Tuesday, May 24, 2011
PRESS RELEASE "ROEMAH PELANTJONG" - DJOGDJAKARTA
Seorang murid bertanya kepada gurunya, mengapa ia selalu nampak berbahagia setiap saat. Apapun situasinya. Biarpun ketika sang guru makan tanpa lauk, ia makan dengan lahap dan sangat berbahagia. Sang guru membalas dengan senyum, dan kata beliau, “Apa alasan kita untuk tidak berbahagia ? ” Sang murid menggeleng bingung. Sang guru melanjutkan “Kita tidak berbahagia, ketika kita mengejar segala-galanya dan dikalahkan waktu. Bukankah kita akan bahagia selama hidup kita satu irama dengan waktu ?” Cerita Zen tadi diceritakan guru spiritual Kafi Kurnia, hampir 20 tahun yang lalu. Saat itu Kafi diajarkan untuk memperlambat hidupnya, menikmati jedah, dan tertawa setiap kali ada kesempatan. Percaya atau tidak hal inilah yang menyelamatkan kehehidupan Kafi Kurnia selanjutnya.
Lebih dari 5 tahun kemudian, di Bali, sambil menikmati senja yang turun di Jimbaran, seorang teman sambil bergurau, bercerita tentang keinginan-nya untuk hidup bermalas-malas-an. Karena bermalas-malasan adalah kemewahan hidup yang berikutnya. Ide itu melekat kuat dalam benak Kafi Kurnia. Dalam 10 tahun berikutnya, ide itu berkembang liar. Dan barulah di kota Djogdjakarta, Kafi Kurnia belajar dan bersentuhan dengan filosofi hidup “Alon-alon Maton Kelakon”. Sebuah filosofi yang sering di salah tafsirkan, menjadi gaya hidup pelan-pelan saja. Alias semuanya serba lambat. Padahal filosofi hidup ini, mengajarkan sebuah gaya hidup yang penuh perhitungan, “goal oriented” dan hidup satu irama dengan waktu. Hidup yang tentrem, sentosa dan sejahtera.
2 tahun yang lalu, sebuah gagasan muncul, yaitu membuat sebuah revolusi “me-melankan hidup kita”, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup. Diseluruh dunia, gerakan pelan sendiri, telah menjadi sebuah revolusi gaya hidup. Begitu banyak aktivis, menulis buku dan membuat gerakan “pelan”. Mulai dari makanan hingga seni. Dengan tekad yang sama Kafi Kurnia, akhirnya bersama dengan teman-teman berniat membuat gerakan dan kampanye “pelan” ala Indonesia. Kota Djogdjakarta dipilih sebagai titik muara gerakan ini.
Pertama-tama kata dan sebutan kota Djogdjakarta, dikembalikan lagi pada versi panjang. Ini adalah langkah simbolis. Hidup kita penuh dengan singkatan yang berupaya mempercepat pengucapan. Sebuah upaya sia-sia yang tidak memiliki manfaat dan tidak menghemat apa-apa. Contoh, restoran cepat saji semuanya disingkat seperti KFC, McD, dan mall-mall dikota besar juga tak luput dari serangan penyingkatan, seperti CITOS, SUTOS, SENSI dstnya.
Kedua, di pertengahan bulan Juni, Kafi Kurnia dan teman-teman akan memproklamirkan Djogdjakarta, sebagai Ibu Kota Pelan di dunia. Bukan sebagai ejekan atau pelecehan, tetapi sebagai sebuah aksi pemasaran untuk meletakan Djogdjakarta dipeta industry turisme dunia, yang memiliki keunikan budaya, dan keindahan alam, serta atraksi gaya hidup yang memiliki kualitas hidup yang sangat tinggi. Kafi Kurnia dan teman-teman, berharap aksi pemasaran ini akan menggairahkan dan menumbuhkan potensi pariwisata Djogdjakarta sehingga menjadi salah satu tujuan wisata Indonesia selain Bali.
