Sunday, January 08, 2012
GUE MAU JADI PRESIDEN ! (Sebuah percakapan dengan Iblis)
Langit nampak abu-abu , lusuh dan kusam. Jakarta diguyur hujan, berhari-hari. Basah dan teduh. Hati gue gelisah bukan main menanti tahun berganti. Bukankah nujum terakhir bangsa Mayan mengatakan kiamat 2012 ? Ditemani secangkir kopi Panama Geisha, gue meramu khayal, diberanda bersama sepiring kue pancong, yang sebentar lagi mengeras karena kedinginan. Sembari sesekali menatap langit, menanti dewa turun yang akan memberi wangsit baru tentang tahun 2012. Siapa tahu ada ralat tentang kiamat.
Entah dari mana, tiba-tiba masuk dipekarangan rumah, sebuah mobil Bentley Continental. Warnanya emas sangat menyilaukan. Seperti sebongkah emas jatuh dari langit. Tiba-tiba turun dari mobil Bentley, seorang wanita yang mirip banget sama Rosie Huntington-Whiteley . Rambutnya yang pirang, tergerai panjang menciptakan gerakan gemulai yang membuat surga iri hati. Kakinya yang jenjang melangkah dengan eloknya seolah perintah yang membelah samudra. Secara refleks gue menabok pipi sendiri keras-keras, jangan-jangan kopi Panama Geisha dan kue pancong kalau dimakan bersama-sama, bercampur menjadi obat ilusi yang dahsyat. Sang wanita tersenyum. Dan gue merasakan pipiku sakit. Ternyata ini bukan ilusi dan mimpi. Tapi nyata ! Sang wanita dibalut dengan gaun merah menerawang, mirip gaun pesta Valentino yang iconic. Melangkah dalam gerakan yang tidak mungkin didefiniskan. Lebih elok dari tarian manapun didunia ini . Belahan didadanya bagaikan ombak yang mampu meruntuhkan baja sekeras apa-pun. Gelisah yang mengganjal dada gue berhari-hari tiba-tiba musnah. Menguap tanpa bekas. Digantikan dengan debaran jantung yang sangat gaduh.
Terus, tiba-tiba saja, cewe yang mirip Rosie Huntingtin-Whiteley, ini sudah duduk didepan gue. Hanya dalam sedetik, kepala gue mabok seperti tersihir sama parfumnya yang mirip Black Orchid dari Tom Ford, dan keharuman cerutu yang dihisapnya. Sang cewe duduk dengan santai menyilangkan kedua kakinya yang jenjang. Gue langsung nyengir. Dan tiba-tiba mengerti betul mengapa Ken Arok tergila-gila sama Ken Dedes setelah melihat belahan kakinya. Mungkin gue merasakan emosi yang sama dengan Ken Arok. “Kaget yaaah ?”, begitu tegur sang cewe. Bibir gue terasa kram. Kehilangan suara. Gue nyengir saja. Sang cewe tertawa melihat gue salah tingkah. Dan disela-sela tertawanya. Tanpa sengaja gue melihat taringnya. Maka gue baru sadar siapa sebenarnya cewe dihadapan gue. Ternyata Iblis sedang bertamu kerumah gue.
“Kegelisahan hati mas Kafi, membuat dinding neraka bergetar. Saya diutus untuk menanyakan apa yang mas Kafi inginkan buat hadiah tahun baru ?”, kata Iblis dengan senyum menggoda. Gue kaget bukan main. Otak gue muter kaya pusaran blender. Pikir gue, harus minta yang kaga mungkin. Kapan lagi gue punya kesempatan bisa bikin iseng Iblis. Bibir gue langsung bergerak :”Gue mau jadi Presiden ! “ Permintaan gue singkat dan jelas. Sang Iblis ketawa ngikik. Bulu kuduk gue langsung berdiri. Takut juge gue. Jangan-jangan ini Iblis bakalan ngamuk. Setelah reda dia ketawa. Lalu dia mengisap cerutunya dalam-dalam. Dan menghembuskan asapnya ke muka gue. Wuuuuussssss. Gue berasa kaya ayam jago yang disembur saat berkelahi. Lalu suaranya renyah menyapa : “Kalau mas Kafi jadi presiden, ….. pengen ngapain sih ?” Kaget jug ague denger pertanyaan kayak gitu. Terus terang kaga siap menjawabnya. Tapi entah kenapa, otak gue tiba-tiba memberikan jawaban seperti ini : “Gue pengen jadi presiden yang paling korup di republik ini !” Balik lagi sang Iblis ketawa ngakak lama banget.
