Tahun 2007, bukan tahun buruk bagi Starbucks. Total revenuenya mencapai $ 9.4 milyar dolar. Tak kurang dari 2500 kedai kopi baru dibuka diseluruh dunia. Kedai kopi Starbucks kini jumlahnya tak kurang dari 10.000 di Amerika saja dan lebih dari 5.000 tersebar di 42 negara. Uniknya harga saham Starbucks di tahun 2007 turun hampir 50%. Para investor dijangkiti rasa takut, bahwa pertama program ekspansi Starbucks akan melambat, karena jumlah outlet saat ini yang sudah sedemekian banyak. Kedua ada gejala baru bahwa jumlah pengunjung Starbucks di bulan November 2007, menunjukan gejala-gejala menurun. Pertanda sinyal ekonomi memburuk di Amerika juga sudah menyentuh Starbucks.
Howard Schultz, Chairman Starbucks selama 13 tahun, yang sudah mundur dari kegiatan manajemen sehari-hari, terpaksa harus turun gunung kembali dan menjadi CEO baru. Schultz beragumen bahwa hal-hal yang mendasar dari Starbucks harus kembali di renovasi dan dikembalikan ke fokus semula. Hal ini sebenarnya sudah bergolak dan mendidih menjadi isu panas di berbagai situs internet yang nge-gosip soal Starbucks. Diantaranya adalah kedai kopi Starbucks yang memiliki akses Drive Through dianggap merusak romantisme ngopi yang sesungguhnya. Yaitu duduk di kursi empuk sambil menikmati kopi ngepul dan mengirupnya perlahan-lahan. Juga aneka jajanan lain yang dianggap terlalu mahal.
Dua masalah tadi cuma contoh dari sejumlah permasalahan yang ada dan menghangat selama beberapa tahun terakhir ini. Dari sekian masalah yang ada ada satu masalah yang dianggap Schultz sangat penting. Yaitu soal mesin espresso Verismo 801s yang kini banyak digunakan di kedai kopi Starbucks, mulanya dianggap sebagai mesin yang mempromosikan efesiensi. Karena sekali tekan tombol keluar espresso secara otomatis. Tetapi mesin ini juga menggunakan konsep Flavorlock yang bagus dari sudut efesiensi tetapi akibatnya keharuman bau kopi sedang ’di-brewing’ juga menghilang. Mesin 801S juga dianggap terlalu besar, sehingga menghalangi pandangan konsumen. Interaksi pembuat kopi (barista) pada saat membuat kopi dengan konsumen tidak tercipta. Schultz mengatakan bahwa romantisme teater Starbucks yang terdiri dari kombinasi keharuman kopi, dan aksi kegesitan para pembuat kopi (barista) hilang begitu saja.
Ketika cerita diatas saya ceritakan kepada Mpu Peniti, beliau terkekeh, dan memberi komentar : ”Wah, Feng-Shui nya jadi terganggu yah !” Saya tersenyum mendengarnya. Masih banyak yang menganggap bahwa Feng Shui adalah mirip ilmu nujum yang tidak rasional. Sebaliknya, Feng Shui adalah ilmu yang benar-benar mempraktekan perhitungan-perhitungan rasional, dengan memperhatikan lingkungan, lokasi, arah mata angin, dan keseimbangan sirkulasi, warna, dan peletakan benda, untuk mencapai sebuah keseimbangan yang harmonis. Kata Feng Shui sendiri, artinya adalah ’angin’ dan ’air’. Kedua elemen ini menjelaskan pergerakan enerji atau ’chi’ yang positif.
Filosofi keseimbangan dan harmonisasi, dari Feng Shui, seringkali saya temukan aplikasinya juga di pemasaran. Lingkungan kita dan diri kita, masing-masing memancarkan energi. Adalah sangat penting kedua enerji ini menyatu dan menciptakan keharmonisan. Tetapi bilamana enerji ini bertolak belakang dan menciptakan benturan negatif. Maka kita akan merasakan ketidak nyamanan dan mood kita mudah berubah menjadi sangat negatif. Lingkungan kerja yang aliran ’chi’ terganggu, mudah menciptakan konflik dan produktifitas kerja yang rendah pula.
Bagaimana Feng Shui bisa membantu pemasaran anda ? Pertama-tama adalah dengan mempelajari filosofi Feng Shui dan menerapkannya kedalam strategi pemasaran kita. Contohnya adalah tentang ’wu-xing’ yaitu lima elemen alam – Air, Api, Bumi, Kayu dan Metal dan interaksinya satu dengan yang lain. (Wu-Xing telah kita bahas minggu lalu) Kedua adalah untuk menajamkan panca indera - membaca getaran-getaran enerji yang negatif dan mengembalikan-nya ketitik keseimbangan.
Memahami titik keseimbangan ini merupakan skills pemasar yang sangat kritis sekali. Mpu Peniti mencontohkan keseimbangan antara kekuatan dan kelenturan. Air memiliki kekuataan yang keras ketika bentuknya sebagai es, dan juga kelenturan yang sama dahsyatnya dalam bentuk cair. Tinggal kita yang harus kreatif memanfaatkannya dalam bentuk yang berbeda-beda dan waktu yang berbeda-beda pula. Pemasaran juga memiliki aplikasi yang serupa. Seorang entrepner bercerita bahwa dalam bahasa Mandarin ada istilah ” chiao te – chiao ta te” artinya ’less is more’ yaitu sebuah konsep kebun Feng Shui yang mengandalkan proporsi. Ia bercerita bahw sebuah kebun akan terasa indah dan natural, kalau pohon, semak, bunga dan bebatuan tidak dalam posisi simetris. Justru terbalik dalam posisi asimetris.
