Monday, August 15, 2011

PAMERAN SAJADAH DAN KERUDUNG



Mulai tanggal 12 Agustus hingga Lebaran, Roemah Pelantjong di Djogdjakarta menggelar sebuah acara esklusif berupa pameran “Sajadah dan Kerudung”. Pameran unik ini digagas Roemah Pelantjong sebagai salah satu event untuk merayakan Ramadhan 2011. Event seperti ini direncanakan akan dilakukan secara teratur di bulan-bulan berikutnya dengan berbagai tema kreatif dan unik.

Kurator senior Roemah Pelantjong, KAFI KURNIA mengatakan bahwa Roemah Pelantjong akan terus menerus menggali berbagai kekayaan budaya dan etnik Indonesia dan mengangkatnya menjadi sebuah event seni, semata-mata sebagai gerakan motivasi untuk membangkitkan gairah para pengrajin untuk terus menerus berinovasi.

KAFI KURNIA, berharap misi dan visi Roemah Pelantjong – Djogdjakarta sebagai sebuah kawah candradimuka untuk menggagas inovasi dan kreativitas karya-karya kontemporer akan terus berkelanjutan dan bisa sekaligus memosisikan Djogdjakarta sebagai tujuan utama pariwisata di ASIA.

Pameran “Sajadah dan Kerudung” sangat kritis dan strategis, karena walaupun jumlah produk yang dipamerkan sangat terbatas, namun pameran ini mampu menampilkan sebuah keberanian baru untuk berkreasi, terutama karena karya-karya yang ditampilkan mewakili desainer muda dengan interpretasi segar.

Sebagai contoh, Sajadah yang akrab dengan ritual berdoa dan shalat yang biasanya ditampilkan dalam tenunan permaidani secara klasik, kini tampil berbeda dengan kain berkonsep perca yang unik. Sejarah teknik menjahit dengan perca, telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Awalnya barangkali adalah untuk menyelamatkan potongan-potongan sisa kain tua, lalu menjahitnya menjadi satu, dan menjadi kain yang lebih berguna seperti selimut.
Itu sebabnya teknik ini banyak berkembang diberbagai jaman revolusi dan kolonial, ketika rakyat mengalami masa-masa sulit. Kain-kain yang disambung menjadi satu ini, awalnya tidak memerhatikan motif dan bentuk, tampil seadanya. Lalu berkembang menjadi keragaman motif yang memukau. Dan dikenal dalam berbagai budaya etnik, mulai dari Mesir, Rusia hingga Amerika.

Sajadah yang ditampilkan di Roemah Pelantjong, kali ini adalah juga karya seorang pengrajin Ibu rumah tangga dari Jakarta, yang awalnya bereksperimen dengan sisa kain. Lalu dikembangkan dengan menggunakan kain dan bahan berkualitas tinggi, menampilkan motif mozaik dengan warna dan desain kontemporer. Dibuat dengan bantuan perangkat lunak modern dan tingkat ketepatan (presisi) yang sangat tinggi, masing-masing sajadah yang dibuat mempunyai kekhasan tersendiri, tidak ada yang sama persis.

Produk kedua yang dipamerkan adalah kerudung. Sebuah asesori yang dipakai kaum perempuan dalam berbagai agama termasuk Islam. Kerudung menampilkan perempuan dalam sosok yang khusuk dan anggun. Dalam berbagai budaya, kerudung seringkali dipakai dalam saat-saat penting seperti ketika berduka cita, atau peristiwa keagamaan yang sangat besar, termasuk Lebaran. Kali ini Roemah Pelantjong menampilkan dua sumbu desain yang sangat berbeda dan esklusif.

Yang pertama, Roemah Pelantjong bekerja sama dengan seorang desainer muda asal Djogdjakarta menampilkan desain batik kontemporer, yang membuat interpertasi, baik gaya, warna dan motif yang baru. Desain kedua sangat tumpul dan lebih mono-krome, yaitu berupa aneka kerudung terbuat dari sutera liar. Tampil dalam warna yang sangat sederhana, apa adanya namun berkonsep ramah lingkungan yang berbeda. Esklusivitas dalam kesederhanaan alam. Keduanya menampilkan sebuah harmonisasi dan integritas yang baru dan segar.

Sebagai bonus, kurator senior Roemah Pelantjong, KAFI KURNIA, juga menampilkan berbagai sarung dengan warna-warna yang berlawanan dengan desain klasik terdahulu. Motif sarung secara klasik yang sangat maskulin, berupa garis yang berpotongan membentuk kotak, sangat tradisional, dikenal bukan saja di Indonesia, tetapi juga dibeberapa negara. Motif desain yang dikenal sebagai ‘tartan’ ini, misalnya dikenal secara filosofis dan mengakar di Scotlandia dan Amerika. Uniknya bagaimana motif tartan bisa masuk dalam motif sarung di Indonesia, masih menjadi misteri tersendiri. Beberapa rumah mode di luar negeri musim panas 2011, kembali mengangkat motif ‘tartan’ dalam berbagai desain.

Sarung yang ditampilkan Roemah Pelantjong, walaupun masih mengakar pada desain ‘tartan’ yang klasik namun dengan tampilan warna yang sangat bergairah dan ‘festive’. Tampilan warna yang sangat berani ini dimaksud sebagai arahan modis yang baru.

ROEMAH PELANTJONG dengan pameran mini ‘Sajadah dan Kerudung’ berusaha menampilkan sebuah kesegaran yang baru, dengan gaya bergagas inovatif. Menjadikan Lebaran menjadi lebih marak namun sekaligus punya arti yang lebih dalam.

No comments: