Setiap kali kita makan direstoran atau café, selalu saja ada menu yang menggunakan kata ‘spesial’. Entah itu nasi goreng spesial atau mie goreng spesial. Tetapi betapa kecewanya kita, ketika diberi tahu oleh pelayan, bahwa beda spesial-nya cuma telor ceplok saja. Sekali, seorang teman saya secara iseng dan bercanda, mengatakan bahwa kok bertahun-tahun, ngak ada orang yang ‘penasaran’ dan bikin terobosan untuk menciptakan ‘spesial’ baru yang beda dengan telor ceplok ?
Fenomena ‘spesial’ hingga jaman apapun tetap ampuh. Konsumen selalu mau yang lebih. Lebih baik, lebih mahal, lebih istimewa. Konsumen mau yang ‘spesial’. Selalu. Jadi kalau anda memproduksi produk apapun dan menjual jasa apapun, ingat selalu ajian yang satu ini. Pokoknya harus selalu ada yang ‘spesial’.
Ada sebuah restoran seafood bakar-bakar-an yang sangat terkenal di Bali. Letaknya di Nusa Dua. Pemiliknya mengerti betul filosofi ajian ‘spesial’ ini. Dan menerapkan-nya dengan apik sekali. Ia tahu betul menciptakan suasana ‘spesial’ ini. Kalau anda masuk ke restoran miliknya, di lobi anda melihat sejumlah foto orang-orang terkenal, mulai dari artis, pengusaha hingga pejabat yang pernah makan di restoran miliknya. Ini strategi murah, manjur, tapi orang jarang yang mau melakukan-nya dengan tekun. Padahal modalnya cuma kamera doang. Antara Semarang dan Salatiga, juga ada warung sate terkenal. Kalau anda masuk ke warung sate itu, maka anda akan melihat sejumlah foto pemiliknya dengan artis dang-dut terkenal Rhoma Irama. Mungkin pemiliknya adalah teman dekat Rhoma Irama. Tapi anda datang ke Salatiga dan minta diajak makan sate, maka 80% kemungkinan anda akan diajak makan disana. Warung sate itu punya cap ‘spesial’. Yaitu warung sate selebriti. Buktinya Rhoma Irama aja makan disitu.
Ketika saya ingin makan laksa belum lama ini di Singapura. Teman saya juga mengajak saya makan di sebuah warung ‘spesial’. Saya bilang apa ‘spesial’-nya. Ia tertawa, katanya warung laksa ini sering masuk TV, karena banyak selebriti yang makan disana. Buatnya inilah warung laksa ‘spesial’. Ketika kami tiba disana dan mulai memesan laksa, barulah saya sadari, bahwa disekeliling warung dipasang aneka foto, yang memperlihatkan sang pemiliknya akrab dengan berbagai bintang film serta penyanyi Hong Kong dan Taiwan. Juga banyak foto-foto sang pemilik dengan pejabat serta koki selebriti. Jangan pernah menganggap ini strategi usang, kuno dan semua orang sudah menirunya. Percayalah masih tetap ampuh.
Balik lagi ke restoran seafood di Nusa Dua, Bali, yang mahir menerapkan ajian ‘spesial’ ini. Bukan saja di lobinya terpasang berbagai aneka foto selebriti, tetapi mereka juga punya sejumlah trik khusus. Kalau anda kesana iseng-iseng mintalah kartu namanya. Cukup unik. Depan-nya biasa-biasa saja. Tetapi dibelakangnya ada daftar menu, kemudian satu baris kalimat pernyataan. Bahwa di restoran itu, air yang digunakan bukanlah air sembarangan. Tetapi air khusus yaitu ‘purified water’. Yaitu air bersih yang sudah disaring. Ini ibaratnya cubitan yang pas. Karena turis paling takut sakit diare di Bali karena minum air atau es yang tidak bersih. Jurus ‘spesial’ berikutnya adalah semua menu yang ada di kartu nama memiliki embel-embel ‘spesial’.
Karena rada penasaran saya panggil seorang pelayan, lalu saya goda dengan pertanyaan untuk menjelaskan dimana letak ‘spesial’ dari menu-menu itu. Sang pelayan cuma tersenyum manis, melengos, dan balik menggoda “makanya Bapak harus mencoba, baru tahu dimana letak ‘spesial’-nya”. Duh, saya kena jawaban yang telak. Tapi disinilah letak kunci rahasianya. Usaha anda boleh saja sangat mikro dan kecil. Mungkin cuma warung didepan rumah, atau jasa menjahit dirumahan. Yang dilihat sepintas tidak bermakna. Padahal didalamnya ada tantangan besar. Yaitu anda harus membuatnya ‘spesial’. Kalau anda memperlakukan usaha anda ‘sangat spesial’, maka konsumen anda juga lama-lama akan merasa ‘spesial’. Saatnya anda berpikir dan bertindak untuk membuat usaha anda terasa ‘spesial’. Tidak usah sesuatu yang gegap gempita dan makan biaya besar. Tetapi bisa di mulai dari sikap dan tindakan kita. Bisa dimulai dari kartu nama kita. Sesuatu yang kecil dan tidak terpikirkan oleh pesaing anda.
Allah, menciptakan manusia tidak pernah biasa-biasa saja. Semua karya dan ciptaan-nya ‘spesial’. Allah menciptakan manusia memang berbeda-beda. Tetapi bukan berhenti disitu. Allah menciptakan manusia dengan sangat unik, istimewa, luar biasa, dahsyat, dan ‘spesial’. Adalah tugas dan kewajiban kita untuk mengembangkan – apa sih yang diberikan Allah ‘spesial’ didalam diri kita. Semoga saja di bulan suci Ramadhan ini, ketika kita menguji ketahanan mental, dan spritual kita terhadap begitu banyak godaan. Di saat yang sama pula kita akan menemukan kembali jati diri kita yang baru dengan sejumlah keunikan, keistimewaan, dan fitur-fitur ‘spesial’ lainnya. Marilah kita menjadikan Ramadhan bulan ‘spesial’ buat kita semua. Selamat menjalankan ibadah Puasa.
Fenomena ‘spesial’ hingga jaman apapun tetap ampuh. Konsumen selalu mau yang lebih. Lebih baik, lebih mahal, lebih istimewa. Konsumen mau yang ‘spesial’. Selalu. Jadi kalau anda memproduksi produk apapun dan menjual jasa apapun, ingat selalu ajian yang satu ini. Pokoknya harus selalu ada yang ‘spesial’.
Ada sebuah restoran seafood bakar-bakar-an yang sangat terkenal di Bali. Letaknya di Nusa Dua. Pemiliknya mengerti betul filosofi ajian ‘spesial’ ini. Dan menerapkan-nya dengan apik sekali. Ia tahu betul menciptakan suasana ‘spesial’ ini. Kalau anda masuk ke restoran miliknya, di lobi anda melihat sejumlah foto orang-orang terkenal, mulai dari artis, pengusaha hingga pejabat yang pernah makan di restoran miliknya. Ini strategi murah, manjur, tapi orang jarang yang mau melakukan-nya dengan tekun. Padahal modalnya cuma kamera doang. Antara Semarang dan Salatiga, juga ada warung sate terkenal. Kalau anda masuk ke warung sate itu, maka anda akan melihat sejumlah foto pemiliknya dengan artis dang-dut terkenal Rhoma Irama. Mungkin pemiliknya adalah teman dekat Rhoma Irama. Tapi anda datang ke Salatiga dan minta diajak makan sate, maka 80% kemungkinan anda akan diajak makan disana. Warung sate itu punya cap ‘spesial’. Yaitu warung sate selebriti. Buktinya Rhoma Irama aja makan disitu.
Ketika saya ingin makan laksa belum lama ini di Singapura. Teman saya juga mengajak saya makan di sebuah warung ‘spesial’. Saya bilang apa ‘spesial’-nya. Ia tertawa, katanya warung laksa ini sering masuk TV, karena banyak selebriti yang makan disana. Buatnya inilah warung laksa ‘spesial’. Ketika kami tiba disana dan mulai memesan laksa, barulah saya sadari, bahwa disekeliling warung dipasang aneka foto, yang memperlihatkan sang pemiliknya akrab dengan berbagai bintang film serta penyanyi Hong Kong dan Taiwan. Juga banyak foto-foto sang pemilik dengan pejabat serta koki selebriti. Jangan pernah menganggap ini strategi usang, kuno dan semua orang sudah menirunya. Percayalah masih tetap ampuh.
Balik lagi ke restoran seafood di Nusa Dua, Bali, yang mahir menerapkan ajian ‘spesial’ ini. Bukan saja di lobinya terpasang berbagai aneka foto selebriti, tetapi mereka juga punya sejumlah trik khusus. Kalau anda kesana iseng-iseng mintalah kartu namanya. Cukup unik. Depan-nya biasa-biasa saja. Tetapi dibelakangnya ada daftar menu, kemudian satu baris kalimat pernyataan. Bahwa di restoran itu, air yang digunakan bukanlah air sembarangan. Tetapi air khusus yaitu ‘purified water’. Yaitu air bersih yang sudah disaring. Ini ibaratnya cubitan yang pas. Karena turis paling takut sakit diare di Bali karena minum air atau es yang tidak bersih. Jurus ‘spesial’ berikutnya adalah semua menu yang ada di kartu nama memiliki embel-embel ‘spesial’.
Karena rada penasaran saya panggil seorang pelayan, lalu saya goda dengan pertanyaan untuk menjelaskan dimana letak ‘spesial’ dari menu-menu itu. Sang pelayan cuma tersenyum manis, melengos, dan balik menggoda “makanya Bapak harus mencoba, baru tahu dimana letak ‘spesial’-nya”. Duh, saya kena jawaban yang telak. Tapi disinilah letak kunci rahasianya. Usaha anda boleh saja sangat mikro dan kecil. Mungkin cuma warung didepan rumah, atau jasa menjahit dirumahan. Yang dilihat sepintas tidak bermakna. Padahal didalamnya ada tantangan besar. Yaitu anda harus membuatnya ‘spesial’. Kalau anda memperlakukan usaha anda ‘sangat spesial’, maka konsumen anda juga lama-lama akan merasa ‘spesial’. Saatnya anda berpikir dan bertindak untuk membuat usaha anda terasa ‘spesial’. Tidak usah sesuatu yang gegap gempita dan makan biaya besar. Tetapi bisa di mulai dari sikap dan tindakan kita. Bisa dimulai dari kartu nama kita. Sesuatu yang kecil dan tidak terpikirkan oleh pesaing anda.
Allah, menciptakan manusia tidak pernah biasa-biasa saja. Semua karya dan ciptaan-nya ‘spesial’. Allah menciptakan manusia memang berbeda-beda. Tetapi bukan berhenti disitu. Allah menciptakan manusia dengan sangat unik, istimewa, luar biasa, dahsyat, dan ‘spesial’. Adalah tugas dan kewajiban kita untuk mengembangkan – apa sih yang diberikan Allah ‘spesial’ didalam diri kita. Semoga saja di bulan suci Ramadhan ini, ketika kita menguji ketahanan mental, dan spritual kita terhadap begitu banyak godaan. Di saat yang sama pula kita akan menemukan kembali jati diri kita yang baru dengan sejumlah keunikan, keistimewaan, dan fitur-fitur ‘spesial’ lainnya. Marilah kita menjadikan Ramadhan bulan ‘spesial’ buat kita semua. Selamat menjalankan ibadah Puasa.
No comments:
Post a Comment