Monday, June 21, 2010
ORANG BEKEN BACA PUISI DI OASIS ! ( PART II )
Dari “Orang Beken Baca Puisi”
Kafi Kurnia : “BERPUISI SAJA DARIPADA BERKARAOKE SAAT BERPESTA”
Sebuah pesan singkat tapi bermakna diberikan oleh seorang ahli pemasaran dan penulis buku yang sudah dikenal luas, Kafi Kurnia siang itu. “Apabila anda berpesta janganlah berkaraoke, tetapi berpuisi saja”.
Sebelumnya, Kafi Kurnia yang baru saja merayakan setengah abad usianya juga mengatakan, bahwa sudah saatnya puisi seperti karaoke. Dibaca di mana-mana oleh siapa saja. Karena itulah, acara “Orang Beken Baca Puisi” perlu diselenggarakan secara berkala. Buku-buku puisi disediakan, siapa yang mau membaca tinggal pilih yang disuka. Tentu saja, para penyair boleh membawakan puisinya sendiri.
Pesan yang mendapat tepuk tangan meriah para undangan yang memadati balairung Restoran Oasis Sabtu (19/10) siang itu. Kafi menjadi tuan rumah bagi lebih dari 100 undangan yang beragam, tak hanya kalangan bisnis tapi juga artis, sastrawan, politisi hingga para penikmat puisi. Siang itu berlangsung acara yang disebutnya peristiwa sastra dengan tajuk “Orang Beken Baca Puisi” (OBBP).
OBBP ini merupakan kerjasama dari Penerbit Akoer dan Sastra Reboan. Akoer dikenal sebagai penerbit yang sering menampilkan para penulis muda dan pendatang baru di blantara dunia sastra. Sedangkan Sastra Reboan merupakan kegiatan sastra setiap Rabu di akhir bulan di Bulungan yang diadakan oleh Paguyuban Sastra Rabu Malam (Pasar Malam).
“Merupakan suatu kemunduran luar biasa di dunia sastra Indonesia saat ini yang tak memiliki pujangga, tak punya sastrawan beken. Diharapkan anak muda nantinya ikut terlibat dalam OBBP, dan puisi karyanya kelak akan beken lewat acara ini”, ujar Kafi yang bersama Yo Sugianto, Ketua Sastra Reboan mempersiapkan acara ini dengan harapan puisi lebih dikenal semua kalangan.
Di tengah pembacaan puisi dan musikalisasi, di OBBP juga dilakukan peluncuran novel “Sandikala” karya F.Hadiyanto (nama yang dipakai oleh Premita Fifi) dan “Kasmaran” yang ditulis oleh Kafi Kurnia, Dwitri, Yudhistira Massardi dan Qaris Tajuddin. Peluncuran ini ditandai dengan penandatanganan cover buku dalam ukuran besar oleh para penulisnya. Sedangkan peringatan 50 tahun usia Kafi dinilai oleh sang ahli marketing dan pimpinan penerbit Akoer ini sebagai tempelan di OBBP.
Sebelum jam makan siang, para tamu sudah berdatangan. Acara yang dibuka oleh duet mc, Budhi Setyawan dan Nurul Wardah diawali dengan penampilan Branjangan, musisi yang tinggal di Bali dan dikenal dengan petikan gitarnya yang beraroma blues yang kental. Ia membawakan dua puisi.
Tamu terus berdatangan. Tampak Chandra Hamzah, pimpinan KPK yang tersohor bersama Bibit Samad Riyanto beberapa waktu lalu, Mas Ahmad Santosa (anggota Tim Pemberantasan Mafia Hukum), Roy B Janis (politisi), Ibu Tirto Utomo (pemilik Restoran Klasik), seniman Teguh Osterik dan beberapa penulis seperti Zara Zettira, Kurnia Effendi dan Endo Senggono yang pimpinan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin.
Kemudian tampil Sutradara Asdi yang bercerita singkat tentang sosok Kafi Kurnia.”Kafi punya kepekaan seni yang kuat seperti halnya pada sastra. Dia juga punya kemampuan akting”, kata Asdi
Pebisnis Evi Puspa yang antara lain memiliki portal perempuan.com tampil membawakan puisi karya WS Rendra “Sajak Bulan Purnama”. Eivi khusus terbang dari Kalimantan untuk memeriahkan setengah abad Kafi yang jadi bagian OBBP ini. Karya Rendra lainnya juga dibacakan oleh Fritz Simanjuntak, yang selain dikenal sebagai pejabat di salah perusahaan swasta juga pengamat olahraga.
Suasana makin meriah ketika violis cilik, Fachry tampil bersama adiknya, Nissa membawakan lagu “Bunda” karya Melly Guslow dan “Angin” karya Jodhi Yudono. Suara Nissa dan liukan biola Fachry ini mampu mengundang tepuk tangan meriah dari para undangan.
Pembacaan puisi tak hanya milik para artis atau penyair. Ketika mc mengajak hadirin untuk tampil beberapa orang membaca dengan spontan seperti Johan, Eva Budiastuti membawakan “Pada Dinding Kota” karya Budhi Setyawan dan Reza dengan “Ketakutan” karya Slamet Widodo. Mereka mendapatkan paket buku terbitan Akoer.
Para figur publik kembali tampil membaca puisi, seperti Enny Hardjanto yang dikenal luas saat menjadi salah satu direktur Citi Bank dan Ninik L.Karim yang pernah meraih Best Supporting Actress dalam Asia Pacific Film Festival. Penyair, novelis dan salah satu penggiat Sastra Reboan, Kirana Kejora tampil apik diiringi sayatan biola Fachry saat membacakan karyanya “Elang”.
Kemudian pemeran “Sarah” di sinetron “Si Doel Anak Sekolahan”, Cornelia Agatha tampil memukau dengan musikalisasi puisi dibantu backing vokal Yuyun dan gitar Anes. Puisi “Penari Telanjang” dan “Rose” dibawakan dengan irama musik Amerika latin bercampur rock dan gamelan.
Sastrawan yang dikenal dengan karyanya “Arjuna Mencari Cinta”, Yudhistira ANM Massardi lalu tampil dengan puisi “Lima Puluh” dan “Ku Mau Cintaku” karya Kafi Kurnia.
Penampilan memikat lainnya, dengan gayanya yang khas dari aktor ternama, Deddy Mizwar makin menghangatkan suasana di tengah kesibukan pers infotainment mewawancarai Cornelia Agatha dan Wanda Hamidah. Puisi Taufik Ismail “Jangan2 Saya Sendiri juga Mau” tentang keprihatinan atas kondisi negeri ini dibacakan oleh Deddy Mizwar yang sempat mengatakan “Sebaiknya koruptor di negeri ini disebut malling, dengan dua huruf l”.
Artis cantik yang kini menjadi legislator di DPRD DKI Jakarta, Wanda Hamidah tampil dengan sebuah puisi “Mengantar Bunda” karya Yo Sugianto, yang kemudia disusul oleh penyair kawakan, Dyah Hadaning, membaca karyanya ”Dia Adalah Anak Lelaki Kota Kelahiran” sebagai hadiahnya untuk Kafi.
Dan di akhir acara, Kafi Kurnia menyampaikan rencana pagelaran sastra di Restoran Oasis bekerjasama dengan Sastra Reboan dalam waktu dekat ini. “Peristiwa sastra harus berjalan terus”, tambahnya. (ochi/gie)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment