Belum lama ini, Wakil Gubernur Jakarta masuk berita
gara-gara truk sampah. Permintaan untuk mengadakan truk sampah baru untuk
Jakarta menjadi polemik. Dan sampah menjadi komoditi politik. Teman saya yang
kebetulan seorang ekonom tertawa terbahak-bahak. Karena bagi sebagian orang
sampah tidaklah penting. Bagi yang mengerti sampah masalah ini bukan saja
sangat serius tetapi super serius.
Seorang ahli sampah dari Kanada, mengatakan kepada saya,
bahwa Jakarta ibaratnya bom waktu. Karena masalah lingkungan Jakarta telah
berada pada titik yang sangat kritis. Tahun 2013, konon akibat banjir sebulan
kita semua merugi 20 trilyun rupiah. Tahun 2014, perkiraan-nya lebih sedikit
yaitu hanya 12 trilyun rupiah. APBD kota Jakarta setahun hanya sekitar 70 trilyun
rupiah. Jadi kerugian banjir Jakarta tiap tahun bisa berkisar antara 15% - 20%
setara dengan APBD Jakarta tahunan. Belum lama ini Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum, Mohamad Hasan, mengatakan program pengendalian
banjir kota Jakarta masih berjalan. Dia mengatakan program ini dimulai Juni
2012 hingga 2017. Dan biayanya kurang lebih Rp. 13,5 trilyun. Artinya tiap
tahun perlu dana 2 trilyun lebih. Kepala BNPB Syamsul Maarif mengatakan biaya
penanggulangan banjir Nasional yang 100 milyar, dan BNPB menyiapkan Rp 50
miliar untuk DKI Jakarta saja. Ini baru yang ketahuan karena dibayarkan
Pemerintah. Kerugian materi dan non materi yang diderita oleh warga Jakarta
sangat besar dan tidak terukur.
Hingga Kamis 23 Januari 2014, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah DKI Jakarta melansir data pengungsi banjir di Ibu Kota mencapai 79,614
jiwa. Jumlah pengungsi terbanyak ada di wilayah Jakarta Barat dan paling
sedikit ada di Jakarta Pusat. Sementara lokasi pengungsian paling banyak ada di
Jakarta Timur yang mencapai 106 lokasi dan total pengungsian di DKI ada 305
tempat. Dan apabila tiap warga menghabiskan biaya yang setara dengan UMR
Jakarta yang sebesar 2,4 juta rupiah maka biaya makan, pengobatan, akomodasi,
dll bisa setara dengan 192 milyar rupiah. Andaikata semuanya dirinci dan
dijumlah dengan produktifitas Jakarta yang hilang selama lebih dari sebulan,
saya yakin jumlahnya diatas kerugian 12 trilyun rupiah yang diberitakan di mass
media.
Masalah sesungguhnya sebenarnya bukan dari uang semata.
Tetapi jauh lebih serius. Pertama kerusakan ekologi dan lingkungan Jakarta
sudah melewati ambang batas. Seorang wartwan pernah mengolok saya, katanya
bukti tak terbantahkan bahwa kerusakan ekologi dan lingkungan Jakarta sudah
sedemikian gawat, adalah peristiwa Istana Presiden yang berulang kali
kebanjiran. Bila kerusakan ini tidak kita tanggulangi dengan tuntas, tetapi
hanya tambal sulam, maka ada kemungkinan tahun sekian, Jakarta tidak layak
untuk dihuni. Ketika ini terjadi maka harga real-estate akan jatuh dan
terjadilah bencana ekonomi yang tak terbayangkan besarnya. Ancaman cuaca
ekstrem menambah bahaya yang akan kita hadapi didepan. Gangguan cuaca akan
semakin buruk. Tidak akan membaik. Jadi ancaman banjir tidak akan berkurang
tetapi akan menjadi lebih besar di masa mendatang. Perbaikan dan pembenahan
ekologi dan lingkungan Jakarta harus menjadi Prioritas politik dan ekonomi.
Masalah yang kedua adalah sampah. Jakarta sebagai kota
metropolis yang berpenduduk lebih dari 14 juta tidak punya solusi soal sampah.
Sampah Jakarta hanya dikumpulkan dan dibuang. Ini adalah bom waktu yang kedua.
Sampah bukan hanya merusak lingkungan dan menyebabkan banjir, sampah juga
meracuni lingkungan berserta manusia lainnya. Sampah bisa menyebabkan wabah
penyakit, dan timbunan sampah cenderung menjadi racun yang harus diserap bumi
kita.
Jakarta menghasilkan sampah tak kurang dari 6.500 ton
perhari. Jumlah ini akan terus naik dan tidak akan berkurang. Konon biaya
mengantar sampah ke pembuangan sampah adalah berkisar Rp. 150 ribu perton. Itu
belum termasuk biaya gaji supir, tenaga lain, mobil truk dan bensin. Artinya
pemerintah DKI Jakarta minimal harus menguras kocek sebesar 240 milyar lebih
tiap tahun hanya untuk membuang sampah. Pemerintah DKI Jakarta menghabiskan
dana hampir Rp. 800 milyar total setahun hanya untuk sampah.
Teman saya yang mengerti sampah itu, mengatakan masalahnya
sampah itu harus dipilah, antara yang organik dan yang tidak organik. Yang
organik bisa dijadikan bahan bakar misalnya untuk pembangkit tenaga listrik.
Atau diproses untuk menjadi pupuk organik berkualitas tinggi. Yang tidak
organik bisa dipilah dan kemudian di daur ulang. Jakarta harus dan wajib untuk
segera memiliki solusi sampah yang tuntas untuk 14 juta warganya. Memang sama
seperti truk sampah, pabrik pengolahan sampah bisa jadi komoditi politik yang
seru juga. Maklum biaya membangun pabrik pengolahan sampah tidak murah, dan
bisa trilyunan. Saat ini karena kita tidak memiliki tekhnologinya, maka kita
harus mengimpor tekhnologi dan investornya sekalian. Ini yang bikin runyam.
Andaikata kita membangun pabrik sampah dan sampahnya kita
gunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik, maka masalah
berikutnya adalah berapa biaya listriknya ? Karena di Indonesia distributor
listrik tunggal adalah PLN, maka masalah selanjutnya adalah apakah PLN berkenan
membeli listrik tersebut. Negosiasi dengan PLN bukanlah masalah yang mudah.
Kecuali Menteri BUMN mengeluarkan fatwa agar PLN membuat perusahaan patungan
dengan pemerintah daerah diberbagai kota besar dan membuat pembangkit tenaga
listrik dari sampah. Kalau ini terjadi, semua bakal jadi pahlawan. Karena
sebagian listrik Indonesia adalah listrik hijau yang menggunakan bahan bakar
sampah.
Solusi kedua adalah menjadikan sampah organik menjadi pupuk
organik berkualitas tinggi. Pemerintah pusat tahun 2014 menganggarkan subsidi
pupuk sebesar 18 trilyun rupiah. Andaikata menteri BUMN kembali mengeluarkan
fatwa agar perusahaan BUMN yang bergerak dibidang pupuk membuat perusahaan
patungan dengan pemerintah daerah untuk membangun pabrik pupuk dari sampah,
maka subsisdi 18 trilyun itu bisa dihemat dan petani kita akan mendapatkan
pupuk organik berkualitas tinggi, yang tidak akan membahayakan lingkungan.
Malah akan membuat gerakan pertanian yang hijau dan terbarukan.
Sampah-sampah yang non organik dapat di daur ulang dan
menghasilkan hasil yang tinggi. Seorang sahabat memberikan input, bahwa
sampah-sampah yang non-organik bila dikumpulkan bisa dijual dengan harga :
kertas - Rp. 1.000/kg, gelas plastik
aqua - sekitar Rp. 9.000 per kg, botol plastik minuman - Rp. 6.500
per kg, kardus - Rp. 1.200 per kg,
aneka besi - sekitar Rp.2.200 per kg,
kaleng minuman almunium - Rp 15.000 per kg dan
tembaga bisa mencapai - Rp. 45.000/kg. Tentu saja harga ini tidak pasti. Hanya
sebagai indikator belaka. Namun menunjukan bahwa dalam industri daur ulang.
Nilai ekonomi sampah jangan dianggap sembarangan.
Barangkali masalah sampah tidak dan belum menjadi perhatian
dan prioritas. Saat ini teriakan Jakarta macet lebih nyaring bunyinya daripada
masalah sampah. Padahal biaya pembuatan MRT di Jakarta konon bisa menghabiskan
dana 16 trilyun. Padahal kalau proyek ini selesai, kita belum mendapat jaminan
bahwa Jakarta akan bebas macet. Atau sejauh mana proyek ini membebaskan kita dari
kerusuhan dan kepusingan macet lalu lintas. Proyek ini menjadi prioritas karena
lebih banyak orang yang stress terhadap macet. Sampah sebenarnya seharusnya
mendapatkan prioritas jauh lebih tinggi dari macet. Karena kerusakan ekologi
dan ancaman cuaca esktrem jauh lebih berbahaya dari pada macet. Bahaya ini
mesti kita perhitungan bersama.
4 comments:
Toko Buku Online Terlengkap & Terpercaya www.GarisBuku.com
Halo, saya Renny saya sangat senang saat ini karena semua keinginan hati saya baru saja berarti, setelah mencari pinjaman untuk pengobatan ayah Sakit saya, dan untuk perayaan perayaan Ramadhan sebagainya datang, saya akhirnya mendapat pinjaman dari jenis mrs pemberi pinjaman hati. Rhoda, yang membantu saya mendapatkan pinjaman non agunan, setelah saya ditipu sejumlah besar uang dengan sesama Muslim yang mengarahkan saya untuk pemberi pinjaman palsu, jadi saya ingin menggunakan media ini untuk membiarkan sesama Indonesia tahu bahwa bahkan beberapa disebut pemberi pinjaman palsu, jadi jika Anda perlu pinjaman mendesak dan aman bahkan untuk perayaan sebagainya kedatangan Ramadhan, hubungi Ibu Rhoda Esther, dia adalah salah satu yang saya percaya Allah dikirim untuk menyelamatkan kami untuk perayaan Ramadhan, jadi saya ingin Anda semua untuk bergabung dengan saya terima ibu dan jika Anda membutuhkan pinjaman, Anda dapat menulis dirinya melalui email perusahaan: rhodaqualityloanservice@gmail.com atau
Pinjaman kualitas rhodaservice@financier.com
sesama orang Indonesia saya jika Anda menemukan kesulitan Anda dapat menghubungi saya di email ini: rennykomara1992@gmail.com untuk arah lebih lanjut.
Allah memberkati Anda semua.
Halo semua,
Saya ibu Sandra Ovia, pemberi pinjaman uang pribadi, yang di dalam kamu kredit
Bad? Anda perlu meningkatkan finansial? Aku telah didaftarkan dan disetujui
oleh kerajaan untuk mengontrol lembaga finansial. Aku memberikan pinjaman
kepada reputasi-reputasi dan individu untuk tingkat Tersedia di 2%. Aku
memberikan pinjaman kepada lokal dan Intl untuk semua orang yang membutuhkan
pinjaman, dan yang bisa membayar kembali pinjaman, di seluruh dunia. Aku
memberikan pinjaman melalui transfer rekening atau cek bank didukung untuk apa
yang pernah Anda terima bank di negara tersebut. Tidak memerlukan banyak
dokumen. Jika Anda ingin mendapatkan pinjaman dari reputasi kami. Anda dapat
menghubungi kami melalui
sandraovialoanfirm@gmail.com
Terima kasih
Sandra perusahaan Ovia Pinjaman
Ibu Sandra Ovia
Diskon Daybed Rotan Sintetik
Diskon Daybed Rotan Sintetik
Diskon Daybed Rotan Sintetik
Diskon Daybed Rotan Sintetik
Diskon Daybed Rotan Sintetis
Diskon Daybed Rotan Sintetis
Diskon Daybed Rotan Sintetis
Diskon Daybed Rotan Sintetis
Diskon Dipan Rattan
Diskon Dipan Rattan
Diskon Dipan Rattan
Diskon Dipan Rattan
Diskon Dipan Rattan Synthetic
Diskon Dipan Rattan Synthetic
Diskon Dipan Rattan Synthetic
Diskon Dipan Rattan Synthetic
Diskon Dipan Rotan
Diskon Dipan Rotan
Diskon Dipan Rotan
Diskon Dipan Rotan
Diskon Dipan Rotan Alami
Diskon Dipan Rotan Alami
Diskon Dipan Rotan Alami
Diskon Dipan Rotan Alami
Diskon Dipan Rotan Natural
Diskon Dipan Rotan Natural
Diskon Dipan Rotan Natural
Diskon Dipan Rotan Natural
Diskon Dipan Rotan Sintetik
Diskon Dipan Rotan Sintetik
Diskon Dipan Rotan Sintetik
Diskon Dipan Rotan Sintetik
Post a Comment