Tuesday, November 27, 2007
Monday, November 26, 2007
Intuisi + Interpertasi + Inspirasi + Ideaspotting
Menjelang akhir tahun, kolom “Biang Penasaran” akan memuat topik-topik refleksi akhir tahun, yang bisa dipakai sebagai bahan pemikiran untuk merumuskan strategi tahun 2008 mendatang. Beberapa pengusaha di Eropa, Amerika, Canada, Jepang, dan ASEAN, saya kirimi sejumlah pertanyaan untuk merumuskan kecakapan-kecakapan apa yang paling strategis – yang harus dimiliki seorang pemimpin saat ini. Jawaban datang bertubi-tubi cukup sarat dengan sejumlah pengalaman dan pandangan. Sebuah benang merah kami bentangkan diantara sejumlah jawaban itu, maka munculah sebuah rumusan unik yaitu 4 I / empat I – yaitu intuisi – interpertasi – inspirasi – dan ideaspotting.
Intuisi dulunya dianggap sebagai panca indera ke 6. Sebuah bakat yang tidak dimiliki oleh setiap orang. Mirip kompas ajaib. Ahli teologi Florence Scovel, menyebut intuisi sebagai sebuah kemampuan yang mampu menunjukan satu arah tanpa penjelasan rasional yang lengkap. Kata intuisi dalam bahasa Latin sendiri berarti “didalam diri-mu”. Didalam kehidupan bisnis, intuisi adalah mekanisme untuk mengambil keputusan tanpa fakta dan informasi. Bahasa pasarnya cuma berdasarkan “feeling’ saja. Tetapi para pengusaha dan pemimpin merasakan bahwa intuisi kini merupakan bagian dari panca-indera bisnis yang terpenting. Uniknya intuisi bisa dipertajam lewat sejumlah pengalaman dan kejadian dalam hidup. Artinya kepekaan intuisi seorang pengusaha atau pemimpin menjadi acuan yang membuktikan bahwa ia memiliki sejumlah pengalaman yang menjadi referensinya untuk berpikir.
Minimal sebuah studi di Universitas Princeton, menunjukan bahwa intuisi datang dari sejumlah kombinasi kecakapan dan pengalaman. Pertama, intuisi umumnya berkembang dari kemampuan seseorang untuk melakukan observasi mendalam, lalu memetakan-nya menjadi sebuah peta besar. Kedua orang-orang yang intuitif umumnya memiliki pandangan yang sangat terbuka, tidak picik, dan berat sebelah. Ia membuka segala kemungkinan untuk bisa terjadi. Dan ketiga orang-orang intuitif umumnya memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi dan memfokuskan diri yang sangat tinggi. Keempat, menggabungkan ketiga hal diatas dalam sebuah keputusan beresiko dengan metode kalkulasi yang unik.
Kecakapan kedua, yang kini menjadi buah bibir adalah kecakapan berkomunikasi yang disebut dengan istilah interpertasi. Secara umum interpertasi adalah sebuah proses komunikasi dimana sang receptor mampu menjelaskan sejumlah arti-arti yang mungkin tersembunyi dari gerakan bahasa tubuh yang tersembunyi dan perbedaan sosial budaya. Tekanan dan pengaruh globalisasi, membuat interpertasi muncul kedepan sebagai sebuah kecakapan komunikasi terpenting bagi seorang pemimpin. Data dan Informasi datang dalam jumlah dan kecepatan yang berlipat-lipat ganda setiap detik. Seorang pemimpin ditantang untuk mencerna dan menginterpetasi-kan-nya menjadi sinyal-sinyal yang mampu memberikan nilai tambah kepada organisasi dan perusahaan untuk mengambil keputusan yang strategis.
“Tantangan terbesar saya saat ini, dengan lebih dari 1.500 staff tersebar diseluruh dunia, tidak lagi kontrol untuk membuat mereka produktif dan efektif. Tetapi tiap hari menciptakan satu inspirasi yang mampu menggerakan mereka semua menjadi sebuah kekuataan besar yang imajinatif dan inovatif, untuk menjadi yang terbaik. Hanya dengan cara ini perusahaan kami akan berhasil tampil menang di arena globalisasi”, begitu cetus seorang CEO yang memimpin perusahaan dari Canada, dan kantor cabangnya tersebar di-empat benua. Beliau menuturkan bahwa 10 tahun yang lalu, ia merasa tantangan yang terbesar selalu pengawasan, kontrol dan “problem solving”. Leadership dan kepemimpinan saat itu berpusar pada dirinya. Tak lama kemudian ia merasakan kelelahan yang sangat, dan perusahaan tidak mengalami kemajuan yang pesat. Ia mengubah pola kepimpinan dengan memindahkan pusaran enerji tidak lagi pada dirinya, melainkan pada setiap karyawan-nya. Ia menerapkan pola pemberdayaan. Untuk itu inspirasi menjadi kata kunci yang baru. Ia harus mampu menjadi inspirasi yang sedemekian besar, mirip matahari yang menjadi sumber enerji bagi setiap staffnya diseluruh dunia. Ia menggunakan blog dan email harian untuk memotivasi karyawannya dengan inspirasi harian.
Kecakapan yang ke-empat adalah “ideaspotting”. Kemampuan memburu satu ide besar untuk mendongkrak perusahaan kepuncak inovasi yang berikutnya. “Ideaspotting” menurut Sam Harrison, penulis buku “Ideaspotting” adalah kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan proses kombinasi antara explorasi dan asosiasi. Explorasi adalah proses mencari dan asosiasi adalah proses menemukan. Biaya terbesar bagi sebuah perusahaan dimasa mendatang, adalah bukan menciptakan sebuah produk atau jasa. Melainkan mencari ide-ide baru yang segar. Lalu menerapkannya menjadi produk atau jasa yang memiliki daya saing yang inovatif. Empat elemen – intuisi – interpertasi – inspirasi – ideaspotting – inilah yang merupakan kombinasi ampuh bagi pemimpin mendatang.
Friday, November 23, 2007
Tuesday, November 20, 2007
SURAT DARI KUALA LUMPUR
Minggu ini di Kuala Lumpur, saya menghadiri rapat tahunan US Potato Board. Seperti biasa rapat di hadiri sejumlah praktisi pemasaran dari berbagai negara di Asia. Teman saya Armando Saracho dari Philpina bercerita dengan sangat antusias tentang filosofi tek-tok dalam pemasaran. Tek-tok adalah istilah umum tentang sesuatu yang memantul. Sama dengan aksi dan reaksi. Armando Saracho memberikan sebuah perspektif segar yang agresif.
Menurut Armando, minimal ada 3 permainan utama yang sangat bergantung kepada filosofi tek-tok ini. Tengoknya saja misalnya ping-pong, bilyar, dan permainan karambol. Semuanya berdasarkan filosofi tek-tok. Mulanya saya tertawa ngakak mendengar penjelasan Armando. Tetapi setelah dipikir-pikir, ternyata tek-tok memang penting. Pemasaran juga mirip dengan tek-tok, begitu kilah Armando. Fenomena tek-tok merupakan mekanisme yang menjelaskan metode marketing penasaran.
Pertama, marketing atau pemasaran memang butuh umpan penasaran yang pas. Ibaratnya bola ping-pong yang dipelintir secara khusus dan diumpankan kepihak lawan. Atau tembakan bola bilyar dengan efek atau tarikan khusus. Semuanya agar tek-tok sesuai dengan keinginan kita. Bila tidak - lawan tidak akan membalas dan memberikan reaksi yang pas. Semua upaya kita akan gagal.
Kedua, apabila konsumen atau lawan, membalas dan memberikan reaksi terhadap umpan bola kita, maka permainan menjadi asyik. Karena konsumen berpartisipasi aktif dan agresif. Ini titik kritis dalam pemasaran. Penasaran yang kita umpankan diawal, tidak mati muda. Tapi berkelanjutan menjadi sebuah titik api yang berpotensi meluas dan menyebar. Penasaran bisa berkobar besar menjadi kebakaran. Akibatnya akan tercipta trend. Selanjutnya, konsumen atau lawan akan mengikuti ritme dan irama permainan kita. Bila kita cerdas, konsumen atau lawan menjadi partner yang bisa kita manfaatkan. Misalnya konsumen yang ikut berpartisipasi bercerita atau mempromosikan produk kita. Mirip tugas seorang duta besar.
Dan ketiga tek-tok merupakan cara efektif untuk mempelajari kebiasaan konsumen atau lawan. Belajar dengan cara mendokumentasikan setiap aksi yang kita berikan dan reaksi yang dipantulkan konsumen atau lawan. Dengan cara ini, Armando mengaku kita bisa memetakan pola permainan konsumen atau lawan. Pengamatan Armando memang sederhana tapi pas.
Ketika berangkat ke Kuala Lumpur, di airport Jakarta saya melihat bukti teori tek-tok Armando. Aneh luar biasa banyak penumpang yang berangkat ke Singapura membawa oleh-oleh donat Krispy Kreme. Yaitu toko donat yang berasal dari Winston – Salem, North Carolina di Amerika yang sudah beken sejak tahun 1937. Krispy Kreme menjadi perusahaan publik sejak tahun 2000 dan agresif melakukan ekspansi. Dan cerita mereka mulai tek-tok kemana-mana. Termasuk ke Asia. Di Asia Pacific, sendiri kebetulan Krispy Kreme baru buka cabang di Australia, Hong Kong, Jepang dan di Indonesia. Tak heran apabila orang di Siangapura, yang ngiler akan cerita Krispy Kreme minta oleh-oleh donat ini dari Jakarta.
Tetapi anehnya, saya melihat banyak penumpang yang berangkat ke Kuala Lumpur, justru menenteng donat merek J.CO yang asli ciptaan Indonesia. Kok bisa begitu ? Selidik punya selidik, ternyata orang-orang di Kuala Lumpur sedang tek-tok dengan donat J.CO. Di Mall baru Pavillion di Kuala Lumpur, donat J.CO sudah buka cabang dan konsumen ngantri cukup banyak. Konsumen Kuala Lumpur belum tek-tok dengan Krispy Kreme. Dan juga sebaliknya konsumen Singapura belum tek-tok dengan donat J.CO. Ini memang fenomena unik.
Kalau kita baca diberbagai blog di internet. Donat J.CO dikritik meniru donat Krispy Kreme. Dan memang buka di Jakarta jauh-jauh hari sebelum Krispy Kreme masuk. Pertarungan keduanya di Jakarta sendiri cukup unik. Konsumen terbelah dua. Ada yang suka Krispy Kreme dan ada yang suka J.CO. Gosipnya J.CO akan segera buka di Singapura. Tetapi melihat konsumen yang terbelah dua saat ini, dimana konsumen Singapura minta oleh-oleh Krispy Kreme dan konsumen Kuala Lumpur minta oleh-oleh J.CO donat, merupakan bukti teori tek-tok Armando belum dimanfaatkan dalam persaingan mereka berdua. Adalah sangat menarik, apabila nanti Krispy Kreme dan J.CO telah buka cabang baik di Singapura dan Kuala Lumpur. Kita akan lihat siapa yang bakal jadi pemenang sesungguhnya ? Apakah mereka bisa tetap tek-tok dengan konsumen mereka masing-masing ? Kelanjutan cerita ini bakalan seru dan tegang ! Jadi tunggu saja.
Menurut Armando, minimal ada 3 permainan utama yang sangat bergantung kepada filosofi tek-tok ini. Tengoknya saja misalnya ping-pong, bilyar, dan permainan karambol. Semuanya berdasarkan filosofi tek-tok. Mulanya saya tertawa ngakak mendengar penjelasan Armando. Tetapi setelah dipikir-pikir, ternyata tek-tok memang penting. Pemasaran juga mirip dengan tek-tok, begitu kilah Armando. Fenomena tek-tok merupakan mekanisme yang menjelaskan metode marketing penasaran.
Pertama, marketing atau pemasaran memang butuh umpan penasaran yang pas. Ibaratnya bola ping-pong yang dipelintir secara khusus dan diumpankan kepihak lawan. Atau tembakan bola bilyar dengan efek atau tarikan khusus. Semuanya agar tek-tok sesuai dengan keinginan kita. Bila tidak - lawan tidak akan membalas dan memberikan reaksi yang pas. Semua upaya kita akan gagal.
Kedua, apabila konsumen atau lawan, membalas dan memberikan reaksi terhadap umpan bola kita, maka permainan menjadi asyik. Karena konsumen berpartisipasi aktif dan agresif. Ini titik kritis dalam pemasaran. Penasaran yang kita umpankan diawal, tidak mati muda. Tapi berkelanjutan menjadi sebuah titik api yang berpotensi meluas dan menyebar. Penasaran bisa berkobar besar menjadi kebakaran. Akibatnya akan tercipta trend. Selanjutnya, konsumen atau lawan akan mengikuti ritme dan irama permainan kita. Bila kita cerdas, konsumen atau lawan menjadi partner yang bisa kita manfaatkan. Misalnya konsumen yang ikut berpartisipasi bercerita atau mempromosikan produk kita. Mirip tugas seorang duta besar.
Dan ketiga tek-tok merupakan cara efektif untuk mempelajari kebiasaan konsumen atau lawan. Belajar dengan cara mendokumentasikan setiap aksi yang kita berikan dan reaksi yang dipantulkan konsumen atau lawan. Dengan cara ini, Armando mengaku kita bisa memetakan pola permainan konsumen atau lawan. Pengamatan Armando memang sederhana tapi pas.
