Thursday, August 07, 2008

THE ART OF WINNING

Tahun 1936, Cina pertama kali-nya ikut Olympiade dengan 69 atlet dan tidak memenangkan satu medalipun. Demikian juga di Olympiade London tahun 1948. Cina gagal meraih medali. Cina baru berhasil pada Olmpiade tahun 1952. Setelah itu hasilnya luar biasa. Tahun 2004, di Olympiade Athens, Cina berhasil menjadi juara umum 2 mengalahkan Rusia dengan 32 medali emas, 17 medali perak dan 14 perunggu. Tahun 2008 di Beijing, Cina bertekad menjadi juara umum.

Perjalanan Cina menjadi tuan rumah Olympiade sebenarnya sangat panjang. Dan mereka sudah membidiknya sejak tahun 1991. Mereka juga memilih tahun 2008. Sengaja pula memilih tanggal pembukaan 08-08-08, atau 8 Agustus 2008. Sebuah tanggal yang dengan 3 angka 8, yang dianggap super-lucky buat kebanyakan orang Cina. Angka 8 dalam bahasa Cina memiliki pengucapan yang mirip sekali suaranya dengan huruf yang memberi arti kaya raya atau makmur.

Barangkali satu hal juga yang sangat mengagumkan dari Cina adalah kesungguhan-nya dan semangat untuk menang. Mengapa menang itu penting sekali ? Bayangkan kalau anda punya kesebelasan sepak bola dan kalah terus ? Apa perasaan-nya ? Pasti menyedihkan dan membuat kita frustasi. Malah Mpu Peniti, menyarankan lebih baik bubar. Nasehat yang ekstrim memang. Tetapi bila dipikir-pikir, sebuah kesebelasan sepak bola didirikan memang tujuan-nya adalah menang. Jadi kalau tidak bisa menang dan kalah terus memang sebaiknya bubar saja. Sebuah alasan yang masuk akal.

Menurut Mpu Peniti, kalau keseringan kalah, akhirnya kalah menjadi sesuatu yang biasa. Padahal mestinya kita punya kerakusan dan dahaga untuk menang. Terlalu sering kalah, akhirnya kita terbiasa menerima kekalahan. Sikap kita bisa berbahaya dan menjadi bangsa yang kalah dan dikalahkan. Barangkali Indonesia bakalan punya pemimpin yang mau memperhatikan hal ini. Dan harus mulai ngotot untuk menang.

Sesungguhnya menang itu sangat baik. Menang adalah reward terbaik dari sebuah perjuangan. Menang menciptakan sebuah enerji postif. Sebuah semangat. Menang memberikan kita sebuah rasa percaya diri. Menang memberikan kita kebanggaan. Itu sebabnya menang menjadi sebuah seni tersendiri, buat sebuah organisasi untuk tumbuh, berkembang dan menjadi makmur.

Jack Welch, jawara manajer abad ini menulis buku yang bagus luar biasa judulnya – WINNING. Didalam bukunya ia menulis peta yang komprehensif tentang jalan menuju kemenangan. Bagian yang menyentuh saya, adalah visi dan misi perusahaan. Seringkali perusahaan didirikan hanya dengan satu tujuan. Membuat keuntungan. Maka semua sumber daya termasuk manusia menjadi alat belaka untuk menciptakan keuntungan itu. Kalau ngak untung maka solusinya sederhana. Potong ongkos yang terlalu besar. PHK sumberdaya manusia yang tidak berguna. Pangkas segala-galanya yang menghalangi perusahaan untuk untung. Dan ini yang menyedihkan.

Sehingga tak jarang statement visi dan misi yang banyak beredar disebuah perusahaan, selalu berkisar dikalimat “menjadi yang terbaik”. Tidak ada disana terkandung visi dan misi untuk menang. Kita-pun jadi tidak tahu caranya untuk menang. Lalu bagaimana caranya untuk menang ? Sebenarnya sangat sederhana. Dimulai dari semangat dan cita-cita untuk menang. Cina memulai tekadnya di Olympiade sejak tahun 1922 ketika diplomatnya Wang Zhengting menjadi anggota IOC (Komite Olympiade internasional). Dan berlanjut tahun 1928, ketika Cina mengirim pengamat ke Olympiade Amsterdam. Artinya kalau tahun 2008 Cina berhasil menjadi juara umum, perjuangan Cina membutuhkan waktu 80 tahun lebih.

Cita-cita dan semangat untuk menang, dilanjutkan dengan menciptakan team yang berbakat untuk menang dan menjadi juara. Menang tidak bisa instant seperti Mie. Butuh manajemen untuk merangkai sejumlah manusia-manusia berbakat. Lalu ikatan team-work yang membuat mereka menyatu menjadi kekuataan super edan ! Ikatan ini hanya akan berhasil kalau dimotori oleh seroang pelatih atau kapten yang bisa memberikan motivasi dan mendorong mereka untuk menang. Sederhana bukan ? Anda juga pasti sudah mendengarnya ratusan kali.

Lalu kalau memang menang sesederhana itu ? Kenapa juga kita masih sering kalah ? Percaya atau tidak menurut Jack Welch, kuncinya satu – yaitu “candor” alias kejujuran dan keterus terangan. Yang dimaksud Jack Welch bukanlah berbohong atau sikap korup lain-nya, melainkan lebih mirip dengan hubungan internal yang mesra, dimana setiap anggota team mampu berterus terang tanpa basa-basi dengan sesama. Sebaliknya perusahaan dipenuhi dengan birokrasi, politik dan basa-basi. Ini penyakit yang melemahkan semangat untuk menang. Menjadi karat dari team work. Team yang dipenuhi dengan kejujuran dan keterus terangan, akan membuat organisasi makmur dengan ide brilyan, yang mudah dan cepat diaplikasikan dan menghemat ongkos dan rapat-rapat yang tidak perlu. Jadi menang itu sesungguhnya lebih mudah dari yang kita bayangkan !

3 comments:

Anonymous said...

Thank you pencerahannya Bung Kafi, so mari menangkan "menang". :)

Alberth Chen said...

menang itu mudah...
kalau setiap anggota tim meletakkan kepentingan tim di atas kepentigannya sendiri.
...tapi agak sulit.
birokrasi, dll akan mempermudah beberapa orang di posisi mid-management dan mengamankan posisi tersebut.

Jack Welch, menyadari hal itu, membom (memecat) orang-orang di posisi mid-management tersebut sehingga dijuluki "Neutron Jack".

Salut ada orang yang berani banget begitu!

Anonymous said...

Pak kafi..
Tulisanx inspiratif..
Dgn menyertakan sumber sy publish di milis kantor.