Agar turis dan konsumen, bisa menikmati “pelan” ala Djogdjakarta, maka Kafi Kurnia dan teman-teman mendirikan sebuah pasar swalayan “pelan” pertama di dunia. Di beri nama “Roemah Pelantjong”, diareal lebih dari 1.500 m2, terletak di Jalan Raya Magelang Km 8 , disebelah kiri, arah kembali dari Borobudur, Kafi Kurnia, menggelar sejumlah atraksi dimana turis dan konsumen, bisa mencicipi “pelan” lewat sejumlah penterjemahan, seperti makanan pelan, minuman pelan, musik pelan, permainan pelan, budaya pelan, seni pelan hingga oleh-oleh pelan. Roemah Pelantjong juga memiliki Minioboro, yaitu sebuah versi mini Malioboro yang bekerja sama dengan 14 pengusaha UKM untuk menggelar karya industri cindera mata kreatif yang menampilkan produk-produk limbah, daur ulang dan karya kontemporer.
Dilantai 2 Roemah Pelantjong juga ada sebuah art gallery, toko buku, dan took music, yang diberi nama Lentur Gallery, diambil dari bahasa latin Lentus, yang sama artinya yaitu fleksibel dan lambat Di galeri ini, rencananya akan menjadi ruang pamer utama Roemah Pelantjong, dimana akan digelar karya-karya terbaik putra dan putrid Djogdjakarta. Disamping menjadi tempat ajang pameran seni, dari waktu ke waktu, Roemah Pelantjong juga akan menggelar berbagai sayembara foto, desain kaos, desain grafis, dsbnya, yang pemenangnya akan dipamerkan di Lentur Gallery.
Atrakasi yang paling menarik, barangkali adalah keberadaan artis komik dan karikatur Ismail Sukribo, yang dikenal dengan komik karikaturnya di Koran Kompas setiap hari Minggu, akan menjadikan Roemah Pelantjong sebagai galeri tetap tokoh KRIBO, sehingga konsumen dan turis bisa berinteraksi dengan karya-karya beliau secara langgung. Di tahun 2011, KRIBO akan menggagas sebuah kampanye DJOGDJAKARTA Slowly Asia. Yang dijamin akan heboh dan geger.
Roemah Pelantjong direncanakan akan diresmikan pada minggu ketiga bulan Juni 2011. Dan dalam waktu 6 bulan mendatang Roemah Pelantjong akan membuat sebuah forum advokasi, yang menyertakan para pemilik losmen, hotel, cafĂ©, restoran dan spa untuk membuat sebuah peta pengalaman pelan ala Djogdjakarta. Sehingga gagasan ‘pelan’ ala Djogdjakarta, tidak hanya dinikmati oleh satu pihak, namun menjadi sebuah gerakan dari Djogdjakarta untuk Djogdjakarta. Pertumbuhan industry pariwisata ala ‘pelan’ Djogdjakarta ini bisa dinikmati secara keseluruhan oleh warga Djogdjakarta secara merata. Inilah cita-cita dan gagasan yang sesungguhnya.
KAFI KURNIA berharap, aksi pemasaran industri pariwisata ROEMAH PELANTJONG akan bisa menjadi inspirasi dan template bagi daerah-daerah lain untuk melakukan branding dan aksi pemasaran dengan cara yang sama, yaitu menggali dengan dalam nilai-nilai luhur dari budaya setempat, dan mengemasnya menjadi sesuatu yang luar biasa uniknya.
Sunday, May 22, 2011
RAHASIA TIDUR NYENYAK
Teman saya seorang pengacara sukses di Singapura. Punya karir sangat bagus. Sugih berkecukupan. Istri cantik yang juga seorang pengacara sukses. Dan putra putrid yang menjelang remaja. Pokoknya boleh dibilang sempurna. Saat ulang tahunnya tahun lalu, kami bertemu di Bali. Sambil menikmati espresso dan menyaksikan senja yang turun melambat, iseng-iseng saya tanya , apa hadiah yang paling didambakan-nya ? Mulanya dia hanya tersenyum. Setelah hampir terdiam sekian menit, ia menjawab dengan senyum kecut, dan jawaban-nya sangat mengejutkan, bahwa ia sangat mendambakan tidur nyenyak. Tentu saja saya terhenyak dan sempat kaget. Siapa yang menyangka bahwa ia punya masalah susah tidur ?
Konon, salah satu satu dongeng yang beredar bertahun-tahun, bahwa saat menjadi Presiden, pak Harto juga mengalami situasi yang mirip. Beliau susah tidur. Maka beredar cerita, bahwa agar rileks, pak Harto gemar memancing tengah malam, setiap kali ngak bisa tidur. Itu sebabnya, ada wilayah tertentu di kepulauan Seribu yang dipenuhi dengan rumpon bekas becak. Nah, kata dongeng, disitulah pak Harto gemar memancing, karena ikan-nya sangat banyak.
Lebih dari 6 bulan yang lalu, ketika saya, membuka TIRTAYU Healing Center, dan berkesempatan bergaul dengan berbagai pasien dan dokter, saya baru menyadari bahwa 2 penyakit yang paling umum adalah susah tidur dan sakit kepala. Namun kebanyakan penderita menganggap keduanya bukanlah penyakit yang berbahaya, sehingga akhirnya mereka seolah takdir. Sebagian dari mereka menerima begitu saja. Dan belajar hidup dengan gangguan seperti itu. Sebagian lagi menjadi pelanggan obat sakit kepala atau obat tidur. Maka hidup-pun berlanjut apa adanya.
Saya sendiri pernah mengalami periode susah tidur. Dan rasanya menderita bukan main. Periode itu berlangsung lebih dari 10 tahun. Hingga pada akhirnya saya disembuhkan oleh Mpu Peniti. Kini, saya dengan mudah bisa tidur dimana saja. Juga dalam hampir setiap situasi. Saya berani mengatakan bahwa bisa tidur nyenyak adalah kebahagiaan yang luar biasa. Sederhana. Tetapi nikmat bukan main.
Sehari setelah Waisak kemarin, saya ditelpon Mpu Peniti. Rupanya beliau kedatangan peziarah dari Thailand, yang berkunjung ke Borobudur, saat perayaan Waisak. Mpu Peniti meminta saya memasak masakan Indonesia. Rupanya teman-teman beliau sangat kangen dengan masakan Indonesia. Karena teman-teman Mpu Peniti ini, semuanya adalah praktisi vegetarian, maka terpaksalah saya memasak kari sayur, semur tahu dan gado-gado. Teman Mpu Peniti sebenarnya hanya satu, tetapi ia membawa beberapa teman dari Thailand, dan mereka selalu berziarah beberapa kali dalam setahun ke Borobudur.
Usai makan, kami ngobrol di beranda belakang. Sambil minum the Upet kesayangan Mpu Peniti, dan menikmati rokok kretek. Teman Mpu Peniti, berusia hampir 70 tahun. Kedua lengan-nya dipenuhi dengan tattoo. Di awal tahun 80’an kehidupan beliau sangat keras. Sejak remaja ia sudah aktif dalam dunia criminal. Keluar masuk penjara. Hidupnya kacau balau. Dan hampir tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak. Alkisah suatu hari hari entah kenapa, menjelang sore, ia sempat tertidur. Dan tidurnya juga sangat singkat. Kurang dari sejam. Namun dalam tidur singkat itu ia bermimpi tentang Borobudur. Maka akhirnya dengan sangat penasaran beliau berziarah ke Borobudur. Saat berziarah itulah, ia kahirnya bertemu Mpu Peniti. Pertemuan itu menjadi momen awal persahabatan mereka. Entah kenapa, saat berziarah itulah, beliau kemudian menjadi bisa tidur. Bukan sembarang tidur, tetapi tidur yang sangat nyenyak, sampai lebih dari 10 jam. Saking merasa nikmatnya, maka ia sampai tinggal di Djogdjakarta selama lebih dari sebulan, baru pulang. Sejak peristiwa itu beliau rajin berziarah ke Borobudur tiap tahun.
Beliau sendiri menitip cerita yang sangat menkajubkan. Bahwa sejak balik dari Borobudur, ia mengubah hidupnya. Tobat dari dunia hitam. Dan hidup dengan lurus dan berusaha dengan jujur. Mulanya saya berpikir beliau mengalami peristiwa religious, dalam ziarah pertama itu. Beliau tertawa ketika mendengar asumsi saya. Memang secara religious dalam banyak agama diajarkan bahwa dalam kehidupan kita selalu berlaku hukum sebab akibat. Apa yang kita panen selalu adalah hasil apa yang kita tanam. Kalau kita menanam niat jahat, maka hasilnya akan jahat. Dan sebaliknya. Tetapi selama sebulan, berkeliling di Djogdjakarta, beliau diajak Mpu Peniti, ke gunung Merapi, ke Kulon Progo dan juga berkeliling ke sejumlah pantai di Selatan Djogdjakarta, maka yang dialami beliau adalah keindahan semata. Dalam takjub yang bersamaan, beliau bersarung batik, makan masakan Djawa, belajar menari, dan meresapi music gamelan, selama hampir sebulan, lagi-lagi yang beliau rasakan adalah kebaikan dan ketenangan. Beliau akhirnya merasa dibekali keindahan, kebaikan dan ketenangan. Maka cara pandang hidupnya menjadi berubah. 3 hal inilah yang menjadikan-nya manusia yang berbeda ketika ia kembali ke Thailand. Beliau merumuskan dengan sederhana bahwa adalah kewajiban kita dengan panca indera kita, mencerna kehidupan ini dengan penuh keindahan. Lalu berbekal semua yang indah, kita harus berbuat kebaikan dalam setiap perbuatan kita. Sehingga kita mendapatkan ketenangan hidup. Sederhana dan praktis, begitulah beliau menjelaskan kepada saya.
Pulang ke Thailand, beliau pindah ke Chiang Mai, lalu menikah, membesarkan keluarga. Dan mulai berusaha kecil-kecilan. Hingga hasilnya berkelimpahan. Maka beliau lalu selalu bisa tidur nyenyak Yang menarik adalah pernyataan beliau, bahwa ketika hidup kita penuh keindahan, kebaikan dan ketenangan, maka hidup menjadi serba ajaib. Ketika hidup serba ajaib, maka semuanya menjadi sangat religius. Bangun tidur,menggosok gigi, mandi dan sarapan, selalu religius baginya. Beliau mengatakan, saat ia mengalami hal itu semua, maka doa yang ia panjatkan semakin sederhana. Tidak lagi pernah panjang dan rumit. Karena ia merasa sentuhan Tuhan dalam setiap perbuatan-nya.
Iseng saya bertanya lebih lanjut, lalu kalau semua itu telah diperolehnya, mengapa ia masih merasa perlu berziarah ke Borobudur tiap tahun. Beliau tertawa terbahak-bahak. Kata beliau, salah satunya adalah alas an untuk makan masakan Indonesia, merokok kretek dan bertemu Mpu Peniti. Hal lain adalah kembali menikmati semua keindahan Djogdjakarta. Namun yang terpenting, menghayati kenangan lama. Kesempatan merenungi hidupnya. Agar selalu ada cerita baru untuk cucunya. Begitu pesan beliau.
Pelajaran yang saya dapatkan dari Mpu Peniti, ternyata juga sama, bahwa belajarlah menikmati keindahan hidup ini, agar kita termotivasi selalu berbuat kebaikan dan kebajikan, yang akhirnya memberikan kita ketenangan hidup. Hanya dengan ketenangan hidup yang sempurna, kita memiliki bekal tidur nyenyak. Setiap malam dan setiap saat.
Bagi anda yang punya masalah tidak bisa tidur, silahkan mengirim email kepada saya di ajaib@cbn.net.id
Friday, May 20, 2011
Tuesday, May 17, 2011
Volkswagen Beetle 2012 Hasil Karya Desainer Indonesia
Volkswagen Beetle 2012 Hasil Karya Desainer Indonesia
Selasa, 19 April 2011 | 18:51 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Desain ulang Volkswagen Beetle telah dipikirkan sejak 2007 dan benar-benar merupakan upaya global. Mobil itu akhirnya terungkap pada hari Senin di New York dan Shanghai, dan akan diproduksi di Meksiko.
Mobil itu merupakan hasil sketsa selama empat tahun dari seorang desainer Indonesia yang mengonsep ulang mobil impiannya itu menjadi kenyataan di Beetle 2012.
Chris Lesmana membuat desain yang menjadi headline minggu ini, dan dengan beberapa penyesuaian proporsional, impiannya itu akan menjadi kenyataan di jalan-jalan Amerika musim gugur ini.
Lesmana yang saat ini tinggal di Jerman tidak bisa datang ke acara peluncuran di AS karena tugas keluarga, tapi ia diharapkan menghadiri acara Beetle di Berlin.
Desainer Exterior Frank Bruse yang mewakili Lesmana di New York menggambarkan upaya Lesmana itu kepada AutoWeek sebagai "seseorang yang dapat merancang versinya tentang mobil impian."
Lesmana dan Bruse tumbuh bersama Beetle sebagai mobil keluarga dan desain yang lama lebih terbawa ke versi baru. Mobil terbaru ini yang lebih bundar dan condong diarahkan ke pengguna wanita. Model 2012 itu memiliki atap lebih rendah, roda yang lebih besar, atap panjang, dan interior yang sporty --minus vas bunga.
"Ini jauh lebih dekat dengan yang lama daripada Beetle baru," kata Bruse tentang produk terbaru. "Kami memutuskan untuk kembali ke tema awal."
Rancangan itu telah memenangkan perhatian bos Grup Volkswagen, Martin Winterkorn, yang memberi lampu hijau untuk rancangan akhir yang merupakan gagasan Lesmana.
"Rancangan itu begitu baik di awalnya, kami hampir tidak mengubahnya," kata Bruse.
Dengan 23 juta terjual di seluruh dunia selama jangka panjang--termasuk enam juta di Amerika Serikat--Beetle bukan subjek mudah untuk mengalami penyegaran. Mobil itu telah didesain ulang dua kali dalam perjalanan untuk menjadi kekuatan penjualan dan ikon budaya VW di seluruh dunia.
Versi convertible akan menyusul tahun depan dan versi R line juga diharapkan menyusul. Desain baru ini ditandai dengan spatbor semakin ditarik ke luar, lampu bixenon, dan interior yang berwarna-warni, dengan dashboard sesuai warna badan mobil.
"Anda tidak mengubah mobil seperti itu secara iseng," kata Kepala Volkswagen, AS Jonathan Browning.
Monday, May 16, 2011
SOEHARTO LEBIH POPULER DARI SBY
Soeharto beats SBY in popularity poll
The Jakarta Post, Jakarta | Mon, 05/16/2011 8:00 AM | Headlines
Half of the respondents to a survey marking 13 years of the reform era think that their lives have not improved — while more than a third chose Soeharto as their favorite president.
“Like it or not, that’s what the survey says,” Indo Barometer director M. Qadari told The Jakarta Post after releasing the survey on Sunday.
The survey, titled “Evaluation of 13 Years of Reform and 18 Months of the Susilo Bambang Yudhoyono–Boediono Administration” was carried out between April 25 and May 4 and involved 1,200 respondents from all 33 Indonesian provinces.
The number of respondents who chose Soeharto as their favorite president was 36.5 percent, followed by Susilo Bambang Yudhoyono (20.9 percent), Sukarno (9.8 percent), Mega-wati Soekarnoputri (9.2 percent), B.J. Habibie (4.4 percent) and Abdurrahman “Gus Dur” Wahid (4.3 percent).
The survey also showed that 40.9 percent of the respondents from both rural and urban areas said that the New Order regime under Soeharto was better than the reform era, while only 22.8 percent said that reform era was better than previous periods, while 3.3 percent preferred the Old Order under Sukarno.
However, more than half of respondents were seemingly ignorant of politics: 47.8 percent said they did not know when the reform era began and 17.5 percent answered incorrectly.
“It is interesting to know what Indonesian people think about reform after 13 years. Most of them identified reform as ‘any changes’ instead of democracy, corruption eradication or the economic crisis,” Qadari said.
Only 29.7 percent of respondents said that they were satisfied with the current administration, 55.5 percent said they were unsatisfied and the remainder declined to answer.
The survey also indicated that only 31 percent of respondents said that the current situation was better than compared to 13 years ago, 27.2 percent thought that both eras were the same while 28.2 percent answered otherwise.
Qadari said that the Indonesian people’s awe of former president Soeharto and the New Order regime implied a dissatisfaction with the reform era.
“When people said that the Soeharto regime was better than the reform era, they are simply criticizing current situation and how reform hasn’t brought changes for them. This is an irony as well as a slap in the face for reform activists,” he said.
Qadari said respondents made a strong connection between reform and the government’s performance, as many said that reform was measured by the success of the government, instead of how democracy has been upheld.
Ray Rangkuti, a reform activist in 1998, said the survey’s results implicitly criticized everyone who adulated the reform era.
“This is a slap in the face. This survey shows that reform has yet to change and make a better life for most of the Indonesian people,” he told the Post. (swd)
Thursday, May 05, 2011
KABAR GEMBIRA ! KABAR KESEMBUHAN !
HEALING FESTIVAL – 6-7-8 Mei 2011
Sejak ribuan tahun yang lalu, manusia mencari jalan dan metode untuk hidup kekal. Di Yunani misalnya tumbuh mitos tentang Ambrosia, yaitu makanan atau minuman yang bisa membuat seseorang tetap awet muda dan hidup abadi. Tidak pernah sakit dan tidak pernah tua. Pencarian yang sama dilakukan oleh kaisar dan raja diseluruh jagad bumi ini tanpa terkecuali. Juga oleh para dukun, dokter hingga ilmuwan lainnya. Benarkah bahwa dalam tubuh kita, ada sesuatu yang ajaib ?
Dr. Duncan "Om" MacDougall (c. 1866 – October 15, 1920), misalnya pernah melakukan sebuah experimen yang kontroversil pada tahun 1907, dan menyimpulkan bahwa berat jiwa manusia rata-rata adalah 21 gram. Di Tiongkok para praktisi keraga-an, menyimpulkan sebuah “life force” yang mereka sebut “Chi” hadir dan berperan sangat vital sebagai sebuah enerji didalam kehidupan kita sehari-hari. Di India para praktisi Yoga, juga menyimpulkan yang sama, dengan istilah Prana.
Konon seseorang yang memiliki “chi” atau”prana” yang luar biasa, maka enerji ini akan memancar keluar, menjadi aura atau yang membentuk charisma seseorang. Di Bali ini disebut Taksu. Lalu pertanya-an-nya adalah, “bagaimana kita bisa memberdayakan – life force- ini dalam kehidupan kita sehari-hari ?
Berbeda dengan konsep penyembuhan di Barat yang melangkah dan bertindak setelah ada penyakit, maka filosofi penyembuhan di Timur seringkali justru selangkah lebih awal bertindak sebelum ada penyakit. Perbedaam filosofi ini membuat persepsi terhadap kualitas hidup kita menjadi sangat strategis. Bahwa sehat bukan berarti kita bebas 100% dari penyakit. WHO sendiri pada tahun 1948, merumuskan sehat sebagai : “Health is a state of complete physical, mental and social well-being, and not merely the absence of disease or infirmity”
Tubuh manusia sendiri, ketika diciptakan oleh Yang Maha Kuasa, dilengkapi tak kurang dari 9 mekanisme pertahanan tubuh yang sangat kompleks dan unik. Sistim pertahanan yang disebut dengan imunitas tubuh ini, perlu diberdayakan dengan seksama. Terlebih ganguan kehidupan moderen yang penuh dengan serangan psikis seperti stress, polusi dan toxin yang beredar dimana-mana. Belum lagi serangan penyakit, bakteri dan virus yang semakin beraneka ragam.
Hal ini yang mendorong aktivis pemasaran Indonesia yang dikenal seringkali tampil dengan ide-de gilanya, KAFI KURNIA, akhirnya pada bulan September 2010 mendirikan sebuah HEALING CENTER pertama di Indonesia, yang diberi nama TIRTAYU. Tujuan-nya adalah sebagai sebuat pusat pemberdayaan gaya hidup sehat yang progresif Dimana setiap orang bisa mempelajari “life-force” yang dimilikinya lewat sejumlah aktivitas dari relaksasi, seminar kesehatan, meditasi, yoga, rehab medik, hingga penyembuhan klinis lewat pengobatan barat dan Tiongkok sekaligus. Lokasi TIRTAYU sengaja dipilih sangat strategis di Jalan Senopati 20, Kebayoran Baru, yang hanya berjarak 5-10 menit dari pusat kegiatan bisnis di Jakarta.
Pada awal bulan Mei 2011, selama 3 hari dari tanggal 6 hingga 8 Mei 2011, Tirtayu bersama aktivis dan praktisi healing – Liang Lie, yang meng-gagas komunitas - LIFE BEGINS @ 40, melakukan sebuah aktiviras unik yaitu HEALING FESTIVAL. Yang merupakan sebuah kejadian sangat langka. Selama 3 hari berturut-turut, lewat sejumlah kegiataan seperti workshop, bazaar, health seminar, demo dan konsultasi, menghadirkan lebih dari 10 praktisi “healer” Indonesia untuk menjelajahi dan mengupas sejumlah topik “healing”, mulai dari gaya hidup, nutrisi, yoga, hipnoterapi, meditasi, akupuntur, olahraga, prana, feng shui, diet hingga kanker.
TIRTAYU HEALING FESTIVAL ini akan diisi oleh para praktisi, aktivis, dan terapis dengan reputasi ternama masing-masing baik dari dalam maupun luar negeri, antara lain dr. Handrawan Nadesul, dr. Wiyoso Indrasanto, Ir. Gunadi Widjaja, Emmilia Ahmadi, dr Lia Brasali Ariefano ,dr. Johannes Ridwan, Reza Gunawan, Ines Somellera, Rina Poerwadi, Ratih Luhur, dr Lim Hong Liang & dokter-dokter ahli lainnya. Acara dilengkapi juga dengan bazaar produk-produk kesehatan. Apabila dibutuhkan, peserta dapat berkonsultasi langsung dengan pakar di bidang masing-masing.
HEALING FESTIVAL ini memiliki sejumlah tujuan. Pertama sebagai ajang pembelajaran, dan pendidikan, untuk memberikan sejumlah fakta dan informasi mutakhir tentang penyembuhan dan kesehatan pada umumnya. Kedua sebagai ajang interaksi untuk mengintesifkan kontak dan komunikasi antar para healer dan pemerhati kesehatan pada umumnya. Dan yang terakhir adalah stimulus agar industry pelayanan kesehatan di Indonesia tumbuh lebih progresfi keperbagai bidang. Sehingga nantinya HEALING FESTIVAL ini bisa dibawa kekota lain dan diselenggarakan lebih teratur.
Informasi dan pendaftaran :
Liang 0818151304, -- Avanti 08118704794
TIRTAYU HEALING FESTIVAL - 6-7-8 MEI
Tuesday, May 03, 2011
Kafi Kurnia Gelar Healing Festival
Kafi Kurnia Gelar Healing Festival
Jakarta, 3 Mei 2011 12:28
Tokoh marketing Kafi Kurnia (Tirtayu) bersama Liang Lie (komunitas Life Begins @40), menggelar Healing Festival, pada 6-8 Mei 2011. Kegiatan ini berupa workshop, bazaar, health seminar, demo dan konsultasi.
"Kegiatan ini menghadirkan lebih dari 10 praktisi healer, yang membahas gaya hidup, nutrisi, yoga, hipnoterapi, meditasi, akupuntur, olah raga, prana, feng shui, diet, hingga kanker," tulis siaran pers yang diterima Gatra.com, Selasa (3/5), di Jakarta.
Dijelaskan, kegiatan ini memiliki sejumlah tujuan. Pertama, sebagai ajang pembelajaran dan pendidikan untuk memberikan sejumlah fakta dan informasi mutakhir tentang penyembuhan dan kesehatan pada umumnya.
