Tahun 2007 konon adalah tahun James Bond. Setidaknya, itu yang diisyaratkan seorang paranormal kondang kepada saya. Terus saya sendiri bingung membuat interpretasinya. Pergilah saya berkonsultasi pada Mpu Peniti. Kebetulan, ketika saya datang, Mpu Peniti, mentor saya, sedang asyik menonton DVD James Bond. Mpu Peniti menonton episode ke-20 yang berjudul Die Another Day. Film James Bond dengan bujet tertinggi, hingga US$ 142 juta, dan merupakan film Pierce Brosnan yang terakhir sebagai James Bond. Film ini termasuk film James Bond yang sukses karena berhasil menjadi box-office dengan pendapatan di atas US$ 431 juta.
Usai menonton, iseng-iseng saya tanya Mpu Peniti soal hubungan 2007 dengan 007 milik James Bond. Dan beliau cuma terkekeh menanggapi kebingungan saya. Menurut Mpu Peniti, film James Bond sukses karena tiga hal. Pertama, filmnya akan seru luar biasa kalau James Bond punya musuh yang sangat tangguh. Semakin dahsyat musuhnya, semakin luar biasa filmnya.
Kedua, wanita cantik yang selalu disebut "Bond's Girl". Inilah elemen yang menjanjikan misteri dan penasaran. Pemilihan wanita cantik untuk mendampingi James Bond biasanya dilakukan sangat teliti dan saksama. Di dalam film, ada wanita yang memang berperan sebagai agen rahasia untuk mendampingi James Bond. Tapi ada juga yang awalnya di pihak musuh dan kemudian di akhir cerita menjadi kekasih James Bond.
Yang ketiga, dan terakhir, James Bond tidak pernah kehilangan akal. Apa pun situasinya, ia pasti bisa meloloskan diri.
Jadi, kalau mau sukses dan berhasil pada tahun 2007, resepnya sederhana. Persis seperti film James Bond. Dalam film James Bond, di awal cerita selalu ada bagian ketika James Bond bertemu dengan Q, tokoh yang jenius dan selalu menyediakan berbagai peralatan untuk meloloskan diri. Jadi, pertama-tama yang harus Anda siapkan adalah strategi untuk meloloskan diri, the exit strategy. Di dalam film James Bond tahun 1999 berjudul The World Is Not Enough, terjadi percakapan antara Q dan James Bond:
Q: "I've always tried to teach you two things. First, never let them see you bleed."
James Bond: "And the second?"
Q: "Always have an escape plan."
Artinya, apa pun yang terjadi, dan biar separah apa pun luka Anda, jangan pernah memperlihatkan kepada musuh bahwa Anda sedang berdarah-darah. Dan yang paling penting, selalu punya strategi untuk meloloskan diri.
Wanita cantik dalam film James Bond biasanya diberi peran bermacam-macam. Ada yang memang kolega dan sesama agen rahasia yang ditugasi membantu James Bond. Tapi ada juga yang berperan dari pihak musuh, yang kemudian di akhir cerita kadang membantu James Bond atau juga diselamatkan oleh James Bond dan akhirnya menjadi kekasih James Bond. Walaupun kadang wanita cantik ini perannya remeh, dan seringkali dijadikan pemanis saja, toh tetap saja mereka merupakan elemen yang bikin penasaran dan memberikan kejutan sesekali.
Menurut Mpu Peniti, kita harus cerdas memanfaatkan karisma yang ada di dalam diri kita. Tidak jarang, dalam kehidupan bisnis sehari-hari, Tuhan Yang Mahakuasa memberikan kita jalan dan petunjuk. Kadang bisa dari teman, bisa juga dari lawan. Kadang petunjuknya sangat jelas dan kadang-kadang sesekali mengejutkan datang dengan petunjuk samar-samar. Ibaratnya wanita cantik dalam film James Bond, menurut Mpu Peniti, keberuntungan itu ada di mana-mana. Tinggal kita sigap, tangkas, selalu siap sedia memanfaatkan setiap momentum dan peluang. Persis seperti James Bond. Selalu melakukan improvisasi.
Dan yang terakhir, James Bond hadir begitu populer di tengah-tengah kita sejak 1962, dengan episode pertamanya Dr. NO, semata-mata karena James Bond adalah jagoan kita yang tak terkalahkan untuk menghadapi segala macam krisis dan musuh. Salah satu dialog favorit saya adalah kalimat yang diucapkan tokoh Paris Carver (diperankan Teri Hatcher), dalam film James Bond berjudul Tomorrow Never Dies: "Tell me James, do you still sleep with a gun under your pillow?" Ini menunjukan, apa pun situasinya, James Bond selalu siap menghadapi segala tantangan. James Bond selalu punya persiapan.
Barangkali ramalan sang paranormal sangat berbeda dengan uraian Mpu Peniti di atas. Buat saya, wejangan Mpu Peniti terasa pas dengan segala tantangan yang mesti kita hadapi pada tahun 2007. Jadi, jangan takut dan waswas. Tahun baru 2007 pasti akan hadir dengan tantangan baru, masalah baru, dan krisis baru. Saya berniat menyongsong tantangan itu dan menikmatinya. Musuh James Bond dalam episode The World is not Enough, Elektra King yang diperankan aktris sensual Sophie Marceau, berkata dengan sangat bijak: "There's no point in living if you can't feel alive." Mari kita songsong 2007 dengan bersikap optimistis!
Friday, December 29, 2006
Monday, December 25, 2006
Sunday, December 24, 2006
Saturday, December 23, 2006
Friday, December 15, 2006
Thursday, December 14, 2006
TITIK KECUKUPAN
Lima belas tahun lalu, ketika nenek teman saya berulang tahun ke-90, ibunya mewanti-wanti agar jangan melewatkan kesempatan perayaan ulang tahun sang nenek. Ada rasa khawatir yang besar umur sang nenek tidak bisa berlanjut panjang. Nenek teman saya tinggal di sebuah kota kecil Taiping, di wilayah negara Perak, Malaysia. Taiping memang unik, berada di sebuah teluk yang dikelilingi perbukitan subur, sehingga udaranya selalu sejuk. Sepuluh menit dari Taiping ada tempat peristirahatan Bukit Larut yang terkenal. Dan merupakan salah satu wilayah dengan curah hujan terbanyak di Malaysia.
Lingkungan Taiping yang begitu asri sangat baik untuk kesehatan sang nenek. Beberapa minggu lalu, sang nenek berulang tahun ke-105. Luar biasa, bukan? Meski, setahun terakhir, penglihatannya menurun drastis. Sang nenek mengeluh kualitas hidupnya juga ikut menurun. Kurang lebih tiga bulan lalu, sang nenek ditemani sopir yang setia minta berkunjung ke sebuah danau kecil dekat Taiping.
Danau itu memang tempat favorit sang nenek. Beliau sempat mengagumi keindahan danau itu sesaat. Lalu, anehnya, beliau mengatakan pada sopirnya: "Cukup. Ini kesempatan aku yang terakhir untuk menikmati danau itu." Tentu saja sopirnya heran atas komentar itu. Dan sebelum pulang, sang nenek juga minta mampir di bekas sekolahnya dulu. Di sana sang nenek sejenak merenung dan mengenang. Lalu mereka pulang.
Tak lama kemudian, sang nenek mulai menolak makan. Beliau benar-benar berpuasa. Cuma minum saja. Hal ini berjalan enam minggu. Menurut dokter, entah kenapa sang nenek kehilangan semangat hidup. Secara tidak langsung, ia memang berpuasa untuk meninggal. Di usia 105 tahun, mungkin sang nenek sudah merasakan hidup yang sangat cukup. Kini saatnya ia pergi meninggalkan dunia yang fana ini. Itulah sebabnya, ketika sang nenek berulang tahun ke-105, kurang lebih dua minggu lalu, hampir semua kerabatnya di seluruh penjuru dunia datang untuk merayakan.
