Friday, April 13, 2007

HARUS YAKIN

Hidup di Indonesia perlu keyakinan yang mahagede. Begitu kilah seorang sutradara film yang saya kenal. Sambil berseloroh ia mengatakan, semua penipu berhasil menipu korban-korbannya hanya gara-gara ia memiliki keyakinan luar biasa, sehingga ia bisa tampil sangat meyakinkan. Ini strategi penting.Seorang sopir bercerita bahwa ia sering mengecoh polisi ketika melewati daerah "3 in 1". Caranya sederhana, ia dengan meyakinkan memberi hormat ala militer kepada polisi yang menjaga. Biasanya polisi yang menjaga jadi gugup dan membalas hormat kembali. Pas hormat selesai, sang sopir sudah melewati sang polisi. Tentu saja tidak selalu ia berhasil mengecoh sang polisi.Menurut sang sopir, kalau polisinya kalah yakin dengan sang sopir, biasanya berhasil manjur. Ia hanya tertangkap kalau polisinya lebih yakin bahwa si sopir itu menipu dengan memberi hormat ala militer. Tapi, menurut sang sopir, biasanya 80% berhasil.Dalam pakem ilmu berjualan, tampil yakin juga kunci penting. Seorang salesman hanya akan berhasil kalau tampil meyakinkan, ngomong-nya juga meyakinkan, dan gayanya sangat meyakinkan. Tapi, kalau ia ngomong saja sudah plintat-plintut, maka 90% jualannya akan gagal total. Apalagi kalau ia tampil meragukan.Pernah seorang salesman mengeluh tentang performance-nya yang jauh dari target. Memang bicaranya cukup meyakinkan. Pengetahuan tentang produk fasih banget. Sayang, cara ia berpakaian rada-rada nyeleneh. Ia sangat menyukai dasi kartun atau karakter Walt-Disney, yang menurut dia lucu. Ia juga suka memakai warna kemeja seperti hijau pupus atau kuning tua. Menurut dia, itu warna favoritnya. Tapi kita yang memantau penampilannya sangat merasa tidak nyaman. Ia gagal tampil meyakinkan.Bertahun-tahun saya mendesain kemasan produk, selalu saja pengusaha pemilik produk minta nama berbau luar negeri. Menurut sang pengusaha, merek harus memberi kesan luar negeri, seperti layaknya produk impor. Biar meyakinkan, begitu alasannya.Desain kemasan juga sering diselaraskan bergaya atau mirip dengan produk sejenis yang lazim beredar di luar negeri. Juga dengan maksud meyakinkan calon pembeli.Jadi, jangan heran kalau merek-merek produk lokal banyak yang meniru merek luar negeri. Semata-mata agar tampil meyakinkan. Sebaliknya, produk-produk tradisional malah tampil terbalik. Misalnya saja jajanan tradisional di daerah. Biasanya kemasannya dibuat justru harus setradisional mungkin. Mulai merek, warna, hingga grafis kemasan. Kalau tampil modern dan terlampau keren, malah tidak akan laku. Bakal dijauhi konsumen. Alasannya, sudah terlampau modern, rasanya pasti tidak tradisional lagi.Jadi, tampil meyakinkan bukan masalah klimis, keren, dan modern. Kalau dukun tampil sangat perlente memakai jas dan dasi, pasiennya juga bakal curiga. Dukun mungkin harus tampil lebih tradisional. Tampil meyakinkan adalah masalah setting yang pas dengan produk yang akan kita jual.Empat periset, S. Segerstrom, S. Taylor, M. Kemeny, dan J. Fahey, pada 1998 pernah memublikasikan sebuah penelitian di Journal of Personality and Social Psychology, yang menyebutkan bahwa mereka yang memiliki sikap hidup optimistis biasanya hidup lebih sehat, tidak mudah terserang penyakit, dan berumur lebih panjang.Nah, menurut Mpu Peniti, bersikap optimistis dan meyakinkan bukan saja harus ditampilkan ke luar karena tuntutan profesi kita, melainkan juga ke dalam sebagai cermin sikap kita dalam menghadapi tantangan hidup. Istilah beliau, yakin luar-dalam.Price Pritchett, CEO Pritchett LP, baru saja meluncurkan buku saku yang sangat menarik. Judulnya, Hard Optimism. Dia menampilkan sejumlah fakta tentang bagaimana sikap optimistis bisa mengubah hidup kita. Misalnya saja, majalah American Psychologist, pada edisi ke-43 tahun 1988, memperlihatkan bahwa calon-calon Presiden Amerika yang lebih optimistis biasanya mudah menang dalam pemilu. Para pemimpin dan CEO bisnis yang berhasil memiliki kebiasaan menggunakan ungkapan bahasa yang optimistis empat kali lebih banyak dibandingkan dengan ungkapan bahasa yang negatif dan pesimistis.M. Seligman, penulis buku Learned Optimism: How to Change Your Mind and Your Life, membeberkan bahwa salesman yang optimistis biasanya lebih tinggi prestasinya dibandingkan dengan salesman yang pesimistis dan mudah menyerah. Para petugas customer service yang lebih optimistis terbukti lebih kreatif, ramah, mudah menolong, dan sangat mengormati pelanggan dibandingkan dengan mereka yang pesimistis.Demikian juga dalam olahraga. Prestasi para atlet yang bersikap optimistis jauh lebih tinggi dibandingkan dengan atlet-altlet yang pesimistis. Melihat bukti-bukti dan fakta di atas, seorang pemimpin besar wajib memiliki sikap "optimistis sekeras baja" untuk bisa tampil yakin dan membuat pengikutnya yakin seyakin-yakinnya. Celakanya, kita belum menemukan pemimpin sekelas ini.

No comments: