Sunday, October 28, 2007

SURAT DARI CHICAGO

Konon letak kota Chicago yang bersebelahan dengan danau Michigan, menyebabkan perbedaan temperatur yang seringkali berbeda cukup besar, antara daratan dan permukaan danau, sehingga menyebabkan Chicago memiliki tiupan angin yang cukup besar. Tak heran apabila Chicago dijuluki “The Windy City”. Ahli sejarah memperkirakan, bahwa sebutan “The Windy City”, bermula pada tahun 1876, ketika Charles Dana, editor dari koran New York Sun, menggunakannya sebagai referensi pertama tentang kota yang tiupan angin-nya memang kencang, juga konon sebagai metafor untuk melukiskan situasi politik kota itu, yang selalu bergoyang. Jangan lupa juga, pada masa-masa itu Chicago memang terkenal sebagai kota gangster yang serem.
Itu sebabnya setiap kali saya berkunjung ke Chicago, saya selalu siap mantel yang tebal. Hari Sabtu lalu, ketika melintas North Michigan Avenue, daerah “shopping” di Chicago, dibawah terpaan angin musim rontok yang cukup dingin, teman saya mengajak saya mampir ke Water Tower Place. Ditempat ini katanya ada makanan yang lagi ngetop di Chicago. Benar saja, ketika kami sampai di lobby, tampak sejumlah orang sedang ngantri. Cukup panjang antrian-nya. Dan semuanya terlihat antusias. Ketika saya tahu apa, mereka antri apa, saya hampir saja tertawa keras-keras. Rupanya mereka sedang antri membeli ”ba-pao”. Makanan yang biasa dan sudah dianggap kuno di Indonesia pada umumnya.
Tapi rupanya buat Chicago ini barang baru. Dan memang cerdik banget. Buat Chicago yang dingin, makanan apa yang paling sedap kalau tidak, ”ba-pao” panas yang sedang ngepul-ngepul. Sebagai praktisi pemasaran, saya tentunya tertarik dengan cara-cara mereka memperkenalkan dan memasarkan ”ba-pao” hingga bisa orang antri sepanjang itu. Konon menurut sejarah, ”ba-pao” ditemukan di Cina kira-kira 500-600 tahun yang lalu. Sebagai bagian dari perayaan tahun baru. Saat itu ”ba-pao” dibuat mirip buah persik, yang melambangkan keberuntungan, dan umur panjang. Sejak itu ”ba-pao” terus menjadi sangat populer, baik yang didalamnya ada isi, maupun yang kosong sebagai pengganti mie dan nasi.
Nah, ”ba-pao” ala Chicago ini merupakan kreasi 5 orang, Richard Melman, Kevin Brown, Art Mendoza yang memiliki sejumlah restoran di Chicago dengan 2 ahli kuliner Asia, Bruce Cost dan Marc Bernard. Untuk memperkenalkan ”ba-pao” mereka menggunakan teknik persuasif yang terencana baik. Persuasif dapat didefenisikan sebagai bujukan yang mampu mengubah prilaku konsumen. Teknik ini umum sekali diajarkan disebuah kursus Salesman.
Yang pertama adalah membuat konsumen penasaran, untuk membuat perhatian konsumen terfokus kepada kita. Itu sebabnya mereka memilih nama merek yang unik. Jaman sekarang, adalah jaman merek internet, seperti google, blogspot, dan yahoo. Maka outlet ”ba-pao” mereka dinamakan ’WOW BAO’. Trendy dan moderen. Dekor toko dibuat merah menyolok untuk membuat konsumen merasakan keaslian atau rasa otentik dari Asia. Sebagai atraksi utama diperlihatkan 4 dandang kukus yang bertumpuk tiga lapis, dengan uap yang mengepul-ngepul panas. Sehingga konsumen lewat yang kedinginan baru saja ditiup angin bisa merasakan impresi kehangatan. Kombinasi inilah yang membuat orang berhenti dan penasaran.
Setelah penasaran, kita secara persuasif harus bisa membuat mereka membeli. Di Jakarta ”ba-pao” cuma ada 2 rasa, yaitu ayam dan kacang hitam. Dari dulu cuma 2 rasa itu. Tidak ada satu-pun yang mencoba membuat inovasi. Lain dengan ‘WOW BAO’ mereka menyediakan 6 rasa yang berbeda. Inspirasinya datang dari makanan Asia yang paling populer dengan konsumen Amerika. Pertama adalah Kung Pao Chicken dan Spicy Mongolian Beef. Dua menu populer yang sering kita temukan di restoran Cina diseluruh Amerika. Lalu ada juga Chicken Teriyaki, menu populer di restoran Jepang. Dan karena masakan Thai juga sedang naik daun, maka mereka menyediakan menu Thai Curry Chicken. Sebagai pelengkap disediakan satu menu sayuran untuk yang vegetarian dan menu klasik BBQ Pork. Sehingga boleh dikata pasti ada satu rasa yang anda sukai.
Dan langkah terakhir dari teknik persuasif adalah membuat konsumen puas, ketagihan dan membeli lagi. Saya sendiri membeli 3 buah yang harganya cukup murah untuk ukuran Amerika, $1.34 /buah. Jadi 5 dolar dapat 3 ’WOW BAO’. Ukurannya tidak sebesar ”ba-pao” di Jakarta. Cukup sedang saja. Tetapi setelah makan 3 buah saya merasa kenyang dan tidak lapar hingga makan malam. Rasanya enak, hangat dan gurih. Saya betul-betul puas. Besok paginya saya kembali lagi, dan menjadikan ’WOW BAO’ sebagai sarapan pagi bersama kopi Starbucks. Nikmat luar biasa ! Itulah tekhnik persuasif yang terdiri 3 langkah sederhana. Filsuf Aesop bertutur, ”Persuasif seringkali lebih efektif dari kekerasan”.