Walaupun fisik sang nenek sangat lemah, perayaan tetap berjalan meriah. Yang menakjubkan adalah komentar sang dokter, yaitu biarpun keinginan untuk mati sang nenek begitu besar, fisiknya tetap tegar, seolah tidak mau menyerah begitu saja. Tak lama setelah semua kerabat ke airport untuk kembali ke masing-masing tempat tinggal mereka, dokter melaporkan sesuatu yang unik, tiba-tiba saja fisik sang nenek melemah. Dan dua hari setelah pesta ulang tahunnya, sang nenek wafat.
Saat teman saya mengabari ihwal wafatnya sang nenek, pikiran saya menerawang sangat jauh. Teman saya sendiri sangat antusias untuk kembali ke Taiping untuk acara penguburan sang nenek. Ia mengatakan jarang sekali menghadiri pemakaman dengan hati yang penuh kelegaan dan sukacita. Hanya kali ini ia mengalaminya. Pemakaman neneknya bukanlah sebuah kesedihan, melainkan perayaan tentang hidup yang sangat luar biasa. Tidak banyak orang bisa hidup hingga 100 tahun, dengan sebuah kebahagiaan seperti neneknya. Barangkali metode puasa untuk mengakhiri hidupnya agak radikal. Tetapi sang nenek mengilhami kita bagaimana dalam hidup ini punya keberanian untuk mengatakan cukup.
Mpu Peniti juga punya cerita menarik. Seorang pengusaha yang sudah memiliki dua istri datang ke Mpu Peniti. Dia minta diberi petunjuk agar dibukakan jalan untuk bisa menambah satu istri lagi. Ia ingin punya tiga istri. Mpu Peniti sempat sewot. Ia bertanya, apakah dua istri itu tidak cukup. Menurut Mpu Peniti, kalau nanti sudah punya tiga istri, pasti akan ingin punya empat istri. Dan kalau sudah ketagihan, pasti nanti akan ada istri yang dicerai untuk mendapatkan istri baru. Menurut Mpu Peniti, pengusaha itu tidak tahu batas di mana cukup yang sebenarnya.
Menurut Mpu Peniti, dalam hidup ini kita harus punya naluri yang mengerti titik kecukupan. Bila tidak, kita akan menjadi orang yang serakah dan loba. Karena sesungguhnya kenikmatan dan kebahagiaan hidup ini ada di titik kecukupan itu. Makan yang nikmat adalah kalau kita kenyang dengan cukup. Kekenyangan akan membuat sesak dan susah bernapas. Tidur yang paling nikmat adalah tidur yang berkecukupan. Terlalu banyak tidur akan membuat kita malas.
Dalam bisnis dan manajemen, kita juga harus tahu batas kecukupan yang sama. Kurang marah, kita akan dianggap lemah. Terlalu banyak marah, kita pasti dianggap sebagai pemimpin pemarah yang kasar dan kebakaran jenggot. Jadi, marahlah secukupnya. Sama pula halnya dengan pengembangan bisnis. Kurang agresif mengembangkan bisnis, kita akan mudah tersaingi. Terlalu agresif mengembangkan bisnis, maka anak-anak perusahaan yang dikembangkan cenderung lemah fondasi dan mudah bangkrut dalam waktu yang tidak lama.
Kita harus memiliki ambisi dalam hidup dan bisnis. Tetapi, berapa jauh ambisi itu akan terwujudkan, tergantung naluri kita untuk mengetahui di mana titik kecukupan yang kita miliki. Indahnya, kebahagiaan hidup seringkali juga berada di titik kecukupan yang sama.
Lingkungan Taiping yang begitu asri sangat baik untuk kesehatan sang nenek. Beberapa minggu lalu, sang nenek berulang tahun ke-105. Luar biasa, bukan? Meski, setahun terakhir, penglihatannya menurun drastis. Sang nenek mengeluh kualitas hidupnya juga ikut menurun. Kurang lebih tiga bulan lalu, sang nenek ditemani sopir yang setia minta berkunjung ke sebuah danau kecil dekat Taiping.
Danau itu memang tempat favorit sang nenek. Beliau sempat mengagumi keindahan danau itu sesaat. Lalu, anehnya, beliau mengatakan pada sopirnya: "Cukup. Ini kesempatan aku yang terakhir untuk menikmati danau itu." Tentu saja sopirnya heran atas komentar itu. Dan sebelum pulang, sang nenek juga minta mampir di bekas sekolahnya dulu. Di sana sang nenek sejenak merenung dan mengenang. Lalu mereka pulang.
Tak lama kemudian, sang nenek mulai menolak makan. Beliau benar-benar berpuasa. Cuma minum saja. Hal ini berjalan enam minggu. Menurut dokter, entah kenapa sang nenek kehilangan semangat hidup. Secara tidak langsung, ia memang berpuasa untuk meninggal. Di usia 105 tahun, mungkin sang nenek sudah merasakan hidup yang sangat cukup. Kini saatnya ia pergi meninggalkan dunia yang fana ini. Itulah sebabnya, ketika sang nenek berulang tahun ke-105, kurang lebih dua minggu lalu, hampir semua kerabatnya di seluruh penjuru dunia datang untuk merayakan.
Walaupun fisik sang nenek sangat lemah, perayaan tetap berjalan meriah. Yang menakjubkan adalah komentar sang dokter, yaitu biarpun keinginan untuk mati sang nenek begitu besar, fisiknya tetap tegar, seolah tidak mau menyerah begitu saja. Tak lama setelah semua kerabat ke airport untuk kembali ke masing-masing tempat tinggal mereka, dokter melaporkan sesuatu yang unik, tiba-tiba saja fisik sang nenek melemah. Dan dua hari setelah pesta ulang tahunnya, sang nenek wafat.
Saat teman saya mengabari ihwal wafatnya sang nenek, pikiran saya menerawang sangat jauh. Teman saya sendiri sangat antusias untuk kembali ke Taiping untuk acara penguburan sang nenek. Ia mengatakan jarang sekali menghadiri pemakaman dengan hati yang penuh kelegaan dan sukacita. Hanya kali ini ia mengalaminya. Pemakaman neneknya bukanlah sebuah kesedihan, melainkan perayaan tentang hidup yang sangat luar biasa. Tidak banyak orang bisa hidup hingga 100 tahun, dengan sebuah kebahagiaan seperti neneknya. Barangkali metode puasa untuk mengakhiri hidupnya agak radikal. Tetapi sang nenek mengilhami kita bagaimana dalam hidup ini punya keberanian untuk mengatakan cukup.
Mpu Peniti juga punya cerita menarik. Seorang pengusaha yang sudah memiliki dua istri datang ke Mpu Peniti. Dia minta diberi petunjuk agar dibukakan jalan untuk bisa menambah satu istri lagi. Ia ingin punya tiga istri. Mpu Peniti sempat sewot. Ia bertanya, apakah dua istri itu tidak cukup. Menurut Mpu Peniti, kalau nanti sudah punya tiga istri, pasti akan ingin punya empat istri. Dan kalau sudah ketagihan, pasti nanti akan ada istri yang dicerai untuk mendapatkan istri baru. Menurut Mpu Peniti, pengusaha itu tidak tahu batas di mana cukup yang sebenarnya.
Menurut Mpu Peniti, dalam hidup ini kita harus punya naluri yang mengerti titik kecukupan. Bila tidak, kita akan menjadi orang yang serakah dan loba. Karena sesungguhnya kenikmatan dan kebahagiaan hidup ini ada di titik kecukupan itu. Makan yang nikmat adalah kalau kita kenyang dengan cukup. Kekenyangan akan membuat sesak dan susah bernapas. Tidur yang paling nikmat adalah tidur yang berkecukupan. Terlalu banyak tidur akan membuat kita malas.
Dalam bisnis dan manajemen, kita juga harus tahu batas kecukupan yang sama. Kurang marah, kita akan dianggap lemah. Terlalu banyak marah, kita pasti dianggap sebagai pemimpin pemarah yang kasar dan kebakaran jenggot. Jadi, marahlah secukupnya. Sama pula halnya dengan pengembangan bisnis. Kurang agresif mengembangkan bisnis, kita akan mudah tersaingi. Terlalu agresif mengembangkan bisnis, maka anak-anak perusahaan yang dikembangkan cenderung lemah fondasi dan mudah bangkrut dalam waktu yang tidak lama.
Kita harus memiliki ambisi dalam hidup dan bisnis. Tetapi, berapa jauh ambisi itu akan terwujudkan, tergantung naluri kita untuk mengetahui di mana titik kecukupan yang kita miliki. Indahnya, kebahagiaan hidup seringkali juga berada di titik kecukupan yang sama.
Tuesday, December 12, 2006
Monday, December 11, 2006
Sunday, December 10, 2006
Friday, December 08, 2006
Thursday, December 07, 2006
NOMER 20
“36 strategi”, begitu judulnya, merupakan koleksi strategi Cina kuno yang sangat terkenal dan amat yahud untuk diterapkan dalam berbagai situasi, termasuk strategi berdagang. Konon tiada yang tahu siapa pengarang ke 36 strategi ini, namun yang jelas ke 36 strategi merupakan referensi penting dalam literatur kerakyatan bangsa Cina. Ke 36 strategi ini dibagi atas 6 bagian, dan diduga erat hubungan-nya dengan I-Ching yaitu ilmu perubahan. Begitu populernya 36 strategi ini, sehingga ahli perang kuno seperti Sun Tzu, Sun Bin, Han Xin dan Li Chin, semuanya mengandalkan implementasi dari 36 strategi ini.
Ke 36 strategi ini semuanya menarik dan punya daya tarik sendiri-sendiri. Saya sendiri menyukai strategi nomer 20, yaitu “Ilmu Mengail di Air Keruh”. Pertama saya amat terkesan dengan strategi ini, karena kita juga memiliki ungkapan yang sama. Kedua, strategi unik ini memberikan semangat optimisme kepada saya dalam berbagai situasi. Dan berkali-kali saya sudah diselamatkan dengan strategi ini. Itu sebabnya strategi ini memiliki nilai nostalgia yang mendalam buat saya. Berkat strategi ini, kita disuruh berpikir kreatif, waspada selalu, jangan pantang menyerah, dan biar bagaimanapun situasinya, bakalan ada peluang yang bisa kita manfaatkan.
Belum lama ini ketika membaca koran, saya di-ingatkan lagi dengan strategi unik ini. Yaitu ketika membaca fenomena Monica Lewinsky belum lama ini. Jelas-jelas skandal Monica memang bikin heboh luar biasa. Ketika masih dalam masa persidangan, tak urung Monica dicemohkan banyak orang. Pokoknya skandal Monica persis seperti air keruh yang bergolak. Namun kini keada-an-nya telah berubah 180 derajat. Monica menjadi sumber rejeki yang luar biasa. Di Philipina ada pengusaha cerutu yang memanfaatkan cerita porno Bill Clinton dan Monica, dan membuat cerutu yang diberi nama ….. apa lagi kalau bukan Monica ? Hasilnya ? Tebak saja sendiri. Laris manis tanjung kimpul ! Fenomena Monica tidak berhenti disitu saja, tapi konon masih berlanjut panjang.
Misalnya saja dalam interview Monica dengan Barbara Walters, konon ditonton sampai 70 juta penonton. Dalam interview ini, Monica yang tidak ramping, seksi dan terlampau cantik, ternyata justru mengundang simpati kebanyakan wanita yang menontonnya. Yang justru mirip dengan Monica, yaitu tidak memiliki kecantikan ideal seperti tubuh seksi dan kecantikan ala model. Dalam interview ini wanita ternyata diam-diam menyimak serius penampilan Monica. Dan yang menjadi perhatian utama mereka adalah make-up Monica. Yang memang cukup ajaib. Monica dalam interview itu memang di make-up dengan penampilan baru, agar lebih lembut dan stylish. Hasilnya memukau habis para pemirsa penonton wanita. Diakhir acara, disebutkan kalau Monica memakai lipstick dan kosmetik Club Monaco. Hanya dalam seminggu, kosmetik ala Monica ini, diborong ludes oleh para wanita di 30 toko Club Monaco di Kanada dan Amerika. Pemilik butik Club Monaco sampai kewalahan tuntas. Kosmetik ala Monica jelas merupakan hasil mengail diair keruh. Rejeki nomplok.
