Tuesday, June 05, 2007

STRATEGI "BOCOR ALUS"

Amien Rais berseteru dengan SBY. Berawal dari isu soal aliran Dana DKP. Wartawan heboh. Saling memburu berita. Mencari bocoran. Tak lama kemudian, dalam sebuah pertemuan dengan wartawan, Amien Rais mengatakan perseteruan remis sejenak, dengan sejumlah pertimbangan dan kalkulasi. 2 hari kemudian setelah antiklimaks itu, seorang wartawan dengan kesal mengatakan bahwa keduanya telah bertemu selama 12 menit di Halim, dan mencapai sebuah kesepakatan bersama. Menurut sang wartawan, cuma “bocor alus”. Itu istilah.

Isitilah sang wartawan menggelitik saya. Karena dalam pemasaran, bocor alus juga dikenal, terutama dalam pemasaran getok tular atau dari mulut kemulut. Gosip, rumor, dan sejenisnya menyebar jauh lebih cepat karena bocor alus. Contoh, seorang aktris terkenal terlihat mesra di Orchard Road, Singapura dengan seorang konglomerat. Walaupun tidak disebut namanya sekalipun, ketika saya mendengar gosip ini dipergunjingkan disebuah café, ternyata serunya bukan main. Sejumlah nama muncul dan dibahas satu demi satu. Yang kemudian akhirnya meruncing menjadi satu aktris. Beberapa teman sibuk SMS dan menelpon sumber gosip yang lain, hingga sejam kemudian gosip itu mulai terkuak dengan cerita yang semakin panas, karena mereka menemukan aktris dengan konglomeratnya sekali. Ajang ngopi yang tadinya cuma sejam, jadi melar 3 jam lebih. Pegawai café nampak bahagia sekali, melihat konsumennya asyik bergosip dan rajin memesan makanan. Andaikata gosip itu sudah terbeber jelas dan tidak bocor alus, maka ajang bergosip menjadi tidak lagi seru. Dianggap basi.

Bocor alus, adalah konsep, membocorkan hal terpanas, tanpa harus membeberkan detailnya. Namun bocoran yang biarpun sangat halus dan sedikit mampu memicu rasa penasaran yang sangat luar biasa. Sehingga orang akan termotivasi untuk menyebarkan dan membicarakannya menjadi sebuah isu yang sangat dahsyat. Sebuah restoran baru di Bulungan, Jakarta Selatan, menjadi pembicaraan seru teman-teman saya. Alasan-nya sederhana karena sambalnya pedas bukan main. Saking pedasnya, sampai-sampai diberi julukan sambal iblis. Lagi-lagi hanya gara-gara sambal, sebuah restoran dibicarakan dan digosipkan, sehingga orang penasaran mencoba restoran tersebut. Uniknya yang dibicarakan dan digosipkan mestinya adalah makanan-nya. Tapi mungkin hal itu tidak akan bikin orang penasaran. Lain-halnya kalau dibuat “bocor alus” soal sambelnya. Hasilnya memang beda.
“Cinlok” atau cinta lokasi, adalah sebuah idiom yang dikenal dalam pemasaran sebuah film. Biasanya ketika sebuah film dibuat, tanpa sengaja, terjadi cinta lokasi dimana pemain utama pria terlibat asmara dengan pemain wanita, maka inilah “bocor alus” yang terdahsyat yang diharapkan pemiliki film. Simak saja peristiwa “cinlok” antara Brad Pitt dan Angelina Jolie dalam film Mr. & Mrs. Smith ditahun 2005. Saat itu Brad Pitt adalah aktor terpanas dipasar. Demekian juga Angelina Jolie. Film Mr.&Mrs. Smith yang banyak dikritik datar-datar saja, ternyata mampu menduduki peringkat ke 10 box office tahun 2005, dengan penjualan global sebanyak 186 juta dollar lebih. Jauh melebihi film seperti “Cinderella Man” dan “Walk The Line” yang memenangkan oscar tahun itu. Konon “bocor alus” peristiwa cinta lokasi antara Brad Pitt dan Angelina Jolie, membuat semua orang sangat penasaran. Padahal saat itu Brad Pitt masih menikah dengan Jennifer Aniston, dan keduanya dianggap pasangan ideal Hollywood. Ketika film itu diputar, spekulasi sangat tajam, dan semua orang ingin tahu apakah keduanya akhirnya bakal berpisah ? Semua orang yang menonton juga ingin melihat sendiri sampai sejauh mana mesranya Brad Pitt dan Angelina Jolie didalam film itu. Dan hasilnya, memang “bocor alus” benar-benar mujarab.

“Bocor Alus” adalah cara murah mempromosikan produk anda. Rahasianya, cukup membocorkan sedikit dan yang penting-penting saja. Jangan sembrono membocorkan-nya terlampau banyak. Gosip dan rumor itu asyik, karena faktanya tidak jelas. Kalau sudah jelas terbeber semua, namanya bukan lagi gosip dan rumor. Kalau anda sudah berhasil menancapkan sesuatu kedalam produk anda, peliharalah dengan baik-baik. Pelihara agar tetap lengket keproduk anda. Karena sekali saja dia lepas, akan sangat susah mencari penggantinya. Di Surabaya, ada sebuah warung rawon yang terkenal. Menurut “bocor alus”-nya dikenal dengan rawon setan. Karena warung ini bukanya selalu menjelang tengah malam. Sempat digosipkan bahwa yang makan memang ‘setan-setan malam’. Pokoknya heboh sekali. Setelah sempat sangat terkenal, maka warung rawon ini buka cabang dibeberapa tempat. Termasuk di Jakarta. Belum lama ini warung rawon itu saya perkenalkan kepada teman saya. Minggu berikutnya ketika kami bertemu, saya bertanya apakah ia sudah mencoba rawon setan. Ia menggeleng sambil mengangkat bahu. Komentarnya pendek :”Wah, sudah ngak aneh lagi”. Selidik punya selidik, warung rawon ini buka sejak siang hari, sehingga para penggemarnya menganggap tidak pantas lagi ia menyandang gelar rawon setan. Sudah tidak “bocor alus”. Konsumen dan pelanggan merupakan alat efektif untuk menyebarkan komunikasi tentang produk anda. Mereka akan menyebarkannya secara sukarela dan gratis. Kuncinya anda harus bikin mereka penasaran. Salah satu caranya adalah dengan strategi “bocor alus”.

No comments: