Sunday, August 12, 2007

BERMAIN CURANG

Alkisah ada seorang raja yang merasakan bahwa ajalnya semakin dekat. Sayangnya selama ia memerintah dengan adil dan bijaksana ia belum memutuskan siapa yang akan menggantikan-nya – siapa yang akan menjadi putera mahkota. Harap maklum sang raja memiliki 8 orang isteri. Dengan 12 orang putera dan 16 orang puteri. Karena semua disayanginya dengan rata dan sepenuh jiwa, ia tidak pernah tega untuk memilih satu diantaranya untuk menjadi putera mahkota. Ia takut menciptakan konflik.

Dalam situasi serba salah, bingung, dan kehabisan akal, maka dipanggilah Mbah Sewu, orang yang memiliki seribu jawaban terhadap masalah apa saja. Mbah Sewu adalah tokoh yang dikenal bijak, selalu penasaran, tidak pernah berhenti bertanya, dan tidak pernah lelah mencari jawaban. Ketika dipanggil raja dan diberikan teka-teki untuk memilih satu diantara 12 putera raja yang paling tepat menjadi putera mahktota, Mbah Sewu terlihat bingung tanpa jawaban. Akhirnya raja memberikan waktu seminggu untuk Mbah Sewu berpikir dan mencari solusi. Hati Mbah Sewu gundah bukan main, selama berhari-hari Mbah Sewu terlihat sering mundar mandir keliling kampung sambil komat kamit tidak keruan.

3 hari sebelum tengat waktu, Mbah Sewu terlihat menebang 12 pohon di hutan. Seluruh negeri menjadi ikut bingung dan merasa ikut terangsang rasa penasaran mereka. Pada hari yang ditentukan raja, Mbah Sewu mengumumkan sebuah sayembara. Ke 12 putera raja diberi masing-masing sebatang pohon yang harus dipanggulnya dari ibu kota kerajaan ke sebuah desa kurang lebih 3 jam berjalan kaki jaraknya dari. Barang siapa yang berhasil tiba dulu didesa itu maka pemenangnya akan terpilih menjadi putera mahkota. Maka menjelang tengah hari sayembara itupun dimulai.

Ke 12 putera raja dengan gagahnya memanggul balok pohon dan mulai berjalan menuju desa yang dituju. Selang satu jam kemudian langkah mereka mulai tertatih-tatih. Nafas mereka mulai tersengal-sengal. Terbukti balok pohon itu cukup berat dipanggul. Seorang putera raja, berhenti dijalan. Ia mengeluarkan goloknya dan mulai memendek-kan balok kayu itu biar tidak terlalu berat. Permainan curang ini dilirik putera raja yang lain, dan semuanya juga ikut bermain curang. Semua memendek-kan balok pohon dengan golok mereka. Hanya tersisa satu putera raja, yang ngotot tidak mau bermain curang. Akibatnya dia tertinggal jauh dengan saudara-saudaranya. Ia tetap tertatih-tatih memanggul balok kayunya.

Setelah berjalan berjam-jam, akhirnya tibalah ia di pinggir desa itu. Rupanya antara desa itu dengan wilayah lain dipisahkan oleh sebuah jurang yang sangat dalam. Biasanya memang ada jembatan untuk menyebrang. Tapi konon jembatan itu diputuskan oleh Mbah Sewu semalam sebelum perlombaan. Terpaksa para putera raja tidak bisa menyebrang. Mereka berdiskusi mencari jalan. Setelah berpikir sekian lama, akhirnya sang putera raja yang tidak bermain curang, menggunakan balok kayunya sebagai jembatan darurat dan menyebrang dengan selamat keseberang. Melihat ulah ini, putera raja yang lain ikut meniru. Apa daya gara-gara bermain curang dan memendek-kan balok kayu mereka masing-masing, ternyata balok kayu mereka terlalu pendek semua, dan tidak bisa lagi digunakan untuk menyebrang. Hanya putera raja yang tidak bermain curang yang berhasil menyebrang. Dialah yang menjadi pemenang sayembara dan dinobatkan menjadi putera mahkota.

