahu harus berbuat apa. Tunangan saya di Yogyakarta, tiap hari menelpon minta saya segera balik ke Yogyakarta. Setiap hari saya mengelak dan memberikan macam-macam alasan. Tunangan saya mulai curiga dan mengancam akan menyusul ke Jakarta. Saya super bingung ! Naluri saya semakin kuat agar saya memutuskan rencana perkawinan dan kembali dengan bekas pacar di SMA. Tapi logika saya menolak, dan saya merasa tidak adil untuk meninggalkan tunangan saya begitu saja. Harapan saya, Tuhan mau memberi petunjuk mana yang harus saya pilih. Karena saat ini saya tidak tahu harus berbuat apa.

Savitri Kusumo – Yogyakarta

Rasanya reformasi atau perubahan atau apapun namanya, baru menjadi bendera dan umbul-umbul politik doang. Buat kehidupan kita sehari-hari, masih banyak feodalisme, kesewenangan dan ketidak adilan. Di kampus aku, masih ada dosen yang belagu dan bergaya ‘killer’ kayak jaman bapak dan ibu aku, di tahun 70’an. Rasanya ngak pantes deh. Dosen masih juga ingin berkuasa seperti raja dan pangeran. Masa sih lulus sarjana harus pinter mencium kaki dosen. Bagaimana ini bangsa mau cerdas dan pinter ? Kayaknya dosen kayak gitu harus tobat. Dan sadar, jaman sudah beda. Itu harapan gue. Bertobatlah para dosen diseluruh Indonesia.

Seorang mahasiswa di SOLO, Jateng (nama tidak ditulis, takut dibaca sama dosen)

Saya baru saja bekerja melayani orang miskin. Tiap hari saya melihat begitu banyak penderitaan. Yang sakit, yang kelaparan, dan yang meninggal. Hari-hari pertama saya bekerja, tiap malam saya menangis. Dan nafsu makan saya berkurang drastis. Sehingga berat badan saya ikut mulai turun. Mulanya saya ingin berhenti dan mencari pekerjaan lain. Saya tidak kuat ikut merasakan semua penderitaan itu. Salah seorang senior saya, menasehati saya agar cuek. Karena menurutnya lama-lama kita akan kebal juga. Mati rasa begitu istilah beliau. Nurani saya bertentangan dengan hal itu. Saya tidak ingin kebal, dan saya tidak ingin mati rasa. Justru saya ingin ikut merasakan penderitaan itu semua. Hanya dengan cara itulah, kita bisa melayani sepenuh jiwa raga. Karena kita ikut merasakan penderitaan itu. Beberapa waktu yang lalu, seorang Pastor, memberikan saya beberapa buku tentang Mother Teresa. Cerita tentang perjuangan Mother Teresa yang membuat saya bertahan hingga kini. Setiap hari saya berdoa kepada Tuhan, agar orang-orang miskin ini diberikan harapan yang berlimpah. Agar mereka tidak putus asa. Harapan saya, semoga Tuhan mau memberikan mujizat menjelang akhir tahun 2009, orang-orang miskin diberikan sebuah kegembiraan. Apa-pun bentuknya.

Xavier Laksono – Jakarta Utara

Konon waktu kuliah, saya sempat dijuluki bunga kampus. Tak heran apabila begitu banyak pria yang mengejar-ngejar diri saya. Dosa saya barangkali adalah tidak menanggapi mereka dengan serius. Karena saya saat itu merasa sangat tersanjung dan berada di surga ke tujuh. Usai kuliah, saya dilamar oleh putera salah satu tokoh bisnis terkemuka di kota kami. Orang tua saya merasa bahagia bukan main. Kebetulan juga calon saya, sangat ganteng. Prilakunya juga sangat ramah dan sopan. Pokoknya semua orang mengatakan bahwa kami adalah pasangan yang ideal. Setelah menikah, apa daya, situasinya sangat berbeda. Kami sudah menikah lebih dari 10 tahun dan belum juga dikarunai seorang anak. Hidup saya terasa sangat sepi sekali. Mau bisnis ngak boleh. Mau kerja ngak boleh. Harusnya dirumah saja. Saya sudah memeriksakan diri ke dokter, dan dinyatakan normal. Tetapi suami saya justru ngotot tidak mau periksa ke dokter. Saya mau mengadopsi bayi juga tidak diperbolehkan. Kadang saya ingin menjerit sekuat tenaga. Berteriak sepuas-puasnya melampiaskan kekesalan saya. Saya baru sadar bahwa saya benar-benar diperlakukan seperti burung dalam sangkar emas. Saya ingin sebuah keajaiban ditahun depan. Saya ingin suami saya sadar. Mau berobat atau mau mengijinkan saya mengadopsi anak. Saya ingin hidup saya punya satu cahaya baru.

Anne – Bandung

Thursday, December 03, 2009

Tuesday, December 01, 2009