Pernah sekali gue diundang sama salah diskusi kelompok. Ceritanya mereka mau nyari solusi yang praktis untuk memberantas korupsi di republik ini.. Yang sebenarnya sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Lalu beradaptasi menjadi budaya kong-ka-li-kong. Dan sogok menyogok menjadi proses ekonomi biasa. Dengan rumusan “cost vs benefit”. Maka korupsi menjadi sangat tidak aneh lagi. Yang aneh adalah upaya untuk memeberantasnya. Akibatnya Negara harus bikin lembaga dengan ongkos yang sangat mahal untuk menangkap anggota DPR, bupati, gubernur, hingga menteri yang ketahuan korupsi. Konon dari sebuah seminar di bulan Juni 2011, disebutkan dari 560 anggota DPR, ada 50 anggota DPR yang terkena kasus korupsi. Alias hampir 10%. Dan dari jumlah bupati, walikota, hingga gubernur yang berjumlah 500 orang, 155 orang terkena kasus korupsi alias 30%. Itu yang ketahuan dan kena tangkap. Kalau kita pakai teori gunung es, maka yang melakukan korupsi, jumlahnya akan lebih banyak lagi. Membentuk lembaga khusus untuk memerangi korupsi, rasanya cuma efektif untuk menangkapi koruptor. Dan bukan untuk mencegah korupsi itu sendiri. Artinya untuk mencegah korupsi diperlukan sebuah metode baru yang revolusioner.
Dalam diskusi itu, gue menyodorkan teori, bahwa di republik ini harus ada Presiden yang berani memonopoli korupsi. Tujuannya sederhana, agar anggota DPR, bupati, walikota, gubernur dan menteri, tidak bisa lagi korupsi, karena korupsi dikuasai dan dimonopoli oleh Presiden seorang. Bayangkan saja APBN kita saat ini berkisar di 2.200 trilyun rupiah. Kalau 10%nya kena korupsi maka jumlahnya akan menjadi 220 trilyun. Dengan 220 trilyun kita bisa membangun : 1.000 sekolah @ 5 milyar, 1.000 rumah sakit @ 50 milyar, 5 trilyun biaya promosi produk dan tujuan wisata Indonesia di luar negeri, membuat 100 film bermutu @ 10 milyar, 1.000 perpustakaan @ 5 milyar, 1.00 kompleks apartemen murah @ 200 milyar, 1.000 poliklinik @ 20 milyar, 200 pasar tradisional moderen @ 200 milyar , dan masih ada sisa 70 trilyun rupiah yang bisa kita salurkan sebagai kredit mikro untuk membantu 1 juta UKM diseluruh negeri ini. Bayangkan peluang dan manfaatnya bagi rakyat. Indonesia yang gemah ripah loh jinawi bukan lagi impian semata. Kalau perlu gue bikin berdampingan sama KPK, sebuah lembaga baru yaitu Badan Pengelola Korupsi, yang tujuan memonopoli korupsi di negeri ini.
Maka gue bilang sama Iblis, kalau gue dikasih kesempatan jadi presiden, gue akan jadi presiden yang paling korup. Semata-mata agar gue bisa memonopoli korupsi. Sehingga hasil duit korupsi bakal bisa gue kembalikan kepada rakyat untuk kesejahteraan sosial mereka. Gue rasa ini solusi yang paling cakep. Dan Iblis untuk pertama kalinya tidak lagi nyengir. Tetapi memperlihatkan senyum yang tertahan, dengan taringnya nyelip diluar bibir. Sangat mengerikan
Sang iblis mengisap cerutunya dalam-dalam. Kali ini asapnya tidak dihembuskan ke muka saya. Melainkan dihirupnya dalam-dalam lalu keluar di lubang hidung dan telinganya. Sang Iblis berdiri, tersenyum genit, menghampiri gue, dan melumat bibir gue. Sampai gue kehabisan nafas dan gelagapan kaya ikan mujair kurang air. Lalu Iblis berbisik dikuping gue : “Mas Kafi adalah orang paling berbahaya di negeri ini !”, lalu tertawa ngikik sangat keras dan “puff” menghilang begitu saja.
Terus terang gue jadi terbengong-bengong. Bukan karena gue bingung kemana gerangan tuh Iblis ? Tetapi sang Iblis meninggalkan mobil Bentley-nya dipekarangan gue. Sialnya kunci sama STNK-nya ngak ditinggal buat gue . Duh, ….. dasar Iblis ! Selalu seenaknya saja.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Bung Kafi,
Ide cermerlang. Pemilu nanti ikut capres saja dari golongan independen. Gw dukung !
Sekarang aja , hal itu sudah dilakukan. Cuma karena Boss gak tegas bawahannya gak bisa di kontrol. Ikut2an korupsi
Salam
Post a Comment