Hidup ini mirip sayembara Mbah Sewu. Ada seribu cara. Dan seribu jawaban. Yang mana yang kita pilih, sangat bergantung kepada nurani kita. Dalam bisnis tantangan-nya juga sama persis. Ketika semua pesaing dan kompetitor kita bermain curang, maka kita terjebak dalam godaan maha besar. “Kenapa tidak ikut bermain curang ? Toh, semua orang juga curang !” Seorang pengusaha mengeluh, “Ketika semua orang ikut bermain curang. Dan bermain curang menjadi standar praktek umum. Tidak bermain curang, menjadi perkecualian yang sangat menyulitkan” Akhirnya kita diasingkan orang dan dianggap sok suci, sok idealis, pokoknya kita dianggap aneh. Pengusaha itu menuturkan, bahwa karena ia tidak mau memberikan sogokan, komisi, dan pelicin, setiap kali tender ia kalah terus. Semua pegawainya protes, dan membujuk dia untuk ikut main curang. Termasuk isterinya. Tetapi pengusaha ini punya pengalaman mirip dengan sayembara Mbah Sewu. Ketika kuliah dulu, teman-teman-nya berhasil mencuri soal ujian akhir. Ia juga dibagi bocoran soal curian itu. Namun ia nekat, lebih baik belajar dan ikut ujian tanpa bermain curang. Begitu nurani membisiki dirinya. Nilai ujian-nya memang paling rendah. Hanya gara-gara ia tidak mau ikut main curang. Usai ujian, sang dosen curiga, karena teman-teman yang mencuri soal angkanya sama semua. Akhirnya skandal pencurian soal itu terbongkar. Hanya sang pengusaha yang selamat. Ujian-nya tidak dibatalkan. Sejak peristiwa itu ia nekat untuk tidak tergoda bermain curang.

Ditengah-tengah situasi ia selalu kalah terus melakukan tender, ia tetap punya keyakinan bahwa suatu saat sikapnya yang anti bermain curang, pasti akan mendapat ganjaran positif. Benar saja ! Setahun yang lalu, datang seorang pengusaha dari Eropa. Sang pengusaha mencari suplier yang punya reputasi bersih, anti sogok, anti pungli, anti komisi, dan anti curang. Apa daya, dipasar cuma ia sendiri yang memiliki reputasi itu. Akhirnya ia terpilih dan mulai mendapat order dari Eropa. Kini biarpun ia selalu kalah tender didalam negeri, ordernya mulai berdatangan justru dari luar negeri. Menurutnya, mau bermain curang atau tidak adalah semata pilihan hidup. Betapapun ia terlihat bodoh, ia tetap memilih tidak bermain curang. Ia percaya itulah pilihan terbaik hidup.

7 comments:

Ricky M Muchtar said...

Wah Pak Kafi. Menarik sekali. Ternyata memiliki blog di sini. Jadi saya ga perlu repot2 kalo mencari artikel terbaru dari Bapak Anti Marketing ini.

Suatu keberuntungan waktu itu saya dapat bertemu dengan bapak dan mengambil gambar.
http://photos-673.friendster.com/e1/photos/37/62/9322673/829442385m.jpg


Namun suatu kesialan karena saya belum mendapat kesempatan untuk mengikuti seminarnya Pak Kafi.


Sebagai saran, mohon berbagai info mengenai kegiatan / seminar yang bapak adakan di posting disini juga. biar terpublikasi luas...

Trims...

Ricky M Muchtar said...

Wah.. fotonya ga tampil yah..
coba yang ini


Photo

KAFI KURNIA said...

ha....ha.... terima kasih atas usul dan saran-sarannya,
setiap rabu anda juga bisa lihat ribrik saya di Bisnis Indonesia

Nassa said...

Salam kenal Buat Bp.Kafi

Aduh judulnya en jalan ceritanya membuat saya teringat kembali dengan animasi Flash yang pernah saya lihat bedanya yang dipanggul itu Salib, ya namanya menanam pare jangan harap berbuah durian bukankah ini Nature Law entahlah kalau kita sudah bisa mencreate planet sendiri so bisa KKN Ria Like now.

Terimaksih buat Bp. Kafi yang rajin posting en mau bagi-bagi ilmunya.

KAFI KURNIA said...

bung Nassa nyang baek;

betul saya juga pernah dikirim email yang versi memanggul salib,
ha....ha..... mungkin ceritanya banyak dan berbeda..... tetapi wisdomnya tetap sama yah....

salam kenal kembali;

UmNar said...

Salam Kenal ...Pak.
Banyak kreasi dan saran yang Bapak lakukan...
"siapa yang gak kenal rafi kurnia"?
Way outnya sama tidak ya....?"penjualan"

Saya menunggu teori dan trik serta saran Bapak agar bisnis pada industri jasa bisa langgeng.....

KAFI KURNIA said...

salam kenal kembali;

jangan lupa,
beli buku saya yang baru,
BIANG PENASARAN

he...he.....