Dongeng lainnya yang tak kalah seru, adalah sukses di balik rokok Marlboro. Rokok Marlboro lahir tahun 1924, sebagai salah satu rokok berfilter yang ditujukan untuk wanita. Mulanya dipasarkan dengan konsep segmentasi khusus wanita. Pokoknya Marlboro dibuat sebagai rokok yang lebih pas dan lebih sopan untuk wanita. Itu sebabnya kotak Marlboro berwarna merah, karena dulunya diposisikan sebagai rokok feminin. Malah dalam desain awalnya, ujung filternyapun berwarna merah, agar lipstick wanita yang mengisapnya tidak meninggalkan bekas noda. Kesannya agar lebih rapi dan tidak vulgar. Namun ide ini tidak dibeli mentah-mentah oleh kaum wanita jaman itu. Mengisap rokok tanpa filter jelas lebih nikmat. Tak heran apabila penjualan Marlboro amatlah kecil.
Barulah pada tahun 1950, dipublikasikan untuk pertama kalinya bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan karena dapat menimbulkan penyakit kanker paru-paru. Tahun 1953, mulai kelihatan tanda bahayanya. Penjualan rokok di Amerika tiba-tiba merosot. Produsen Marlboro melihat “ikan diair keruh”. Marlboro dari rokok feminin, kini diubah menjadi rokok yang lebih aman bagi konsumen. Berkat perlengkapan filter yang dimilikinya saat itu. Marlboro pun ikut program ganti kelamin. Ia jadi rokok macho sekarang. Rencana promosi dan iklanpun dibuat. Marlboro akan diiklankan dengan serangkaian tokoh macho yang perkasa dari pelaut hingga tentara. Namun biro iklannya, membujuk agar Marlboro diiklankan lewat koboi saja. Ternyata resep itu cespleng dan manjur. Koboi memang visi yang tepat. Hanya dalam setahun saja Marlboro melesat dari cuma menguasai pangsa pasar dibawah 1%, tiba-tiba menjadi salah satu dari 4 besar. Tak heran apabila promosi ala koboi itu tetap dipertahankan hingga kini.
Ditengah krisis dalam bentuk apapun, saya yakin ada celah untuk menyelipkan strategi nomer 20 ini. Saya optimis akan hal itu, karena telah saya alami sendiri. Kuncinya hanya satu. Jangan takut cebur ke air keruh ini. Pokoknya asal mau obok-obok, anda pasti kebagian ikan. Percayalah !
Ke 36 strategi ini semuanya menarik dan punya daya tarik sendiri-sendiri. Saya sendiri menyukai strategi nomer 20, yaitu “Ilmu Mengail di Air Keruh”. Pertama saya amat terkesan dengan strategi ini, karena kita juga memiliki ungkapan yang sama. Kedua, strategi unik ini memberikan semangat optimisme kepada saya dalam berbagai situasi. Dan berkali-kali saya sudah diselamatkan dengan strategi ini. Itu sebabnya strategi ini memiliki nilai nostalgia yang mendalam buat saya. Berkat strategi ini, kita disuruh berpikir kreatif, waspada selalu, jangan pantang menyerah, dan biar bagaimanapun situasinya, bakalan ada peluang yang bisa kita manfaatkan.
Belum lama ini ketika membaca koran, saya di-ingatkan lagi dengan strategi unik ini. Yaitu ketika membaca fenomena Monica Lewinsky belum lama ini. Jelas-jelas skandal Monica memang bikin heboh luar biasa. Ketika masih dalam masa persidangan, tak urung Monica dicemohkan banyak orang. Pokoknya skandal Monica persis seperti air keruh yang bergolak. Namun kini keada-an-nya telah berubah 180 derajat. Monica menjadi sumber rejeki yang luar biasa. Di Philipina ada pengusaha cerutu yang memanfaatkan cerita porno Bill Clinton dan Monica, dan membuat cerutu yang diberi nama ….. apa lagi kalau bukan Monica ? Hasilnya ? Tebak saja sendiri. Laris manis tanjung kimpul ! Fenomena Monica tidak berhenti disitu saja, tapi konon masih berlanjut panjang.