Howard Schultz, Chairman Starbucks selama 13 tahun, yang sudah mundur dari kegiatan manajemen sehari-hari, terpaksa harus turun gunung kembali dan menjadi CEO baru. Schultz beragumen bahwa hal-hal yang mendasar dari Starbucks harus kembali di renovasi dan dikembalikan ke fokus semula. Hal ini sebenarnya sudah bergolak dan mendidih menjadi isu panas di berbagai situs internet yang nge-gosip soal Starbucks. Diantaranya adalah kedai kopi Starbucks yang memiliki akses Drive Through dianggap merusak romantisme ngopi yang sesungguhnya. Yaitu duduk di kursi empuk sambil menikmati kopi ngepul dan mengirupnya perlahan-lahan. Juga aneka jajanan lain yang dianggap terlalu mahal.
Dua masalah tadi cuma contoh dari sejumlah permasalahan yang ada dan menghangat selama beberapa tahun terakhir ini. Dari sekian masalah yang ada ada satu masalah yang dianggap Schultz sangat penting. Yaitu soal mesin espresso Verismo 801s yang kini banyak digunakan di kedai kopi Starbucks, mulanya dianggap sebagai mesin yang mempromosikan efesiensi. Karena sekali tekan tombol keluar espresso secara otomatis. Tetapi mesin ini juga menggunakan konsep Flavorlock yang bagus dari sudut efesiensi tetapi akibatnya keharuman bau kopi sedang ’di-brewing’ juga menghilang. Mesin 801S juga dianggap terlalu besar, sehingga menghalangi pandangan konsumen. Interaksi pembuat kopi (barista) pada saat membuat kopi dengan konsumen tidak tercipta. Schultz mengatakan bahwa romantisme teater Starbucks yang terdiri dari kombinasi keharuman kopi, dan aksi kegesitan para pembuat kopi (barista) hilang begitu saja.
Ketika cerita diatas saya ceritakan kepada Mpu Peniti, beliau terkekeh, dan memberi komentar : ”Wah, Feng-Shui nya jadi terganggu yah !” Saya tersenyum mendengarnya. Masih banyak yang menganggap bahwa Feng Shui adalah mirip ilmu nujum yang tidak rasional. Sebaliknya, Feng Shui adalah ilmu yang benar-benar mempraktekan perhitungan-perhitungan rasional, dengan memperhatikan lingkungan, lokasi, arah mata angin, dan keseimbangan sirkulasi, warna, dan peletakan benda, untuk mencapai sebuah keseimbangan yang harmonis. Kata Feng Shui sendiri, artinya adalah ’angin’ dan ’air’. Kedua elemen ini menjelaskan pergerakan enerji atau ’chi’ yang positif.
Filosofi keseimbangan dan harmonisasi, dari Feng Shui, seringkali saya temukan aplikasinya juga di pemasaran. Lingkungan kita dan diri kita, masing-masing memancarkan energi. Adalah sangat penting kedua enerji ini menyatu dan menciptakan keharmonisan. Tetapi bilamana enerji ini bertolak belakang dan menciptakan benturan negatif. Maka kita akan merasakan ketidak nyamanan dan mood kita mudah berubah menjadi sangat negatif. Lingkungan kerja yang aliran ’chi’ terganggu, mudah menciptakan konflik dan produktifitas kerja yang rendah pula.
Bagaimana Feng Shui bisa membantu pemasaran anda ? Pertama-tama adalah dengan mempelajari filosofi Feng Shui dan menerapkannya kedalam strategi pemasaran kita. Contohnya adalah tentang ’wu-xing’ yaitu lima elemen alam – Air, Api, Bumi, Kayu dan Metal dan interaksinya satu dengan yang lain. (Wu-Xing telah kita bahas minggu lalu) Kedua adalah untuk menajamkan panca indera - membaca getaran-getaran enerji yang negatif dan mengembalikan-nya ketitik keseimbangan.
Memahami titik keseimbangan ini merupakan skills pemasar yang sangat kritis sekali. Mpu Peniti mencontohkan keseimbangan antara kekuatan dan kelenturan. Air memiliki kekuataan yang keras ketika bentuknya sebagai es, dan juga kelenturan yang sama dahsyatnya dalam bentuk cair. Tinggal kita yang harus kreatif memanfaatkannya dalam bentuk yang berbeda-beda dan waktu yang berbeda-beda pula. Pemasaran juga memiliki aplikasi yang serupa. Seorang entrepner bercerita bahwa dalam bahasa Mandarin ada istilah ” chiao te – chiao ta te” artinya ’less is more’ yaitu sebuah konsep kebun Feng Shui yang mengandalkan proporsi. Ia bercerita bahw sebuah kebun akan terasa indah dan natural, kalau pohon, semak, bunga dan bebatuan tidak dalam posisi simetris. Justru terbalik dalam posisi asimetris.
No comments:
Post a Comment