Ketika berangkat ke Kuala Lumpur, di airport Jakarta saya melihat bukti teori tek-tok Armando. Aneh luar biasa banyak penumpang yang berangkat ke Singapura membawa oleh-oleh donat Krispy Kreme. Yaitu toko donat yang berasal dari Winston – Salem, North Carolina di Amerika yang sudah beken sejak tahun 1937. Krispy Kreme menjadi perusahaan publik sejak tahun 2000 dan agresif melakukan ekspansi. Dan cerita mereka mulai tek-tok kemana-mana. Termasuk ke Asia. Di Asia Pacific, sendiri kebetulan Krispy Kreme baru buka cabang di Australia, Hong Kong, Jepang dan di Indonesia. Tak heran apabila orang di Siangapura, yang ngiler akan cerita Krispy Kreme minta oleh-oleh donat ini dari Jakarta.
Tetapi anehnya, saya melihat banyak penumpang yang berangkat ke Kuala Lumpur, justru menenteng donat merek J.CO yang asli ciptaan Indonesia. Kok bisa begitu ? Selidik punya selidik, ternyata orang-orang di Kuala Lumpur sedang tek-tok dengan donat J.CO. Di Mall baru Pavillion di Kuala Lumpur, donat J.CO sudah buka cabang dan konsumen ngantri cukup banyak. Konsumen Kuala Lumpur belum tek-tok dengan Krispy Kreme. Dan juga sebaliknya konsumen Singapura belum tek-tok dengan donat J.CO. Ini memang fenomena unik.
Kalau kita baca diberbagai blog di internet. Donat J.CO dikritik meniru donat Krispy Kreme. Dan memang buka di Jakarta jauh-jauh hari sebelum Krispy Kreme masuk. Pertarungan keduanya di Jakarta sendiri cukup unik. Konsumen terbelah dua. Ada yang suka Krispy Kreme dan ada yang suka J.CO. Gosipnya J.CO akan segera buka di Singapura. Tetapi melihat konsumen yang terbelah dua saat ini, dimana konsumen Singapura minta oleh-oleh Krispy Kreme dan konsumen Kuala Lumpur minta oleh-oleh J.CO donat, merupakan bukti teori tek-tok Armando belum dimanfaatkan dalam persaingan mereka berdua. Adalah sangat menarik, apabila nanti Krispy Kreme dan J.CO telah buka cabang baik di Singapura dan Kuala Lumpur. Kita akan lihat siapa yang bakal jadi pemenang sesungguhnya ? Apakah mereka bisa tetap tek-tok dengan konsumen mereka masing-masing ? Kelanjutan cerita ini bakalan seru dan tegang ! Jadi tunggu saja.
Friday, November 16, 2007
KEDUA SISI
Lukman adalah teman lama saya. Kami telah saling kenal lebih dari 10 tahun. Orangnya selalu optimis. Apapun kondisi dan situasinya. Tidak pernah menyerah kepada keadaan. Biar bagaimana-pun sulitnya. Lukman adalah salah satu kekaguman saya terhadap manusia dan kehidupan. Tentang bagaimana Tuhan telah membekali kita dengan sebuah ketahanan yang sangat mengagumkan. Belum lama ini kami bertemu. Dan Lukman bercerita panjang lebar, tentang kehidupan-nya. Terutama strateginya untuk bisa optimis. Selalu.
Menjelang akhir dekade 70’an, Lukman mewarisi bisnis orang tuanya. Sebuah toko lumayan rame-nya, yang berjualan barang-barang elektronik. Apa daya tak lama kemudian tokonya terbakar. Ludes semua barang dagangan-nya. Lukman dilanda tragedi. Ia lupa mengasuransikan tokonya. Sehingga usai kebakaran, bisnis Lukman bangkrut total. Tetapi ia tidak berduka sedikitpun. Tragedi itu dijadikan-nya pelajaran. Ia belajar melihat satu sisi dibalik tragedi itu. Konon menurut Lukman, hidup ini selalu memiliki 2 sisi. Kalau kita dihantam di-satu sisi, maka pertolongan dan perlindungan datang dari sisi sebelahnya.
Hal ini benar-benar dijalani Lukman. Seusai tragedi kebakaran itu, Lukman nekat memutuskan menjadi salesman asuransi. Saat itu ia berkelakar, bahwa ia pasti akan sukses. Karena pertama ia adalah contoh kasus yang sejati. Kedua pengalaman yang menyakitkan, bahwa ia lupa membeli asuransi, pasti akan menjadi daya tarik terbaik. Dan hal ini dibuktikan Lukman. Ia benar-benar sukses menjadi Salesman Asuransi. Hanya dalam 5 tahun, ia sudah bisa membeli rumah baru, mobil baru, dan macam-macam lain-nya yang baru. Juga tak lama kemudian, ia menemukan jodohnya. Seorang isteri yang cantik jelita. Pernikahan Lukman, luar biasa sekali. Mewah dan megah. Pokoknya heboh luar biasa. Tak lama kemudian mereka berdua juga dikarunia putera dan puteri. Hidup Lukman sempurna sudah.
Ketika belum lama ini Lukman bertemu dengan saya, ia baru melanjutkan ceritanya. Rupanya ia mengaku menikah dengan wanita yang salah. Isterinya kabur meninggalkan Lukman, demi lelaki lain. Isterinya juga rela meninggalkan putera dan puteri mereka. Mulanya Lukman, terpukul sekali. Hampir-hampir ia mau bunuh diri. Tapi ia ingat strateginya untuk mau melihat kedua sisi. Lukman akhirnya memutar balik hidupnya. Perceraian dengan isterinya, membuat Lukman banyak merenung. Maka uang yang selama ini didapatnya dari pekerjaan salesman asuransi, mulai ia investasikan dengan bijaksana. Secara finansial Lukman semakin berjaya. Akhirnya iapun menikah lagi, selang 2 tahun setelah perceraian-nya.
Ia menuturkan hidupnya yang kembali berbelok dan memutar menuju arah yang lebih baik. Menurut Lukman cara berpikirnya kini lebih panjang dan rinci. Uniknya, ia juga mendapatkan isteri yang jauh lebih muda. Dan Lukman sadar untuk melambatkan kehidupan dirinya. Meluangkan waktu lebih banyak untuk anak-anaknya. Kini Lukman lebih sering pelesir keluar negeri bersama isteri baru dan anak-anaknya. Ia mengaku kualitas hidupnya secara mental, spiritual kini jauh lebih baik.
