Tuesday, June 17, 2008

FILSAFAT CAP CAY GORENG

Salah satu masakan kesukaan Mpu Peniti, adalah “cap-cay” goreng. Masakan sederhana yang terdiri dari aneka sayuran dipotong kecil-kecil dan kadangkala dimasak dengan baso ikan, baso sapi, udang, dan daging ayam. Di Amerika “cap-cay” goreng disebut “chop-suey” dan konon diakui sebagai bagian ciptaan kuliner para imigran Cina di Amerika, dan merupakan salah satu ciptaan masakan Chinese-American. Anda, mungkin penasaran, bagaimana mungkin “cap-cay” goreng berkelana begitu jauh dari Amerika hingga Indonesia.

Jangan bingung, sejarah “cap-cay” goreng memang rancu. Versi terpopuler adalah ketika duta besar Cina Li Hung, mengunjungi kota New York pada tanggal 29 Agustus 1896, tukang masaknya berusaha menciptakan masakan yang bisa diterima oleh diplomat Cina dan Amerika. Dan menurut catatan sejarah, “cap-cay” goreng memang terhidang sebagai salah satu menu. Versi lain yang lebih kuno, menyebutkan bahwa makanan ini berasal dari dinasti Qing. Dimana jerohan di masak bersama sayur-sayuran untuk membuatnya tampil lebih elok dan lebih sehat.

Ada satu versi yang menurut saya lebih masuk akal, adalah masakan ini diciptakan oleh kaum Imigran Cina yang berkelana kemana-mana. Yaitu masakan yang ditentukan oleh nasib. Apapun sayur yang didapat hari ini, dipotong semua dan dimasak jadi satu. Kalau cuma ada 2 sayur, maka cap-cay-nya cuma terdiri 2 sayur itu. Tapi kalau nasib baik hari ini dan punya sayur lebih, maka cap-cay gorengnya lebih mewah. Sederhana dan praktis. Masalahnya kapan masakan cap-cay goreng ini ditemukan ? Karena di Cina sendiri, masakan ini tidak dikenal. Hanya di Taishan, Cina yang majoritas penduduknya berkelana dan menjadi kaum imigran, masakan cay-cay goreng dikenal.

Apapun sejarahnya, Mpu Peniti menganggap masakan ini punya arti filosofis yang dalam. Beliau menyebutnya ilmu kombinasi. Dan saya banyak belajar dari ilmu sederhana ini. Menurut Mpu Peniti, keseimbangan dan kesempurnaan hidup selalu datang dari sebuah kombinasi. Sebuah pohon apel bisa berbuah bagus apabila pohon itu ditanam dalam sebuah kombinasi tanah yang subur, sumber air yang baik, dan iklim yang pas. Kombinasinya salah, hasilnya juga akan ngawur. Demikian juga perkawinan, kongsi dagang, hingga praktek pemasaran. Kita butuh kombinasi yang pas dan harmonis.

Dari Ilmu Kombinasi ini Mpu Peniti mengajarkan saya beberapa hal. Pertama Tuhan yang maha pencipta dan maha kuasa menciptakan manusia semuanya sempurna. Jadi kalau anda punya sebuah team, dan anda merasa ada beberapa anggota team anda yang tidak memuaskan karena kinerja-nya lemah, jangan putus asa dan menyerah. Rahasianya, mereka butuh kombinasi partner yang bisa memotivasi dan membuat kinerja kerja mereka saling menunjang.

Seorang ahli HRD yang berkecimpung dalam “out-sourcing” dan “recruitment” pernah berguyon kepada saya. Menurut beliau, kalau anda punya meja resepsionis di kantor dan anda butuh 2 resepsionis. Maka sebaiknya anda mencari satu yang sangat cantik tetapi skillsnya boleh tidak terlalu tinggi dan cakap. Yang cantik, dilatih menjawab telpon dan melayani tamu. Satunya lagi pilih yang wajahnya biasa-biasa saja, tetapi skillsnya tinggi dan cakap. Cocok untuk mengerjakan administrasi. Kalau dua-duanya cantik, situasinya bakalan runyam, karena mereka berdua akan bersaing terus menerus dan saling iri. Kalau cantik dan skillsnya tinggi dan cakap, pasti umurnya pendek karena cepat dibajak orang, atau di ajak kawin oleh karyawan sendiri. Tapi kalau kombinasinya pas seperti diatas, umurnya bisa dijamin lebih lama.

Hal kedua yang saya pelajari dari Ilmu Kombinasi Mpu Peniti, adalah terkadang sumber daya kita terbatas dan tidak sempurna. Nah, strategi ces-plengnya adalah justru memanfaatkan kelemahan dan keterbatasan itu. Yaitu dengan mencari pasangan kombinasi yang bisa melengkapi-nya. Seorang teman saya, adalah seorang pedagang permata. Klien-nya banyak, dan dari berbagai kalangan. Ia dikenal sering menjual permata yang apik dengan harga miring. Selidik punya selidik, rupanya ia juga menjadi tempat orang butuh duit untuk menjual permata dengan cepat. Itu sebabnya ia selalu mendapat permata dengan harga murah. Tetapi ia tidak serakah dan loba. Ia tidak pernah mau menjual permata-permata itu dengan laba besar. Sambil tersenyum ia menjelaskan bahwa ia selalu senang bisa menolong orang dalam kesususahan. Besar amal dan pahalanya, kata beliau. Itu sebabnya permata yang ia beli, ia usahakan jual kembali dengan laba cukup. Biar duitnya muter, dan ia selalu siap siaga menolong orang butuh duit yang berikutnya.

1 comment:

Unknown said...

konon si capcay juga berarti sayur sepuluh macem bang ...