Sudah hampir 3 bulan saya tidak bertemu Mpu Peniti. Beliau sedang menyelesaikan tapa sebelum pergantian tahun baru Imlek kemarin. Dan saya penasaran banget untuk mengetahui hasilnya. Lalu tanpa saya duga muncul SMS yang saya tunggu. Mpu Peniti mengajak saya bertemu dirumahnya.
Sore itu berbekal nasi uduk, saya datang menjenguk
Mpu Peniti dirumahnya. Rupanya ada beberapa teman Mpu Peniti yang sudah
tiba duluan. Salah satunya adalah wanita yang sangat ayu dan cantik.
Walaupun umurnya saya taksir sudah diatas 60′an. Namun tubuhnya masih
sangat tegap dan singset. Saya lalu diperkenalkan Mpu Peniti kepada
teman-temannya. Sebut saja nama wanita itu Tante Kemayu. Langsung saja
kami ngobrol dengan lancar. Mulai dari banjir, inflasi, hingga kegaduhan
politik. Tante Kemayu memaparkan penglihatan-nya. Konon menurut beliau
kegaduhan politik yang akan memuncak tahun 2014, akan meledak mirip
gunung berapi. Karena berdasarkan penentuan KPU soal partai politik yang
akan bertarung di tahun 2014, kita sudah bisa mengira-ngira siapa yang
bakal bertaruk maju menjadi capres. Saya sendiri termasuk orang yang
skeptis. Terus terang saya tidak terangsang sama sekali dengan
calon-calon yang ada diatas kertas saat ini. Tekanan untuk menghadirkan
calon alternatif kelihatannya makin menguat. Ini bisa saja menjadi salah
satu ledakan gunung berapi itu.
Namun tante Kemayu, memaparkan sebuah gambaran yang
beda. Beliau meminjam teori ANTI MARKETING saya. Kata beliau, “Siapa
yang berani melawan arus. Melawan pakem. Melawan semua teori, barulah
dia akan menjadi Presiden 2014″. Begitu paparan tante Kemayu sambil
menebar senyum. Artinya tahun 2014, para calon presiden harus berani adu
gila. Siapa yang paling gila. Dia-lah yang akan menang. Saya ikut
tertawa mendengarnya. Tapi memang ada benarnya juga.
Tante Kemayu lalu melanjutkan paparan-nya dengan
pertama-tama menghitung peluang partai besar. Menurut Tante Kemayu,
Partai Demokrat yang sekarang ketuanya dirangkap oleh SBY, adalah partai
politik yang paling sarat dengan koneksi keluarga. Mulai dari sekjen
partai yang dijabat oleh puteranya, hingga adik ipar dan besan yang juga
menduduki posisi penting di dalam pemerintahan. Ibaratnya orang mau
mandi, sudah basah hingga leher. Tinggal satu langkah untuk mencelup
kepala saja. Jadi tutur tante Kemayu, sudah tanggung tinggal mengusung
istrinya menjadi calon presiden 2014. Lalu siapa calon wakil presidennya
? Bisa Hatta Rajasa - Ketua partai PAN yang kebetulan juga besan.
Kombinasi ini melahirkan koalisi partai Demokrat dengan partai PAN yang
bisa sangat menguntungkan secara matematis. Cukup gila bukan ?
Kalau masih kurang gila, kombinasi berikutnya
adalah apabila partai Demokrat mau merapat ke partai PDIP. Apabila
memungkinkan - bisa saja dimunculkan duet Megawati dan Ani Yudhoyono.
Nah, ini baru gila abis. Tetapi secara politik akan menjadi terobosan
yang luar biasa. Dimana baik calon presiden dan dan calon wakil presiden
adalah kedua-duanya wanita. Koalisi ini sangat gila, tapi punya
kemungkinan sangat besar untuk menang. Masalahnya apa mungkin kegilaan
ini terjadi ? Koalisi ini bilamana di negosiasikan ke besan dan membuat
PAN juga ikut, maka gelombang politiknya akan sangat besar sekali. Gila
banget kan ?
Partai berikutnya yang dibedah Tante Kemayu adalah
PDIP. Menurut tante Kemayu, apabila Mega bertindak cerdas dan cermat,
maka Mega akan menampilkan duet Mega + Jokowi. Ini ide gila yang menurut
saya di atas kertas sangat brilyan. Pertama PDIP punya elektibitas yang
sedang menanjak plus kader seperti Jokowi yang sangat populer. Asalkan
PDIP hati-hati dan sangat cermat bertindak. Ide ini bisa saja
meng-goal-kan Megawati untuk jadi Presiden kembali di 2014. Kemungkinan
kedua adalah menampilkan duet Jokowi dengan puteri Megawati - Puan
Maharani. Tapi buat saya ide ini terlampau lemah. Dan sangat sulit
peluang menangnya diatas kertas. Bagi saya duet megawati dan Jokowi ide
gila yang sangat menarik !
Tante Kemayu lalu melihat Golkar. Dan memang posisi
Ical belum sepenuhnya aman. Karena gangguan dari dalam sangat luar
biasa. Prediksi tante Kemayu, Ical pasti akan maju jadi calon presiden.
Lalu siapa yang bakal diusung menjadi calon wakil presiden-nya. Ini teka
teki yang paling dilematis. Tetapi andaikata Ical mau jadi Presiden
beneran, ia harus berani gila abis-abisan. Partai Golkar barangkali akan
paling diuntungkan apabila bisa mengambil suara mayoritas dari
partai-partai Islam. Ide yang paling gila tentunya adalah apabila Ical
berani berduet dengan Rhoma Irama. Gila tapi sangat rasional. Rhoma
Irama dikenal dikalangan bawah yang sangat populis. Ical bisa saja
menang dengan formula ini. Hanya saja mengemas kedua-nya memang rada
sulit juga. Tapi bukan berati tidak mungkin dan tidak bisa. Namanya juga
ide gila. Pilihan lain, adalah berduet dengan kader PKS yang saat ini
menjadi wakil gubernur Jabar yaitu aktor Dedy Mizwar. Walaupun
elektibitas PKS sedang dirundung berbagai petaka, dikalangan bawah,
asalkan Dedy Mizwar rajin dan PKS mau dengan jujur berjuang untuk duet
ini, rasanya ide gila ini bisa juga berhasil. Yaitu duet Ical dengan
Dedy.
Diantara semua ini, barangkali yang paling
spektakuler adalah Prabowo. Disatu sisi Prabowo punya sejumlah reputasi
dan persepsi negatif. Namun selama satu dekade Prabowo mencoba menghapus
semuanya dengan pencitraan yang lebih populis dan berpihak kepada
rakyat dibawah. Menurut perhitungan tante Kemayu, Prabowo yang kebetulan
duda, bilamana ingin menang maka Prabowo perlu tokoh perempuan untuk
mendampinginya. Mirip sebuah perhitungan Yin dan Yang. Muncul-lah
problem kedua. Yaitu siapa tokoh perempuan-nya ? Yang populis tapi juga
mampu membangun kekuatan yang membuat situasi berimbang dan menjadi
sangat kuat. Tokoh perempuan Indonesia sendiri sangat banyak. Tetapi
yang dipilih tante Kemayu adalah justru Sri Mulyani. Ini tantangan berat
banget. Pertama belum tentu Sri Mulyani mau berduet dengan Prabowo. Dan
apakah mungkin ? Barangkali hitungan-nya sangat jauh. Namanya juga adu
gila. Namun andaikata ini terjadi, kombinasi dan duet ini sangat
berbahaya. Sri Mulyani punya persepsi sangat cerdas dan positif.
Sehingga pasti membuat terobosan yang dahsyat. Sri Mulyani juga punya
persepsi sebagai korban politik yang diasingkan. Pendukungnya dari
kalangan menengah cukup banyak. Bayangkan ide gila ini apabila Prabowo
dan Sri Mulyani berhasil menang 2014 ? Prabowo yang dikenal memiliki
persepsi tegas dan berani serta Sri Mulyani yang dikenal dengan persepsi
positif cerdas dan penuh integritas, barangkali sebuah kegilaan yang
dibutuhkan Indonesia saat ini.
Mencerna paparan tante Kemayu - saya koq jadi
berbalik optimis. Sama dengan ANTI MARKETING, siapa yang berani tampil
ekstrim dan melawan pakem. Kayaknya memang bakal yang berhasil jadi
presiden di 2014.
Pertempuran 2014 kayaknya bakalan sangat seru.
Barangkali justru lebih seru dari tahun 2009. Masalahnya ada ngak yang
berani adu gila ? Gila abis. Dan gila beneran ???
(bersambung ke bagian II)
No comments:
Post a Comment