“36 strategi”, begitu judulnya, merupakan koleksi strategi Cina kuno yang sangat terkenal dan amat yahud untuk diterapkan dalam berbagai situasi, termasuk strategi berdagang. Konon tiada yang tahu siapa pengarang ke 36 strategi ini, namun yang jelas ke 36 strategi merupakan referensi penting dalam literatur kerakyatan bangsa Cina. Ke 36 strategi ini dibagi atas 6 bagian, dan diduga erat hubungan-nya dengan I-Ching yaitu ilmu perubahan. Begitu populernya 36 strategi ini, sehingga ahli perang kuno seperti Sun Tzu, Sun Bin, Han Xin dan Li Chin, semuanya mengandalkan implementasi dari 36 strategi ini.
Ke 36 strategi ini semuanya menarik dan punya daya tarik sendiri-sendiri. Saya sendiri menyukai strategi nomer 20, yaitu “Ilmu Mengail di Air Keruh”. Pertama saya amat terkesan dengan strategi ini, karena kita juga memiliki ungkapan yang sama. Kedua, strategi unik ini memberikan semangat optimisme kepada saya dalam berbagai situasi. Dan berkali-kali saya sudah diselamatkan dengan strategi ini. Itu sebabnya strategi ini memiliki nilai nostalgia yang mendalam buat saya. Berkat strategi ini, kita disuruh berpikir kreatif, waspada selalu, jangan pantang menyerah, dan biar bagaimanapun situasinya, bakalan ada peluang yang bisa kita manfaatkan.
Belum lama ini ketika membaca koran, saya di-ingatkan lagi dengan strategi unik ini. Yaitu ketika membaca fenomena Monica Lewinsky belum lama ini. Jelas-jelas skandal Monica memang bikin heboh luar biasa. Ketika masih dalam masa persidangan, tak urung Monica dicemohkan banyak orang. Pokoknya skandal Monica persis seperti air keruh yang bergolak. Namun kini keada-an-nya telah berubah 180 derajat. Monica menjadi sumber rejeki yang luar biasa. Di Philipina ada pengusaha cerutu yang memanfaatkan cerita porno Bill Clinton dan Monica, dan membuat cerutu yang diberi nama ….. apa lagi kalau bukan Monica ? Hasilnya ? Tebak saja sendiri. Laris manis tanjung kimpul ! Fenomena Monica tidak berhenti disitu saja, tapi konon masih berlanjut panjang.
Misalnya saja dalam interview Monica dengan Barbara Walters, konon ditonton sampai 70 juta penonton. Dalam interview ini, Monica yang tidak ramping, seksi dan terlampau cantik, ternyata justru mengundang simpati kebanyakan wanita yang menontonnya. Yang justru mirip dengan Monica, yaitu tidak memiliki kecantikan ideal seperti tubuh seksi dan kecantikan ala model. Dalam interview ini wanita ternyata diam-diam menyimak serius penampilan Monica. Dan yang menjadi perhatian utama mereka adalah make-up Monica. Yang memang cukup ajaib. Monica dalam interview itu memang di make-up dengan penampilan baru, agar lebih lembut dan stylish. Hasilnya memukau habis para pemirsa penonton wanita. Diakhir acara, disebutkan kalau Monica memakai lipstick dan kosmetik Club Monaco. Hanya dalam seminggu, kosmetik ala Monica ini, diborong ludes oleh para wanita di 30 toko Club Monaco di Kanada dan Amerika. Pemilik butik Club Monaco sampai kewalahan tuntas. Kosmetik ala Monica jelas merupakan hasil mengail diair keruh. Rejeki nomplok.
Dongeng lainnya yang tak kalah seru, adalah sukses di balik rokok Marlboro. Rokok Marlboro lahir tahun 1924, sebagai salah satu rokok berfilter yang ditujukan untuk wanita. Mulanya dipasarkan dengan konsep segmentasi khusus wanita. Pokoknya Marlboro dibuat sebagai rokok yang lebih pas dan lebih sopan untuk wanita. Itu sebabnya kotak Marlboro berwarna merah, karena dulunya diposisikan sebagai rokok feminin. Malah dalam desain awalnya, ujung filternyapun berwarna merah, agar lipstick wanita yang mengisapnya tidak meninggalkan bekas noda. Kesannya agar lebih rapi dan tidak vulgar. Namun ide ini tidak dibeli mentah-mentah oleh kaum wanita jaman itu. Mengisap rokok tanpa filter jelas lebih nikmat. Tak heran apabila penjualan Marlboro amatlah kecil.
Barulah pada tahun 1950, dipublikasikan untuk pertama kalinya bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan karena dapat menimbulkan penyakit kanker paru-paru. Tahun 1953, mulai kelihatan tanda bahayanya. Penjualan rokok di Amerika tiba-tiba merosot. Produsen Marlboro melihat “ikan diair keruh”. Marlboro dari rokok feminin, kini diubah menjadi rokok yang lebih aman bagi konsumen. Berkat perlengkapan filter yang dimilikinya saat itu. Marlboro pun ikut program ganti kelamin. Ia jadi rokok macho sekarang. Rencana promosi dan iklanpun dibuat. Marlboro akan diiklankan dengan serangkaian tokoh macho yang perkasa dari pelaut hingga tentara. Namun biro iklannya, membujuk agar Marlboro diiklankan lewat koboi saja. Ternyata resep itu cespleng dan manjur. Koboi memang visi yang tepat. Hanya dalam setahun saja Marlboro melesat dari cuma menguasai pangsa pasar dibawah 1%, tiba-tiba menjadi salah satu dari 4 besar. Tak heran apabila promosi ala koboi itu tetap dipertahankan hingga kini.
Ditengah krisis dalam bentuk apapun, saya yakin ada celah untuk menyelipkan strategi nomer 20 ini. Saya optimis akan hal itu, karena telah saya alami sendiri. Kuncinya hanya satu. Jangan takut cebur ke air keruh ini. Pokoknya asal mau obok-obok, anda pasti kebagian ikan. Percayalah !
2 comments:
bung Kafi..met kenal,saya sangat tertarik bahasan anda tentang Marlboro,tolong kalo ada lagi hal2 tentang rokok,sukur2 tembakau,cerutu,dapat diinfokan ke saya.Thanks.
Budi wikanta
Ambarawa
two thumb bro
Post a Comment