Sunday, May 20, 2012

Duitnya dari mana ..... pak Gubernur ?????

Rada lucu juga pas mendengar hampir semua calon gubernur Jakarta, menjanjikan hal yang sama. Menjamin Jakarta tidak akan macet, tidak ada sampah dan tidak akan banjir. Janji yang semuanya sama. Mirip baju lusinan di Mangga Dua. Sebagai anak Jakarta asli, yang lahir, besar dan mencari nafkah di Jakarta, saya merasa bahwa persoalan Jakarta jauh lebih kompleks dan beragam. Banjir, macet, dan samapah hanyalah masalah yang hanya muncul dipermukaan saja. Seperti kalau kita sakit kepala. Yang mungkin ditimbulkan karena berbagai penyakit. Jadi saya akan tidak memilih, kalau tidak ada satupun calon gubernur yang cerdas menjelaskan analisa akar permasalahan Jakarta. Dan bagaimana strategi dengan solusi yang manjur mengatasi semua permasalahan itu. Kalkulasi saya yang kedua, andaikata gubernur yang sekarang saja tidak mampu ? Apa jaminan gubernur baru bakalan mampu. Ini masalahnya ! Dan lucunya ada juga calon gubernur yang bicara soal kejujuran dan integritas. Buat saya pribadi, terus terang saya kepengin punya Gubernur yang cerdas, pandai, cekatan, dan punya strategi. Yang bukan saja bisa menyelesaikan masalah. Tapi memajukan Jakarta. Soal kepribadian gubernur itu sendiri, menurut saya adalah nomer dua. Sebagai kota metropolis di Asia, Jakarta saat ini tidak memiliki magnet yang magis seperti Hongkong, Tokyo dan Singapore. Semua teman dank lien saya yang datang dari luar negeri, hanya punya keluhan, omelan dan makian terhadap Jakarta. Kita butuh seorang gubernur yang bisa memajukan ekonomi Jakarta. Menurut saya ini akar masalahnya. Terus terang barangkali hanya satu Gubernur Jakarta, yang berpikir demikian. Mulai dari ekonomi. Yaitu Ali Sadikin. Hanya dia gubernur Jakarta saat itu yang berani membuka kasino di Jakarta saat itu. Langkah yang memang kontroversial, namun Ali Sadikin tau betul, tanpa uang, tanpa duit, Jakarta tidak akan bertahan. Kita butuh uang atau duit yang super banyak, untuk membuat sistim angkutan missal untuk membuat Jakarta tidak macet. Kita butuh uang yang sama untuk membangun super infrastruktur untuk membebaskan Jakarta dari banjir. Dan Jakarta butuh uang yang sangat banyak untuk membangun pabrik sampah minimal 4 buah ditiap wilayah Jakarta Utara-Barat-Timur-Selatan. Jadi pertanyaan saya sederhana, “…. wahai para calon gubernur Jakarta, dari mana anda mau mencari uang untuk membangun Jakarta ???” Tanpa uang semua janji anda semuanya menjadi percuma. Dari mana datangnya uang ? Menurut situs http://djkd.depdagri.go.id/?tabel=apbd_apbd&jenis=1&kodeprov=1, tentang APBD pemerintah Jakarta, disebutkan bahwa dalam tahun 2011, pemerintah Jakarta defisit dalam bujetnya yaitu sekitar Rp. 1.796.606.445.400,- atau hampir 2 trilyun rupiah. Artinya kita kurang pandai mengelola bujet sehingga bisa defisit. Besar pasak dari pada tiang. Ini masalah serius yang jarang diketahui publik. Tahun 2010 pemerintah Jakarta juga defisit Rp. -2.113.287.454.000,-. Kalau dagang ini artinya 2 tahun berturut-turut kita terus merugi. Kecurigaan saya, pemerintah DKI Jakarta punya utang yang cukup besar. Pemerintah Indonesia saja mengumumkan, per 31 Mei 2011, memiliki utang US$ 201,07 miliar. Asumsi saya, pemerintah DKI Jakarta dengan kinerja bujet yang defisit selama 2 tahun terakhir juga punya utang. Yang kita tidak pernah tahu – berapa hutang pemerintah DKI Jakarta ? Dan dimana pemerintah DKI Jakarta berhutan ? Realita lain adalah, di Indonesia rata-rata pemerintah daerah pada tahun 2010, menghabiskan 55 persen dari APBD-nya hanya untuk membayar gaji pegawai. Malah beberapa daerah menghabiskan lebih dari 70 persen APBD-nya hanya untuk membayar gaji. Artinya birokrasi pemerintah daerah sangat gemuk. Melihat angka statistik seperti ini, kita bisa menyimpulkan bahwa pemerintah DKI Jakarta juga dalam situasi yang mirip-mirip. Jangan-jangan malah pemerintah DKI Jakarta terancam bangkrut. Itu ketakutan saya yang utama. Nah, sebagai pengusaha, saya butuh Gubernur yang dengan lugas bisa menjelaskan strateginya, bagaimana mencari uang yang banyak buat Jakarta. Saya butuh Gubernur yang berani merampingkan pemerintah daerah, sehingga APBD tidak habis dipakai hanya untuk membayar gaji pegawai. Karena untuk mengurus banjir, sampah dan kemacetan lalu lintas, serta setumpuk fasilitas social lain, seperti rumah ibadah, sekolah, rumah sakit, pasar dsbnya, Jakarta butuh uang alias duit yang banyak sekali. Ekonomi Jakarta : Tidak ada satu-pun calon gubernur Jakarta yang bicara gambling dan tuntas soal perekonomian kota Jakarta. Apa visi mereka ? Dan bagaimana menjadikan Jakarta makmur sejahtera ? Kemarin dulu, sebuah surat kabar nasional mengumumkan bahwa penduduk Jakarta sudah lebih dari 10 juta orang. Dengan kota satelit sekelilingnya, yang kita sebut Jakarta-Bogor-Depok-Tanggerang-Bekasi alias Jabodetabek, Jakarta menjadi magnet dari lebih 20 juta orang. Wilayah Jakarta adalah hampir 750 km2. Bandingkan dengan Singapura yang hanya memiliki 710 km2 dan penduduk kurang dari 5½ juta orang. Dan Hongkong 1.104 km2 dengan penduduk 7,1 juta penduduk. Nah GDP Hongkong percapita sudah mencapai hampir $ 50.000. Singapore GDPnya sudah mencapai hampir $ 60.000 percapita. Sedangkan data 2009 mengatakan GDP Jakarta sudah diatas $ 8.400 percapita. Andaikata hingga tahun 2012 GDP Jakarta tumbuh 100%, baru mencapai $ 16.000 percapita. Melihat perbandingan ini, andaikata ada calon gubernur Jakarta yang pintar dan cerdas, maka dengan memberdayakan 10 juta penduduk Jakarta, maka Jakarta bisa saja menjadi primadona metropolis baru di ASIA. Menjadi hub ekonomi Indonesia. Yang menggerakan dan menjadi stimulus ekonomi Indonesia. GDP Jakarta punya potensi untuk tumbuh diatas $ 40.000 - $ 50.000 pada tahun 2020. Jakarta mestinya punya potensi yang jauh lebih bagus , bila dibanding dengan Singapura dan Hongkong. Keragaman potensi sumberdaya, dan peluang pertumbuhan ekonomi, jauh lebih besar di Jakarta. Seorang klien dari Eropa menyebut Jakarta sebagai “the new hot spot of ASIA”. Tinggal yang kita butuhkan adalah calon gubernur yang pintar dan cerdas memajukan ekonomi Jakarta, menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan bagi Jakarta, sehingga ada surplus uang yang sangat banyak untuk membangun Jakarta. Esok lusa apabila anda bertemu dengan calon gubernur Jakarta, yang berjanji akan membuat Jakarta aman dari banjir, sampah dan kemacetan. Maka dengan serius tatap matanya dan bertanya dengan sungguh-sungguh : “Duitnya dari mana pak ??”

No comments: