Monday, November 26, 2007

Intuisi + Interpertasi + Inspirasi + Ideaspotting

Menjelang akhir tahun, kolom “Biang Penasaran” akan memuat topik-topik refleksi akhir tahun, yang bisa dipakai sebagai bahan pemikiran untuk merumuskan strategi tahun 2008 mendatang. Beberapa pengusaha di Eropa, Amerika, Canada, Jepang, dan ASEAN, saya kirimi sejumlah pertanyaan untuk merumuskan kecakapan-kecakapan apa yang paling strategis – yang harus dimiliki seorang pemimpin saat ini. Jawaban datang bertubi-tubi cukup sarat dengan sejumlah pengalaman dan pandangan. Sebuah benang merah kami bentangkan diantara sejumlah jawaban itu, maka munculah sebuah rumusan unik yaitu 4 I / empat I – yaitu intuisi – interpertasi – inspirasi – dan ideaspotting.
Intuisi dulunya dianggap sebagai panca indera ke 6. Sebuah bakat yang tidak dimiliki oleh setiap orang. Mirip kompas ajaib. Ahli teologi Florence Scovel, menyebut intuisi sebagai sebuah kemampuan yang mampu menunjukan satu arah tanpa penjelasan rasional yang lengkap. Kata intuisi dalam bahasa Latin sendiri berarti “didalam diri-mu”. Didalam kehidupan bisnis, intuisi adalah mekanisme untuk mengambil keputusan tanpa fakta dan informasi. Bahasa pasarnya cuma berdasarkan “feeling’ saja. Tetapi para pengusaha dan pemimpin merasakan bahwa intuisi kini merupakan bagian dari panca-indera bisnis yang terpenting. Uniknya intuisi bisa dipertajam lewat sejumlah pengalaman dan kejadian dalam hidup. Artinya kepekaan intuisi seorang pengusaha atau pemimpin menjadi acuan yang membuktikan bahwa ia memiliki sejumlah pengalaman yang menjadi referensinya untuk berpikir.
Minimal sebuah studi di Universitas Princeton, menunjukan bahwa intuisi datang dari sejumlah kombinasi kecakapan dan pengalaman. Pertama, intuisi umumnya berkembang dari kemampuan seseorang untuk melakukan observasi mendalam, lalu memetakan-nya menjadi sebuah peta besar. Kedua orang-orang yang intuitif umumnya memiliki pandangan yang sangat terbuka, tidak picik, dan berat sebelah. Ia membuka segala kemungkinan untuk bisa terjadi. Dan ketiga orang-orang intuitif umumnya memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi dan memfokuskan diri yang sangat tinggi. Keempat, menggabungkan ketiga hal diatas dalam sebuah keputusan beresiko dengan metode kalkulasi yang unik.
Kecakapan kedua, yang kini menjadi buah bibir adalah kecakapan berkomunikasi yang disebut dengan istilah interpertasi. Secara umum interpertasi adalah sebuah proses komunikasi dimana sang receptor mampu menjelaskan sejumlah arti-arti yang mungkin tersembunyi dari gerakan bahasa tubuh yang tersembunyi dan perbedaan sosial budaya. Tekanan dan pengaruh globalisasi, membuat interpertasi muncul kedepan sebagai sebuah kecakapan komunikasi terpenting bagi seorang pemimpin. Data dan Informasi datang dalam jumlah dan kecepatan yang berlipat-lipat ganda setiap detik. Seorang pemimpin ditantang untuk mencerna dan menginterpetasi-kan-nya menjadi sinyal-sinyal yang mampu memberikan nilai tambah kepada organisasi dan perusahaan untuk mengambil keputusan yang strategis.
“Tantangan terbesar saya saat ini, dengan lebih dari 1.500 staff tersebar diseluruh dunia, tidak lagi kontrol untuk membuat mereka produktif dan efektif. Tetapi tiap hari menciptakan satu inspirasi yang mampu menggerakan mereka semua menjadi sebuah kekuataan besar yang imajinatif dan inovatif, untuk menjadi yang terbaik. Hanya dengan cara ini perusahaan kami akan berhasil tampil menang di arena globalisasi”, begitu cetus seorang CEO yang memimpin perusahaan dari Canada, dan kantor cabangnya tersebar di-empat benua. Beliau menuturkan bahwa 10 tahun yang lalu, ia merasa tantangan yang terbesar selalu pengawasan, kontrol dan “problem solving”. Leadership dan kepemimpinan saat itu berpusar pada dirinya. Tak lama kemudian ia merasakan kelelahan yang sangat, dan perusahaan tidak mengalami kemajuan yang pesat. Ia mengubah pola kepimpinan dengan memindahkan pusaran enerji tidak lagi pada dirinya, melainkan pada setiap karyawan-nya. Ia menerapkan pola pemberdayaan. Untuk itu inspirasi menjadi kata kunci yang baru. Ia harus mampu menjadi inspirasi yang sedemekian besar, mirip matahari yang menjadi sumber enerji bagi setiap staffnya diseluruh dunia. Ia menggunakan blog dan email harian untuk memotivasi karyawannya dengan inspirasi harian.
Kecakapan yang ke-empat adalah “ideaspotting”. Kemampuan memburu satu ide besar untuk mendongkrak perusahaan kepuncak inovasi yang berikutnya. “Ideaspotting” menurut Sam Harrison, penulis buku “Ideaspotting” adalah kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan proses kombinasi antara explorasi dan asosiasi. Explorasi adalah proses mencari dan asosiasi adalah proses menemukan. Biaya terbesar bagi sebuah perusahaan dimasa mendatang, adalah bukan menciptakan sebuah produk atau jasa. Melainkan mencari ide-ide baru yang segar. Lalu menerapkannya menjadi produk atau jasa yang memiliki daya saing yang inovatif. Empat elemen – intuisi – interpertasi – inspirasi – ideaspotting – inilah yang merupakan kombinasi ampuh bagi pemimpin mendatang.

4 comments:

Anonymous said...

Nggak penting kok. Cm ngrasa kyknya interpretasi bkn interpertasi. Soalnya d kampus ada mata kuliah itu.

Anonymous said...

Nggak penting kok. Cm ngrasa kyknya interpretasi bkn interpertasi. Soalnya d kampus ada mata kuliah itu.

meong said...

hmm.. mungkin maksudnya itu ya Kang, hany mis-type aja

KAFI KURNIA said...

ha...ha....
iya makacih
salah ketik