Lukman memang piawai membalik arah kehidupan-nya. Kuncinya adalah kemampuan-nya untuk memanfaatkan sisi satunya. Ia selalu melihat kedua sisi dengan bijaksana. Dalam bisnis situasinya mirip. Tragedi, malapetaka, dan kegagalan selalu terjadi setiap detik dan setiap saat. Banyak diantara kita yang begitu kena hantaman kegagalan dan malapetaka, seringkali menyerah dan berhenti. Menurut Lukman hidup ini seperti sebuah keping mata uang logam. Selalu ada dua sisi. Kalau sisi yang satu gagal, artinya sisi lain-nya yang berlawanan justru menyimpan rahasia sukses. Jadi kita tinggal mengintip sisi disebelahnya.
Seorang pengusaha pernah bercerita kepada saya, bahwa ia percaya Tuhan menciptakan setiap manusia dengan maksud dan tujuan yang baik. Jadi semestinya tidak ada manusia yang cacat, kurang bermutu, dan tidak sempurna. Ia percaya betul setiap manusia diciptakan Tuhan dengan sempurna. Hanya saja seringkali kita menempatkan seorang pegawai ditempat yang salah. Contoh, ia pernah memiliki seorang pegawai wanita yang cantik sekali. Tetapi menurut para manajer HRD, pegawai wanita ini pengetahuan-nya rendah, kurang cerdas, dan banyak kekurangan-nya. Sang pengusaha cuma tertawa, menurut beliau, kalau kita tertarik dengan kecantikan-nya, maka manfaatkanlah kecantikannya saja. Tidak lebih tidak kurang. Jangan berharap terlampau tinggi. Pegawai seperti ini menurut sang pengusaha cocok untuk dijadikan respsionis. Itu saja. Justru segala kekurang-nya merupakan aset yang unik. Misalnya sikapnya yang rada “pelan dan terlambat” merupakan senjata ampuh, dalam menghadapi tukang tagih, atau orang yang minta sumbangan.
Sang pengusaha bercerita bahwa ayahnya dahulu, ketika masih muda mendapatkan kecelakaan dan kehilangan penglihatan-nya. Ayahnya menjadi buta. Serta merta ayahnya kehilangan pekerjaan-nya. Banyak orang menyarankan ayahnya agar mencari pekerjaan yang sesuai, seperti menjadi terapis pijat. Ayahnya tersinggung dan marah besar. Beliau bertekad membuktikan bahwa kebutaan-nya bukanlah sebuah halangan besar. Kebetulan ayahnya adalah seorang pecinta tanaman bonsai. Tak lama kemudian, ayahnya memanfaatkan kebutaannya untuk mendisplinkan dirinya agar lebih penyabar, dan lebih tekun merawat tanaman bonsai koleksinya. Hasilnya memang luar biasa. Biarpun buta, ayahnya semakin peka, dan bertahan berjam-jam merawat tanaman bonsai. Beberapa tahun kemudian, koleksi tanaman bonsai ayahnya kemudian menjadi sangat terkenal. Dan menjadi sumber penghasilan yang luar biasa. Pelajaran ini yang membuat sang pengusaha, tidak lagi berani menyepelekan siapa saja. Ia belajar menghargai setiap staffnya secara utuh.
Menjelang akhir dekade 70’an, Lukman mewarisi bisnis orang tuanya. Sebuah toko lumayan rame-nya, yang berjualan barang-barang elektronik. Apa daya tak lama kemudian tokonya terbakar. Ludes semua barang dagangan-nya. Lukman dilanda tragedi. Ia lupa mengasuransikan tokonya. Sehingga usai kebakaran, bisnis Lukman bangkrut total. Tetapi ia tidak berduka sedikitpun. Tragedi itu dijadikan-nya pelajaran. Ia belajar melihat satu sisi dibalik tragedi itu. Konon menurut Lukman, hidup ini selalu memiliki 2 sisi. Kalau kita dihantam di-satu sisi, maka pertolongan dan perlindungan datang dari sisi sebelahnya.
Hal ini benar-benar dijalani Lukman. Seusai tragedi kebakaran itu, Lukman nekat memutuskan menjadi salesman asuransi. Saat itu ia berkelakar, bahwa ia pasti akan sukses. Karena pertama ia adalah contoh kasus yang sejati. Kedua pengalaman yang menyakitkan, bahwa ia lupa membeli asuransi, pasti akan menjadi daya tarik terbaik. Dan hal ini dibuktikan Lukman. Ia benar-benar sukses menjadi Salesman Asuransi. Hanya dalam 5 tahun, ia sudah bisa membeli rumah baru, mobil baru, dan macam-macam lain-nya yang baru. Juga tak lama kemudian, ia menemukan jodohnya. Seorang isteri yang cantik jelita. Pernikahan Lukman, luar biasa sekali. Mewah dan megah. Pokoknya heboh luar biasa. Tak lama kemudian mereka berdua juga dikarunia putera dan puteri. Hidup Lukman sempurna sudah.
Ketika belum lama ini Lukman bertemu dengan saya, ia baru melanjutkan ceritanya. Rupanya ia mengaku menikah dengan wanita yang salah. Isterinya kabur meninggalkan Lukman, demi lelaki lain. Isterinya juga rela meninggalkan putera dan puteri mereka. Mulanya Lukman, terpukul sekali. Hampir-hampir ia mau bunuh diri. Tapi ia ingat strateginya untuk mau melihat kedua sisi. Lukman akhirnya memutar balik hidupnya. Perceraian dengan isterinya, membuat Lukman banyak merenung. Maka uang yang selama ini didapatnya dari pekerjaan salesman asuransi, mulai ia investasikan dengan bijaksana. Secara finansial Lukman semakin berjaya. Akhirnya iapun menikah lagi, selang 2 tahun setelah perceraian-nya.
Ia menuturkan hidupnya yang kembali berbelok dan memutar menuju arah yang lebih baik. Menurut Lukman cara berpikirnya kini lebih panjang dan rinci. Uniknya, ia juga mendapatkan isteri yang jauh lebih muda. Dan Lukman sadar untuk melambatkan kehidupan dirinya. Meluangkan waktu lebih banyak untuk anak-anaknya. Kini Lukman lebih sering pelesir keluar negeri bersama isteri baru dan anak-anaknya. Ia mengaku kualitas hidupnya secara mental, spiritual kini jauh lebih baik.
Lukman memang piawai membalik arah kehidupan-nya. Kuncinya adalah kemampuan-nya untuk memanfaatkan sisi satunya. Ia selalu melihat kedua sisi dengan bijaksana. Dalam bisnis situasinya mirip. Tragedi, malapetaka, dan kegagalan selalu terjadi setiap detik dan setiap saat. Banyak diantara kita yang begitu kena hantaman kegagalan dan malapetaka, seringkali menyerah dan berhenti. Menurut Lukman hidup ini seperti sebuah keping mata uang logam. Selalu ada dua sisi. Kalau sisi yang satu gagal, artinya sisi lain-nya yang berlawanan justru menyimpan rahasia sukses. Jadi kita tinggal mengintip sisi disebelahnya.
Seorang pengusaha pernah bercerita kepada saya, bahwa ia percaya Tuhan menciptakan setiap manusia dengan maksud dan tujuan yang baik. Jadi semestinya tidak ada manusia yang cacat, kurang bermutu, dan tidak sempurna. Ia percaya betul setiap manusia diciptakan Tuhan dengan sempurna. Hanya saja seringkali kita menempatkan seorang pegawai ditempat yang salah. Contoh, ia pernah memiliki seorang pegawai wanita yang cantik sekali. Tetapi menurut para manajer HRD, pegawai wanita ini pengetahuan-nya rendah, kurang cerdas, dan banyak kekurangan-nya. Sang pengusaha cuma tertawa, menurut beliau, kalau kita tertarik dengan kecantikan-nya, maka manfaatkanlah kecantikannya saja. Tidak lebih tidak kurang. Jangan berharap terlampau tinggi. Pegawai seperti ini menurut sang pengusaha cocok untuk dijadikan respsionis. Itu saja. Justru segala kekurang-nya merupakan aset yang unik. Misalnya sikapnya yang rada “pelan dan terlambat” merupakan senjata ampuh, dalam menghadapi tukang tagih, atau orang yang minta sumbangan.
Sang pengusaha bercerita bahwa ayahnya dahulu, ketika masih muda mendapatkan kecelakaan dan kehilangan penglihatan-nya. Ayahnya menjadi buta. Serta merta ayahnya kehilangan pekerjaan-nya. Banyak orang menyarankan ayahnya agar mencari pekerjaan yang sesuai, seperti menjadi terapis pijat. Ayahnya tersinggung dan marah besar. Beliau bertekad membuktikan bahwa kebutaan-nya bukanlah sebuah halangan besar. Kebetulan ayahnya adalah seorang pecinta tanaman bonsai. Tak lama kemudian, ayahnya memanfaatkan kebutaannya untuk mendisplinkan dirinya agar lebih penyabar, dan lebih tekun merawat tanaman bonsai koleksinya. Hasilnya memang luar biasa. Biarpun buta, ayahnya semakin peka, dan bertahan berjam-jam merawat tanaman bonsai. Beberapa tahun kemudian, koleksi tanaman bonsai ayahnya kemudian menjadi sangat terkenal. Dan menjadi sumber penghasilan yang luar biasa. Pelajaran ini yang membuat sang pengusaha, tidak lagi berani menyepelekan siapa saja. Ia belajar menghargai setiap staffnya secara utuh.
Monday, November 12, 2007
CERITA TJE FUK
Salah satu kutipan favorit saya, adalah ucapan Eva Longoria belum lama ini dalam satu episode Desperate Housewives. Intinya, “jangan mencuri Ferrari, kalau anda tidak becus nyetir mobil !” Ucapan yang sama pernah diungkapkan oleh nenek saya ketika saya masih kecil. Nenek saya punya ungkapan yang mirip, “jangan jualan mie, kalau tidak tahu caranya membuat mie”. Ucapan ini membekas hingga kini. Dan selalu menjadi rambu terpenting saya sebagai seorang praktisi pemasaran. Saya pernah menjadi saksi bagaimana seorang pengusaha melecehkan seorang konsultan pemasaran. Karena dimata sang pengusaha, sang konsultan gagal memasarkan dirinya sendiri. Jadi bagaimana mungkin ia bisa memberikan konsultasi untuk memasarkan produk orang lain. Situasi yang serba sulit.
Minggu lalu dalam sebuah seminar pemasaran, saya kebetulan diberi tugas menjadi Moderator. Salah satu pembicara dalam sesi saya adalah Pranoto Widjojo, pemilik kosmetik Tje Fuk yang fenomenal. Iklan-nya jelek. Tapi produknya laku keras. Mereknya tidak neko-neko, tapi laris manis. Harga produknya tidak juga murah. “Night Cream”nya yang terkenal harganya satu buah 150 ribu. Seorang praktisi periklanan pernah mengkritik iklan Tje Fuk ketika iklan itu ramai ditayangkan MTV Indonesia Music Award dan MTV Indonesia Movie Award 2006. Ia menganggap iklan itu salah sasaran dan salah strategi. Iklannya ambruradul tapi yang dibidik adalah segmen konsumen yang sangat cerdas dan tanggap. Yaitu konsumen MTV.
Nyatanya kosmetik Tje Fuk yang dipasarkan sejak April 2004, hanya dalam tempo 3 tahun, menjadi buah bibir yang menyebar kemana-mana. Bak virus menular yang mewabah. Lalu apa formula keberhasilan-nya ? Ketika saya mewawancarai Pranoto dan diberi kartu nama miliknya. Akhirnya saya sadar bahwa sukses Tje Fuk, sangat sederhana. Pas pada ucapan nenek saya yang sama dengan kutipan Eva Longoria diatas. Menurut Pranoto, merek Tje Fuk diambil dari namanya Tje Fu Ku, yang disingkat. Naluri saya, ini bukan sembarang singkat. Boleh jadi Fuk diambil dari kepercayaan bangsa Chinese tentang 3 dewa – “Fuk Lu Shou”. Yaitu 3 dewa yang melambangkan, kebahagian, umur panjang, dan rejeki yang berlimpah. Kata Fuk dalam bahasa Chinese artinya rejeki, kurnia, dan kebahagian. Tje adalah nama keluarga Pranoto. Jadi Tje Fuk kemungkinan besar, artinya adalah rejeki.kurnia dan kebahagian Pranoto.
Kartu nama Pranoto yang sangat sederhana, menyebutkan bahwa Tje Fuk adalah Face Care Cosmetic. Bukan sesuatu yang lazim. Bukankah biasanya kebanyakan kosmetik menyebut dirinya SKIN CARE COSMETIC ? Secara nyeleneh Pranoto sebenarnya sudah keluar jalur, dan melakukan inovasi tersendiri. Karena menurut beliau, ide membuat kosmetik ini datang dari Ibunya yang senang bersolek. Menurut Pranoto, konsumen lebih mementingkan muka daripada kecantikan kulitnya. Itu sebabnya ia menganut komunikasi ‘tembak langsung’. Tidak belok-belok dan mutar-mutar. Di kartu nama Pranoto, jabatannya juga unik. Bukan CEO dan bukan pula direktur. Melainkan ‘Market Research & Development Manager’. Sebuah refleksi kesederhaan yang khas seorang entrepener sejati. Di balik itu tersembunyi sebuah filosofi yang sangat mendasar. Menurut Pranoto, yang paling penting adalah produknya. Itu intinya. Dan itu pula yang menjadi tekad dan ambisinya. Yaitu membuat kosmetik yang mujarab. Jadi jangan heran dengan jabatannya. Karena hal terpenting bagi Pranoto adalah kemampuan dirinya untuk membuat kosmetik bermutu yang benar-benar bermanfaat bagi konsumen. Pranoto benar-benar memberdayakan ucapan nenek dan Eva Longoria. Kompetensi Produk dan Pembuatnya sekaligus !
Ketika saya menyindir soal iklan-nya yang “tidak apik”, ia cuma ketawa. Ia mengaku bahwa semuanya itu adalah proses pembelajaran semata. Secara berseloroh, ia berkata bahwa untung saja kosmetiknya laku. Kalau tidak pasti ia akan bangkrut, karena sudah mengeluarkan biaya iklan sebanyak itu. Saya juga ikut tertawa menikmati selera humornya, dan gaya hidupnya yang serba gampang. Menurut Pranoto, keberhasilan produknya tidak semata dari iklan-nya saja. Tetapi menurutnya datang dari kejujuran. Contoh, ia menggunakan model iklan yang semuanya menggunakan kosmetiknya. Sehingga konsumen bisa langsung melihat hasilnya. Kejujuran yang sama membuat konsumen yang puas dengan hasilnya, justru ikut menyebarkannya dari mulut kemulut.
Pernah sekali, seorang ahli komunikasi memberikan saya sebuah wejangan yang unik. Katanya hanya ada dua iklan yang akan menarik perhatian. Iklan yang sangat bagus dan iklan yang sangat jelek. Membuat iklan yang sangat bagus susah sekali. Disamping biayanya mahal sekali, pesaingnya juga sudah terlampau banyak. Gagal membuat iklan bagus, akhirnya iklan anda akan menjadi iklan rata-rata. Orang dan konsumen akan kesusahan mengingat iklan anda. Sebaliknya karena tidak ada orang mau membuat iklan jelek, kalau ada iklan jelek muncul, ajaibnya justru iklan jelek itu yang akan di-ingat konsumen dan dibicarakan konsumen. Inilah efek penasaran yang menggelitik itu ! Ulah Pranoto, yang tidak sengaja membuat iklan “kurang apik”, justru menjadi berkah, bahwa iklannya dibicarakan dan diperdebatkan orang. Tetapi kejujuran dan kompetensinya membuat kosmetik yang sangat apik yang akhirnya mengubah persepsi orang terhadap “Tje Fuk”. Ketika konsumen sudah mencoba, dan melihat hasilnya, lalu menceritakannya kepada orang lain. Maka hal inilah yang akhirnya menjadi virus dan menular, secara persuasif mengubah pendirian konsumen.
Diakhir seminar, saya bertanya kepada Pranoto tentang apa gebrakan berikutnya. Lagi-lagi ia cuma tertawa. Karena menurut cerita Pranoto, ini baru langkah awal. Gebrakan selanjutnya sudah ada segudang. Jadi kita tunggu saja cerita berikutnya.
Minggu lalu dalam sebuah seminar pemasaran, saya kebetulan diberi tugas menjadi Moderator. Salah satu pembicara dalam sesi saya adalah Pranoto Widjojo, pemilik kosmetik Tje Fuk yang fenomenal. Iklan-nya jelek. Tapi produknya laku keras. Mereknya tidak neko-neko, tapi laris manis. Harga produknya tidak juga murah. “Night Cream”nya yang terkenal harganya satu buah 150 ribu. Seorang praktisi periklanan pernah mengkritik iklan Tje Fuk ketika iklan itu ramai ditayangkan MTV Indonesia Music Award dan MTV Indonesia Movie Award 2006. Ia menganggap iklan itu salah sasaran dan salah strategi. Iklannya ambruradul tapi yang dibidik adalah segmen konsumen yang sangat cerdas dan tanggap. Yaitu konsumen MTV.
Nyatanya kosmetik Tje Fuk yang dipasarkan sejak April 2004, hanya dalam tempo 3 tahun, menjadi buah bibir yang menyebar kemana-mana. Bak virus menular yang mewabah. Lalu apa formula keberhasilan-nya ? Ketika saya mewawancarai Pranoto dan diberi kartu nama miliknya. Akhirnya saya sadar bahwa sukses Tje Fuk, sangat sederhana. Pas pada ucapan nenek saya yang sama dengan kutipan Eva Longoria diatas. Menurut Pranoto, merek Tje Fuk diambil dari namanya Tje Fu Ku, yang disingkat. Naluri saya, ini bukan sembarang singkat. Boleh jadi Fuk diambil dari kepercayaan bangsa Chinese tentang 3 dewa – “Fuk Lu Shou”. Yaitu 3 dewa yang melambangkan, kebahagian, umur panjang, dan rejeki yang berlimpah. Kata Fuk dalam bahasa Chinese artinya rejeki, kurnia, dan kebahagian. Tje adalah nama keluarga Pranoto. Jadi Tje Fuk kemungkinan besar, artinya adalah rejeki.kurnia dan kebahagian Pranoto.
Kartu nama Pranoto yang sangat sederhana, menyebutkan bahwa Tje Fuk adalah Face Care Cosmetic. Bukan sesuatu yang lazim. Bukankah biasanya kebanyakan kosmetik menyebut dirinya SKIN CARE COSMETIC ? Secara nyeleneh Pranoto sebenarnya sudah keluar jalur, dan melakukan inovasi tersendiri. Karena menurut beliau, ide membuat kosmetik ini datang dari Ibunya yang senang bersolek. Menurut Pranoto, konsumen lebih mementingkan muka daripada kecantikan kulitnya. Itu sebabnya ia menganut komunikasi ‘tembak langsung’. Tidak belok-belok dan mutar-mutar. Di kartu nama Pranoto, jabatannya juga unik. Bukan CEO dan bukan pula direktur. Melainkan ‘Market Research & Development Manager’. Sebuah refleksi kesederhaan yang khas seorang entrepener sejati. Di balik itu tersembunyi sebuah filosofi yang sangat mendasar. Menurut Pranoto, yang paling penting adalah produknya. Itu intinya. Dan itu pula yang menjadi tekad dan ambisinya. Yaitu membuat kosmetik yang mujarab. Jadi jangan heran dengan jabatannya. Karena hal terpenting bagi Pranoto adalah kemampuan dirinya untuk membuat kosmetik bermutu yang benar-benar bermanfaat bagi konsumen. Pranoto benar-benar memberdayakan ucapan nenek dan Eva Longoria. Kompetensi Produk dan Pembuatnya sekaligus !
