Friday, November 16, 2007

KEDUA SISI

Lukman adalah teman lama saya. Kami telah saling kenal lebih dari 10 tahun. Orangnya selalu optimis. Apapun kondisi dan situasinya. Tidak pernah menyerah kepada keadaan. Biar bagaimana-pun sulitnya. Lukman adalah salah satu kekaguman saya terhadap manusia dan kehidupan. Tentang bagaimana Tuhan telah membekali kita dengan sebuah ketahanan yang sangat mengagumkan. Belum lama ini kami bertemu. Dan Lukman bercerita panjang lebar, tentang kehidupan-nya. Terutama strateginya untuk bisa optimis. Selalu.

Menjelang akhir dekade 70’an, Lukman mewarisi bisnis orang tuanya. Sebuah toko lumayan rame-nya, yang berjualan barang-barang elektronik. Apa daya tak lama kemudian tokonya terbakar. Ludes semua barang dagangan-nya. Lukman dilanda tragedi. Ia lupa mengasuransikan tokonya. Sehingga usai kebakaran, bisnis Lukman bangkrut total. Tetapi ia tidak berduka sedikitpun. Tragedi itu dijadikan-nya pelajaran. Ia belajar melihat satu sisi dibalik tragedi itu. Konon menurut Lukman, hidup ini selalu memiliki 2 sisi. Kalau kita dihantam di-satu sisi, maka pertolongan dan perlindungan datang dari sisi sebelahnya.

Hal ini benar-benar dijalani Lukman. Seusai tragedi kebakaran itu, Lukman nekat memutuskan menjadi salesman asuransi. Saat itu ia berkelakar, bahwa ia pasti akan sukses. Karena pertama ia adalah contoh kasus yang sejati. Kedua pengalaman yang menyakitkan, bahwa ia lupa membeli asuransi, pasti akan menjadi daya tarik terbaik. Dan hal ini dibuktikan Lukman. Ia benar-benar sukses menjadi Salesman Asuransi. Hanya dalam 5 tahun, ia sudah bisa membeli rumah baru, mobil baru, dan macam-macam lain-nya yang baru. Juga tak lama kemudian, ia menemukan jodohnya. Seorang isteri yang cantik jelita. Pernikahan Lukman, luar biasa sekali. Mewah dan megah. Pokoknya heboh luar biasa. Tak lama kemudian mereka berdua juga dikarunia putera dan puteri. Hidup Lukman sempurna sudah.

Ketika belum lama ini Lukman bertemu dengan saya, ia baru melanjutkan ceritanya. Rupanya ia mengaku menikah dengan wanita yang salah. Isterinya kabur meninggalkan Lukman, demi lelaki lain. Isterinya juga rela meninggalkan putera dan puteri mereka. Mulanya Lukman, terpukul sekali. Hampir-hampir ia mau bunuh diri. Tapi ia ingat strateginya untuk mau melihat kedua sisi. Lukman akhirnya memutar balik hidupnya. Perceraian dengan isterinya, membuat Lukman banyak merenung. Maka uang yang selama ini didapatnya dari pekerjaan salesman asuransi, mulai ia investasikan dengan bijaksana. Secara finansial Lukman semakin berjaya. Akhirnya iapun menikah lagi, selang 2 tahun setelah perceraian-nya.

Ia menuturkan hidupnya yang kembali berbelok dan memutar menuju arah yang lebih baik. Menurut Lukman cara berpikirnya kini lebih panjang dan rinci. Uniknya, ia juga mendapatkan isteri yang jauh lebih muda. Dan Lukman sadar untuk melambatkan kehidupan dirinya. Meluangkan waktu lebih banyak untuk anak-anaknya. Kini Lukman lebih sering pelesir keluar negeri bersama isteri baru dan anak-anaknya. Ia mengaku kualitas hidupnya secara mental, spiritual kini jauh lebih baik.

Lukman memang piawai membalik arah kehidupan-nya. Kuncinya adalah kemampuan-nya untuk memanfaatkan sisi satunya. Ia selalu melihat kedua sisi dengan bijaksana. Dalam bisnis situasinya mirip. Tragedi, malapetaka, dan kegagalan selalu terjadi setiap detik dan setiap saat. Banyak diantara kita yang begitu kena hantaman kegagalan dan malapetaka, seringkali menyerah dan berhenti. Menurut Lukman hidup ini seperti sebuah keping mata uang logam. Selalu ada dua sisi. Kalau sisi yang satu gagal, artinya sisi lain-nya yang berlawanan justru menyimpan rahasia sukses. Jadi kita tinggal mengintip sisi disebelahnya.

Seorang pengusaha pernah bercerita kepada saya, bahwa ia percaya Tuhan menciptakan setiap manusia dengan maksud dan tujuan yang baik. Jadi semestinya tidak ada manusia yang cacat, kurang bermutu, dan tidak sempurna. Ia percaya betul setiap manusia diciptakan Tuhan dengan sempurna. Hanya saja seringkali kita menempatkan seorang pegawai ditempat yang salah. Contoh, ia pernah memiliki seorang pegawai wanita yang cantik sekali. Tetapi menurut para manajer HRD, pegawai wanita ini pengetahuan-nya rendah, kurang cerdas, dan banyak kekurangan-nya. Sang pengusaha cuma tertawa, menurut beliau, kalau kita tertarik dengan kecantikan-nya, maka manfaatkanlah kecantikannya saja. Tidak lebih tidak kurang. Jangan berharap terlampau tinggi. Pegawai seperti ini menurut sang pengusaha cocok untuk dijadikan respsionis. Itu saja. Justru segala kekurang-nya merupakan aset yang unik. Misalnya sikapnya yang rada “pelan dan terlambat” merupakan senjata ampuh, dalam menghadapi tukang tagih, atau orang yang minta sumbangan.

Sang pengusaha bercerita bahwa ayahnya dahulu, ketika masih muda mendapatkan kecelakaan dan kehilangan penglihatan-nya. Ayahnya menjadi buta. Serta merta ayahnya kehilangan pekerjaan-nya. Banyak orang menyarankan ayahnya agar mencari pekerjaan yang sesuai, seperti menjadi terapis pijat. Ayahnya tersinggung dan marah besar. Beliau bertekad membuktikan bahwa kebutaan-nya bukanlah sebuah halangan besar. Kebetulan ayahnya adalah seorang pecinta tanaman bonsai. Tak lama kemudian, ayahnya memanfaatkan kebutaannya untuk mendisplinkan dirinya agar lebih penyabar, dan lebih tekun merawat tanaman bonsai koleksinya. Hasilnya memang luar biasa. Biarpun buta, ayahnya semakin peka, dan bertahan berjam-jam merawat tanaman bonsai. Beberapa tahun kemudian, koleksi tanaman bonsai ayahnya kemudian menjadi sangat terkenal. Dan menjadi sumber penghasilan yang luar biasa. Pelajaran ini yang membuat sang pengusaha, tidak lagi berani menyepelekan siapa saja. Ia belajar menghargai setiap staffnya secara utuh.

2 comments:

meong said...

Kang, filosofi yang unik nih. Tapi kalau dipikir2 ada benernya juga apa yang dianut Pak Lukman ini. Buktinya.. yaah beliau itu

KAFI KURNIA said...

he....he.....
Lukman cuma mengingatkan kite-kite,
agar jangan putus asa
dan menyerah.....
karena sesungguhnya,
Tuhan selalu memberi jalan
bagi mereka yang mau mencarinya,