Kedua, sebagai ajang interaksi untuk mengintesifkan kontak dan komunikasi antar-para healer dan pemerhati kesehatan pada umumnya. Ketiga, stimulus agar industri pelayanan kesehatan di Indonesia tumbuh lebih progresif ke pelbagai bidang.
"Sehingga nantinya Healing Festival ini bisa dibawa ke kota lain dan diselenggarakan secara lebih teratur," demikian siaran pers itu.
Tak 100% Bebas Penyakit
Disebutkan pula bahwa pengertian sehat bukan berarti terbebas 100 persen dari penyakit. WHO pada 1948 merumuskan sehat sebagai: "a state of complete physical, mental and social well-being, and not merely the absence of disease or infirmity.”
Tubuh manusia sendiri ketika diciptakan Yang Maha Kuasa dilengkapi tak kurang dari sembilan mekanisme pertahanan tubuh yang sangat kompleks dan unik.
Sistem pertahanan yang disebut dengan imunitas tubuh ini, perlu diberdayakan dengan seksama. Terlebih ganguan kehidupan moderen yang penuh dengan serangan psikis, seperti stres, polusi, dan toksin yang beredar di mana-mana. Belum lagi serangan penyakit, bakteri, dan virus yang semakin beraneka ragam.
Sebagai jawaban dari tuntutan akan pentingnya kesehatan, tokoh pemasaran Kafi Kurnia pada September 2010 mendirikan sebuah Healing Center pertama di Indonesia, yang diberi nama Tirtayu.
Tujuan healing center ini sebagai pusat pemberdayaan gaya hidup sehat yang progresif. Setiap orang bisa mempelajari life-force yang dimilikinya lewat sejumlah aktivitas dari relaksasi, seminar kesehatan, meditasi, yoga, rehab medik, hingga penyembuhan klinis lewat pengobatan Barat dan Tiongkok sekaligus. [TMA]
Monday, May 02, 2011
KABAR GEMBIRA ! KABAR KESEMBUHAN !
KABAR GEMBIRA ........ bagi anda yang memiliki teman atau anggota keluarga yang sedang sakit ..... jangan berputus asa ! .... karena harapan sembuh masih tetap ada ! ..... Ikuti 3 hari - TIRTAYU HEALING FESTIVAL dengan 10 top ahli penyembuhan Indonesia, free seminar, workshop, demo dan private consultation - 6-7-8 Mei 2011 - Informasi dan pendaftaran -- Liang 0818151304, -- Avanti 08118704794
Sunday, May 01, 2011
KONON MAHASISWA ITU ADALAH ALBERT EINSTEIN
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, 'Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?'.
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, 'Betul, Dia yang menciptakan semuanya'.
'Tuhan menciptakan semuanya?'
Tanya professor sekali lagi.
'Ya, Pak, semuanya' kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab, 'Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.'
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, 'Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?'
'Tentu saja,' jawab si Profesor
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, 'Profesor, apakah dingin itu ada?'
'Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?' Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.
Mahasiswa itu menjawab, 'Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut.
Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.
Mahasiswa itu melanjutkan, 'Profesor, apakah gelap itu ada?'
Profesor itu menjawab, 'Tentu saja itu ada.'
Mahasiswa itu menjawab, 'Sekali lagi anda salah Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut.
Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.'
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, 'Profesor, apakah kejahatan itu ada?'
Dengan bimbang professor itu menjawab, 'Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.'
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, 'Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, 'kejahatan' adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia.
Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.'
Profesor itu terdiam.
Konon menurut cerita nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.
MASIH ADA HARAPAN UNTUK SEMBUH !
..... ... bagi anda yang memiliki teman atau anggota keluarga yang sedang sakit ..... jangan berputus asa ! .... karena harapan sembuh masih tetap ada ! ..... Ikuti 3 hari TIRTAYU HEALING FESTIVAL dengan 10 top ahli penyembuhan Indonesia, free seminar, workshop, demo dan private consultation - 6-7-8 Mei 2011 - Informasi dan pendaftaran -- Liang 0818151304, -- Avanti 08118704794
Subscribe to:
Posts (Atom)