Misalnya saja dalam interview Monica dengan Barbara Walters, konon ditonton sampai 70 juta penonton. Dalam interview ini, Monica yang tidak ramping, seksi dan terlampau cantik, ternyata justru mengundang simpati kebanyakan wanita yang menontonnya. Yang justru mirip dengan Monica, yaitu tidak memiliki kecantikan ideal seperti tubuh seksi dan kecantikan ala model. Dalam interview ini wanita ternyata diam-diam menyimak serius penampilan Monica. Dan yang menjadi perhatian utama mereka adalah make-up Monica. Yang memang cukup ajaib. Monica dalam interview itu memang di make-up dengan penampilan baru, agar lebih lembut dan stylish. Hasilnya memukau habis para pemirsa penonton wanita. Diakhir acara, disebutkan kalau Monica memakai lipstick dan kosmetik Club Monaco. Hanya dalam seminggu, kosmetik ala Monica ini, diborong ludes oleh para wanita di 30 toko Club Monaco di Kanada dan Amerika. Pemilik butik Club Monaco sampai kewalahan tuntas. Kosmetik ala Monica jelas merupakan hasil mengail diair keruh. Rejeki nomplok.
Dongeng lainnya yang tak kalah seru, adalah sukses di balik rokok Marlboro. Rokok Marlboro lahir tahun 1924, sebagai salah satu rokok berfilter yang ditujukan untuk wanita. Mulanya dipasarkan dengan konsep segmentasi khusus wanita. Pokoknya Marlboro dibuat sebagai rokok yang lebih pas dan lebih sopan untuk wanita. Itu sebabnya kotak Marlboro berwarna merah, karena dulunya diposisikan sebagai rokok feminin. Malah dalam desain awalnya, ujung filternyapun berwarna merah, agar lipstick wanita yang mengisapnya tidak meninggalkan bekas noda. Kesannya agar lebih rapi dan tidak vulgar. Namun ide ini tidak dibeli mentah-mentah oleh kaum wanita jaman itu. Mengisap rokok tanpa filter jelas lebih nikmat. Tak heran apabila penjualan Marlboro amatlah kecil.
Barulah pada tahun 1950, dipublikasikan untuk pertama kalinya bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan karena dapat menimbulkan penyakit kanker paru-paru. Tahun 1953, mulai kelihatan tanda bahayanya. Penjualan rokok di Amerika tiba-tiba merosot. Produsen Marlboro melihat “ikan diair keruh”. Marlboro dari rokok feminin, kini diubah menjadi rokok yang lebih aman bagi konsumen. Berkat perlengkapan filter yang dimilikinya saat itu. Marlboro pun ikut program ganti kelamin. Ia jadi rokok macho sekarang. Rencana promosi dan iklanpun dibuat. Marlboro akan diiklankan dengan serangkaian tokoh macho yang perkasa dari pelaut hingga tentara. Namun biro iklannya, membujuk agar Marlboro diiklankan lewat koboi saja. Ternyata resep itu cespleng dan manjur. Koboi memang visi yang tepat. Hanya dalam setahun saja Marlboro melesat dari cuma menguasai pangsa pasar dibawah 1%, tiba-tiba menjadi salah satu dari 4 besar. Tak heran apabila promosi ala koboi itu tetap dipertahankan hingga kini.
Ditengah krisis dalam bentuk apapun, saya yakin ada celah untuk menyelipkan strategi nomer 20 ini. Saya optimis akan hal itu, karena telah saya alami sendiri. Kuncinya hanya satu. Jangan takut cebur ke air keruh ini. Pokoknya asal mau obok-obok, anda pasti kebagian ikan. Percayalah !
Subscribe to:
Posts (Atom)