Tidak terasa airmata saya, menetes dengan sendirinya. Saat saya mendengar acara Mas Kafi di radio tentang THE POWER OF HOPE. Saya seorang Ibu yang memiliki putera yang kebetulan autis. Waktu saya diberi tahu anak saya autis, dunia terasa runtuh. Semuanya hancur. Saya menderita stress berat, hingga harus dirawat di rumah sakit lebih dari 7 bulan. Saya sembuh dan kembali percaya diri, semata-mata karena kesabaran suami saya yang luar biasa. Yang membawa saya kembali kejalan cinta dan kasih sayang. Kini setiap kali, putera saya memanggil saya “mama” dan saya mampu melihat cinta sejati dimatanya, seluruh tubuh saya seperti diselimuti kebahagian. Begitu hangatnya. Saya ingin membalas kesabaran suami saya dan cinta yang ditunjukan putera saya.
Linawati – Pontianak
Lebih dari sepuluh tahun saya berkerja disebuah bank. Semuanya saya awali lewat karir setapak demi setapak, mulai dari teller. Boleh dikata saya hampir tidak pernah berpikir panjang soal harapan. Pokoknya kerja dari hari ke hari. Tapi semalam di Bali, usai mendengar ceramah Mas Kafi, soal ‘Dreams’, saya baru ‘ngeh’, betapa ‘dreams’ dan ‘hope’ itu sangat penting bagi kehidupan saya. Minimal Mas Kafi seperti menyalakan bara yang hampir padam dalam kehidupan saya. Menjelang tahun 2010, saya kepingin dan punya target untuk bisa menyekolahkan si bungsu ke UI atau Gajah Mada, seperti bapaknya. Saya berharap bisa merenovasi dapur. Wah, pokoknya saya punya sejumlah harapan baru …. Yang cukup buuuaaannnyaaaak ( he…he…he….he…..)
Andriati – Jakarta
21 Mei 1998, saya baru berumur 10 tahun. Pagi itu diruang tamu, saya melihat Bapak jingkrak-jingkrak kesenangan. Lalu menari bersama-sama dengan Ibu. Keduanya terlihat sangat berbahagia. Baru kemudian saya tahu bahwa Suharto mundur dari jabatan Presiden RI. Era reformasi lahir sudah. Bapak punya sejumlah harapan besar. Tapi sayangnya hampir semuanya tidak terwujud. Tahun 2002, ayah saya kena PHK. Tak lama kemudian Bapak terserang stroke, dan tahun lalu Bapak meninggal. Saya masih sering melihat Ibu menangis dan mendengar keluhan dan kekecewaan-nya. Sedikit banyak saya ikut merasa getir. Saya salut dengan Bang Kafi, yang mau cape-cape bikin program 10 HARAPAN ’10. Besok 9/12 di hari Antikorupsi, saya menitip harapan, semoga era reformasi yang sudah kita perjuangkan dengan darah dan air mata - tidak lagi dinodai dengan kepentingan-kepenting pribadi yang tamak dan serakah. Semoga reformasi Indonesia memiliki kesucian baru yang mampu menghantar Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar menikmati keadilan dan kemakmuran.
Bayu Triasakti - Bandung
Dalam sepuluh tahun ini, saya menjadi kutu loncat di lebih dari 6 perusahaan. Bukan sesuatu yang saya nikmati. Tetapi barangkali saya orangnya cepat bosan, dan tidak paham apa yang saya inginkan. Jelasnya pula, saya merasa kosong dan tidak bahagia. Semua pekerjaan itu tidak ada satu-pun yang memberikan saya kenyamanan dan kebahagian. Saat ini saya sedang berpikir untuk pindah kerja lagi. Barulah kemarin ketika menonton seminar Bang Kafi, seperti seperti tersentak bangun, dan termotivasi untuk memimpikan sebuah cita-cita baru – menjadi entrepener ! Cuma saya masih merasa tidak memiliki cukup keberanian untuk terjun bebas. Jadi harapan saya, semoga Tuhan memberikan saya cukup keberanian untuk keluar dari dunia profesionalisme dan sungguh-sungguh menjadi entrepener yang sejati.
Soetrisno Jasman - Jakarta
No comments:
Post a Comment