Ketika saya menyindir soal iklan-nya yang “tidak apik”, ia cuma ketawa. Ia mengaku bahwa semuanya itu adalah proses pembelajaran semata. Secara berseloroh, ia berkata bahwa untung saja kosmetiknya laku. Kalau tidak pasti ia akan bangkrut, karena sudah mengeluarkan biaya iklan sebanyak itu. Saya juga ikut tertawa menikmati selera humornya, dan gaya hidupnya yang serba gampang. Menurut Pranoto, keberhasilan produknya tidak semata dari iklan-nya saja. Tetapi menurutnya datang dari kejujuran. Contoh, ia menggunakan model iklan yang semuanya menggunakan kosmetiknya. Sehingga konsumen bisa langsung melihat hasilnya. Kejujuran yang sama membuat konsumen yang puas dengan hasilnya, justru ikut menyebarkannya dari mulut kemulut.
Pernah sekali, seorang ahli komunikasi memberikan saya sebuah wejangan yang unik. Katanya hanya ada dua iklan yang akan menarik perhatian. Iklan yang sangat bagus dan iklan yang sangat jelek. Membuat iklan yang sangat bagus susah sekali. Disamping biayanya mahal sekali, pesaingnya juga sudah terlampau banyak. Gagal membuat iklan bagus, akhirnya iklan anda akan menjadi iklan rata-rata. Orang dan konsumen akan kesusahan mengingat iklan anda. Sebaliknya karena tidak ada orang mau membuat iklan jelek, kalau ada iklan jelek muncul, ajaibnya justru iklan jelek itu yang akan di-ingat konsumen dan dibicarakan konsumen. Inilah efek penasaran yang menggelitik itu ! Ulah Pranoto, yang tidak sengaja membuat iklan “kurang apik”, justru menjadi berkah, bahwa iklannya dibicarakan dan diperdebatkan orang. Tetapi kejujuran dan kompetensinya membuat kosmetik yang sangat apik yang akhirnya mengubah persepsi orang terhadap “Tje Fuk”. Ketika konsumen sudah mencoba, dan melihat hasilnya, lalu menceritakannya kepada orang lain. Maka hal inilah yang akhirnya menjadi virus dan menular, secara persuasif mengubah pendirian konsumen.
Diakhir seminar, saya bertanya kepada Pranoto tentang apa gebrakan berikutnya. Lagi-lagi ia cuma tertawa. Karena menurut cerita Pranoto, ini baru langkah awal. Gebrakan selanjutnya sudah ada segudang. Jadi kita tunggu saja cerita berikutnya.
Thursday, November 08, 2007
Monday, November 05, 2007
SURAT DARI NEW YORK
Saat terkantuk-kantuk menunggu pesawat pulang dari New York ke Jakarta, di Airport Newark, tiba-tiba seorang pria setengah baya menyapa saya dengan ramah. Rupanya beliau adalah seorang pengusaha Indonesia, yang sudah lama tinggal di Hong Kong. Beliau juga sedang menunggu pesawat yang sama. Dan bersama beliau kebetulan ada seorang ahli fengshui dari Hongkong. Rupanya mereka berdua baru saja memberikan konsultasi fengshui kepada seorang pengusaha Indonesia yang memiliki sebuah apartemen mewah di New York.
Bertiga kami ngobrol dan bergosip ria, kekanan dan kekiri. Termasuk juga masalah perkembangan ekonomi di Indonesia. Ketika asyik berdiskusi, tiba-tiba ahli fengshui ikut nimbrung. Beliau memberikan sebuah perspektif unik. Konon menurut beliau sumber kekuatan Asia, datang dari 2 perlambang. Yaitu naga dan macan. Naga adalah Cina dan macan adalah India. Ini adalah 2 gerbang utama. Selama ini bertahun-tahun kedua pintu ini selalu tertutup. Pintu pertama, Cina atau sang Naga mulai terbuka secara perlahan-lahan. Dan hasilnya memang dahsyat luar biasa. Satu dekade terakhir ini, kita bersama-sama merasakan betapa Cina mulai mempengaruhi dominasi ekonomi dunia. India juga mulai membuka diri secara perlahan-lahan. Dalam waktu tidak lama lagi India dengan penduduknya 1 milyar lebih, juga akan menciptakan pengaruh dominasi yang tidak kalah dahsyatnya. Jadi bayangkan saja oleh anda apabila kedua gerbang Asia itu sudah terbuka lebar, dan kedua kekuataan itu bersaing dan atau menyatu.
Disamping 2 gerbang utama itu, Asia dipengaruhi oleh 2 mahluk mitologi yang lain. Disebelah kanan, Jepang, Korea dan Taiwan menurut ahli fengshui tadi disimbolkan dengan mahluk mitologi lain yaitu KIRIN. Konon menurut kepercayaan di ASIA, KIRIN melambangkan “kedamaian dan kemakmuran”. Dan kalau kita perhatikan secara seksama, ketiga negara ini, biarpun kecil luas negaranya, tetapi berhasil menjadi perlambang kekuatan manufaktur Asia, dari kapal, mobil, produk elektronik, komputer hingga robot. Ketiganya memang seringkali dianggap pasar yang lebih matang, dengan kekuataan ekonomi yang cukup raksasa. Di Jepang sendiri, KIRIN begitu populernya hingga menjadi merek bir yang terkenal.
Lalu bagaimana nasib ASEAN, yang terdiri dari 10 negara, dengan total penduduk diatas 500 juta, dan GDP diatas $ 700 milyar dan lintas perdagangan diatas $ 850 milyar. Percaya atau tidak menurut sang ahli fengshui, ASEAN memiliki perlambang mahluk mitologi “Phoenix” atau burung Hong. Konon menurut dongeng ini adalah burung yang abadi. Artinya mampu melakukan regenerasi sendiri. Di Asia, “Phoenix” dipercaya merupakan pertemuan antara yin dan yang – antara positif dan negatif. Juga “Phoenix” adalah perlambang rahmat kurnia dan kebaikan. Uniknya setiap kali terjadi peperangan, kemelut dan kekisruhan “Phoenix” akan menghilang, dan baru akan muncul ketika situasi kembali damai. Menurut sang ahli fengshui, ASEAN adalah faktor terpenting yang memberi energi dinamisme dan stabilisator terhadap seluruh kawasan ASIA.
Dengan pengertian 4 mahluk mitologi, naga, macan, kirin dan ‘phoenix’, saya merasa bertambah kaya dengan sebuah perspektif spiritual yang baru. Sang ahli fengshui juga melanjutkan, bahwa dalam bertempur di medan laga pemasaran, kita harus juga mahir menggunakan lima elemen atau ‘wu xing’, yaitu bumi, metal, kayu, air dan api. Bumi adalah pasar tempat dimana kita bertempur. Ada 2 asumsi pemasaran yang umum. Satu adalah pasar yang sangat jenuh dengan terlampau banyak pemain. Pasar dengan karakter ini biasanya sukar ditembus. Sebaliknya pasar yang perawan tanpa pemain sama sekali.
Pasar jenuh bisa di-ibaratkan dengan hutan lebat yang penuh pohon-pohon raksasa ( kayu + bumi ). Pasar yang perawan bisa diibaratkan lahan tandus, tetapi didalamnya kemungkinan dipenuhi dengan kekayaan tambang ( metal + bumi). Keduanya bisa kita masuki dan kita taklukan asalkan kita tau menggunakan energi yang pas. Pasar jenuh harus kita taklukan dengan elemen api. Ibaratnya membumi hanguskan para kompetitor. Ketika iPhone masuk pasar, mereka tidak merasa bahwa pasarnya jenuh, malah sebaliknya. Pasar sudah ranum dan siap dipanen. Tak heran apabila dalam waktu singkat iPhone terjual 1.4 juta unit. Kuncinya inovasi teknologi. Sebaliknya pasar perawan harus kita banjiri dengan air, sehingga menimbulkan erosi yang mencuci habis semua debu dan hanya meninggalkan metal yang berharga. Strateginya mirip Starbucks membanjiri dunia. Hanya dalam 20 tahun, Howard Schultz melakukan ekspansi budaya ngopi keseluruh dunia. Februari 2007, outlet Starbucks diseluruh dunia telah mencapai 13.000 lebih. Ketika kami dipanggil ‘boarding’ pesawat, kami melewati sepasang kakek nenek yang sedang asyik ‘nyeruput’ kopi panas. Dan sayapun merasakan kekuatan spiritual fengshui menyelimuti diri saya. Total dan komplit.
Bertiga kami ngobrol dan bergosip ria, kekanan dan kekiri. Termasuk juga masalah perkembangan ekonomi di Indonesia. Ketika asyik berdiskusi, tiba-tiba ahli fengshui ikut nimbrung. Beliau memberikan sebuah perspektif unik. Konon menurut beliau sumber kekuatan Asia, datang dari 2 perlambang. Yaitu naga dan macan. Naga adalah Cina dan macan adalah India. Ini adalah 2 gerbang utama. Selama ini bertahun-tahun kedua pintu ini selalu tertutup. Pintu pertama, Cina atau sang Naga mulai terbuka secara perlahan-lahan. Dan hasilnya memang dahsyat luar biasa. Satu dekade terakhir ini, kita bersama-sama merasakan betapa Cina mulai mempengaruhi dominasi ekonomi dunia. India juga mulai membuka diri secara perlahan-lahan. Dalam waktu tidak lama lagi India dengan penduduknya 1 milyar lebih, juga akan menciptakan pengaruh dominasi yang tidak kalah dahsyatnya. Jadi bayangkan saja oleh anda apabila kedua gerbang Asia itu sudah terbuka lebar, dan kedua kekuataan itu bersaing dan atau menyatu.
Disamping 2 gerbang utama itu, Asia dipengaruhi oleh 2 mahluk mitologi yang lain. Disebelah kanan, Jepang, Korea dan Taiwan menurut ahli fengshui tadi disimbolkan dengan mahluk mitologi lain yaitu KIRIN. Konon menurut kepercayaan di ASIA, KIRIN melambangkan “kedamaian dan kemakmuran”. Dan kalau kita perhatikan secara seksama, ketiga negara ini, biarpun kecil luas negaranya, tetapi berhasil menjadi perlambang kekuatan manufaktur Asia, dari kapal, mobil, produk elektronik, komputer hingga robot. Ketiganya memang seringkali dianggap pasar yang lebih matang, dengan kekuataan ekonomi yang cukup raksasa. Di Jepang sendiri, KIRIN begitu populernya hingga menjadi merek bir yang terkenal.
Lalu bagaimana nasib ASEAN, yang terdiri dari 10 negara, dengan total penduduk diatas 500 juta, dan GDP diatas $ 700 milyar dan lintas perdagangan diatas $ 850 milyar. Percaya atau tidak menurut sang ahli fengshui, ASEAN memiliki perlambang mahluk mitologi “Phoenix” atau burung Hong. Konon menurut dongeng ini adalah burung yang abadi. Artinya mampu melakukan regenerasi sendiri. Di Asia, “Phoenix” dipercaya merupakan pertemuan antara yin dan yang – antara positif dan negatif. Juga “Phoenix” adalah perlambang rahmat kurnia dan kebaikan. Uniknya setiap kali terjadi peperangan, kemelut dan kekisruhan “Phoenix” akan menghilang, dan baru akan muncul ketika situasi kembali damai. Menurut sang ahli fengshui, ASEAN adalah faktor terpenting yang memberi energi dinamisme dan stabilisator terhadap seluruh kawasan ASIA.
Dengan pengertian 4 mahluk mitologi, naga, macan, kirin dan ‘phoenix’, saya merasa bertambah kaya dengan sebuah perspektif spiritual yang baru. Sang ahli fengshui juga melanjutkan, bahwa dalam bertempur di medan laga pemasaran, kita harus juga mahir menggunakan lima elemen atau ‘wu xing’, yaitu bumi, metal, kayu, air dan api. Bumi adalah pasar tempat dimana kita bertempur. Ada 2 asumsi pemasaran yang umum. Satu adalah pasar yang sangat jenuh dengan terlampau banyak pemain. Pasar dengan karakter ini biasanya sukar ditembus. Sebaliknya pasar yang perawan tanpa pemain sama sekali.
Pasar jenuh bisa di-ibaratkan dengan hutan lebat yang penuh pohon-pohon raksasa ( kayu + bumi ). Pasar yang perawan bisa diibaratkan lahan tandus, tetapi didalamnya kemungkinan dipenuhi dengan kekayaan tambang ( metal + bumi). Keduanya bisa kita masuki dan kita taklukan asalkan kita tau menggunakan energi yang pas. Pasar jenuh harus kita taklukan dengan elemen api. Ibaratnya membumi hanguskan para kompetitor. Ketika iPhone masuk pasar, mereka tidak merasa bahwa pasarnya jenuh, malah sebaliknya. Pasar sudah ranum dan siap dipanen. Tak heran apabila dalam waktu singkat iPhone terjual 1.4 juta unit. Kuncinya inovasi teknologi. Sebaliknya pasar perawan harus kita banjiri dengan air, sehingga menimbulkan erosi yang mencuci habis semua debu dan hanya meninggalkan metal yang berharga. Strateginya mirip Starbucks membanjiri dunia. Hanya dalam 20 tahun, Howard Schultz melakukan ekspansi budaya ngopi keseluruh dunia. Februari 2007, outlet Starbucks diseluruh dunia telah mencapai 13.000 lebih. Ketika kami dipanggil ‘boarding’ pesawat, kami melewati sepasang kakek nenek yang sedang asyik ‘nyeruput’ kopi panas. Dan sayapun merasakan kekuatan spiritual fengshui menyelimuti diri saya. Total dan komplit.
Subscribe to:
Posts (Atom)